Beranda / Fantasi / DIVERGENT / SIXTH CHAPTER

Share

SIXTH CHAPTER

Penulis: Its_k_sia
last update Terakhir Diperbarui: 2021-03-17 23:24:10

Another World 

Arra berjalan di belakang sosok lelaki tua yang mengaku sebagai kakek nya. Sekarang ia benar-benar merasa bahwa semua ini seperti drama saja. Ia menatap Reza yang berada di belakang nya dengan kepala yang terus menunduk dan tidak berani menatap nya sejak tadi. Tepatnya semenjak lelaki paruh baya itu memasuki kamar tempat ia dirawat. 

Arra lalu menatap setiap lorong yang mereka lewati, jam besar yang berada di setiap ding-ding menyadarkan Arra bahwa sekarang sudah hampir pergantian hari. Dan itu sekitar 3 menit lagi dan ia tidak tahu kemana mereka membawanya sekarang. Apa-pun maksud dan tujuan mereka, Arra hanya berdoa dalam hati bahwa ia akan baik-baik saja. 

Langkah Arra terhenti ketika langkah pria tua di depannya juga berhenti tepat di depan sebuah pintu besar dengan ukiran-ukiran aneh yang tidak pernah Arra lihat sebelumnya. Lelaki paruh baya itu membalikkan badannya lalu menatap nya dengan wajah sendu nya. "Kau sudah siap nak?" seru nya sambil menatap Arra sendu. 

"Aku sama-sekali belum paham apa yang kakek bicarakan pada ku. Berubah? Sebenarnya aku akan berubah menjadi apa? Sesuatu yang luar biasa?" ujar Arra dengan sebelah alis yang naik terangkat. Lelaki tua itu tersenyum sambil menatap nya membuat kerutan garis di wajah nya begitu terlihat jelas. Garis wajah yang menandakan bahwa usia lelaki di depannya tidak lagi muda. Warna rambut putih panjang beserta tongkat yang ia pakai untuk membantunya berjalan membuat Arra hanya bisa menggumankan kata 'Beruntung sekali jika ia masih bisa melihat orang-tuanya'.

"Aku berharap bahwa kau bisa menerimanya cepat atau lambat nak, tapi untuk sekarang kita tidak punya banyak waktu karena sebentar lagi usiamu akan bertambah dan itu adalah waktumu untuk mengetahui jati diri mu sendiri!" Seru nya sambil mengulurkan tangannya berharap bisa menggenggam tangan cucunya untuk yang pertama kali dan terakhir kalinya. 

Arra antara ragu dan tidak yakin. 'Ragu' karena ucapan mereka yang terkesan tidak masuk akal dan tidak pernah ia pikirkan sebelumnya dan 'tidak yakin' karena ia sama-sekali belum bisa memastikan keraguan dalam hati nya yang bergemuruh sejak ia sadar dari kecelakaan yang jika ia pikirkan dengan logika. Bisa jadi ia merasa bahwa apa yang mereka katakan memang benar adanya. Karena Arra tidak merasa sedikit pun sakit di badannya. Padahal, ia sendiri adalah dokter. Bisa ia bayangkan jika orang lain yang mengalami kecelakaan itu pasti mereka akan mengalami koma selama beberapa minggu atau bahkan berbulan-bulan. Karena saat itu, Arra masih sadar betul bahwa badannya terlempar dengan kuat ke seberang jalan. 

"Belum yakin nak?" 

Suara itu membuat Arra harus kembali pada kenyataan yang ia hadapi sekarang, dengan perlahan setelah menarik nafas nya dalam dan meyakinkan hati nya. Arra lalu menganggukkan kepalanya dan menerima  uluran tangan lelaki tua itu bersamaan dengan daun pintu yang terbuka secara otomatis. Mata Arra sekarang semakin membelalak tidak percaya, di depannya. Semua orang berambut putih segera berdiri dan membungkuk hormat begitu pintu itu terbuka. 

"Mari Arabella, kakek yakin kau pasti bisa!" ujar nya membuat Arra yang lagi-lagi terhenyak dari lamunan dan rasa terkejutnya. Arra berjalan beriringan di atas karpet merah yang menjulang dari pintu sampai di depan anak tangga yang menjulang tinggi. Dengan genggaman tangan Arra yang semakin mengerat, mereka terus menapakkan kaki nya melewati anak tangga satu-persatu. Hingga Arra dan Kakek nya 'Yang mulia De Bond' sampai di anak tangga paling tinggi. 

Mereka lalu membalik badan, dan Arra baru sadar bahwa Reza tidak ikut naik bersamanya. Lelaki itu hanya berdiri di anak tangga pertama sambil menunduk hormat dan sampai sekarang lelaki itu bahkan tidak menatap nya sama-sekali. Namun sebelum Arra mengalihkan perhatiannya, ia sempat melihat Reza menaikkan wajah nya dan mengangguk pada nya membuat Arra sekarang lebih rileks dari beberapa menit sebelumnya. 

"Kau sudah siap?" bisik Kakek Arra sekali lagi untuk meyakinkan cucu satu-satu nya itu. 

"Siap kek!" seru Arra berusaha untuk meyakinkan hatinya dan berusaha percaya dengan penjelasan kakek nya beberapa menit yang lalu. 

"Baiklah, kalau begitu. Ikuti setiap apa yang ku ucapkan nanti nya!" seru nya dan Arra kembali menganggukkan kepala nya 

Yang mulia De Bond langsung melepas pegangan tangannya dari Arra. Dengan gerakan tangan yang memutar, sebuah tongkat berujung runcing langsung berada di tangan lelaki tua itu. Yang mulia De Bond memejamkan mata nya bersamaan dengan angin yang langsung berhembus kencang dan petir yang terasa menyambar bersahutan dan Arra merasa sedikit gugup saat ini. Sejauh matanya memandang, semua orang yang berada di bawah sana juga melakukan hal yang sama dengan apa yang dilakukan oleh kakek nya. 

"Saya, Penguasa dari kaum penyihir. Ras yang dulu adalah sebuah anugerah dari MoonGoddess karena atas berkat Nya, hamba diberi keturunan untuk melanjutkan kepemimpinan hamba. Dengan ini, Saya. yang mulia De Bond menyerahkan apa yang seharusnya milik cucu saya, Arabella Switch!" ujar lelaki itu 

Arra mulai merasakan tatapan nya mulai mengabur setelah selesai mengucapkan kata-kata itu. Dengan perlahan, rambut nya juga memutih dan ada sebuah mahkota di atas nya. Suara petir yang tadi sempat reda kini kembali bersahutan dengan begitu kuat. Angin  berhembus dari segala arah, awan hitam dan putih seperti berperang untuk mengisi siapa yang paling dominan. Arra mengeratkan pegangannya pada besi yang berada di sebelah nya karena merasa bahwa angin yang begitu kuat seolah menusuk kulitnya. Arra semakin berpegang kuat, angin, awan abu-abu, dan petir terasa memasuki badannya. 

"Arghhhhhh!" teriak Arra saat semua elemen-elemen itu memasuki tubuh nya. Arra berusaha sekuat mungkin untuk tetap mempertahankan posisi nya. Semua elemen itu memasuki tubuh nya dan membuat Arra merasakan kesakitan yang luar biasa. Dadanya terasa ditusuk, Arra merasa sesak menghimpit paru-paru nya. "A-apa ini? A-aku tidak bisa melihat!" ujar Arra panik karena pandangan nya gelap. Tidak lama kemudian, suara petir kembali terdengar saling bersahutan bersamaan dengan hujan lebat yang turun deras.  Arra merasakan pening yang luar biasa begitu ia sadar bahwa ada sesuatu yang juga memaksa masuk ke dalam diri nya. Kesadaran Arra semakin tipis, namun perlahan pandangan nya sudah mulai kembali. 

Tatapan Arra lalu tertuju pada kakek nya yang jatuh tergeletak di depannya. Dengan badan yang masih lemas, Arra berusaha untuk menggapai lelaki tua itu. Namun awan langsung memasuki tubuh nya dengan paksa membuat Arra kembali berteriak dengan begitu keras. Rasanya begitu sakit, sesak yang tadi membuat nya kesulitan bernafas kini semakin membuat nya merasa bahwa hidupnya tidak akan lama lagi. Arra berusaha tetap berdiri, lalu berusaha meraih lelaki tua itu. 

Namun belum sempat tangan Arra menyentuh nya, lelaki itu sudah sirna begitu saja dan bersamaan dengan sebuah butir kristal yang terbang dan berusaha untuk memasuki tubuh nya lagi. Kali ini rasa sakit nya membuat Arra tidak bisa merasakan tubuh nya lagi, hal terakhir yang ia lihat adalah Reza yang berada di depannya serta bunyi suara pedang yang saling menyahut dari arah bawah. 

***

Bab terkait

  • DIVERGENT    SEVENTH CHAPTER

    Awan yang menghitam serta angin yang berhembus kencang membuat sosok lelaki yang sedang berada di atas bangunan yang menjulang tinggi itu menatap sekitar. Aura yang benar-benar kuat yang pernah ia rasakan ribuan tahun yang lalu. Tepatnya saat terjadi perang besar-besaran antara kaumnya dan para penyihir hitam. Namun beruntung saat itu pasukannya dibantu oleh penyihir putih. Penyihir yang menjadi sekutunya, namun semenjak perang hebat itu. Mereka tidak lagi pernah melihat tanda-tanda kehidupan dari penyihir putih. Ia sama-sekali tidak tau ke mana perginya sekutunya itu. Mereka seolah membatasi keberadaan mereka dari lingkungan.Namun sekarang, ia merasakan aura ini lagi. Membuat nya bertanya-tanya di dalam hati."Kau sudah memeriksanya?" ujarnya saat menyadari kehadiran sosok tangan kanannya"Sudah yang mulia, aura ini berasal dari penyihir putih. Tapi aku tidak tahu mengapa aura ini juga bercampur dengan aura penyihir hitam. Namun tidak terlalu

    Terakhir Diperbarui : 2021-03-17
  • DIVERGENT    EIGHTH CHAPTER

    Arabella mulai merasakan silau dari luar kelopak matanya, gadis itu berusaha untuk membuka matanya yang terasa sangat berat dan sulit untuk dibuka. Namun ia tetap berusaha, hingga matanya benar-benar terbuka sempurna. Ia berada di kamar ketika pertama kali membuka matanya saat ia tiba di dunia ini. Namun saat ini ia sama-sekali tidak melihat adanya Reza di depannya, dengan perlahan ia mulai bangkit berdiri. Aneh.Tubuh nya terasa lebih ringan daripada sebelumnya, dan dengan perlahan ia mulai melangkahkan kakinya menuju cermin besar yang tidak jauh darinya.Semakin dekat ke cermin itu, Arra semakin tidak bisa mengenali wajah yang lama. Rambut nya yang sepenuhnya memutih, persis seperti rambut Reza, kakek nya dan semua orang yang ia lihat sebelumnya. Ahh, tiba-tiba Arra tersadar dengan lelaki tua itu. Ia tidak tahu bagaimana keadaannya sekarang. Arra kembali menatap pantulan dirinya yang keihatan lebih tinggi, dan warna matanya yang putih, seputih salju ketika pertama kali

    Terakhir Diperbarui : 2021-03-17
  • DIVERGENT    NINTH CHAPTER

    Arra tidak bisa berkata apa-apa, di depan matanya tergeletak tubuh-tubuh yang sudah tidak bernyawa. Banyak bangunan hancur dan sekarang Arra baru sadar bahwa pepohonan di sekitar bangunan besar itu juga hancur.Flashback:Setelah Yang mulia De Bond jatuh tak sadarkan diri, Reza segera naik ke atas tangga dan segera meraih Arra, Queen mereka yang nampak tidak sanggup menahan elemen yang masuk ke dalam tubuh nya. Tetua mereka segera memerintahkan Reza untuk membawa Arra kembali ke dalam kastil istana. Hal yang tidak terduga terjadi, saat acara pertukaran selesai. Tiba-tiba mereka diserang oleh para klan penyihir hitam dan klan iblis.Para penyihir putih segera mengerahkan tenaga mereka untuk melawan musuh. Namun, pertumpahan darah tidak bisa terelakkan. Para peyihir putih hampir gugur, namun sebelum itu terjadi. Ada orang yang membantu mereka melawan ras iblis dan penyihir hitam. Akhirnya mereka bisa memukul mundur mereka, namun banyak dari pe

    Terakhir Diperbarui : 2021-03-17
  • DIVERGENT    TENTH CHAPTER

    "Lapor Lord, saya sudah memeriksa. Dan memang kekuatan itu berasal dari penyihir putih, aku melihat penguasa mereka yang baru adalah seorang wanita Lord!""Seberapa kuat?""Aku rasa begitu kuat Lord!""Baik, awasi terus mereka. Jika ada pergerakan dari musuh, segera beritahu aku. Aku tidak ingin mereka jatuh ke tangan yang salah!""Baik Lord, dan satu lagi. Reza masih bersama Queen' Penguasa penyihir putih' dan aku yakin mereka pasti bisa mengontrol nya Lord!" seru Damian"Reza? Apakah dia adalah tangan kanan dari Queen mereka?""Aku rasa begitu Lord, hubungan mereka berdua sepertinya cukup dekat. Ada kemungkinan bahwa selama di bumi, Reza lah yang melindungi Queen mereka!""Baik, aku mengerti. Aku akan mengunjungi mereka secara pribadi, aku tidak ingin ada yang tau akan hal ini. Apa kau bisa Damian?""Baik Lord!" ujar DamianKen mengangguk lalu langsung menghilang dari hadapan D

    Terakhir Diperbarui : 2021-03-17
  • DIVERGENT    ELEVENTH CHAPTER

    Sampai nya di dalam ruangannya, ia segera menghempaskan dirinya ke atas sofa lalu membaringkan badannya. Rasanya cukup luar biasa, tatapan seputih salju itu benar-benar bisa membuatnya terpana saat pertama kali bertemu. Lalu, bisakah Ken menganggap ini adalah 'Love At First Sight?'. Ken menghela nafasnya, 'Apa benar yang dikatakan oleh bunda nya?' batinya.Ken kembali tersenyum tipis, sangat tipis. Sehingga kemungkinan hanya dia yang tau bahwa sekarang ia tengah tersenyum. Setelah untuk berapa tahun lamanya ia tidak pernah merasa begini. Ken kembali mengingat gadis itu, suara nya yang terdengar di ambang telinga nya membuat hati Ken berdegup kencang. "Siapa gadis itu?" Ucap Ken pelan sambil menerawang. Apa gadis itu adalah gadis yang selalu hadir dalam mimpinya? Tapi, Ken tidak bisa memastikan nya karena ia sama-sekali tidak bisa mengingat wajah gadis di dalam mimpinya.Ken segera berdiri saat sosok pria paruh baya mengetuk pintunya. "Masuk!" Uj

    Terakhir Diperbarui : 2021-03-17
  • DIVERGENT    TWELFTH

    Trang...BruakkSosok itu terlempar beberapa meter ke depan sementara serangan terus-menerus berdatangan. Dengan gerakan cepat, Reza berusaha untuk bangkit berdiri. Lalu mengucapkan mantra nya. Mata Reza langsung berubah merah, seperti nyala api yang berkobar. Lelaki itu mengarahkan tangannya pada bongkahan es yang menuju ke arahnya.shutt...Es itu langsung meleleh , Reza tidak berhenti sampai disitu saja. Dengan gerakan membabi buta, ia langsung berteleportasi. Brakk, sosok Reza kembali terlempar jauh di atas tanah. Arra masih berdiri di tempat nya dengan konsentrasi penuh. Ia bisa melihat ke mana pergerakan Reza dengan mencium ke mana aura nya. Mata seputih salju Arra bersinar, ia mengangkat tangannya. Bunyi petir langsung terdengar bergemuruh, suara angin menyengat telinga. Arra menatap Reza yang hendak menyerangnya kembali, namun dengan senyum miring nya. Ia langsung mengarahkan petir-petir itu padanya.

    Terakhir Diperbarui : 2021-03-17
  • DIVERGENT    THIRTEENTH CHAPTER

    Di tengah perjalanan mereka, tidak ada yang membuka suara. Baik Arra maupun Ken sama-sama diam sambil fokus pada jalan di depan mereka. Tapi, Arra tiba-tiba ingin bertanya sesuatu. "Tunggu dulu Ken, aku ingin bertanya dari mana kau tau siapa aku dan juga nama ku? Kedengarannya sedikit aneh saja mengingat kita baru bertemu kedua kali ini!" ujar Arra yang berjalan di belakang punggung kokoh itu."Apa kau sepenasaran itu dengan ku Queen?" seru Ken mendadak berhenti membuat Arra yang tidak siap langsung menabrak punggung lelaki itu."Mengapa berhenti mendadak?" kesal Arra lalu meraba kepala nya yang sedikit sakit."Anda yang tidak memperhatikan langkah Queen!" ujar Ken membalikkan badannya lalu menatap wajah gadis di depannya yang cemberut, membuat sudut bibir Ken terangkat. "Mengapa tertawa? Ada yang lucu?" kesal Arra dengan nada sedikit membentakKen langsung mengubah raut wajah nya lalu membalikkan badannya,ia merutuki wajah nya yang tiba

    Terakhir Diperbarui : 2021-03-17
  • DIVERGENT    FISRT CHAPTER

    Hush....hush..hushGadis itu bernafas dengan tersegal-segal, berhenti sebentar di tempat ia berdiri sekarang.Lalu menoleh ke arah belakang. Lebih tepatnya menoleh ke arah pemuda ‘gila’ yang terus mengejarnya sejak tadi. Matanya membulat begitu sadar bahwa lelaki yang mengejarnya itu berada tidak jauh dari nya. Padahal, tadi...pemuda itu masih jauh di belakangnya. Mengapa sekarang sudah...?Ia menghembuskan nafasnya, hendak berlari lagi. Namun ia rasa bahwa itu akan sia-sia saja dan berujung dengan lelaki itu yang malah semakin gencar untuk mengejar nya. Dengan rasa kesal, gadis itu membalikkan badannya lalu merapikan rambutnya.Menyeka keringat di dahi nya yang membuat kulitnya lengket dan bau.Ia menatap lelaki yang mengejarnya tadi sudah berada tepat di depannya dengan jarak hanya beberapa langkah di depannya. Menyebalkan,batin gadis itu."Sudah lelah untuk berlari nona Arabella?"Gadis bernama Arra itu membulatka

    Terakhir Diperbarui : 2021-03-11

Bab terbaru

  • DIVERGENT    THIRTEENTH CHAPTER

    Di tengah perjalanan mereka, tidak ada yang membuka suara. Baik Arra maupun Ken sama-sama diam sambil fokus pada jalan di depan mereka. Tapi, Arra tiba-tiba ingin bertanya sesuatu. "Tunggu dulu Ken, aku ingin bertanya dari mana kau tau siapa aku dan juga nama ku? Kedengarannya sedikit aneh saja mengingat kita baru bertemu kedua kali ini!" ujar Arra yang berjalan di belakang punggung kokoh itu."Apa kau sepenasaran itu dengan ku Queen?" seru Ken mendadak berhenti membuat Arra yang tidak siap langsung menabrak punggung lelaki itu."Mengapa berhenti mendadak?" kesal Arra lalu meraba kepala nya yang sedikit sakit."Anda yang tidak memperhatikan langkah Queen!" ujar Ken membalikkan badannya lalu menatap wajah gadis di depannya yang cemberut, membuat sudut bibir Ken terangkat. "Mengapa tertawa? Ada yang lucu?" kesal Arra dengan nada sedikit membentakKen langsung mengubah raut wajah nya lalu membalikkan badannya,ia merutuki wajah nya yang tiba

  • DIVERGENT    TWELFTH

    Trang...BruakkSosok itu terlempar beberapa meter ke depan sementara serangan terus-menerus berdatangan. Dengan gerakan cepat, Reza berusaha untuk bangkit berdiri. Lalu mengucapkan mantra nya. Mata Reza langsung berubah merah, seperti nyala api yang berkobar. Lelaki itu mengarahkan tangannya pada bongkahan es yang menuju ke arahnya.shutt...Es itu langsung meleleh , Reza tidak berhenti sampai disitu saja. Dengan gerakan membabi buta, ia langsung berteleportasi. Brakk, sosok Reza kembali terlempar jauh di atas tanah. Arra masih berdiri di tempat nya dengan konsentrasi penuh. Ia bisa melihat ke mana pergerakan Reza dengan mencium ke mana aura nya. Mata seputih salju Arra bersinar, ia mengangkat tangannya. Bunyi petir langsung terdengar bergemuruh, suara angin menyengat telinga. Arra menatap Reza yang hendak menyerangnya kembali, namun dengan senyum miring nya. Ia langsung mengarahkan petir-petir itu padanya.

  • DIVERGENT    ELEVENTH CHAPTER

    Sampai nya di dalam ruangannya, ia segera menghempaskan dirinya ke atas sofa lalu membaringkan badannya. Rasanya cukup luar biasa, tatapan seputih salju itu benar-benar bisa membuatnya terpana saat pertama kali bertemu. Lalu, bisakah Ken menganggap ini adalah 'Love At First Sight?'. Ken menghela nafasnya, 'Apa benar yang dikatakan oleh bunda nya?' batinya.Ken kembali tersenyum tipis, sangat tipis. Sehingga kemungkinan hanya dia yang tau bahwa sekarang ia tengah tersenyum. Setelah untuk berapa tahun lamanya ia tidak pernah merasa begini. Ken kembali mengingat gadis itu, suara nya yang terdengar di ambang telinga nya membuat hati Ken berdegup kencang. "Siapa gadis itu?" Ucap Ken pelan sambil menerawang. Apa gadis itu adalah gadis yang selalu hadir dalam mimpinya? Tapi, Ken tidak bisa memastikan nya karena ia sama-sekali tidak bisa mengingat wajah gadis di dalam mimpinya.Ken segera berdiri saat sosok pria paruh baya mengetuk pintunya. "Masuk!" Uj

  • DIVERGENT    TENTH CHAPTER

    "Lapor Lord, saya sudah memeriksa. Dan memang kekuatan itu berasal dari penyihir putih, aku melihat penguasa mereka yang baru adalah seorang wanita Lord!""Seberapa kuat?""Aku rasa begitu kuat Lord!""Baik, awasi terus mereka. Jika ada pergerakan dari musuh, segera beritahu aku. Aku tidak ingin mereka jatuh ke tangan yang salah!""Baik Lord, dan satu lagi. Reza masih bersama Queen' Penguasa penyihir putih' dan aku yakin mereka pasti bisa mengontrol nya Lord!" seru Damian"Reza? Apakah dia adalah tangan kanan dari Queen mereka?""Aku rasa begitu Lord, hubungan mereka berdua sepertinya cukup dekat. Ada kemungkinan bahwa selama di bumi, Reza lah yang melindungi Queen mereka!""Baik, aku mengerti. Aku akan mengunjungi mereka secara pribadi, aku tidak ingin ada yang tau akan hal ini. Apa kau bisa Damian?""Baik Lord!" ujar DamianKen mengangguk lalu langsung menghilang dari hadapan D

  • DIVERGENT    NINTH CHAPTER

    Arra tidak bisa berkata apa-apa, di depan matanya tergeletak tubuh-tubuh yang sudah tidak bernyawa. Banyak bangunan hancur dan sekarang Arra baru sadar bahwa pepohonan di sekitar bangunan besar itu juga hancur.Flashback:Setelah Yang mulia De Bond jatuh tak sadarkan diri, Reza segera naik ke atas tangga dan segera meraih Arra, Queen mereka yang nampak tidak sanggup menahan elemen yang masuk ke dalam tubuh nya. Tetua mereka segera memerintahkan Reza untuk membawa Arra kembali ke dalam kastil istana. Hal yang tidak terduga terjadi, saat acara pertukaran selesai. Tiba-tiba mereka diserang oleh para klan penyihir hitam dan klan iblis.Para penyihir putih segera mengerahkan tenaga mereka untuk melawan musuh. Namun, pertumpahan darah tidak bisa terelakkan. Para peyihir putih hampir gugur, namun sebelum itu terjadi. Ada orang yang membantu mereka melawan ras iblis dan penyihir hitam. Akhirnya mereka bisa memukul mundur mereka, namun banyak dari pe

  • DIVERGENT    EIGHTH CHAPTER

    Arabella mulai merasakan silau dari luar kelopak matanya, gadis itu berusaha untuk membuka matanya yang terasa sangat berat dan sulit untuk dibuka. Namun ia tetap berusaha, hingga matanya benar-benar terbuka sempurna. Ia berada di kamar ketika pertama kali membuka matanya saat ia tiba di dunia ini. Namun saat ini ia sama-sekali tidak melihat adanya Reza di depannya, dengan perlahan ia mulai bangkit berdiri. Aneh.Tubuh nya terasa lebih ringan daripada sebelumnya, dan dengan perlahan ia mulai melangkahkan kakinya menuju cermin besar yang tidak jauh darinya.Semakin dekat ke cermin itu, Arra semakin tidak bisa mengenali wajah yang lama. Rambut nya yang sepenuhnya memutih, persis seperti rambut Reza, kakek nya dan semua orang yang ia lihat sebelumnya. Ahh, tiba-tiba Arra tersadar dengan lelaki tua itu. Ia tidak tahu bagaimana keadaannya sekarang. Arra kembali menatap pantulan dirinya yang keihatan lebih tinggi, dan warna matanya yang putih, seputih salju ketika pertama kali

  • DIVERGENT    SEVENTH CHAPTER

    Awan yang menghitam serta angin yang berhembus kencang membuat sosok lelaki yang sedang berada di atas bangunan yang menjulang tinggi itu menatap sekitar. Aura yang benar-benar kuat yang pernah ia rasakan ribuan tahun yang lalu. Tepatnya saat terjadi perang besar-besaran antara kaumnya dan para penyihir hitam. Namun beruntung saat itu pasukannya dibantu oleh penyihir putih. Penyihir yang menjadi sekutunya, namun semenjak perang hebat itu. Mereka tidak lagi pernah melihat tanda-tanda kehidupan dari penyihir putih. Ia sama-sekali tidak tau ke mana perginya sekutunya itu. Mereka seolah membatasi keberadaan mereka dari lingkungan.Namun sekarang, ia merasakan aura ini lagi. Membuat nya bertanya-tanya di dalam hati."Kau sudah memeriksanya?" ujarnya saat menyadari kehadiran sosok tangan kanannya"Sudah yang mulia, aura ini berasal dari penyihir putih. Tapi aku tidak tahu mengapa aura ini juga bercampur dengan aura penyihir hitam. Namun tidak terlalu

  • DIVERGENT    SIXTH CHAPTER

    Another WorldArra berjalan di belakang sosok lelaki tua yang mengaku sebagai kakek nya. Sekarang ia benar-benar merasa bahwa semua ini seperti drama saja. Ia menatap Reza yang berada di belakang nya dengan kepala yang terus menunduk dan tidak berani menatap nya sejak tadi. Tepatnya semenjak lelaki paruh baya itu memasuki kamar tempat ia dirawat.Arra lalu menatap setiap lorong yang mereka lewati, jam besar yang berada di setiap ding-ding menyadarkan Arra bahwa sekarang sudah hampir pergantian hari. Dan itu sekitar 3 menit lagi dan ia tidak tahu kemana mereka membawanya sekarang. Apa-pun maksud dan tujuan mereka, Arra hanya berdoa dalam hati bahwa ia akan baik-baik saja.Langkah Arra terhenti ketika langkah pria tua di depannya juga berhenti tepat di depan sebuah pintu besar dengan ukiran-ukiran aneh yang tidak pernah Arra lihat sebelumnya. Lelaki paruh baya itu membalikkan badannya lalu menatap nya dengan wajah sendu

  • DIVERGENT    FIFTH CHAPTER

    Arra berjalan dengan cepat, ia sama-sekali tidak peduli dengan teriakan Vino yang berada di belakangnya. "Arra,tunggu!" teriak Vino berusaha mengejar langkah Arra yang cukup jauh berada di depannya. Tak jauh dari mereka, Reza terus memperhatikan lelaki di belakang Arra yang terus mengejarnya. Vino. Lelaki yang tidak ia sukai."Arra tunggu!"Seru Vino setelah berhasil mengejar Arra dan mencekal tangan gadis itu. "lepaskan tangan mu sialan!" Seru Arra sambil berusaha untuk menarik tangannya yg masih di cekal oleh Vino."Secepat ini kau berubah Arra? Kau bahkan tidak mau mendengar ku sama-sekali, kau terus menghindar dari Ku dan kau menganggap seolah-olah aku tidak ada!" ujar Vino sambil menatap manik wajah Arra dengan nanar."Sekarang apa maumu hah?? Kau yang merusak kepercayaan ku pada mu Vino. Sekarang kau bertingkah seolah-olah tidak melakukan kesalahan apa-apa?" bentak Arra sambil menarik paksa tangannya dan segera berlari menjauh dari Vino berada.Arra

DMCA.com Protection Status