DIKIRA MISKIN 68"Ada apa ini? Oh, ada Wiwid?" ucap ibu tiba-tiba muncul. Beliau baru bangun dari istirahat siang.Tangan ibu terulur, berharap Ranti segera meraih dan menciumnya dengan takzim, tetapi tangan ibu ia biarkan begitu saja."Wid, kamu enggak kangen sama ibu?" Dahi ibu berkerut saat saat melihat Mbak Wiwid tidak meresponnya, padahal dari sorot matanya aku tahu kalau ibu sangat merindukannya. Ia pasti ingin memeluk anak yang ia lahirkan itu. Walau bagaimanapun juga ia adalah anak yang sangat disayanginya."Untuk saat ini aku hanya merindukan Mas Wahyu ini. Makanya aku sudah tidak sabar untuk segera bersanding di pelaminan," kata Mbak Wiwid. Tangannya kini mengusap lengan lelaki berkumis tipis itu.Ibu menghela napas perlahan dan menurunkan uluran tangan yang diabaikan Mbak Wiwid."Wid, kalian itu belum sah." "Aku tahu, Bu. Yang penting kami sudah sama-sama single, jadi tidak akan ada yang keberatan jika kami lengket seperti ini," ucap Mbak Wiwid. Kini ia malah menyandarkan
DIKIRA MISKIN 69Semenjak anak-anak berada di rumah ini, aku tidak pernah sekalipun mendengar mereka memanggil Mas Wahyu atau ayahnya. Itu menjadi salah satu bukti bahwa mereka memang tidak dekat dengan sosok ayahnya itu. Selama itu pula Mas Wahyu tidak pernah menanyakan anak-anak meski hanya melalui telepon Mbak Ranti benar, suaminya adalah tipe orang yang cuek dan tidak pernah dekat atau tidak mau tahu dengan urusan anaknya. Saat melihat ayahnya datang pun, baik Nina atau Fia tidak ada yang bersemangat menyambutnya. Hm, pantas Mbak Ranti menerima begitu saja tantangan Mas Wahyu untuk menceraikannya."Mas, kamu tidak mau peluk atau apa gitu sama anak-anak?" tanyaku saat pasangan puber kedua itu berpamitan."Yang ingin kupeluk hanya satu, yaitu kekasihku, pujaanku--Wiwid," jawab Mas Wahyu. Ia melirik wanita yang ia sebut pujaan hatinya itu."Ingat ya, Mas. Kamu masih punya tanggung jawab untuk menafkahi anak-anak dan jangan lupa perabotan yang sudah dijual itu kamu ambil kembali!" k
DIKIRA MISKIN 70Kami berjalan beriringan. Aku menggendong Sasya dan Mbak Ranti menggendong Fia. Suasana belum begitu ramai dan acara belum dimulai karena kami datang lebih awal dari undangan. Mbak Wiwid pasti tengah menunggu kedatangan Mas Yudi. Ya, mau tidak mau, dia lah yang akan menjadi wali nikahnya nanti karena bapak sudah meninggal dan Mas Yudi adalah satu-satumya saudara laki-laki di sini.Aku sudah membayangkan kalau pesta pernikahan Mbak Wiwid mewah sesuai dengan kartu undangan yaang bertulis dengan tinta emas, tapi ... Kami memasuki tenda yang sudah terpasang rapi dengan aneka makanan yang sudah berjejer di atas meja. Seketika mata ini berembun melihat kenyataan pernikahan kakak iparku ini? Bagaimana tidak? Mbak Wiwid mempunyai saudara kaya seperti Mas Yudi, tetapi menggelar acara pernikahan sesederhana ini. Ini bukan salah kami, semenjak aku menolak untuk menyediakan makanan secara gratis dan dia menawarkan jasa endorse, Mbak Wiwid tidak pernah mau menghubungi kami lag
DIKIRA MISKIN 71Halu dan bermimpilah setinggi mungkin. Gratis dan tidak ada yang melarang serta tidak merugikan orang lain.Hm, mungkin kalimat itu pantas disematkan pada Mbak Wiwid yang tidak pernah berhenti berangan.Sudah jelas kalau saat ini tengah mengalami krisis ekonomi, masih saja berkoar-koar kalau dia punya uang. Siapa yang percaya, coba? Jika dia punya uang, pasti acara ini akan dibuat semewah mungkin. Apalagi ia selalu mengaku sebagai artis tok-tok yang sudah memiliki banyak follower. Bukan hanya itu saja, ia pasti sudah menayangkan siaran langsung seperti para artis. Tetapi, jangankan siaran langsung, merekam atau mengambil gambar saja tidak boleh."Bu, boleh enggak baju ini buat aku?" kata Mbak Wiwid. Tamgannya mengusap lengan Ibu."Buat apa? Sudah jelas baju ini tidak muat di badan kamu," jawab Ibu."Pingin aja, boleh ya, Bu?" rengek Mbak Wiwid. Ia bertingkah layaknya anak kecil yang minta dibelikan mainan oleh ibunya."Terus nanti Ibu pulangnya bagaimana? Ibu enggak
DIKIRA MISKIN 60"Elvira? Ngapain kamu di sini?" tanya Mbak Wiwid melotot. "Masih kurang jelas? Aku ini calon istrinya Mas Ajun Kurnia bukan Ajun Perwira. Aku sudah pernah bilang, kan? Kalau aku pasti bisa mendapatkan suami kamu ini?" jawab Wanita yang ternyata bernama Elvira itu."Kamu merebut suamiku? Balas dendam karena aku pernah merebut pacar kamu waktu itu?" "Tidak ada yang namanya merebut di sini. Kita sudah berpisah, jadi aku berhak untuk dekat dengan siapa pun yang aku mau," jawab Mas Ajun sambil menyibak rambut Elvira yang menjuntai hingga menutupi sebagian wajahnya.Aku hanya menggaruk kepala karena tidak tahu dengan apa yang mereka bicarakan. Sepertinya Mbak Wiwid sudah kenal dengan wanita bernama Elvira itu. "Sudah jelas, kan? Aku lebih pantas bersanding dengan lelaki ganteng ini," kata Evira."Aku sudah membuang batu kali untuk mendapatkan berlian ini. Terima kasih, Sayang," ucap Mas Ajun. Tanpa ragu ia mengecup tangan Elvira."Ambil saja si kaki palsu ini. Aku sudah
DIKIRA MISKIN 73Mbak Ranti belum muncul juga. Aku sudah meminta Mas Yudi untuk menghubunginya, tetapi sama saja, nomor yang kami tuju tidak aktif."Bagaimana ini, Mas? Apa kita tinggal saja," usul Mas Yudi."Kita tunggu sebentar lagi, Mas. Siapa tahu Mbak Ranti segera kembali," Satu menit, dua menit, hingga satu jam berlalu, Mbak Ranti tidak muncul juga. Menunggu adalah pekerjaan yang membosankan. "Apa mungkin Mbak Ranti meninggalkan anak-anak?" tanyaku hati-hati takut menyinggung perasaan adiknya--Mas Yudi."Enggak mungkin, Dek. Aku lihat Mbak Ranti sudah berubah. Jangan berpikiran negative! Kamu sendiri, kan yang selalu bilang agar kita selaku berpikiran positive?" "Memang iya, tetapi Mbak Ranti ke mana? Apa mungkin ia sudah pulang duluan?" "Coba aku telepon Ibu, siapa tahu ia sudah ada di rumah." Mas Yudi kembali mengotak-atik ponselnya."Enggak aktif juga," kata Mas Yudi setelah mencoba menghubungi Ibu."Kenala kompak tidak aktif gini?" Dahiku mengernyit."Kalau kita pulang,
DIKIRA MISKIN 74Mas Yudi yang awalnya tidak tertarik melihat video itu, akhirnya ikut nimbrung juga setelah melihat reaksi ibu yang mendadak lemas hingga jatuh terduduk.Ya Allah, baru saja kami merasakan kebahagiaan karena bisa akur bersama saudara, kini harus ternoda akibat ulah salah seorang anak ibu yang dulu pernah menjadi anak kesayangan.Dalam video itu terlihat jelas, Mbak Wiwid tengah mengamuk dalam sebuah acara pernikahan. Ia mengacaukan acara yang awalnya berjalan khikmad itu.Tidak lain dan tidak bukan, itu adalah pesta pernikahan Mas Ajun dengan Elvira--wanita yang waktu itu datang dalam acara pernikahan Mbak Wiwid.Berdasarkan informasi yang ada di dalam video, Elvira adalah seorang artis tok-tok yang sudah memiliki ribuan follower seperti Mbak Wiwid.Aku baru tahu, dulu selain bersahabat, Mbak Wiwid dan Elvira selalu bersaing di aplikasi itu.Rupanya Mbak Wiwid kalah terkenal dengan Elvira, sehingga ia marah, apalagi mantan suaminya malah menikah dengannya.Selain suda
DIKIRA MISKIN 75"Mbak Ranti terus memohon pada Mas Yudi agar mau membantu Mbak Wiwid. "Yud, kamu bisa menemui keluarga Elvira agar mencabut tuntutannya dan menyelesaikan masalah ini secara kekeluargaan," usul Mbak Ranti."Aku tahu, Mbak," jawab Mas Yudi."Kalau begitu ayo ke sana sekarang juga. Kalau perlu kamu kasih duit. Zaman sekarang siapa, sih yang tidak mau?" "Jika mereka tidak mau mencabut tuntutannya, kamu bisa menyewa pengacara handal agar membebaskan Wiwid dari sini. Ya, memang untuk menyewa pengacara apalagai yang handal pasti harus mengeluarkan biaya yang tidak sedikit. Tetapi, kamu kan uangnya banyak? Kalau hanya untuk menyewa jasa pengacara, pasti ada, lah?" cerocos Mbak Ranti."Benar itu, Yud. Tolong bantu aku. Aku takut harus berada di sini. Baru beberapa jam saja aku sudah tidak betah. Kalau berada di sini, pasti tidak bisa dandan lagi. Apalagi aku juga sempat dibully oleh teman-teman satu sel," timpal Mbak Wiwid.Ya, Mbak Wiwid memang menempati sel tahanan yang d