Share

Bab 87 Kalian Jalang!

Author: Lia M Sampurno
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Fery menyungging senyum. Sebetulnya dia belum merasakan cinta pada Yuni. Hanya saja keadaan yang mendesak membuatnya melakukan hal itu. Lagipula, tak sulit baginya untuk memilih Yuni yang wajahnya jauh lebih cantik dari Amanda. Yuni juga terlihat jauh lebih menarik dalam berpakaian.

“Kamu yakin mau nikah sama saya? Walaupun Cuma jadi istri kedua dan hanya menikah siri?” Fery kembali memastikan.

“Yuni yakin sekali, Mas. Tapi … Yuni boleh minta satu hal lagi, nggak?” gadis cantik itu memasang wajah memelas.

“Apa?” tanya Fery menaikan alisnya.

“AKu mau kuliah. Nggak apa-apa, kan?” tanya Yuni.

“Oh, tentu saja boleh. Malahan bagus. Aku setuju.” Fery mengacungkan jari kelingkingnyaa untuk ditautkan dengan kelingking Yuni.

Berhadapan sedekat ini dengan gadis itu tampak semakin jelas jika Yuni memang sangat cantik. Bak buah mangga yang sedang ranum-ranumnya. Begitu segar dan manis. Fery yakin sekali jika Yuni bisa dengan mudah membuatnya jatuh cinta.

“Tapi … aku ragu jika kakak iparmu akan me
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • DITALAK SUAMI GARA-GARA MAKE UP PUCAT   Bab 88 Berunding

    “Elu gila, Fer! ELu, kan udah punya istri. Gimana bisa, malah mau nikahin Yuni?” Radit terperanjat kaget saat Fery datang untuk mengatakan niatnya meminang Yuni.“Gue udah pernah jelasin ini sama elu, kan, Dit, kalau gue nggak pernah cinta sama Amanda. Pernikahan kami ini hanya terpaksa karena menuruti kemauan orang tua. Gue sama sekali nggak bisa memaksakan hati gue agar bisa cinta sama dia.” Fery mengusap wajahnya dengan kasar.“Fer, denger! Elu tau, kan, kalau dulu pernikahan gue sama Yasmin juga atas dasar permintaan nyokap? Dan elu bisa lihat sendiri bagaimana pernikahan gue sekarang. Gue bahagia, Fer. Nyokap gue ternyata benar, Yasmin adalah wanita terbaik bagi gue. Dan gue harap, elu juga bisa sedikit demi sedikit nerima Amanda dan berdamai dengan keadaan. Bini elu itu orang yang baik.”“Elu bisa bilang begitu, Dit, karena bini elu cantik. Coba elu lihat si Amanda. Sama pembantu nyokap gue aja masih kalah jauh. Gimana gue bisa cinta sama dia.” Fery mendengkus kesal.“Elu terlal

  • DITALAK SUAMI GARA-GARA MAKE UP PUCAT   Bab 89

    “Ada apa ini?” Amanda kaget saat sedang memasak dan mendengar keributan dari luar. Dia gegas mematikan kompor dan menuju ke depan di mana ada beberapa mobil yang berhenti. Lalu, ada beberapa orang yang menurun-nurunkan barang-barang dari mobil pick up di halaman.Dia lalu menghampiri orang-orang itu.“Maaf, Mas, ada apa ini ya? Kok ramai sekali?” tanya Amanda menilik setiap barang-barang yang diturunkan.“Oh, ini, Mbak. Kami mau ngedekor buat acara besok,” jawab salah satu dari mereka. Amanda langsung mengerutkan keningnya tak mengerti.“Acara besok?”“Iya, kami hanya diperintahkan begitu. Katanya mau ada acara besok, jadi kami harus mendekor hari ini,” jawabnya lagi.Amanda ternganga sambil menerka-nerka apa yang akan terjadi. Dia lalu kembali ke dalam menuju kamar suaminya dan mengetuk.“Ada apa?” tanya Fery yang sudah siap. Dia terlihat begitu rapi dan wangi hingga Amada terpaku karena terpesona untuk sejenak.“Ngapain lihat-lihat?” tanya Fery dengan sinis.“Eh, maaf. Aku Cuma mau

  • DITALAK SUAMI GARA-GARA MAKE UP PUCAT   Bab 90 Aku Mau Berubah

    Yasmin duduk berseberangan dengan Amanda. Kedua wanita itu tampak canggung pada satu sama lain.“Maaf, kalau kedatangan saya mengganggu Mbak,” ucap Yasmin memecah kesunyian di antara mereka.Amanda menarik napas panjang dan mengembuskannya perlahan. “Jika Anda memiliki hati seorang wanita, sudah pasti mengerti dengan apa yang kurasakan,” ujar Amanda dengan suara yang berat.Yasmin mendongak dengan mata yang berkaca-kaca. “Aku minta maaf atas nama Yuni. Jika saja aku bisa mengubah rencana mereka, tentu akan kulakukan. Aku dan Mas Radit sudah berusaha menghentikan niat mereka, tetapi … sepertinya niat Dokter Fery untuk bisa menikahi Yuni sudah bulat. Kami pun tidak bisa berbuat apa-apa.” Suara Yasmin terdengar parau. Matanya sudah basah dan Amanda bisa melihat ketulusan itu.“Iya. Mas Fery memang pantas melakukan itu. Adik Mbak sangat cantik. Jauh berbanding terbalik jika dibandingkan dengan saya,” ujar Amanda dengan suara tercekat.Yasmin menggeleng pelan. “Mungkin Dokter Fery tidak bi

  • DITALAK SUAMI GARA-GARA MAKE UP PUCAT   Bab 91 Hinaan

    “Mas, sudah pulang? Maaf, tadi aku ke luar dulu,” ucap Amanda dengan wajah tersipu malu. Dia merasa kikuk karena ditatap dengan cara seperti itu oleh suaminya.Amanda yang masih merasa kikuk sontak mengangkat wajahnya saat mendengar tawa yang tertahan. Dia menatap sang suami dengan mata yang memicing heran. Merasa bingung, kenapa lelaki itu tertawa sambil menutupi mulutnya.“Ada apa, Mas?” tanya Amanda heran. Dan bukannya menjawab, Fery malah semakin terbahak.“Kamu …aah, tidak apa-apa,” katanya sambil menggeleng dan mengibaskan tangannya., tetapi masih dengan mimik muka yang menertawakan.“Kamu habis dari mana memangnya?” tanya Fery yang terlihat dengan mimik wajah mengejek.“Aku … habis perawatan dari salon,” jawabnya malu-malu. Lalu, Fery kembali terlihat menahan tawa.“Kamu pakai bedak setebal sepuluh senti pun nggak akan membuat wajahmu jadi lebih baik. Justru itu membuatmu semakin terlihat lebih buruk. Sini, lihatlah!” Fery mendekat lalu menarik tangan sang istri menuju cermin h

  • DITALAK SUAMI GARA-GARA MAKE UP PUCAT   Bab 92 Permintaan Yuni

    Yuni melangkah sambil menubruk bahu sang kakak yang masih terpaku tak percaya dengan ucapan adiknya. Yasmin melongo dengan mulut yang terbuka. rasanya sulit untuk percaya jika ada wanita setega itu meski baru ucapan. Terlebih wanita itu bergelar adik.Yasmin mengerjap karena keributan dari ruang keluarga. Narto dan Narsih sudah siap dengan pakaian terbaik mereka. Wajah-wajah itu terlihat begitu bahagia. Namun, berbeda dengan Bu Wati. Wanita tua itu tampak kurang bersemangat, meski dirinya sudah berdandan dengan sederhana.“Kamu belum bersiap, Yasmin? Sebentar lagi, kan, kita akan berangkat ke rumah calon suami Yuni. Itu mobilnya udah siap,” kata Narsih menatap kesal pada Yasmin yang masih memakai baju tidur. Para perias masih menunggu untuk mendandani anggota keluarga. Baru Narsih saja yang didandani dengan begitu bagus. Bajunya juga senada dengan sang suami, Narto.Bu Wati yang sedari tadi dipaksa untuk dirias, tetap tak mau. Dia lebih memilih berpenampilan sederhana saja. Wanita i

  • DITALAK SUAMI GARA-GARA MAKE UP PUCAT   Bab 93 Bertemu Lelaki Jahil

    “Kenapa? Kamu nggak bisa ceraikan dia? Kamu cinta ya sama dia?” Yuni langsung menuduh karena Fery tak kunjung menjawab dan hanya melongo.“Bukan begitu. Pernikahan kami itu atas keinginan orangtuaku. Mereka sangat menyayangi Amanda.”“Kalau begitu, pergi sana sama si Amanda itu.” Yuni mendelik marah.“Lho, kok malah begitu? Kamu, kan, udah tau kalau aku punya istri yang lain sejak awal. Aku bersumpah tidak pernah mencintainya, makanya kita menikah, bukan? Untuk membuat Amanda pergi dari hidupku. Bukankah begitu rencana kita sejak awal?” cecar Fery yang mulai tersulut emosinya.Yuni tersentak kaget, karena tak menyangka jika Fery akan balik marah padanya. Dia pikir Fery akan menurut dan bilang kalau dia akan segera menceraikan Amanda.“I-iya. Baiklah,” sahut Yuni pada akhirnya. “Tapi … kalau misalnya ada kesempatan baik, Mas harus segera menceraikan si Amanda itu.”“Iya, Sayang. Aku akan usahakan untuk segera mendepak dia dari hidup kita agar kita makin bahagia,” bisik Fery yang kemud

  • DITALAK SUAMI GARA-GARA MAKE UP PUCAT   Bab 94 Lelaki Bernama Denis

    “Kenapa? Nggak sadar, ya?” katanya kembali tertawa kecil.Amanda langsung tersipu malu. Dia benar-benar malu kepergok seperti itu oleh orang yang baru dijumpainya. Namun, lelaki yang tampak begitu ramah lalu berdecak.“Rugi sekali kalau kamu mikirin orang yang bikin kamu sakit. Harusnya, kamu jadi lebih kuat dan balikin semua sakit hati kamu itu. Jangan sampai bersisa,” ucapnya tegas.Amanda menoleh pada lelaki itu dengan tatapan berbinar. Seakan mendapat sebuah asupan semangat yang begitu besar. Entahlah, padahal dia pernah mendapat saran itu dari beberapa orang, tetapi rasanya kali ini dia mendapat asupan semangat yang berbeda.“Apa dia pacar kamu?” lelaki itu kembali bertanya. Amanda hanya diam terpaku. Haruskah dia percaya pada orang yang baru pertama kali dia bertemu?Namun, entah kenapa Amanda seolah telah mengenal orang ini sejak lama.“Bu-bukan pacar. Dia … suamiku,” jawab Amanda gugup.“Ooh, kalian mau bercerai?” telisik lelaki itu lagi.Amanda menggeleng. “Be-lum. Kami belu

  • DITALAK SUAMI GARA-GARA MAKE UP PUCAT   Bab 95 Aku Mau Berubah

    “Mas, nggak apa-apa, kan, kalau orangtuaku ikut pindah ke sini?” Yuni kembali mengulangi permintaannya yang sempat dia utarakan kemarin-kemarin.Fery terlihat berpikir sejenak. Sebetulnya dia tak ingin ada orang lain di rumahnya. Namun, rasanya tak enak juga menolak keinginan istri barunya itu.“Kok, kayak yang mikir gitu, sih? Nggak ikhlas ya kalau orangtuaku tinggal di sini?” sentak Yuni terdengar marah. Matanya mendelik kesal.“Bu-bukan begitu. Kita, kan pengantin baru. Aku maunya kita nikmati waktu berdua dulu untuk sementara. Kita puas-puasin mesra-mesraan. Lagian kita nggak sempet pacaran, kan? Nah, sekarang waktunya kita buat pacaran tanpa gangguan. Lagian, orangtua kamu, kan, nggak terlantar juga. mereka ada di rumahnya Radit. Nggak jauh juga dari kita,” ungkap Fery.Yuni kembali mendelik. “Ternyata kamu itu tipe laki-laki yang nggak sayang sama orang tua, ya, Mas.”“Bukan, begitu, Yun ….”“Ah, udah, ah. Kamu memang nggak sebaik Mas Adit. Dia itu selalu ngabulin permintaan is

Latest chapter

  • DITALAK SUAMI GARA-GARA MAKE UP PUCAT   Bab 262 Akhir

    “Tak perlu basa basi,” jawab ibunya Hanif terlihat emosi. Dia sangat kesal karena melihat Maria yang terlihat mewah. Sementara dirinya justru terlihat kumal.“Baiklah kalau tidak boleh berbasa basi. Sepertinya kalian tetap saja sial walaupun sudah mengusir Maria.” Denis tersenyum miring.Mata Hanif langsung melotot, begitu juga dengan ibunya.“Enak aja kamu bilang kami sial. Hanif ini sekarang bekerja di perusahaan bonafid. Dia ini jadi manager,” balas ibunya Hanif dengan mata melotot.Denis tersenyum miring. “Oh ya? Benarkah? Anak Ibu bilang jadi manager?” tanyanya dengan nada mencibir.“Ya, tentu saja. Bukan begitu, Hanif?” ujar wanita paruh baya itu dengan dagu yang mendongak.“I-iya, tentu saja,” jawab Hanif tergagap.“Oh begitu. Baguslah kalau memang dia sudah jadi manager. Permisi, kami mau mencari peralatan bayi,” pamit Denis yang lalu menuntun Maria untuk memasuki toko.Istrinya Hanif pun ikut mengekor sambil menarik Hanif untuk segera masuk ke dalam toko. Namun, lelaki itu me

  • DITALAK SUAMI GARA-GARA MAKE UP PUCAT   Bab 262 Bertemu Hanif

    Maria tersipu malu saat bangun keesokan harinya. Dia merasa berbunga-bunga karena telah menjadi seorang istri yang utuh bagi Denis. Dia menutupi tubuhnya yang polos dengan handuk yang terserak di lantai.“Mbak, Mbak Maria.” Terdengar panggilang dari Bi Noneng.“I-iya, Bi?” Maria gegas membuka pintu itu sedikit. Ternyata wanita itu tengah menggendong Amanda yang habis menangis.“Astagfirullah, Sayang maafin Mama,” ujar Maria yang langsung membuka pintu dan mengambil Amanda dari tangan Bi Noneng.Wanita paruh baya itu tak sengaja melihat ke dalam kamar di mana ada Denis yang masih terlelap di atas kasur milik Maria.“Eh.” Maria tampak malu karena kepergok telah sekamar.Bi Noneng malah tersenyum dan mengelus pundak Maria. “Sudah sewajarnya, toh? Pak Denis itu suamimu, Mbak. Dia seperti orang gila sewaktu Mbak Maria pergi dari rumah. Dia sering melamun dan gelisah,” ucapnya.“Kalian berhak bahagia. Saya ikut senang, Mbak,” pungkasnya sebelum beranjak pergi.Maria masih terpaku setelah me

  • DITALAK SUAMI GARA-GARA MAKE UP PUCAT   Bab 261 Aku Cinta Kamu

    Maria gegas menyilangkan kedua tangan pada dua area sensitifnya. Dia begitu malu dengan perlakuan Denis padanya. Maria hendak jongkok untuk mengambil lagi handuknya, tetapi tangan Denis lekas menahannya.Maria mendongak melihat pada lelaki yang menggelengkan kepalanya. Denis lalu menarik Maria agar kembali tegak berdiri.“Ba-pak, saya ….” Wajah Maria sudah merah saking malunya.“Ini bukan pertama kali kamu melakukannya, bukan? Seharusnya aku yang mesti malu, karena ini adalah hal yang pertama buatku,” ucap Denis yang semakin membuat Maria tersipu malu. Wanita itu menunduk dalam.“Saya … rasanya tidak pantas untuk Bapak. Saya ini hanya perempuan miskin pembawa sial,” ucap Maria dengan suara tercekat. Namun, Denis justru menarik dagu Maria agar kembali menatapnya.“Aku akan buktikan jika kamu adalah wanita yang penuh keberuntungan,” balas Denis dengan tatapan lekat. Dia berusaha memupuk cinta itu agar semakin subur. Maria bukan wanita yang sulit untuk dicintai. Wanita itu begitu tulus

  • DITALAK SUAMI GARA-GARA MAKE UP PUCAT   Bab 260 Suapi Aku

    Maria hanya diam selama perjalanan. Dengan hati terpaksa Maria ikut pulang dengan Denis. Mau bagaimana lagi, Amanda tak bisa lepas darinya. Anak itu menangis keras saat Maria menyerahkan pada Denis.Entah apa yang akan terjadi nanti, mungkin Maria akan minta Denis untuk mencarikan baby sitter baru, lalu dirinya akan meminta cerai dan pergi.Denis sesekali melirik ke samping kirinya dan melihat Maria yang memangku Amanda yang tertidur lelap.“Kamu sudah makan?” tanya Denis yang merasa kasihan sekali melihat istrinya itu begitu kurus.Maria mengangguk pelan.“Makan apa?” telisik Denis penasaran.Maria terdiam sejenak sebelum akhirnya menjawab, “Aku makan bubur sisa Amanda tadi.”Denis memejamkan matanyanya sejenak dan menggeleng. Pantas saja wanita itu begitu kurus, karena hanya makan makanan sisa anaknya. Lelaki itu beristigfar dalam hatinya.Benar kata Amanda, jika Maria adalah wanita terbaik yang bisa menggantikannya.“Kita makan dulu,” ujar Denis lalu membelokan mobilnya menuju sebu

  • DITALAK SUAMI GARA-GARA MAKE UP PUCAT   Bab 259 Akhir Pencarian Denis

    Fery segera membuat pengumuman orang hilang dan menyebarnya di berbagai media sosial. Dia yakin cara itu akan jauh lebih mudah dilihat orang-orang saat ini.Dia juga menjanjikan akan memberi imbalan yang besar bagi yang memberikan kabar tentang keberadaan Maria seperti dulu.Fery sangat khawatir dengan nasib Amanda juga pengasuhnya itu.Maria hanya wanita lemah yang membawa seorang bayi. Dia yakin akan susah untuk mendapatkan pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan.Saat ini Maria sedang menyetrika di sebuah rumah. Sementara Amanda duduk sambil memainkan boneka usang yang ditemukan Maria di tempat sampah. Boneka monyet yang dia ambil dan dicuci sampai bersih, lalu dia berikan untuk mainannya Amanda.Beruntung anak itu sangat baik dan tak banyak rewel. Asal sudah kenyang maka tak akan ada lagi rengekan.Setiap hari Maria mengutamakan perutnya Amanda sebelum dia yang makan. Asalkan Amanda sudah kenyang, maka dia akan memakan sisanya, walaupun itu hanya bubur nasi.Tubuh Maria semakin kurus

  • DITALAK SUAMI GARA-GARA MAKE UP PUCAT   Bab 258

    Mobil Denis meluncur cepat menuju kontrakan Fany. Dia merasa yakin jika Maria akan pergi dan menginap di sana.Denis memukuli handel stirnya saking tak sabar. Jalanan dipadati kendaraan, sehingga macet.“Sial! Kenapa malah macet segala!” rutuk Denis sangat kesal. Berulang kali dia melirik pada jam yang melingkar di tangannya, sudah hampir jam 9 malam.“Mudah-mudahan saja Maria benar ke rumahnya Fany. Kalau tidak ….” Denis bahkan tak mampu melanjutkan kalimatnya sendiri. Dia khawatir jika terjadi apa-apa pada Maria juga Amanda.Mobilnya perlahan melaju, hingga akhirnya menemukan persimpangan, Denis memilih jalan lain yang tidak macet walaupun lebih jauh.“Huuft!” Dia mengembus napas kasar. Kemacetan telah membuatnya hampir kehilangan akal sehat.“Jakarta semakin hari semakin macet aja. Mengerikan!” umpatnya kesal. Namun, sekarang mobil itu sudah melaju kencang menuju kontrakan Fany yang jaraknya tak jauh lagi.Denis memarkir mobil sembarangan. Dia membanting pintu dan melangkah cepat

  • DITALAK SUAMI GARA-GARA MAKE UP PUCAT   Bab 257 Kepergian Maria

    “Bagaimana kamu bisa ada di sini?” tanya Denis terperanjat turun dari tempat tidurnya.“Aahh, semalam, kan, aku anter kamu pulang ke sini. kenapa kamu lupa?” Irene malah menguap.“Sial!’ umpat Denis yang langsung pergi ke kamar mandi.“Kamu cepat pakai baju dan pulang!” usir Denis sambil membanting pintu kamar mandinya.Irene justru semakin berleha-leha di atas tempat tidur. Namun, rasa haus menyiksa tenggorokannya. Dia lalu bangkit dan turun. Sambil celingak-celinguk dia mencari dapur. Lalu, matanya menangkap sosok Maria yang sedang menyiapkan sarapan.“Hei, kamu pembantu di sini?” tanya Irene sambil memainkan rambutnya. Maria meliriknya dengan hati yang teramat sakit. Irene hanya mengenakan pakaian seadanya.“Iya, Mbak. Mau sesuatu?” tanya Maria dengan sopan.“Aku haus,” jawab Irene yang kemudian duduk di kursi makan.“Tunggu sebentar, saya ambilkan air,” kata Maria yang berbalik menuju dapur dan tak lama kembali dengan segelas air putih.“Silakan diminum, Mbak,” ucap Maria sambil m

  • DITALAK SUAMI GARA-GARA MAKE UP PUCAT   Bab 256 Mimpi

    Meski tahu jika Denis sama sekali tak menganggapnya seorang istri, tetapi bagi Maria sikap Denis yang seperti itu tetap saja keterlaluan dan melukai harga dirinya sebagai istri. Apalagi sekarang Denis sudah berani membawa wanita lain ke rumah mereka.Maria tak bisa memejamkan matanya. Hatinya gelisah memikirkan apa yang tengah dilakukan dua insan berlainan jenis itu di kamar suaminya.Amanda sudah tidur sejak tadi setelah kenyang menyusu, tetapi Maria tak bisa ikut terlelap padahal badannya sangat lelah.Maria menatap sendu pada Amanda. Jika bukan karena rasa sayangnya pada anak itu, mungkin dia sudah memilih untuk kembali melarikan diri dan menghilang saja.Maria keluar dari kamarnya dan mengendap mendekat ke kamar Denis. Ingin rasanya mendobrak pintu kamar itu dan menyuruh wanita yang datang bersama Denis itu untuk pergi. Namun, hatinya masih tak berani melakukannya.Rasa pedih dan tak berdaya membuatnya luruh dan bersimpuh di lantai dingin itu dengan air mata yang berderai.Kemudia

  • DITALAK SUAMI GARA-GARA MAKE UP PUCAT   Bab 255 Denis Berulah

    Pagi-pagi Denis seperti biasanya hendak sarapan setelah bersiap dengan setelan kerjanya. Maria sengaja menyiapkan sendiri sarapan untuk lelaki yang kini menjadi suaminya. Walaupun dia tahu jika Denis tak akan pernah menganggapnya sebagai seorang istri, tetapi bagi Maria kewajiban tetaplah kewajiban.“Ke mana Bibi? Kenapa kamu yang nyiapin sarapan?” tanya Denis sambil menarik kursi.“Mmh, ada. Bibi lagi beresin perabotan bekas masak,” jawab Maria ragu-ragu.“Lain kali biar si Bibi aja yang nyiapin sarapan. Kamu urus Amanda saja,” kata Denis.Maria mengangguk pelan tak bisa mendebat.“Ingat, pernikahan ini hanya status saja, Maria. Jangan kamu anggap serius. Tidak perlu kamu melayani aku seperti seorang istri. Mengerti?” Denis kembali mengingatkan.“Iya, pak. Saya mengerti. Tapi maaf, saya di sini hanya sebagai pelayan, karena itu saya juga berkewajiban melakukan apapun sebagai pelayan,” sahut Maria dengan suara yang parau.“Hmm, baiklah. Tapi … saya harap kamu tidak melalaikan tugas

DMCA.com Protection Status