Home / Fantasi / Dalam Genggaman Sang Raja / Bab 101 Penipuan Kerajaan

Share

Bab 101 Penipuan Kerajaan

Author: Sunny Zylven
last update Last Updated: 2021-10-19 21:12:38
Kim, Fasya , dan Selena tidak sadarkan diri. Tubuh mereka tergeletak di antara dedaunan kering.

Rombongan pengejar itu mencari jejak Kim dan Selena. Mereka menggunakan baju dan mantel berwarna hitam. Wajah mereka juga tertutup kain berwarna hitam. Hanya sepasang mata yang dapat terlihat dan juga tangan yang menenteng busur. Anehnya, ketika orang-orang berbaju hitam itu menemukan Fasya, Selena, dan Kim tidak sadarkan diri, mereka langsung pergi, tanpa memeriksa keadaan ketiganya.

Saat sadarkan diri, Selena terlihat kebingungan. Wanita itu mengedarkan pandangannya ke segala arah. Ternyata, dia berada di sebuah gubuk dengan perabotan sederhana yang terlihat murahan. Putri berambut pirang itu bangkit dari tempat tidur seraya memijat kepalanya. Ingatannya berputar menampilkan adegan terakhir kali sebelum dia tidak sadarkan diri.

'Di mana suamiku?'

Wanita itu kembali cemas. Dia bangkit dari ranjang dan berjalan menuju ke pintu. Rupanya dia masih berada di dalam hutan. Di luar rumah rupan
Sunny Zylven

Saya ucapkan 'terima kasih' sebesar-besarnya kepada para pembaca setia yang telah merelakan waktu untuk membaca buku ini. Juga, merelakan uangnya untuk beli koin buku ini, menulis komentar, review, memberikan gem/vote, mengajak orang-orang untuk membaca buku ini.šŸ˜šŸ˜šŸ˜ Thanks, I ā¤ļøu. Kalian ada di hati author Sunny.

| Like
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Dalam Genggaman Sang RajaĀ Ā Ā Bab 102 Kembalinya Pangeran Mahkota Fasya

    Sepasang suami-istri itu saling menatap cukup lama. Sebenarnya ada banyak hal yang ingin mereka ucapkan. "Kenapa? Kamu berambisi menjadi ratu?" Bibir pangeran itu begitu dekat dengan telinga Alisya."Tidak, Yang Mulia.""Benarkah? Bagaimana jika aku memang ingin menjadi raja?" Sebuah seringai mengembang di bibir Dafandra. Alisya terdiam. Wanita itu menelan ludahnya sendiri sedangkan tangannya mengepal kuat. "Kenapa diam saja? Kamu takut kepadaku?" Alisya menggeleng pelan. "Kenapa Yang Mulia ingin menjadi raja?""Mau tidak mau, suka atau tidak suka, takdir itu akan tetap menjadi milikku. Itulah mengapa ratu menginginkan agar kamu segera mengandung.""Aku masih tidak mengerti, Yang Mulia.""Tidak perlu terburu-buru untuk segera memahami segalanya. Kamu akan tahu saat tiba waktunya. Bagaimana? Kamu sudah siap untuk mengandung anakku?" Pangeran itu menatap lekat wajah Alisya. Rasa di hatinya sudah tidak sabar untuk mendapatkan segalanya dari wanita itu. "Setelah aku mengandung anak

    Last Updated : 2021-10-19
  • Dalam Genggaman Sang RajaĀ Ā Ā Bab 103 Kehamilan Selena

    Dengan mata terbelalak raja berkata, "Anakku ... Itu kah kamu?" "Benar, Ayahanda. Ini aku Fasya putramu. Maaf, telah membuat Ayahanda gelisah." Fasya menjawab dari gendongan Kim."Siapkan kursi!" peritah raja. Tidak lama kemudian dua orang pengawal membawakan kursi untuk Fasya. Pangeran mahkota duduk dengan tenang di hadapan raja dan para menteri. "Apa yang terjadi?" Wajah raja memang terlihat lebih tenang, tetapi rasa penasarannya belum sirna."Sekelompok orang tidak dikenal menyerang kami saat melintasi hutan. Untungnya kami berhasil melarikan diri. Akan tetapi, saat dalam pelarian kami terperosok ke dalam jurang. Untungnya kami diselamatkan oleh seorang kakek yang hidup sebatang kara di hutan," jelas Fasya. Dafandra merasa ada yang tidak beres dengan apa yang terjadi pada Fasya. Pasalnya dia menyelidiki langsung peristiwa ini. Dengan mata kepalanya sendiri terlihat jelas jejak kaki mereka hilang secara misterius. Apa lagi di beberapa tempat ditemukan tetesan darah yang mengering

    Last Updated : 2021-10-21
  • Dalam Genggaman Sang RajaĀ Ā Ā Bab 104 Kesadaran Menjaga Diri

    Dafandra dikejutkan oleh ucapan ratu. Pangeran itu dihadapkan pada pilihan yang sulit. Di satu sisi jelas Dafandra tidak ingin mengecewakan ratu. Di sisi lain, pangeran itu tidak ingin memaksa Alisya untuk bercinta. "Tenanglah, Ibunda. Aku hanya butuh lebih banyak waktu untuk bersama dengan Alisya. Aku belum punya keinginan untuk menikah lagi dalam waktu dekat." Tentu saja, pernikahan kedua hanya akan memperkeruh keadaan di saat hubungannya dengan Alisya tidak berjalan dengan baik. "Anakku, wanita itu sangat licik dan sekarang dia mengandung. Kita harus tetap waspada dan memanfaatkan momentum ini dengan baik.""Tentu, Ibunda." Dengan menyimpan sedikit kegelisahan, Dafandra pergi dari ruangan ibunya. Pangeran itu telah membuat janji untuk bertemu Alisya. Meskipun bukan janji bercinta, tetapi kesempatan ini sangat berarti bagi Dafandra. Pangeran itu berencana membangun hubungan yang baik dengan putri dari kerajaan Crysozh. Malam itu Dafandra berjanji akan menemui Alisya di paviliunn

    Last Updated : 2021-10-21
  • Dalam Genggaman Sang RajaĀ Ā Ā Bab 105 Kemandulan Pangeran Mahkota Fasya

    "Kim, apa yang kamu lakukan? Berdirilah!" "Hamba tidak akan berdiri sampai Putri berjanji untuk menemui pangeran mahkota." Kim berkata seraya menundukkan kepala."Baiklah, aku bersedia, tetapi aku mempunyai syarat.""Apa itu, Putri?" Kim mulai terlihat bersemangat."Kawal aku dari awal sampai akhir.""Tentu saja, Putri. Itu sudah tugas hamba untuk menjamin keselamatan Putri." Setelah bersepakat dengan Kim, secara sembunyi-sembunyi Alisya pergi bersama Kim. Putri itu mengenakan sebuah mantel berwarna biru tua sehingga orang-orang tidak bisa dengan jelas melihat wajahnya. "Sudah sampai, Putri. Silahkan masuk." Kim membungkukkan badannya dan mempersilahkan Alisya untuk masuk ke dalam ruangan Fasya."Masuklah bersamaku!""Tidak, Putri. Pangeran Mahkota hanya ingin berbicara secara pribadi dengan Putri." Alisya menghela napas panjang. Putri itu sadar, jika sampai ketahuan tindakannya bukan hanya akan memancing kecemburuan Selena, tetapi juga kemarahan Dafandra. Akan tetapi, sang putri s

    Last Updated : 2021-10-22
  • Dalam Genggaman Sang RajaĀ Ā Ā Bab 106 Menyembunyikan Bangkai

    "Yang Mulia, aku akan meresepkan obat untukmu." "Baiklah." Alisya mengambil secarik kertas di meja dan menuliskan resep obat untuk diminum dan untuk dibalurkan di kulit. Saat menulis sekilas Alisya mencuri pandang ke arah pangeran mahkota. Wajahnya terlihat murung. Tentu saja, fakta seperti ini pasti akan mengejutkan siapa pun. "Ini, Yang Mulia." Alisya mengulurkan resep obatnya kepada Fasya."Alisya ... kumohon bantu aku untuk mengakhiri ini semua." Alisya tertegun mendengar ucapan Fasya. "Maksud Yang Mulia?""Jika raja sampai mendengar tentang fakta ini, pasti hatinya akan sangat sedih dan menganggu kesehatannya. Akan tetapi, sejujurnya ini sangat menyakitkan untukku." Fasya menghela napas panjang sembari menahan air matanya. Kisah hidupnya sejak awal sudah sangat menyedihkan, ditambah lagi fakta baru yang membuat Fasya ingin mengakhiri hiduyp sekarang juga. "Aku akan memberikan pengakuan kepadamu. Sejujurnya, setelah mendengar fakta ini aku merasa sedikit lebih lega karena bu

    Last Updated : 2021-10-23
  • Dalam Genggaman Sang RajaĀ Ā Ā Bab 107 Serangan Selena Kepada Alisya

    Berhari-hari sejak pertemuan Selena dengan ratu dan Alisya membuat hidupnya menjadi tidak tenang. Meski belum ada satu pun hal buruk yang menimpa Selena, Putri dari Samargdyzh itu merasa terancam. "Apa yang sebenarnya terjadi kepadamu Selena, beberapa hari ini kamu terlihat tidak nyaman?" ucap Fasya sebelum beranjak tidur."Benarkah? Apakah seburuk itu ekspresi wajahku?" Selena menjawab dengan murung."Ada apa, Istriku? Katakanlah!""Tidak ada apa-apa. Aku hanya sedikit rindu dengan ayahanda dan Ibunda.""Jika kamu rindu, cobalah mengirim surat kepada mereka.""Tentu, terima kasih atas perhatiannya, Suamiku." Tidak lama setelah itu Fasya tertidur sedangkan Selena belum bisa memejamkan matanya barang sesaat. Putri berambut pirang itu dipenuhi kebencian kepada Alisya. Ingatannya membawa kembali pada kejadian dua pekan yang lalu saat dirinya melihat Alisya keluar dari ruangan Fasya bersama dengan Kim. Tingkat rasa ingin tahu Selena berada pada titik maksimal. Juga ucapan memojokan Alisy

    Last Updated : 2021-10-24
  • Dalam Genggaman Sang RajaĀ Ā Ā Bab 108 Penawar Obat Alisya

    "Apa yang kamu lakukan kepada menantuku?" selidik ratu."Hamba tidak melakukan apa pun," jawab Belen apa adanya. Kecurigaan ratu langsung tertuju kepada Belen. "Kenapa dia bisa terluka?" "Hamba tidak tahu, Ratu. Saat hamba melintas tidak sengaja mendengar suara gaduh di koridor. Sesampainya di sana putri telah terluka." Ratu menghela napas panjang. Kecurigaan ratu bukan tanpa alasan. Meski Dafandra dan Belen telah berteman sejak lama, tetapi kematian Maulvi bisa jadi pemicu retaknya hubungan persahabatan mereka. Bukankah darah lebih kental dari pada air? "Benarkah?""Benar, Ratu. Jika Ratu tidak percaya, Anda bisa menanyakan langsung kepada putri saat dia tersadar." Dafandra yang baru saja pulang dari pangkalan militer terkejut mendengar cerita pelayan Alisya. Serta-merta hati pangeran berambut pirang itu dipenuhi kecemasan. Tanpa membuang waktu, Pangeran kedua berlari menuju ruangan dokter. Sesampainya di sana dia bertemu dengan ratu dan Belen yang tengah menunggu Alisya di luar

    Last Updated : 2021-10-25
  • Dalam Genggaman Sang RajaĀ Ā Ā Bab 109 Gugurnya Janin Selena

    Baik Alisya ataupun Dafandra keduanya hanya saling diam. Bukankah mereka tidak pernah sedekat ini sebelumnya? Meski begitu, sebenarnya hati mereka saling terpaut. Tidak ada kata maaf dari Dafandra. Alisya pun tidak terlihat kesal seperti sebelumnya. "Tinggal sedikit obatnya," kata Dafandra memecah keheningan."Aku tidak ingin lagi." Alisya menjawab dengan canggung. Tiba-tiba terdengar suara Arys dari balik pintu. Sepertinya ada hal serius yang akan dia sampaikan. Dafandra segera memerintahkan pengawal pribadinya untuk masuk. "Ada apa Arys? Bukankah aku telah memerintahkanmu untuk memata-matai Selena?""Lapor, Yang Mulia. Putri mahkota kehilangan bayinya.""Apa maksudmu?""Setelah beberapa hari tidak terlihat baru saja hamba mencuri dengar dari pembicaraan dokter yang merawat putri mahkota.""Apa yang terjadi Kepadanya? Apakah dia terjatuh?" tanya Alisya dengan suara lirih."Hamba dengar itu karena racun.""Racun? Apakah dia memakan sesuatu?""Tidak, Putri. Racun itu berasal dari seb

    Last Updated : 2021-10-26

Latest chapter

  • Dalam Genggaman Sang RajaĀ Ā Ā Ekstra part 3

    Saat makan malam tiba. Dalam satu meja makan terdapat Dafandra, Alisya dan ibu suri. Suasana di meja makan sangat hening, sampai ibu suri angkat bicara. "Aku dengar kamu telah mengalami perdarahan. Apakah ketubanmu telah pecah?" "Belum, Ibu Suri." Alisya menjawab sopan. "Makanlah yang banyak agar tubuhmu lebih kuat menghadapi persalinan! Mungkin nanti malam atau besok pagi anakmu akan lahir. Semoga persalinanmu berjalan lancar." Ibu suri menatap Alisya yang terlihat sedikit malas menyendok makanan. "Terima kasih atas perhatiannya, Ibu Suri." Alisya membalas ucapan ibu mertuanya dengan senyuman. Sepertinya ibu raja juga turut bahagia karena akan menyambut cucu pertamanya. Setelah acara makan malam usai ibu suri meninggalkan ruang makan. Di ruang makan Alisya masih terduduk di kursinya. Sang ratu kembali menahan sakit dengan tangan mengelus perut yang menegang. Pada saat yang sama janin Alisya juga bergerak seakan mengabarkan dirinya tidak sabar untuk segera terlahir. "Ayo, Alisya!

  • Dalam Genggaman Sang RajaĀ Ā Ā Ekstra part 2

    "Benarkah?" Alisya bangkit untuk melihat secara langsung darah yang Dafandra maksud. Sang raja menelan ludahnya sendiri. Alisya bukan lagi gadis perawan. Kenapa kewanitaannya mengeluarkan darah? Seketika wajah pria nomor satu di Kosmimazh berubah pucat. Sang raja tidak habis pikir jika perbuatannya dapat mengakibatkan sang istri mengalami perdarahan. "Aku akan segera memanggil dokter!" tangan raja segera meraih baju di sisi ranjang. "Yang Mulia!" Alisya menahan lengan kekar Dafandra. "Darah ini pertanda aku akan segera melahirkan, Yang Mulia." Alisya tersenyum lebar. "Benarkah?" Alis raja melengkung ke atas seakan tidak percaya dengan ucapan yang baru saja dia dengar. Entah karena Hujaman raja yang terlalu keras atau karena efek peleasan hormon cinta di tubuh ratu, yang jelas usia kehamilan Alisya sudah lebih dari cukup untuk melahirkan bayi. "Jika kontraksinya bagus, mungkin nanti sore atau malam, bayimu akan lahir." Senyuman di bibir merah delima Alisya merekah indah, membuat

  • Dalam Genggaman Sang RajaĀ Ā Ā Ekstra part 1

    Malam yang dingin menyelimuti kota Asteryzh. Ibu kota kerajaan Kosmimazh. Dingin yang seakan menusuk tulang membuat siapa pun ingin meringkuk di bawah selimut tebal. Akan tetapi, malam ini Alisya menyibak selimut dengan rasa gusar. Bintik-bintik keringat menghiasi dahi wanita nomor satu di Kosmimazh. "Ada apa?" Gerkaan kasar ratu membuat raja terbangun dari mimpi. "Aku hanya merasa gelisah, Yang Mulia." Alisya Menjawab segera pertanyaan suaminya seraya duduk di ranjang. Merapatkan tubuh pada wanita berambut merah, Dafandra berbisik di telinga putri Crysozh. "Kenapa?" Tangan raja mengelus perut bulat wanita dalam dekapan. "Seharusnya, bayi ini sudah lahir. Tetapi, aku belum merasakan tanda-tanda akan melahirkan." Alisya menundukkan wajah sehingga wajah tertutup rambut merah bagaikan tirai. Raja berpindah posisi tepat di hadapan ratu. Tangan menyibak rambut, Dafandra memegang kedua sisi wajah sang putri Crysozh. Pria nomor satu di Kosmimazh sangat mengerti kegundahan hati istrinya.

  • Dalam Genggaman Sang RajaĀ Ā Ā Terima Kasih Pembaca

    Terima kasih kepada segenap pembaca yang telah mengikuti kisah Alisya sampai akhir. Bagi saya, Alisya adalah cinta pertama saya dalam dunia novel, karena dia dalah original character pertama buatan saya. Dengan kata lain, novel ini adalah novel pertama saya. Mohon maaf jika karya ini masih jauh dari kata sempurna. Maaf juga jika ada yang kurang puas dengan akhir dari jovel ini. Yang jelas, saya berusaha menulis novel ini dengan sepenuh hati. Sudah tidak terhitung banyaknya waktu dan revisi yang saya lakukan untuk novel ini. Semua itu saya lakukan untuk mencoba memberikan yang terbaik bagi pembaca. Ikuti juga novel-novel author Sunny Zylven selanjutnya, Ya! Salam sayang, Sunny Zylven ā¤ļøā¤ļøā¤ļø

  • Dalam Genggaman Sang RajaĀ Ā Ā Bab 234 Pelukan Ibu

    Memasuki kamar Raja Rifian, Alisya tidak menyangka akan bertemu ibu suri. Meski canggung, adik kandung penguasa Crysozh tetap berusaha tenang dan tersenyum. "Hormat kepada Ibu Suri," ucap Alisya, selanjutnya memberikan hormat kepada raja yang masih terbaring di ranjang. "Syukurlah, akhirnya kakak sadar juga!" Seulas senyuman terlukis di bibir sang putri Crysozh. Setelah dokter menemukan penyebab utama raja tidak kunjung sadar, perawatan ekstra diberikan kepada pria normor satu di kerajaan Crysozh. Kesehatan Raja Rifian memang belum pulih sempurna. Wajah kakak Alisya juga masih terlihat pucat. Akan tetapi, itu masih lebih baik dari pada terus terpejam tidak sadarkan diri. "Ya, semua ini berkat suamimu," balas Rifian. "Suamiku?" Alis sang ratu Kosmimazh melompat bersamaan. "Tentu saja, jika tidak karena pertolongannya, baik aku, kamu, ibu, dan rakyat tidak berdaya pasti sudah mati di tangan Paman Ega. Aku sangat berterima kasih kepadanya. Kamu sangat beruntung Alisya, mempunyai seo

  • Dalam Genggaman Sang RajaĀ Ā Ā Bab 233 Melabuhkan Rindu

    "Bagaimana keadaannya, Dokter?" tanya Dafandra kepada pria berambut putih. Dengan wajah cerah Iason berkata, "Yang Mulia tenang saja, kondisi janin Ratu Alisya baik-baik saja." Setelah sekian lama di Crysozh, baru kali ini Alisya mendapatkan pemeriksaan medis oleh dokter kerajaan Crysozh. Keadaan sebelumnya yang memaksa sang ratu Kosmimazh untuk menyembunyikan kehamilan. Spontan senyuman di bibir pria nomor satu Kosmimazh melebar, "Terima kasih, Dokter." "Sebaiknya Yang Mulia beristirahat terlebih dahulu di Crysozh, jangan buru-buru kemabli ke Kosmimazh. Biarkan Ratu Alisya beristirahat setelah hari-hari yang buruk menimpanya." Kepala dokter kerajaan memandang Alisya dan Dafandra bergantian. "Tentu, Dokter! Aku akan memberikan waktu istirahat yang banyak untuk ratuku," jawab Dafandra segera. "Guru, ngomong-ngomong bagaimana keadaan kakakku?" tanya Alisya dengan kedua alis melengkung ke atas. Rasa di hati putri Crysozh belum lega jika sang kakak belum pulih kembali. "Yang Mulia b

  • Dalam Genggaman Sang RajaĀ Ā Ā Bab 232 Jangan Pernah Tinggalkan Aku

    Layang-layang di angkasa terlihat berpencar. Lysias dan beberapa penyihir lain menembakan sihir ke langit. Saat fokus para penyihir tertuju pada puluhan layang-layang dan terjadi ledakan berkali-kali di ketinggian, sekumpulan pria entah dari mana menggiring pengunjung alun-alun menjauhi pusat keributan melalui jalan yang sepertinya telah disiapkan. Pertempuran di darat dan udara pun pecah. Setelah semua penduduk di pesta berhasil dievakuasi, ratusan panah api turun dari langit bagaikan hujan deras. Prajurit sihir yang kehilangan kemampuan sihir karena tangan dan mulut tidak bisa digerakkan lari kocar-kacir. Tidak membutuhkan waktu lama kobaran api membakar beberapa sisi alun-alun yang terbuat dari kayu. "Mungkinkah mereka pasukan Yang Mulia ..?" gumam sang ratu Kosmimazh. Para gadis di dalam sangkar mulai panik, mereka berteriak dan menangis. Melirik ke sisi kiri, Alisya mendapati ibu kandungnya menatap keributan dengan santai. Begitu juga dengan Gelsi, si Mentri pertahanan. Keduan

  • Dalam Genggaman Sang RajaĀ Ā Ā Bab 231 Layang-layang

    "Apa ada di antara kalian yang ingin mengikuti jejak Gelsi? aku akan menerimanya dengan senang hati" tanya Ega dengan salah satu alis terangkat. Semua orang di dalam aula kerajaan terdiam. Para menteri yang tamak tentu saja akan lebih memilih nyawa mereka masing-masing. *** "Yang Mulia, tiga hari lagi kerajaan akan mengadakan upacara pengangkatan raja. Pada malam pengangkatan raja, akan diadakan upacara pengorbanan lima puluh gadis perawan dan tiga orang bangsawan." Arys memberikan laporan kepada pria berambut pirang yang tengah duduk termenung memandang peta ibu kota Stemmazh. "Apa? Pengorbanan lima puluh gadis perawan dan tiga bangsawan? Apa maksudnya?" tanya Dafandra dengan kedua alis melompat bersamaan. Pria nomor satu di Kosmimazh tidak dapat menyembunyikan keterkejutan. "Mereka akan menggelar ritual sihir!" jelas Arys. "Sial!" umpat pria nomor satu di Kosmimazh sambil mengepalkan tangan di atas meja. "Menurut informasi dari intelejen, Pangeran Ega akan mengorbankan para pe

  • Dalam Genggaman Sang RajaĀ Ā Ā Bab 230 Lima Puluh Gadis Dan Tiga Bangsawan

    "Kasihan sekali raja baru kita, belum lama menjabat kini harus merelakan diri turun dari tahta," ucap seorang wanita bergaun biru di salah satu gang ibu kota. "Benar sekali. Akan tetapi, aku rasa itu yang terbaik demi kemajuan kerajaan. Kita tidak bisa terus-terusan menunggu orang yang tertidur untuk bangun, sedangkan rakyat setiap hari bangun pagi untuk mencari sepotong roti," saut wanita bergaun cokelat. "Setuju! Apalagi yang akan menjadi raja selanjutnya adalah Pangeran Ega. Bukankah dia pejabat yang bijaksana?" Wanita bergaun ungu turut angkat bicara. "Benar ... Benar sekali!" Jawab wanita bergaun biru dan cokelat serempak. Suasana di ibu kota benar-benar kondusif untuk segera melengserkan Raja Crysozh yang berkuasa. Segala lini kehidupan telah memberikan dukungan kepada calon raja baru. Bahkan, pada lapisan masyarakat paling bawah. Penduduk kota telah menyambut pengangkatan raja baru dengan mendekorasi kota sedemikian rupa. Siapa sangka, di saat yang sama pasukan penyihir yan

DMCA.com Protection Status