Arabella mulai merasakan silau dari luar kelopak matanya, gadis itu berusaha untuk membuka matanya yang terasa sangat berat dan sulit untuk dibuka. Namun ia tetap berusaha, hingga matanya benar-benar terbuka sempurna. Ia berada di kamar ketika pertama kali membuka matanya saat ia tiba di dunia ini. Namun saat ini ia sama-sekali tidak melihat adanya Reza di depannya, dengan perlahan ia mulai bangkit berdiri. Aneh.Tubuh nya terasa lebih ringan daripada sebelumnya, dan dengan perlahan ia mulai melangkahkan kakinya menuju cermin besar yang tidak jauh darinya.
Semakin dekat ke cermin itu, Arra semakin tidak bisa mengenali wajah yang lama. Rambut nya yang sepenuhnya memutih, persis seperti rambut Reza, kakek nya dan semua orang yang ia lihat sebelumnya. Ahh, tiba-tiba Arra tersadar dengan lelaki tua itu. Ia tidak tahu bagaimana keadaannya sekarang. Arra kembali menatap pantulan dirinya yang keihatan lebih tinggi, dan warna matanya yang putih, seputih salju ketika pertama kali turun. Sekarang, Arra bahkan tidak bisa mengenali mata coklat nya yang dulu.
Perhatian Arra teralih dan melihat sosok lelaki yang ia cari beberapa menit yang lalu memasuki kamar nya dengan wajah cemas bercampur sedikit raut wajah senang. "Kau sudah bangun Queen?" Ujar Reza segera mendekat ke arah Arra hendak memeluk nya, namun badan Reza tiba-tiba terhempas membentur dinding. Arra membelalak matanya, terkejut. Ia benar-benar tidak bisa berkata apa-apa, Arra langsung berlari mendekat ke arah Reza dan kali ini tidak terjadi apa-apa lagi.
"K-kau tidak apa-apa Za?" ujar Arra menyentuh ujung bibir Reza yang berdarah. Arra segera menarik tangannya, sekarang ia terkejut untuk yang kedua kalinya. Sudut bibir Reza langsung sembuh begitu saja ketika ia menyentuh nya. "S-sebenarnya apa yang terjadi?" ujar Arra menjauhkan dirinya dari Reza
"Itu adalah kekuatan mu Queen, dan ini semua diluar prediksi dari yang mulia. Aku rasa kita harus mencari orang yang lebih kuat dari mu untuk membantumu mengontrol kekuatan mu!" seru Reza sambil bangkit berdiri. Sejujurnya, Reza sendiri begitu kaget saat tubuh nya yang tiba-tiba terhempas ketika hendak memeluk Arra dan sudut bibir nya yang tiba-tiba sembuh saat Arra menyentuhnya. Dan Reza baru menyadari bahwa ramalan itu memang benar adanya. Sekarang ia tidak bisa lagi mendekati Arra tanpa persetujuan gadis itu. Jika itu terjadi, maka kemungkinan terbesarnya adalah dia akan terus terlempar jauh.
"Aku belum mengerti mengapa aku bisa sampai ke dunia ini dan tentang kekuatan ini Za, mengapa aku merasa bahwa aku sedang bermimpi."Seru Arra dengan air mata yang keluar dari pelupuk mata gadis itu. "Lalu dimana kakek?" ujar Arra dengan pelan, takut bahwa apa yang ada di pikirannya menjadi sebuah kenyataan.
"Maaf Queen, Yang mulia sudah tiada!" seru Reza
"Bilang bahwa kau tidak sedang bercanda Reza!" Ujar Arra yang terlihat begitu terpuruk. Angin kencang tiba-tiba bertiup kencang dan hujan langsung turun.
"Queen, tolong! Jangan menangis, karena angin dan hujan akan ikut turun ketika anda menangis seperti ini!" ujar Reza berusaha mendekat ke arah Arra. Dengan perlahan, sangat perlahan Reza mendekat dan mengulurkan tangan nya. Ia tidak terlempar. Dengan segera, Reza langsung memeluk Arra erat membiarkan gadis itu menangis di dadanya. Bersamaan dengan angin yang bertambah kencang dan hujan yang bertambah deras serta petir yang terlihat saling menyambar di langit. "Arra, dengarkan aku. Kematian yang mulia bukan lah karena dirimu. Tapi karena itu sudah menjadi sebuah tradisi, umurnya sudah ribuan tahun dan kakek mu memang sudah tau bahwa itu adalah waktunya. Dan kami beruntung, semua kaum penyihir putih beruntung bahwa kakek menemukanmu tepat pada waktunya!" seru Reza berusaha menenangkan.
Cukup lama bagi Arra untuk menghentikan tangis nya, Reza tau bahwa Arra bukan lah gadis cengeng yang mudah menangis. Tapi sekali gadis itu menangis, ia tahu bahwa perasaannya sedang terpuruk dan butuh pelampiasan. Arra akhirnya terdiam namun masih terisak sesekali, ia lalu menatap Reza dengan wajah sembab nya itu. Hati Reza langsung meletus begitu melihat wajah Arra yang begitu memilukan.
"Arra, kau lihat? Angin sudah berhenti bertiup kencang dan hujan juga sudah reda!" seru Reza untuk mengalihkan perhatian Arra dari nya. Gadis itu memalingkan wajah nya lalu ikut menatap jendela yang sudah berhenti bergerak dan hujan juga sudah tidak terdengar lagi.
"Mengapa bisa begini? Ceritakan pada ku semuanya!" seru Arra sambil kembali menatap wajah Reza
"Baiklah Queen, tapi sebelumnya. Maaf. Aku lancang memelukmu!" ujar Reza sambil membungkuk
"Terimakasih!" ujar Arra pelan membuat Reza mengangkat kembali wajah nya yang menunduk. Ia lalu menatap wajah Arra, gadis yang berbeda kasta dengan nya. Gadis yang mampu menggetarkan hati,jiwa dan raga nya. Namun Reza sadar bahwa ia seharusnya tidak bisa merasakan hal ini.
"Baiklah, aku akan menceritakannya. Kau adalah putri dari penguasa kaum penyihir dulunya Arra, orang tua mu menitipkan ku di bumi. Dan orang tua mu di bumi itu adalah sebatas pengasuh mu saja, dan mereka juga adalah sesama penyihir. Saat kau sudah beranjak 5 tahun, mereka dibunuh dan tewas di tangan para iblis yang ingin membunuhmu juga. Saat itu, ayah ku selalu melindungi mu dan menyuruhku untuk selalu menjaga dan menjadi temanmu. Sebenarnya kedua orang tuamu masih hidup, namun tak satupun tau dimana mereka berada setelah perang hebat itu yang membuat mereka harus menitipkan mu di bumi saat itu. Mereka juga menghapus sebagian ingatan mu Arra. Dan kekuatan yang kau dapat adalah kekuatan dari para leluhur penyihir putih yang berada pada yang mulai sebelumnya. Namun, karena kau adalah penguasa di kaum penyihir sejak usiamu bertambah. Maka secara jelas, semua kekuatan itu akan dialihkan pada mu. Namun, aku harus mengakui bahwa kekuatan yang berada di tubuh mu melebihi kekuatan dari yang mulia De Bond dan juga kedua orang tua mu. Rasanya ada sesuatu yang masuk ke dalam tubuh mu juga!" ujar Reza
Arra masih diam, rasanya sulit untuk menerima semua kenyataan ini. Entah mengapa, tapi yang jelas nya semua nya terlihat seperti imajinasi dalam mimpinya.
"Kau bisa tidak percaya, tapi kau harus bisa menerima kenyataan bahwa kau, aku bukan lah manusia Arra. Dan kami membutuhkan perlindungan mu! Kami butuh penguasa kami kembali dan melindungi bangsa ini!" seru Reza
"Aku tidak tau Reza, aku tidak yakin bisa memenuhi apa yang sudah kau katakan. Rasanya begitu mustahil!" seru Arra mengalihkan perhatiannya. Sekarang ia berjalan menuju ke arah jendela yang tiba-tiba terbuka saat ia hendak membuka jendela itu. Arra kembali terkejut, rasanya seperti sihir. Lalu, perhatian Arra tertuju pada pemandangan di depannya, kondisi di luar begitu berantakan. Lalu ada beberapa mayat yang sedang di angkut dan mereka sedang berjalan ke arah menuju hutan. Arra segera membalikkan badannya lalu menatap Reza dengan tatapan menuntut penjelasan.
*****
Arra tidak bisa berkata apa-apa, di depan matanya tergeletak tubuh-tubuh yang sudah tidak bernyawa. Banyak bangunan hancur dan sekarang Arra baru sadar bahwa pepohonan di sekitar bangunan besar itu juga hancur.Flashback:Setelah Yang mulia De Bond jatuh tak sadarkan diri, Reza segera naik ke atas tangga dan segera meraih Arra, Queen mereka yang nampak tidak sanggup menahan elemen yang masuk ke dalam tubuh nya. Tetua mereka segera memerintahkan Reza untuk membawa Arra kembali ke dalam kastil istana. Hal yang tidak terduga terjadi, saat acara pertukaran selesai. Tiba-tiba mereka diserang oleh para klan penyihir hitam dan klan iblis.Para penyihir putih segera mengerahkan tenaga mereka untuk melawan musuh. Namun, pertumpahan darah tidak bisa terelakkan. Para peyihir putih hampir gugur, namun sebelum itu terjadi. Ada orang yang membantu mereka melawan ras iblis dan penyihir hitam. Akhirnya mereka bisa memukul mundur mereka, namun banyak dari pe
"Lapor Lord, saya sudah memeriksa. Dan memang kekuatan itu berasal dari penyihir putih, aku melihat penguasa mereka yang baru adalah seorang wanita Lord!""Seberapa kuat?""Aku rasa begitu kuat Lord!""Baik, awasi terus mereka. Jika ada pergerakan dari musuh, segera beritahu aku. Aku tidak ingin mereka jatuh ke tangan yang salah!""Baik Lord, dan satu lagi. Reza masih bersama Queen' Penguasa penyihir putih' dan aku yakin mereka pasti bisa mengontrol nya Lord!" seru Damian"Reza? Apakah dia adalah tangan kanan dari Queen mereka?""Aku rasa begitu Lord, hubungan mereka berdua sepertinya cukup dekat. Ada kemungkinan bahwa selama di bumi, Reza lah yang melindungi Queen mereka!""Baik, aku mengerti. Aku akan mengunjungi mereka secara pribadi, aku tidak ingin ada yang tau akan hal ini. Apa kau bisa Damian?""Baik Lord!" ujar DamianKen mengangguk lalu langsung menghilang dari hadapan D
Sampai nya di dalam ruangannya, ia segera menghempaskan dirinya ke atas sofa lalu membaringkan badannya. Rasanya cukup luar biasa, tatapan seputih salju itu benar-benar bisa membuatnya terpana saat pertama kali bertemu. Lalu, bisakah Ken menganggap ini adalah 'Love At First Sight?'. Ken menghela nafasnya, 'Apa benar yang dikatakan oleh bunda nya?' batinya.Ken kembali tersenyum tipis, sangat tipis. Sehingga kemungkinan hanya dia yang tau bahwa sekarang ia tengah tersenyum. Setelah untuk berapa tahun lamanya ia tidak pernah merasa begini. Ken kembali mengingat gadis itu, suara nya yang terdengar di ambang telinga nya membuat hati Ken berdegup kencang. "Siapa gadis itu?" Ucap Ken pelan sambil menerawang. Apa gadis itu adalah gadis yang selalu hadir dalam mimpinya? Tapi, Ken tidak bisa memastikan nya karena ia sama-sekali tidak bisa mengingat wajah gadis di dalam mimpinya.Ken segera berdiri saat sosok pria paruh baya mengetuk pintunya. "Masuk!" Uj
Trang...BruakkSosok itu terlempar beberapa meter ke depan sementara serangan terus-menerus berdatangan. Dengan gerakan cepat, Reza berusaha untuk bangkit berdiri. Lalu mengucapkan mantra nya. Mata Reza langsung berubah merah, seperti nyala api yang berkobar. Lelaki itu mengarahkan tangannya pada bongkahan es yang menuju ke arahnya.shutt...Es itu langsung meleleh , Reza tidak berhenti sampai disitu saja. Dengan gerakan membabi buta, ia langsung berteleportasi. Brakk, sosok Reza kembali terlempar jauh di atas tanah. Arra masih berdiri di tempat nya dengan konsentrasi penuh. Ia bisa melihat ke mana pergerakan Reza dengan mencium ke mana aura nya. Mata seputih salju Arra bersinar, ia mengangkat tangannya. Bunyi petir langsung terdengar bergemuruh, suara angin menyengat telinga. Arra menatap Reza yang hendak menyerangnya kembali, namun dengan senyum miring nya. Ia langsung mengarahkan petir-petir itu padanya.
Di tengah perjalanan mereka, tidak ada yang membuka suara. Baik Arra maupun Ken sama-sama diam sambil fokus pada jalan di depan mereka. Tapi, Arra tiba-tiba ingin bertanya sesuatu. "Tunggu dulu Ken, aku ingin bertanya dari mana kau tau siapa aku dan juga nama ku? Kedengarannya sedikit aneh saja mengingat kita baru bertemu kedua kali ini!" ujar Arra yang berjalan di belakang punggung kokoh itu."Apa kau sepenasaran itu dengan ku Queen?" seru Ken mendadak berhenti membuat Arra yang tidak siap langsung menabrak punggung lelaki itu."Mengapa berhenti mendadak?" kesal Arra lalu meraba kepala nya yang sedikit sakit."Anda yang tidak memperhatikan langkah Queen!" ujar Ken membalikkan badannya lalu menatap wajah gadis di depannya yang cemberut, membuat sudut bibir Ken terangkat. "Mengapa tertawa? Ada yang lucu?" kesal Arra dengan nada sedikit membentakKen langsung mengubah raut wajah nya lalu membalikkan badannya,ia merutuki wajah nya yang tiba
Hush....hush..hushGadis itu bernafas dengan tersegal-segal, berhenti sebentar di tempat ia berdiri sekarang.Lalu menoleh ke arah belakang. Lebih tepatnya menoleh ke arah pemuda ‘gila’ yang terus mengejarnya sejak tadi. Matanya membulat begitu sadar bahwa lelaki yang mengejarnya itu berada tidak jauh dari nya. Padahal, tadi...pemuda itu masih jauh di belakangnya. Mengapa sekarang sudah...?Ia menghembuskan nafasnya, hendak berlari lagi. Namun ia rasa bahwa itu akan sia-sia saja dan berujung dengan lelaki itu yang malah semakin gencar untuk mengejar nya. Dengan rasa kesal, gadis itu membalikkan badannya lalu merapikan rambutnya.Menyeka keringat di dahi nya yang membuat kulitnya lengket dan bau.Ia menatap lelaki yang mengejarnya tadi sudah berada tepat di depannya dengan jarak hanya beberapa langkah di depannya. Menyebalkan,batin gadis itu."Sudah lelah untuk berlari nona Arabella?"Gadis bernama Arra itu membulatka
Part sebelumnya"AKu mau kita putus!"***Mata Vino membulat tak percaya, ia segera menarik tangan Arra memasuki ruangan gadis itu. "Putus? apa maksudmu?" seru nya sambil menatap tajam gadis di depannya."Lepaskan tanganmu dulu" seru Arra berusaha bersikap tenang meski dalam hati ia sudah merasa was-was. Ia sangat jelas peringatan dari Reza jauh-jauh hari, jika lelaki berada dalam keadaan marah. Maka akan banyak kemungkinan terburuk yang terjadi."Tidak, aku tidak akan melepaskanmu sebelum kau memberitahuku apa masalahnya sehingga kau meminta putus dari ku!" seru Vino masih menatap Arra dengan tajam dan tidak melepas cengkraman di tangan gadis itu.'Dan tidak merasa bersalah?'"Kau masih bertanya tanpa tau apa yang sudah kau perbuat pada ku Vino?" seru Arra menepis cengkraman tangan Vino yang cukup kuat.
[Another World]Shutt--- Lelaki itu menatap darah yang terciprat ke bajunya, lalu menatap lelaki yang tergeletak di depannya.Dengan mata sosok itu yang membulat,seolah tidak menerima takdir yang harus menghentikannya untuk bernafas. Dengan sekali gerakan, lelaki yang masih berdiri dengan gagah menjulang tinggi itu langsung menebas kepala di depannya. Membuat kepala dan tubuh itu terpisah dan jatuh menggelinding.Ia lalu mengedarkan pandangannya, semua penghianat yang ingin menghancurkan kerajaannya sudah terkapar di atas tanah. Dengan perlahan, ia mengangkat tangannya ke atas. Petir langsung menyambar dengan angin yang langsung berhembus kencang membuat para kaumnya yang masih bertahan itu langsung mencari perlindungan diri dengan segera. Hujan langsung datang, bersamaan dengan bunyi guntur yang langsung menyambut dan angin yang bertiup kencang. Sosok pemuda langsung berdiri di belakang lelaki itu sambil menundukkan badann
Di tengah perjalanan mereka, tidak ada yang membuka suara. Baik Arra maupun Ken sama-sama diam sambil fokus pada jalan di depan mereka. Tapi, Arra tiba-tiba ingin bertanya sesuatu. "Tunggu dulu Ken, aku ingin bertanya dari mana kau tau siapa aku dan juga nama ku? Kedengarannya sedikit aneh saja mengingat kita baru bertemu kedua kali ini!" ujar Arra yang berjalan di belakang punggung kokoh itu."Apa kau sepenasaran itu dengan ku Queen?" seru Ken mendadak berhenti membuat Arra yang tidak siap langsung menabrak punggung lelaki itu."Mengapa berhenti mendadak?" kesal Arra lalu meraba kepala nya yang sedikit sakit."Anda yang tidak memperhatikan langkah Queen!" ujar Ken membalikkan badannya lalu menatap wajah gadis di depannya yang cemberut, membuat sudut bibir Ken terangkat. "Mengapa tertawa? Ada yang lucu?" kesal Arra dengan nada sedikit membentakKen langsung mengubah raut wajah nya lalu membalikkan badannya,ia merutuki wajah nya yang tiba
Trang...BruakkSosok itu terlempar beberapa meter ke depan sementara serangan terus-menerus berdatangan. Dengan gerakan cepat, Reza berusaha untuk bangkit berdiri. Lalu mengucapkan mantra nya. Mata Reza langsung berubah merah, seperti nyala api yang berkobar. Lelaki itu mengarahkan tangannya pada bongkahan es yang menuju ke arahnya.shutt...Es itu langsung meleleh , Reza tidak berhenti sampai disitu saja. Dengan gerakan membabi buta, ia langsung berteleportasi. Brakk, sosok Reza kembali terlempar jauh di atas tanah. Arra masih berdiri di tempat nya dengan konsentrasi penuh. Ia bisa melihat ke mana pergerakan Reza dengan mencium ke mana aura nya. Mata seputih salju Arra bersinar, ia mengangkat tangannya. Bunyi petir langsung terdengar bergemuruh, suara angin menyengat telinga. Arra menatap Reza yang hendak menyerangnya kembali, namun dengan senyum miring nya. Ia langsung mengarahkan petir-petir itu padanya.
Sampai nya di dalam ruangannya, ia segera menghempaskan dirinya ke atas sofa lalu membaringkan badannya. Rasanya cukup luar biasa, tatapan seputih salju itu benar-benar bisa membuatnya terpana saat pertama kali bertemu. Lalu, bisakah Ken menganggap ini adalah 'Love At First Sight?'. Ken menghela nafasnya, 'Apa benar yang dikatakan oleh bunda nya?' batinya.Ken kembali tersenyum tipis, sangat tipis. Sehingga kemungkinan hanya dia yang tau bahwa sekarang ia tengah tersenyum. Setelah untuk berapa tahun lamanya ia tidak pernah merasa begini. Ken kembali mengingat gadis itu, suara nya yang terdengar di ambang telinga nya membuat hati Ken berdegup kencang. "Siapa gadis itu?" Ucap Ken pelan sambil menerawang. Apa gadis itu adalah gadis yang selalu hadir dalam mimpinya? Tapi, Ken tidak bisa memastikan nya karena ia sama-sekali tidak bisa mengingat wajah gadis di dalam mimpinya.Ken segera berdiri saat sosok pria paruh baya mengetuk pintunya. "Masuk!" Uj
"Lapor Lord, saya sudah memeriksa. Dan memang kekuatan itu berasal dari penyihir putih, aku melihat penguasa mereka yang baru adalah seorang wanita Lord!""Seberapa kuat?""Aku rasa begitu kuat Lord!""Baik, awasi terus mereka. Jika ada pergerakan dari musuh, segera beritahu aku. Aku tidak ingin mereka jatuh ke tangan yang salah!""Baik Lord, dan satu lagi. Reza masih bersama Queen' Penguasa penyihir putih' dan aku yakin mereka pasti bisa mengontrol nya Lord!" seru Damian"Reza? Apakah dia adalah tangan kanan dari Queen mereka?""Aku rasa begitu Lord, hubungan mereka berdua sepertinya cukup dekat. Ada kemungkinan bahwa selama di bumi, Reza lah yang melindungi Queen mereka!""Baik, aku mengerti. Aku akan mengunjungi mereka secara pribadi, aku tidak ingin ada yang tau akan hal ini. Apa kau bisa Damian?""Baik Lord!" ujar DamianKen mengangguk lalu langsung menghilang dari hadapan D
Arra tidak bisa berkata apa-apa, di depan matanya tergeletak tubuh-tubuh yang sudah tidak bernyawa. Banyak bangunan hancur dan sekarang Arra baru sadar bahwa pepohonan di sekitar bangunan besar itu juga hancur.Flashback:Setelah Yang mulia De Bond jatuh tak sadarkan diri, Reza segera naik ke atas tangga dan segera meraih Arra, Queen mereka yang nampak tidak sanggup menahan elemen yang masuk ke dalam tubuh nya. Tetua mereka segera memerintahkan Reza untuk membawa Arra kembali ke dalam kastil istana. Hal yang tidak terduga terjadi, saat acara pertukaran selesai. Tiba-tiba mereka diserang oleh para klan penyihir hitam dan klan iblis.Para penyihir putih segera mengerahkan tenaga mereka untuk melawan musuh. Namun, pertumpahan darah tidak bisa terelakkan. Para peyihir putih hampir gugur, namun sebelum itu terjadi. Ada orang yang membantu mereka melawan ras iblis dan penyihir hitam. Akhirnya mereka bisa memukul mundur mereka, namun banyak dari pe
Arabella mulai merasakan silau dari luar kelopak matanya, gadis itu berusaha untuk membuka matanya yang terasa sangat berat dan sulit untuk dibuka. Namun ia tetap berusaha, hingga matanya benar-benar terbuka sempurna. Ia berada di kamar ketika pertama kali membuka matanya saat ia tiba di dunia ini. Namun saat ini ia sama-sekali tidak melihat adanya Reza di depannya, dengan perlahan ia mulai bangkit berdiri. Aneh.Tubuh nya terasa lebih ringan daripada sebelumnya, dan dengan perlahan ia mulai melangkahkan kakinya menuju cermin besar yang tidak jauh darinya.Semakin dekat ke cermin itu, Arra semakin tidak bisa mengenali wajah yang lama. Rambut nya yang sepenuhnya memutih, persis seperti rambut Reza, kakek nya dan semua orang yang ia lihat sebelumnya. Ahh, tiba-tiba Arra tersadar dengan lelaki tua itu. Ia tidak tahu bagaimana keadaannya sekarang. Arra kembali menatap pantulan dirinya yang keihatan lebih tinggi, dan warna matanya yang putih, seputih salju ketika pertama kali
Awan yang menghitam serta angin yang berhembus kencang membuat sosok lelaki yang sedang berada di atas bangunan yang menjulang tinggi itu menatap sekitar. Aura yang benar-benar kuat yang pernah ia rasakan ribuan tahun yang lalu. Tepatnya saat terjadi perang besar-besaran antara kaumnya dan para penyihir hitam. Namun beruntung saat itu pasukannya dibantu oleh penyihir putih. Penyihir yang menjadi sekutunya, namun semenjak perang hebat itu. Mereka tidak lagi pernah melihat tanda-tanda kehidupan dari penyihir putih. Ia sama-sekali tidak tau ke mana perginya sekutunya itu. Mereka seolah membatasi keberadaan mereka dari lingkungan.Namun sekarang, ia merasakan aura ini lagi. Membuat nya bertanya-tanya di dalam hati."Kau sudah memeriksanya?" ujarnya saat menyadari kehadiran sosok tangan kanannya"Sudah yang mulia, aura ini berasal dari penyihir putih. Tapi aku tidak tahu mengapa aura ini juga bercampur dengan aura penyihir hitam. Namun tidak terlalu
Another WorldArra berjalan di belakang sosok lelaki tua yang mengaku sebagai kakek nya. Sekarang ia benar-benar merasa bahwa semua ini seperti drama saja. Ia menatap Reza yang berada di belakang nya dengan kepala yang terus menunduk dan tidak berani menatap nya sejak tadi. Tepatnya semenjak lelaki paruh baya itu memasuki kamar tempat ia dirawat.Arra lalu menatap setiap lorong yang mereka lewati, jam besar yang berada di setiap ding-ding menyadarkan Arra bahwa sekarang sudah hampir pergantian hari. Dan itu sekitar 3 menit lagi dan ia tidak tahu kemana mereka membawanya sekarang. Apa-pun maksud dan tujuan mereka, Arra hanya berdoa dalam hati bahwa ia akan baik-baik saja.Langkah Arra terhenti ketika langkah pria tua di depannya juga berhenti tepat di depan sebuah pintu besar dengan ukiran-ukiran aneh yang tidak pernah Arra lihat sebelumnya. Lelaki paruh baya itu membalikkan badannya lalu menatap nya dengan wajah sendu
Arra berjalan dengan cepat, ia sama-sekali tidak peduli dengan teriakan Vino yang berada di belakangnya. "Arra,tunggu!" teriak Vino berusaha mengejar langkah Arra yang cukup jauh berada di depannya. Tak jauh dari mereka, Reza terus memperhatikan lelaki di belakang Arra yang terus mengejarnya. Vino. Lelaki yang tidak ia sukai."Arra tunggu!"Seru Vino setelah berhasil mengejar Arra dan mencekal tangan gadis itu. "lepaskan tangan mu sialan!" Seru Arra sambil berusaha untuk menarik tangannya yg masih di cekal oleh Vino."Secepat ini kau berubah Arra? Kau bahkan tidak mau mendengar ku sama-sekali, kau terus menghindar dari Ku dan kau menganggap seolah-olah aku tidak ada!" ujar Vino sambil menatap manik wajah Arra dengan nanar."Sekarang apa maumu hah?? Kau yang merusak kepercayaan ku pada mu Vino. Sekarang kau bertingkah seolah-olah tidak melakukan kesalahan apa-apa?" bentak Arra sambil menarik paksa tangannya dan segera berlari menjauh dari Vino berada.Arra