Share

Dzikir

Penulis: Namiya
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-10 16:29:08

Bola mata Hania berputar-putar. Saat matanya mendarat ke arah depan, ada dada bidang Kenan berjarak beberapa senti dari wajahnya. Ketika matanya berputar ke atas, ada ceruk leher Kenan dan jakunnya yang bergerak naik-turun. Ke arah bawah lebih parah lagi! Ada dada dan perut Kenan yang saling menempel!

“Astagfirullaah!!! Kuatkan iman lo, Nia!!! Lo kuat! Lo harus kuat!!!”

Tentu ada alasan kenapa yang bergerak dari seluruh tubuh Hania hanyalah matanya. Karena sekujur tubuhnya mati rasa akibat pelukan erat Kenan yang bertahan hingga pagi!

Hania ingin melepaskan diri, namun takut membuat Kenan tersadar. Ia saat ini sedang tak ingin bertegur sapa dengan laki-laki ini. Maunya saat sudah terbangun, ia langsung terjun saja ke lautan! Menghilang sejenak dengan tidak berhadapan dengan Kenan sampai batas waktu yang tidak bisa Hania tentukan.

“Pak ….” Hania takut-takut bersuara. Malu sebenarnya, tapi ia sudah tak tahan ingin ke toilet sekarang juga!

“Hmm ….” Kenan hanya mengerang. Justru pelukanny
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • DIPAKSA JADI JODOH   Prank

    “Pak Kenan yang minta lo ke sini?”Hania tak mengira jika Ratna bisa berada di sini untuk menemuinya. Ia masih enggan melepaskan pelukan dari sahabatnya ini. Rasanya begitu menyenangkan bisa melihat orang yang sudah lama tak ditemui.“Cuma sehari ini aja. Nanti malem gue udah harus pulang sama Pak Bima.” Ratna melirik Bima yang tampak sibuk berbincang dengan beberapa orang tak jauh dari mereka.“Kok cuma bentar?”“Karena tugas gue disini cuma buat jadi asisten pribadi sementara lo!”“Hah? Asisten pribadi?”“Lo lihat orang-orang yang sama Pak Bima siapa?”Hania kini memperhatikan Bima dan orang-orang disekitarnya dengan saksama. Beberapa dari mereka Hania kenal, sempat bertemu beberapa kali seingat Hania.“Ngapain Mbak Queen di sini?!”“Bos gila lu tuh!” Ratna segera merapatkan bibir. “Maksud gue, suami lo.”“Kenapa Pak Kenan?”“Lo masih manggil suami lo ‘Pak’?”Hania langsung garuk-garuk kepala. “Maksud gue, Mas Kenan kenapa?” ralat Hania terpaksa. Malu juga sebenarnya. Semoga Kenan a

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-11
  • DIPAKSA JADI JODOH   Satu Kamar

    Dibilang malu, jelas malu banget! Hania sedang tak berkutik di depan Kenan yang sekarang sedang tidur di pangkuannya.Masih sesi pemotretan di kapal pesiar tentu. Hanya beda pose saja.Banyak alasan kenapa Hania mendadak jadi batu begini. Pertama, karena kecupan dadakan di kening itu. Efeknya benar-benar di luar dugaan! Jantung Hania berdegup sangat kencang.Kedua, karena Kenan ternyata tahu Maya sudah menipunya kemarin!“Pak–” Ragu-ragu Hania membuka suara.“Bu Hania, tolong elus rambut Pak Kenan!” Teriakan Raiden menjeda keraguan Hania.Tangan perempuan itu secara perlahan mulai mengelus puncak kepala Kenan, sesuai instruksi Raiden menurut perasaan Hania. Semoga saja fotografer cerewet itu tidak mengomel atau memberikan instruksi lebih dari ini!“Tadi mau ngomong apa?” tanya Kenan tiba-tiba.“Oh? Enggak!” Hania mendadak gagap. “Gak ada apa-apa kok.”“Kalau kamu sudah menemukan cara membalaskan dendam karena penipuan saudara tirimu itu, langsung katakan saja.”“Euh … itu ….”“Minima

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-16
  • DIPAKSA JADI JODOH   Nia-ella

    “Waaahhh!!! Semua ini beneran punya gueee???”Hania tak bisa menahan rasa takjub melihat rentetan baju, tas, sepatu, sampai perhiasan yang tersusun rapi di salah satu ruangan di dalam kamarnya. Kamarnya dengan Kenan lebih tepatnya.Ada satu ruangan yang kata Kenan adalah tempat semua keperluan Hania. Hania pikir tadinya itu hanyalah tempat yang disediakan Kenan agar dirinya bisa leluasa berdandan tanpa sungkan.Hal yang lebih membuat Hania semakin takjub lagi, ketika ia iseng memakai pakaian di sana, ukurannya begitu pas. Satu hal pasti, semua pakaian di sana cocok untuk dirinya yang berhijab alias tertutup semua!“Pak Kenan beliin ini semua buat gue??? Aaarrrggghhh!!! Baju baru semuaaa!!!”Hania juga tak sungkan mencoba beberapa perhiasan yang ada di sana. Iseng-iseng mencobanya, memadukannya dengan pakaian, tas, dan lainnya. Bak seorang model yang tengah bersiap melakukan pemotretan.Tak lupa, Hania juga mengabadikan dirinya dalam beberapa foto lewat ponsel baru yang ia dapatkan da

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-17
  • DIPAKSA JADI JODOH   Kamu Istri Saya

    “Elo yang egois, Nia!” serbu Ratna. Ia bahkan sampai menggebrak meja hingga kopi di gelas yang ada di meja tumpah beberapa bagian. “Otak lo beneran udah di cuci sama si Alif! Lo masih bucin banget sama dia? Gila! Gue beneran gak habis pikir!”“Apaan sih? Ini gak ada hubungannya. Gue udah lupain dia! Gue benci sama dia! Tapi, gue gak mungkin gak peduli sama anak yang dikandung Maya sekarang. Sebenci-bencinya gue sama orang, gue tahu kalau sampai benci sama anak mereka yang gak berdosa itu salah.”“Itu urusan mereka, Nia! Ngapain lo jadi ikut sibuk mikirin masa depan tuh jabang bayi yang gak tahu bakal beneran lahir ke dunia ini atau enggak?!”“Hush! Hati-hati kalau ngomong! Kok elo gitu sih?”“Aaarrrggghhh!!! Gedeg gue denger omongan sama tindakan lo yang gak sejalan, Nia. Lo tuh munafik! Akui aja deh. Lo masih cinta kan sama si Alif? Ngaku! Lo masih sayang sama dia. Dan lo gak pernah bisa benci ke dia meskipun lo bilang benci.”“Enak aja! Gue benci banget sama si Alif! Dia udah selin

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-18
  • DIPAKSA JADI JODOH   Putri

    “Jadi, ini keputusan kamu?” serbu Putri sesaat setelah Hania menyajikan segelas kopi di depannya. “Menikahi babumu ini?” sambungnya sambil melirik Hania sinis.Jika tidak ingat tentang pernikahannya dengan Kenan hanyalah kontrak, mungkin Hania akan langsung melayangkan nampan di tangan ke wajah Putri. Tapi, tidak! Hania tak mau nyari ribut apalagi dengan anak seorang Menteri seperti Putri.Sama saja seperti menggali kuburan sendiri!Jangan sampai Hania rugi dua kali. Sudah harus menikah dengan Kenan secara kontrak, ia juga harus tersandung masalah dengan seorang Putri?Enggak deh! Lebih baik Hania bersabar saja sebentar. Ia sudah pernah bertemu dengan perempuan ini sebelum menikahi Putri. Sedikitnya ia tahu karakter perempuan yang ada di hadapannya ini seperti apa.“Ada keperluan apa?” tanya Kenan yang dengan cepat menarik tangan Hania saat melihat perempuan itu berbalik badan. “Bukankah urusan kita sudah selesai?” sambungnya sambil memaksa Hania duduk di sampingnya. Ia juga mengambil

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-19
  • DIPAKSA JADI JODOH    Mas-Sayang

    “Aaarrrggghhh!!! Sialan!”Hania terpaku menatap meja di depannya pecah berkeping-keping setelah Kenan membenturkan gelas yang ada di tangannya ke atas meja transparan itu. Ada cairan merah terang menetes dari sela-sela tangan laki-laki itu. Wajah Hania mengernyit ngeri.“Kalau bukan karena hubungan dekat di antara keluarga kami, saya sudah mencekiknya tadi sampai dia mati, Nia! Demi Tuhan! Saya bersumpah! Berani sekali dia menghina kamu di depan saya. Perempuan kurang ajar!”Hania membuang napas singkat sebelum bangkit dari duduknya. Dia berlari ke arah meja kerja Kenan, menarik laci di sana, mengeluarkan sebuah kotak putih dari sana. Ia kembali menghampiri Kenan, menarik pelan tangan Kenan yang berdarah tadi. Perlahan Hania membuka jari jemari Kenan. Membuang beberapa pecahan gelas yang berhasil ia temukan selagi Kenan terdengar mengatur nafasnya yang tak beraturan.“Gak usah berlebihan, Pak. Pak Kenan tahu sendiri kan kalau Putri emang cara ngomongnya kayak gitu? Awal pertama ketem

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-20
  • DIPAKSA JADI JODOH   Aku Menyukainya

    “Kenapa dia ada di sini?” sengit Kenan sambil melirik Putri yang tengah duduk di salah satu kursi dekat dengan Pak Rahwana, menyantap hidangan di depannya dengan begitu lahap. Perempuan itu sempat melambaikan tangan ketika dirinya dan Hania datang.Kenan memandang sekitar mencari seseorang yang seharusnya berada di sini juga.“Papah yang mengundangnya. Duduk!” Pak Rahwana menyela dengan tidak menoleh sedikitpun pada Kenan apalagi Hania.“Kami sudah makan.” Jawab Kenan singkat. “Ada perlu apa Papah memanggil kami kemari?”“Duduk!” tegas Pak Rahwana.“Kenan!” Seruan itu mengalihkan seluruh perhatian orang yang ada di sana. Tak terkecuali Putri.Bu Sinta tampak tengah bersusah payah menghampiri mereka di sana dengan kursi rodanya. Melihat itu Kenan cepat-cepat menghampiri sambil menarik Hania.“Mah! Mamah gak kenapa-kenapa, kan?” serbu Kenan. Raut wajahnya begitu khawatir.Permintaan Pak Rahwana yang tak bisa Kenan tolak untuk datang ke tempat ini adalah karena ibunya. “Sinta! Ajak ana

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-23
  • DIPAKSA JADI JODOH   Idenya Mas Kenan

    “Aku benar-benar menyukai, Hania.”Kalimat itu terus menggaung di kepala Hania sepanjang Kenan menariknya keluar dari kediaman rumah orang tuanya. Begitu mengganggu. Berulang kali ia coba mengenyahkan kalimat itu agar tak selalu berputar di kepalanya bak tayangan film tapi selalu gagal.Sampai tiba-tiba Kenan menghentikan langkahnya tepat di depan mobil. Ia berbalik badan. Tatapan laki-laki itu membuat sekujur tubuh Hania langsung mendingin.“Kamu tidak perlu memikirkan perkataan Paph tadi. Anggap saja itu hanya bualan.” Kenan tak ingin Hania merasa terusik oleh perkataan Pak Rahwana tadi yang sudah membongkar rahasia dibalik pernikahan mereka yang berusaha Kenan tutup-tutupi. Semoga saja ini bukan pertanda buruk akan semua rencananya.“Termasuk kata-kata Mas–,” Hania berusaha membiasakan diri mengubah cara memanggil Kenan meski situasinya dirasa tidak tepat, “kata-kata Mas Kenan tadi maksudnya. Yang … yah … yang tadi. Saya juga akan menganggapnya bualan.”Kenan menarik napas dalam t

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-25

Bab terbaru

  • DIPAKSA JADI JODOH   Berita Palsu

    Hania menggebrak pintu apartemen dengan wajah murka. Matanya dengan cepat menyelidik ke setiap sudut ruangan yang tampak kacau balau sebelum terakhir dia meninggalkan tempat ini karena terpaksa. “Maya! Di mana kamu?” teriak Hania lantang.Tujuannya kembali ke apartemen ini bukan untuk kembali tinggal di sini, melainkan untuk mencari Maya yang ia curigai sudah menyebarkan surat perjanjian nikah kontraknya dengan Kenan ke publik.Ya. Publik tiba-tiba gempar oleh selebaran surat perjanjian nikah kontraknya dengan Kenan yang sudah batal itu. Tersebar dengan cepat memenuhi berbagai media sosial. Bahkan sampai masuk berita gosip selebriti, padahal Kenan maupun Hania bukanlah publik figur!Nihil! Tak ada siapapun di tempat ini yang Hania duga sebagai tempat keberadaan Maya. Tersangka utama yang membuat kerusuhan seperti ini. Kalau bukan dia, memang siapa lagi yang berani membuat Hania selalu dalam kesulitan?Seolah apa yang selama ini Hania korbankan, tak cukup memuaskan Maya. Ada saja hal

  • DIPAKSA JADI JODOH   Sudah Selesai

    “Karena aku mencintaimu, Hania! Aku menyukaimu! Aku jatuh cinta padamu! Aku ingin kamu menjadi milikku!”Kenan berteriak lantang sekencang-kencangnya, meledakkan segala hal yang selama ini dipendamnya. Tak perlu ditanya lagi seperti apa berisiknya jantungnya sekarang.Tapi, melihat Hania yang diam saja, muncul perasaan khawatir. Ini bukan reaksi yang ia harapkan!Setidaknya, katakan sesuatu! Menampakkan raut wajah terkejut sekaligus bahagia misalnya.Tapi, ini?Ekspresi Hania begitu datar. Bibir terkatup rapat dengan tatapan setajam singa yang tengah berhadapan dengan rivalnya. Apakah ungkapan Kenan barusan seperti sebuah bom berbahaya sampai Hania harus bereaksi demikian?Kenan berdecak sebal. “Kamu ini benar-ben–”“Kalau perkataan Mas itu benar, untuk apa Mas menerima tawaran Putri?” Hania menarik salah satu sudut bibirnya. “Untuk membuat aku cemburu?” serangnya sengit.Melihat Kenan yang diam saja, Hania tahu jika tebakannya tak meleset. Apalagi hal ini sempat suaminya itu singgun

  • DIPAKSA JADI JODOH   Kamu Sungguh-sungguh?

    “Bagaimana pendapatmu?” tanya Kenan sesaat setelah Putri menghilang dari pandangannya. Diliriknya Hania yang tak banyak bicara sejak mereka tiba di tempat ini. Hania membuang nafas sebelum menjawab pertanyaan itu tanpa sedikitpun menoleh pada Kenan.“Pendapat apa?” balas Hania sambil melemparkan pandangan kembali ke arah lapangan golf. Baginya, pemandangan yang didominasi warna hijau itu lebih menyenangkan dipandang daripada bersitatap sedetik saja dengan Kenan.Entahlah. Rasanya Hania enggan sekali melihat Kenan sekarang.“Tentang pernikahan kontrak Mas dengan Putri. Kamu tidak akan berpendapat apapun? Atau bertanya apapun misalnya?”Sungguh! Jika boleh jujur, isi kepala Hania sekarang benar-benar kosong. Ia tak tahu harus berbuat apa selain ingin segera pergi atau menghilang dari hadapan Kenan. “Gak ada,” jawab Hania singkat sambil melepaskan genggaman tangan Kenan yang terasa melonggar. Ada sedikit perasaan kesal setelahnya. Hania tiba-tiba melangkah menuju beberapa anak tangga,

  • DIPAKSA JADI JODOH   Tawaran Main

    Genggaman tangan Kenan terasa tak nyaman. Ingin sekali Hania menepisnya kasar, namun berkali-kali perasaan itu ia enyahkan. “Kamu hanya istri kontraknya, Nia!” Kalimat itu terus bergulir di kepalanya sekarang. Seperti pengingat akan semua tindakan yang hendak Kenan lakukan setelah ini, bukanlah hal penting untuk ia pedulikan.Termasuk ketika keduanya harus menemui Putri di lapangan golf ini sekarang. Bermaksud untuk membahas kelanjutan dari tawaran Putri yang ingin menjadi istri kedua Kenan. Hania tak berhenti menyadarkan dirinya bahwa posisinya saat ini sama sekali tak penting bagi Kenan, apalagi jika sampai ikut campur urusannya terlalu dalam.“Kamu hanya perlu memberikan Kenan anak dan setelah itu bercerai, Nia. Jangan pedulikan dia memiliki istri satu atau bahkan lebih. Itu bukan urusanmu!” batin Hania berbisik tak henti.Sambil menikmati secangkir teh hangat, sesekali mengalihkan pandangan ke arah hamparan rumput hijau yang membentang sejauh mata memandang, Hania lekat memperha

  • DIPAKSA JADI JODOH   Gegabah

    Tahu begini, Hania tak perlu menerima tawaran Kenan.Cara pria itu memegang pisau saat memotong wortel mirip seperti bocah kecil yang baru pertama kali menyentuh alat-alat dapur. Teledor, ceroboh, dan menimbulkan kecemasan bagi siapa saja yang melihatnya. Belum lagi, potongan wortel itu melebihi ukuran yang Hania inginkan. “Mas, wortelnya potong dadu. Bukannya segede jempol orang dewasa. Susah mateng dan gak bisa ditelan sekaligus nantinya.” Keluh Hania. Kali saja Kenan mendengar usulannya ini dan segera memperbaiki kesalahannya karena ia benar-benar merasa gemas sekali ingin mengusir Kenan dari sini.“Yang penting kepotong, kan? Ada kok masakan yang pake wortel utuh tanpa dipotong.” Balas Kenan tampak tak terima. Ia sedikit pun tidak menoleh pada Hania yang sedang menatapnya tajam. Tetap fokus memotong sisa wortel yang ada.“Tapi, ukurannya gak sesuai masakan yang mau aku buat, Mas.”“Buat masakan sesuai ukuran yang Mas buat aja kalau gitu.”Hania memijit pelipis. Kepalanya menda

  • DIPAKSA JADI JODOH   Nyaris Saja

    “Kertas apa itu yang ada di tangan kamu?”Alif menelan salivanya dalam-dalam sambil meremas ujung-ujung kertas yang sangat ingin ia lenyapkan detik ini juga.“Ah! Ini–” Alif memutar otaknya untuk mencari jawaban. Ia tak ingin Maya melihat apa yang dilihatnya saat ini. “Aku butuh untuk mencatat sesuatu. Tadi ada beberapa kertas berserakan di lantai. Kupikir ini kertas yang tak Hania akan pakai. Isinya juga,” Alif mengacungkan sekilas kertas itu, “sudah aku baca dan bukan hal penting. Kamu tidur lagi saja, May.”Terburu-buru Alif keluar dari kamar. Lega karena Maya tak sampai melihat secara langsung isi kertas yang sekarang ada di tangannya.Tak mau melakukan keteledoran yang sama, Alif segera melipat beberapa lembar kertas itu dan menyembunyikannya di saku lagi. Ia terduduk di sofa sambil mengingat-ingat isi kertas yang berhasil ia baca sebagian.“Pernikahan kontrak? Apa mungkin Hania dan Pak Kenan menikah kontrak?” gumam hatinya.Berulang kali ia mencoba tak mempercayai isi kertas itu

  • DIPAKSA JADI JODOH   Surat Perjanjian

    “Kamu belum jawab pertanyaan Mas, Maya. Bagaimana bisa kamu tahu kalau Hania tinggal di sini?” tanya Alif sesaat setelah Hania pergi. Ia masih berdiri, enggan beranjak menuju sofa seperti apa yang Maya sedang lakukan sekarang.“Aku ini perempuan cerdas,” katanya sambil menjatuhkan dirinya di sofa perlahan, “jadi bukan hal sulit untuk menemukan dimana Hania tinggal selama ini. Yah … meskipun ini bukan sebuah kebetulan. Bersyukur banget dia dipanggil ke pengadilan. Jadinya, aku tahu harus memata-matai dia dari mana.”“Kamu memata-matai Hania?”“Ya ampun, Mas. Gak usah kaget gitu! Zaman sekarang ini bukan hal sulit kok buat mata-matai orang tanpa harus kita ikut capek ngikutin. Pake aja jasa ojol. Banyak tuh orang-orang pake jasa mereka buat mata-matai pacarnya yang selingkuh juga loh! Jadinya, siapapun gak bakalan ada yang curiga lagi diikutin karena emang kerjaan ojol mondar-mandir.”Entah harus bangga atau tidak akan apa yang dilakukan Maya. Tapi, Alif benar-benar bersyukur dapat mene

  • DIPAKSA JADI JODOH   Perketat Keamanan

    “Nia! Kamu mau ke mana?” tanya Maya yang tampak kaget ketika melihat Hania keluar dari sebuah kamar sambil menyeret koper.Hania menatap Maya dan Alif yang sedang duduk di sofa bergantian. “Menginaplah di sini kalau memang itu kemauan kalian.”Saat Hania mengiyakan keinginan Maya, bukan berarti ia tak memikirkan rencana lain. Mau bagaimana pun, akan terasa tak nyaman sekali jika harus menghabiskan malam bersama mantan sekaligus adik iparnya. Apa Maya tidak berpikir ke arah sana?Hah! Pasti tidak. Perempuan itu pasti hanya memikirkan kesenangan pribadinya saja. Tanpa memperdulikan kebaikan atau keburukan macam apa yang akan orang sekitarnya terima dari semua ulahnya.Alif juga tak kalah menyebalkannya. Ingin sekali Hania mengumpati pria yang berubah tak berdaya itu. Tapi, tidak! Hania tak mau membuang waktu hanya untuk melakukan hal tak penting. “Kamu mau biarin tamu kamu di sini? Gak sopan banget yah kamu, Mbak!” serbu Maya yang tampak tak terima. “Kalau emang kamu gak mau kita ngin

  • DIPAKSA JADI JODOH   Sembunyi

    Kenan dan Hania berjalan beriringan di depan gedung hitam-putih itu. Mengekori Bu Sinta yang duduk di kursi rodanya, didorong oleh seseorang. Tampak para wartawan di tahan beberapa keamanan yang berusaha mendekati mereka. Beberapa ada yang tetap nekat mengarahkan kamera meski sudah dicegah.Mereka terburu-buru menuju keluar area gedung. Takut jika keamanan tak cukup melindungi mereka dari sorotan media. Kenan, Hania, dan Bu Sinta kini berada di mobil van yang sama. Menjauh dari para wartawan yang mulai mengejar mereka.Bu Sinta tampak menyemai senyum seperti ada sesuatu yang lucu baru saja terjadi. Sikap tenangnya berbanding terbalik dengan keadaan sidang tadi yang berlangsung cukup panas. Hania saja sampai gemetaran hingga detik ini. Baru kali ini ia menjadi salah satu bagian penting dalam sebuah sidang yang berhasil mengguncang penjuru Negeri.“Kemungkinan besar, Papahmu tetap akan di penjara, Ken.” Bu Sinta tampak santai mengutarakan berita itu.Kenan membalaskan dengan anggukan ta

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status