Share

Bulan Madu

Ali juga berganti baju dengan meniru kebiasaan orang-orang di sana. Terpaksa ia mencukur janggut yang telah ia pelihara selama bertahun-tahun. Mereka kini berada dalam sebuah kamar mandi berdua saja. Gu memperhatikan suaminya yang sedang merapikan sisa-sisa cambang yang masih ada. Persis terlihat seperti ketika mereka pertama kali berjumpa.

“Aneh, ya. Di kepala tak ada rambut, tapi bisa tumbuh cambang segitu lebatnya,” ujar Gu sambil melipat baju militer putih. Ia masukkan dalam tas siapa tahu berguna satu hari nanti.

“Mana aku tahu. Diciptakan sudah begini dari awal. Kau pun aneh juga, kukira pendiam, kalem dan mudah diatur. Ternyata cerewet, susah dikasih tahu, dan tak bisa diam,” jawab Ali tak mau kalah. “Apa dengan Fir dulu begitu juga?” tanya lelaki itu lagi. Sebab dari pembawaan Gu dulu ia kira wanita itu seperti ratu atau tuan putri yang menjaga cara bicara dan tata krama, nyatanya lepas begitu saja.

“Tak akan kuberi tahu. Nanti aku bertanya tentang Sintia kau tak mau menjaw
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status