Share

Bab 64

Beruntung banget seorang Mae bisa ketemu sama Pak Didi yang baik. Udah mah sering ngasih duit, sekarang mau ngasih kontrakan juga. Baguslah. Nanti akan aku bbuktikan pada mereka, kalau Mae bisa sukses di kota.

Saat adzan subuh, aku bergegas mandi dan berganti pakaian. Pak Didi juga sudah siap. Dia ngajak aku untuk pergi pagi-pagi agar belum banyak orang yang bangun. Biasanya di kampung ini orang-orang mulai keluar sekitar jam 6 pagi. Ada yang pergi ke sawah, ke kebun dan juga membersihkan halaman.

Dengan motor NMax-nya, Pak Didi mengantar aku ke kota. Ternyata dia punya banyak kontrakan di sana. ada sekitar 15 petak, yang kebanyakan dihuni oleh para wanita muda. Mereka cantik-cantik dan pintar dandan. Lipstiknya merah merona. Baju-baju mereka juga seksi-seksi.

“Yang baru, nih, pak Didi. Semok. Laris, nih, pasti,” ujar salah seorang dari mereka yang sedang berkumpul di depan kontrakan. Aku melirik pada Pak Didi. Dia hanya mesem-mesem. Apa ini maksudnya?

“Kalian mesti baik-baik sama Bu
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status