Share

Bisa Segera Hamil

Author: Sity Mariah
last update Last Updated: 2024-12-04 17:01:35

Namun, dengan sisa kesadaran yang kupunya, aku memberanikan diri untuk menahan dada Bang Fahad, mencoba menciptakan jarak di antara kami. Nafasku terengah saat bibirnya akhirnya menjauh, tetapi ia masih menatapku dengan mata yang menyala penuh perasaan.

Bang Fahad tidak langsung menjawab. Tangannya yang masih menyentuh pipiku perlahan turun, menelusuri rahang hingga akhirnya ia menyingkirkan beberapa helai rambut yang jatuh ke wajahku. "Maaf. Saya terlalu terbawa suasana," katanya lembut, suaranya penuh penyesalan, meski matanya menunjukkan sesuatu yang lain.

Aku hanya mampu menelan ludah. Tidak bisa berkata apa-apa.

"Ayo tidur. Besok kita harus bangun pagi," lanjutnya sambil perlahan berbaring kembali ke posisinya semula.

Aku mengangguk kecil, mencoba mengatur napas. Namun, tubuhku masih terasa bergetar, bukan karena takut, melainkan karena efek dari sentuhan dan ciuman tadi.

Aku berbaring membelakangi Bang Faha
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Siti Hasanah
apalagi yg kamu tunggu Chiara,farhad memang suami paket komplit utk mu
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • DINIKAHI CALON KAKAK IPARKU   Tiba-tiba Ngidam

    Si pemuda remaja masjid itu terlihat kaget melihatku yang tersedak. Ia pun buru-buru pamit dengan sopan, meninggalkan aku dan Bang Fahad. Aku yang masih terbatuk-batuk, mencoba menenangkan diri dengan meminum sisa es cendol. Sementara itu, Bang Fahad hanya menatapku dengan tenang, seolah apa yang baru saja ia katakan bukanlah sesuatu yang mengejutkan.“Pelan-pelan makannya, Chi,” ucapnya sambil menepuk punggungku dengan lembut.Aku menoleh padanya, wajahku memerah, entah karena malu atau kesal. “Bang, kok bilang gitu ke orang lain?”“Bilang apa?” jawabnya polos sambil kembali menikmati mi baksonya.Aku memelototinya, meskipun tahu reaksiku ini mungkin tidak berpengaruh apa-apa padanya. “Soal doa tadi!”“Oh, soal kamu bisa segera hamil?” tanyanya santai. “Kenapa? Salah?”“Bukan salah, tapi...” Aku menunduk, bingung harus menjawab apa. Rasanya ingin marah, tapi aku juga tidak bisa memungkiri ada sesuatu di hatiku yang terasa hangat saat mendengar ucapannya. Seolah ada harapan yang sungg

    Last Updated : 2024-12-05
  • DINIKAHI CALON KAKAK IPARKU   Cara Menghormati Wanita

    Mobil Bang Fahad berhenti di depan kampus. Dia mengantarku untuk mengikuti tes hari Sabtu ini."Selesai jam berapa nanti, Chi?""Belum tahu, Bang.""Ya sudah, nanti kamu telpon saya aja kalau sudah keluar. Jangan pulang naik ojeg atau taksi online. Pokoknya, saya akan jemput kamu. Sekarang saya mau ngecek kantor dulu."Aku mengangguk. "Aku masuk dulu, Bang." Tanganku terulur untuk membuka pintu mobil, tapi ternyata masih terkunci. "Bang, ini masih dikunci," ucapku sambil menoleh padanya.Bang Fahad memutar tubuhnya hingga menghadapku. "Lagian kamu main mau turun aja. Gak mau gitu ngasih saya ucapan apa dulu sebelum kita berpisah?" tanyanya yang tidak aku mengerti. Keningku mengernyit seketika."Maksudnya?" Aku benar-benar tidak mengerti.Terdengar Bang Fahad menarik napas panjang. Kedua tangannya dengan cepat menahan rahang dan langsung menyambar bibirku. Tentu saja aku terkesiap, tapi juga tidak ingin melepaskan diri. Membiarkan Bang Fahad melakukan apa yang dia mau."Gak peka!" cetu

    Last Updated : 2024-12-06
  • DINIKAHI CALON KAKAK IPARKU   Jangan Biarkan Saya Patah Hati

    Bang Fahad mendengkus. "Kamu terlalu percaya diri. Pergilah sebelum Abang benar-benar kehilangan kesabaran."Dengan langkah berat, akhirnya Rakana melangkah mundur dan masuk ke mobilnya sampai benar-benar pergi. Barulah aku bisa menghela napas panjang."Kamu baik-baik aja 'kan, Chi?" tanya Bang Fahad sambil memegangi kedua bahuku. Memastikan keadaanku dengan sorot mata lembut tapi juga menyimpan kekhawatiran.Aku hanya mengangguk pelan sebagai jawaban."Ayo, sekarang ke mobil. Maaf sudah membuat kamu menunggu," ucap Bang Fahad dan langsung membimbingku menuju mobil bahkan membukakan pintunya.Seakan mengerti kegelisahan yang terjadi padaku, Bang Fahad menyodorkan air mineral yang siap diminum. Aku meneguknya hingga membasahi tenggorokan dan membuatku merasa lebih baik."Lebih tenang?" tanyanya seolah bisa membaca gerak-gerikku.Aku hanya mengangguk. Mobil lantas melaju, menjauh dari hal

    Last Updated : 2024-12-06
  • DINIKAHI CALON KAKAK IPARKU   Jangan Katakan Apapun

    Bang Fahad menarik diri. Sempat pandangan kami bertemu sebelum kemudian ia mengecup keningku begitu dalam. "Maaf, Chi. Dekat dengan kamu membuat saya selalu melewati batas," ucapnya seakan menyesal. Kedua tangannya masih menangkup pipiku dengan lembut.Aku menggeleng. "Melewati batas seperti apa, Bang? Bukankah kita suami istri? Bukankah aku ini sudah halal buat Abang? Batasan mana yang Abang lewati?""Saya khawatir kamu enggak nyaman."Aku kembali menggeleng. "Kalau enggak nyaman, mungkin aku udah kabur dari tadi, Bang."Laki-laki itu tersenyum manis. Jari jemarinya mengusap pipiku hati-hati. "Saya gak tahu kapan semua ini bermula, Chi. Saya enggak mengerti apa yang terjadi pada diri saya. Saya gak bisa berhenti memikirkan kamu saat kita berjauhan. Saya gak bisa tenang saat kita harus terpisah. Sampai akhirnya saya mengerti, kalau saya terlalu naif dan mungkin cemen untuk menyadari kalau apa yang saya rasakan itu ternyata cinta."

    Last Updated : 2024-12-06
  • DINIKAHI CALON KAKAK IPARKU   I love you ... Chiara!

    Rumah besar dan megah itu seperti disulap, bak aula hotel dengan dekorasi cukup mewah. Acara berlangsung cukup meriah. Banyak kerabat dan kolega Mama Papanya Bang Fahad yang hadir dan meramaikan acara. Tamu-tamu yang hadir mengenakan pakaian formal juga elegan.Usai sambutan, potong kue lalu penyerahan kado, acara berlanjut dengan makan-makan. Bang Fahad mengajakku makan di meja yang berbeda. Tidak bergabung dengan keluarganya serta Mama Papaku yang juga datang, karena dia tahu, di meja makan itu pasti akan terjadi obrolan.Barulah setelah kami selesai makan, kami mencari tempat duduk untuk menikmati kudapan lain atau bercengkrama dengan para tamu lain yang turut hadir. "Abang enggak makan yang lain?" tanyaku pada Bang Fahad yang duduk tepat di sampingku.Bang Fahad menggeleng. "Saya sudah kenyang, Chi."Aku kembali menikmati dessert yang tadi kupilih. Ujung mata lalu melirik pada tangan Bang Fahad yang melingkar

    Last Updated : 2024-12-06
  • DINIKAHI CALON KAKAK IPARKU   Surprise!

    Hari demi hari berlalu. Hubunganku dan Bang Fahad terasa kian membaik. Aku bahkan selalu tidur di kamar utama bersamanya. Selalu ada pillow talk di antara kami sebelum tidur. Namun meski begitu, Bang Fahad seolah tidak ingin tahu perasaanku terhadapnya. Dia tidak menuntut balasan perasaannya. Tidak menuntut juga haknya sebagai suami, padahal pernikahan kami sudah masuk di usia tiga bulan. Hingga aku sadar, kalau aku tidak lagi memiliki alasan untuk terus mengulur waktu dan menahan haknya sebagai seorang suami. Malam ini, aku menunggunya pulang dari kantor seperti biasa. Duduk di sofa panjang ruangan televisi ditemani layarnya yang menyala. Jam dinding sudah menunjukkan di angka delapan, tapi belum ada tanda-tanda ia akan segera pulang. Aku masih menunggunya. Berbalut jubah satin hitam yang menutup lingerie berwarna senada, meski bukan memakai garter belt yang dibelinya waktu itu. Tapi aku rasa, pakaian ini pun cukup untuk menjadi sedikit surprise. "Hoooam ...." Aku menahan kantuk,

    Last Updated : 2024-12-09
  • DINIKAHI CALON KAKAK IPARKU   Very Sweet Punishment

    Bang Fahad menatapku dengan sorot tak percaya. Aku melangkah, hingga ujung kaki beradu dengan kakinya. Wajahku mendongak, kedua tangan bergerak menyentuh bahu Bang Fahad lalu mendarat tepat di dadanya."Chi ... kamu ... sangat seksi," ucapnya pelan. Kembali kulihat bagaimana ia kesusahan menelan salivanya."Bukankah ini yang Abang mau?" tanyaku dengan suara tak kalah pelan.Bang Fahad tak bersuara. Sepasang matanya seakan sibuk memperhatikan penampilanku saat ini. Lingerie hitam yang tidak sepenuhnya menutupi tubuhku, seakan benar-benar menarik perhatiannya. Bayangkan saja, hanya ada tali tipis di kedua bahu. Bagian depannya begitu rendah sedangkan bagian belakangnya tidak menutupi punggungku sedikit pun. Belum lagi panjangnya yang hanya dua jengkal menutupi paha."Kalau seperti ini, kamu benar-benar menggoda saya, Chi. Saya—gak yakin bisa menahan diri lagi," ujarnya lalu menelan saliva. "Lebih baik, kamu pakai lagi penutupnya, ya?"Aku memandangnya dengan seulas senyum tersungging di

    Last Updated : 2024-12-09
  • DINIKAHI CALON KAKAK IPARKU   You're Mine

    "Aku ikhlas kamu mengambilnya, Bang. Aku istrimu. Penuhi hakmu sebagai seorang suami dan aku ikhlas memenuhi tanggung jawabku sebagai istrimu," ucapku secara sadar tanpa paksaan."Tunggu sebentar." Bang Fahad menarik dirinya lagi. Ia bahkan turun dari tempat tidur dan berjalan keluar dari kamar.Meninggalkanku sendirian terbaring di atas kasur. Entah ke mana dia dan entah apa yang dilakukannya, karena malah meninggalkanku di tengah gelora hasrat yang mulai menggebu.Aku mengigit bibir, mengangkat kepala dan memindai penampilanku saat ini. Aku sendiri tidak menyangka, bisa-bisanya aku berpenampilan seberani ini di depan Bang Fahad. Tapi, sepertinya itu bukan masalah. Aku sudah mengakui perasaanku sendiri padanya seperti apa. Kami sudah saling menerima dan saling mencintai, bukan? Jadi, sah sah saja rasanya kalau aku berpenampilan seronok di depan matanya.Tak lama Bang Fahad telah kembali. Ia menutup pintu kamar hingga rapat lalu berjalan mendekat ke tempat tidur.Aku beringsut hingga

    Last Updated : 2024-12-09

Latest chapter

  • DINIKAHI CALON KAKAK IPARKU   Izinkan Menebus Semuanya

    "Om Ruslan ...?" ucapku berbisik setelah tahu siapa yang memukul wajahku. Punggung tangan bergerak mengusap sudut bibir bawah yang berdarah. Pukulan tadi memang sangat keras, karena itulah sudut bibirku sampai berdarah."Mau apa kamu ke mari? Mau apa lagi?!" Om Ruslan menghardik. Dia berdiri menjulang di depanku. Wajah dengan rahang mengeras itu menunjukkan bahwa ia tengah diliputi kemarahan. "Setelah tiga tahun berlalu, untuk apalagi kamu menampakkan diri pada Chiara, hah? Belum cukup kamu menyakiti dia sebelumnya? Sekarang Chiara sudah bahagia dan melupakan masa lalu yang buruk bersama kamu. Mau apalagi kamu mengganggu putri saya?!"Aku lantas berusaha bangkit, hingga akhirnya mampu berdiri sekaligus berhadapan dengannya. "Om, saya tidak bermaksud mengganggu Chia. Saya ... ke mari karena memang ingin berbicara pada kalian——""Halah! Sudahlah Fahad, tidak ada yang perlu dibicarakan lagi. Sejak tiga tahun yang lalu, kami sudah memutuskan untuk tidak saling mengenal dengan kamu dan kel

  • DINIKAHI CALON KAKAK IPARKU   Bisa Kembali Bertemu

    Minuman pesananku baru saja datang, padahal aku berniat untuk berniat. Terpaksa aku menyeruputnya meski sedikit. Karena sudah dibayar, aku pun segera bangkit. Meninggalkan meja dan buru-buru keluar dari resto itu. Masuk ke dalam mobilku lalu duduk di balik setir kemudi. Melepas masker penutup wajah serta topi.Kepala refleks bersandar pada kursi. Obrolan sepasang suami istri tadi terbayang lagi. Aku tidak sanggup lama-lama berada di sana dan terus menguping semuanya. Makin lama hatiku makin nyeri mendengarnya. Bagaimana mereka tampaknya begitu saling menyayangi dan melindungi satu sama lain."Chiara sudah bahagia. Apa aku pulang saja tanpa pernah menemuinya? Karena untuk apalagi aku bertemu? Chiara sudah memiliki kehidupan lain," gumamku dengan tangan mencengkram setir kemudi.Aku sendiri gamang, entah harus bagaimana. Pesan terakhir Mama adalah memintaku untuk meminta maaf pada Chiara dan keluarganya. Tapi aku tidak yakin, Chiara mau bertemu denganku, apalagi keluarganya. Aku sadar k

  • DINIKAHI CALON KAKAK IPARKU   Apa Masih Pantas?

    Aku terduduk lesu dengan kedua kaki menekuk, wajahku tenggelam di antara lengan yang bertumpu. Tak kuasa aku menahan tangis, hingga tergugu sendirian di samping pusara anakku sendiri.Apa yang sudah terjadi tiga tahun ke belakang? Apa yang sudah Chiara dan kandungannya lalui? Bagaimana bisa aku mengabaikan mereka hingga kenyataan saat ini benar-benar menamparku.Darah dagingku sudah tiada tanpa aku ketahui. Apa dia sakit? Atau kecelakaan? Atau hal apa yang sudah membuatnya kembali begitu cepat kepada Sang Pencipta?Aku mengangkat wajah yang basah dan mengusapnya meski belum puas menangis. Tanganku kembali terulur pada nisan dari marmer hitam itu dan mengusapnya."Assalamualaikum, Nak ...," ucapku lirih. Aku bahkan baru sadar, kalau aku belum mengucapkan salam sejak mendatangi makam ini."Ini ... papa kamu, Nak. Maaf, papa bahkan baru bisa datang sekarang. Papa pikir kamu sudah tumbuh menggemaskan, tapi ternyata ...." Bibirku rasanya kelu untuk melanjutkan.Aku berusaha untuk meredam t

  • DINIKAHI CALON KAKAK IPARKU   Bagaimana Mungkin?

    Aku sudah kembali terbaring di atas ranjang rawat. Menatap langit-langit ruang rawat bercat putih terang. Satu kenyataan sudah kudapat, bahwa Chiara sudah menikah lagi. Dia sudah benar-benar melupakanku, bahkan mungkin sudah tidak mengharapkanku di hidupnya lagi. Aku pun sadar, aku sudah sangat melukainya. Kuhembus napas berat. Mencoba untuk beristirahat agar tidak terlalu mengingat Chiara lagi, terutama wajah teduhnya yang begitu manis dengan kerudungnya tadi. Membuatku gelisah dan tidak tahu malu berharap bisa melihatnya lagi. Satu jam aku sendirian di ruang rawat, berbeda dengan pasien-pasien di balik tirai sebelah yang ditembak sanak keluarganya. Hingga dokter bersama perawat datang dan mengecek kondisiku. Dokter yang berbeda, mulai memeriksa luka di bahu dan pelipisku. Hingga memberi instruksi pada perawat yang sama dengan sebelumnya untuk mengganti perban di kepalaku. "Bapak tidak mengabari saudar

  • DINIKAHI CALON KAKAK IPARKU   Bagaimana Ini?

    Malam telah larut saat aku tiba di Malang. Kota ini begitu sunyi, hanya ada cahaya lampu jalan yang temaram menemani perjalananku menuju sebuah penginapan kecil di pinggiran kota. Udara dingin menyeruak masuk dari sela-sela jendela mobil, membuatku kian merasa sendirian di tengah malam yang gelap. Bahkan rinai hujan seolah menyambut kedatanganku.Aku memilih menginap di sebuah losmen sederhana. Tidak ada yang mewah, hanya tempat untukku merebahkan tubuh setelah perjalanan panjang dari kota. Setelah check-in, aku langsung menuju kamar dan menghempaskan tubuh di atas kasur yang terasa keras. Meski lelah, mataku tak juga terpejam. Bayangan Mama, wajah Chia, dan segala kenangan pahit terus menghantui pikiranku.Kuhembus napas kasar. Hati ini rasanya makin kacau, entah ke mana aku harus memulai pencarian nantinya. Bahkan aku tidak memiliki informasi lebih detail tentang keluarga Chiara di daerah ini.Dalam keadaan terlentang, aku meraih ponsel di meja nakas. Memandang layarnya dengan peras

  • DINIKAHI CALON KAKAK IPARKU   Menjadi Penawar

    Setibanya di rumah sakit, hari sudah malam. Aku langsung menuju ruang ICU di mana Mama mendapatkan perawatan intensif. Ruangan yang seharusnya steril itu, justru tampak ramai karena ada Papa, dokter dan suster di dalamnya. Aku pun masuk dan mendekat ke samping ranjang.Mama terlihat sudah membuka matanya, tapi napasnya justru tersengal dan tertahan-tahan. Aku meraih tangan Mama yang terasa begitu dingin. Aku menciumnya hingga tanpa terasa air mata menetes begitu saja, melihat keadaan Mama apalagi wajahnya yang sangat pucat."Ma ... mama harus kuat. Mama pasti sembuh dan sehat lagi," bisikku tepat di telinganya. Sementara Papa dengan matanya yang basah, terus mengusap kepala Mama."Had ... kamu harus cari keluarga Om Ruslan. Minta maaf pada mereka. Sampaikan juga permintaan maaf mama karena anak-anak mama sudah menyakiti mereka terutama Chia. Mama ... titip Rakana. Jangan biarkan dia makin tersesat. Didik dia ... agar menjadi lebih baik, Had." Suara Mama parau dan terbata-bata.Aku men

  • DINIKAHI CALON KAKAK IPARKU   Bodoh!

    "Hari itu, aku yang menyuntikkan obat tidur saat Chia gak sadarkan diri di dalam mobilku. Aku ... memang menidurinya saat dia dalam kondisi tidak sadarkan diri. Aku terobsesi sama Chia karena aku gak rela dia mencintai Abang. Aku gak rela Chia menjadi milik Abang dan gak ada yang boleh memiliki Chia kalau aku gak bisa memilikinya. Aku yang dengan sadar merekam perbuatanku pada Chia saat dia tertidur agar Abang marah dan menceraikannya. Setelah kalian berpisah, aku bisa memilikinya kembali.""Tapi aku salah, bagaimanapun aku memohon dan mengemis, dia tetap tidak mau menerimaku lagi. Dia gak mau memberiku kesempatan. Dia dan keluarganya pergi tapi aku gagal mengikuti mereka hari itu. Aku cari-cari info tapi gak ada jejak yang bisa aku temukan. Aku kehilangan Chia, benar-benar kehilangan dia. Sampai aku mencoba mulai menerima kehadiran Faula yang sudah melahirkan. Aku mencoba berdamai dengan hubunganku bersama Faula. Hidup sebagai mana harusnya dengan Faula karena Chia gak bisa lagi aku

  • DINIKAHI CALON KAKAK IPARKU   Bagai Tersambar Petir

    "Mama kenapa, Pa? Mama sakit apa?" Aku langsung memburu Papa begitu tiba di rumah sakit. Menyusul duduk di kursi tunggu sebrang ruangan ICU.Papa tampak mengusap wajahnya frustasi. Kemudian menengadahkan kepala menempel pada dinding di belakangnya. "Mama sehat-sehat aja sebenarnya, Had. Tapi ....""Tapi apa? Pa, jangan buat aku makin khawatir," pintaku cemas.Papa meraup wajah dengan kedua telapak tangannya, lalu menatapku dengan netra berembun. "Had ... apa kamu tahu Rakana di mana selama ini?"Keningku sontak mengernyit karena selama tiga tahun lamanya, baru kali ini Papa menanyakan Rakana kembali. Aku pun menggeleng. "Aku gak tahu, Pa. Aku juga gak peduli lagi dia di mana. Mungkin, dia sudah menikah dan hidup bersama Chia setelah membohongiku tiga tahun yang lalu," jawabku kemudian.Papa menoleh dan menatapku dengan tatapan tak biasa. "Bagaimana bisa kamu menduga kalau mereka menikah?"Aku mengangkat bahu malas. "Mereka masih saling saling mencintai, Pa. Sangat mungkin kalau mereka

  • DINIKAHI CALON KAKAK IPARKU   Pov FAHAD

    **************TIGA TAHUN KEMUDIAN ....Drrrt Drrrt Drrrt.Aku membuka mata saat ponsel bergetar, menyala karena alarm yang disetel sebelumnya. Setelah bangun, aku segera mematikannya. Waktu menunjukkan pukul delapan pagi. Cepat aku membuka resleting dari tenda yang menjadi tempatku tidur.Lapangan luas membentang. Bau tanah kering menyeruak. Beberapa tenda lain terpasang dengan jarak cukup jauh dari tempatku, menjadi pemandangan pagi ini.Satu tahun ke belakang, aku senang mendaki gunung. Apalagi saat berhasil summit di puncaknya. Rasanya hanya ada aku dan alam, menyatu dan menenangkan.Aku enggan beranjak dari dalam tenda. Aku duduk dengan kedua kaki menekuk sambil memeluk lutut. Memandangi hamparan tanah yang begitu luas di alun-alun Suryakencana saat ini.Saat sendiri seperti sekarang, aku selalu diingatkan akan sosok Chiara. Perempuan manis yang berhasil membuatku jatuh cinta begitu dalam, tapi juga mampu menjatuhkanku tanpa ampun bersama luka yang tak berperi.Dia berselingkuh d

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status