Share

Bab 221 Terlau indah

"Arrgghhhh!" erang Efatta sekali lagi. Dua anak panah menancap di punggung Efatta sekaligus.

Meski tidak dapat melihat secara langsung, Alisya masih bisa mendengar dua anak panah telah menancap di atas punggung Efatta. Tanpa sadar air mata Alisya tumpah, menyadari pria di belakangnya bersungguh-sungguh melindungi sang ratu Kosmimazh.

"Efatta hentikan ... kumohon ..." isak Alisya.

"Diam!" teriak Efatta marah.

Mendapat bentakan dari Efatta, tangisan sang ratu menjadi samakin menjadi-jadi.

Setelah melewati tebing pasir hati Alisya menjadi sedikit lega. Hujan anak panah sepertinya juga sudah reda. Akan tetapi, para penunggang hitam tidak akan tinggal diam secepat ini. Berhenti sejenak untuk mengobati Efatta sangat tidak mugkin.

"Ha! Ha!" teriak Efatta membelah kesunyian hutan.

Tidak lama kemudian, dugaan Alisya terbukti. Para penunggang kuda hitam segera datang menyusul. Dari belakang anak panah kembali meleset mengejear sasaran hidup bak memburu binatang liar.

Saat melihat kilau c
Sunny Zylven

Emm ..... Efatta mati 😭😭😭

| Like
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (4)
goodnovel comment avatar
Sunny Zylven
Setiap tujuan yang besar selalu diiringi dengan pengorbanan yang besar. Jalan menuju tujuan tidak selalu mulus. Tidak jarang ketika kita menggapainya justru membuat kita kehilangan hal yang lain lagi ... T_T
goodnovel comment avatar
Sakura Asahara
tp perkataan effata yg trakhir masuk akal,bisa jdi perdana menteri yg tdk lain adlah paman alisya brsekutu dg penyihir agar bs naik ke singgasana,akhirnya mnikah dg selir Neelam,OMG tpi untuk kisah kasih alisya,jd berada gambar gtu Thor,secara aku fans berat effata alisya,,gmn dong,,.........
goodnovel comment avatar
Sunny Zylven
Aku juga sedih pas nulis bagian ini. Tapi bagaimana lagi ... meski Efatta mati, kehidupan Alisya masih harus berlanjut. Ada misi besarnya yang harus diselesaikan.
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status