DIKIRA MISKIN 74Mas Yudi yang awalnya tidak tertarik melihat video itu, akhirnya ikut nimbrung juga setelah melihat reaksi ibu yang mendadak lemas hingga jatuh terduduk.Ya Allah, baru saja kami merasakan kebahagiaan karena bisa akur bersama saudara, kini harus ternoda akibat ulah salah seorang anak ibu yang dulu pernah menjadi anak kesayangan.Dalam video itu terlihat jelas, Mbak Wiwid tengah mengamuk dalam sebuah acara pernikahan. Ia mengacaukan acara yang awalnya berjalan khikmad itu.Tidak lain dan tidak bukan, itu adalah pesta pernikahan Mas Ajun dengan Elvira--wanita yang waktu itu datang dalam acara pernikahan Mbak Wiwid.Berdasarkan informasi yang ada di dalam video, Elvira adalah seorang artis tok-tok yang sudah memiliki ribuan follower seperti Mbak Wiwid.Aku baru tahu, dulu selain bersahabat, Mbak Wiwid dan Elvira selalu bersaing di aplikasi itu.Rupanya Mbak Wiwid kalah terkenal dengan Elvira, sehingga ia marah, apalagi mantan suaminya malah menikah dengannya.Selain suda
DIKIRA MISKIN 75"Mbak Ranti terus memohon pada Mas Yudi agar mau membantu Mbak Wiwid. "Yud, kamu bisa menemui keluarga Elvira agar mencabut tuntutannya dan menyelesaikan masalah ini secara kekeluargaan," usul Mbak Ranti."Aku tahu, Mbak," jawab Mas Yudi."Kalau begitu ayo ke sana sekarang juga. Kalau perlu kamu kasih duit. Zaman sekarang siapa, sih yang tidak mau?" "Jika mereka tidak mau mencabut tuntutannya, kamu bisa menyewa pengacara handal agar membebaskan Wiwid dari sini. Ya, memang untuk menyewa pengacara apalagai yang handal pasti harus mengeluarkan biaya yang tidak sedikit. Tetapi, kamu kan uangnya banyak? Kalau hanya untuk menyewa jasa pengacara, pasti ada, lah?" cerocos Mbak Ranti."Benar itu, Yud. Tolong bantu aku. Aku takut harus berada di sini. Baru beberapa jam saja aku sudah tidak betah. Kalau berada di sini, pasti tidak bisa dandan lagi. Apalagi aku juga sempat dibully oleh teman-teman satu sel," timpal Mbak Wiwid.Ya, Mbak Wiwid memang menempati sel tahanan yang d
DIKIRA MISKIN 64Suara rintihan minto tolong itu semakin jelas. Aku mencoba melebarkan telinga untuk menajamkan pendengaran."Kalian dengar enggak?" "Enggak ada suara apa-apa," sungut Mas Wahyu."Aku juga dengar, Tik," sahut Mbak Ranti."Kalian ini terlalu berhalusinasi, aku tidak mendengar apapun di sini. Mungkin itu suara televisi," kata Mas Wahyu dengan muka merah ."Televisinya mati," jawabku."Ya, televisi punya tetangga sebelah. Eh, kamu mau ke mana?" Mas Wahyu menarik tanganku yang hendak masuk untuk memastikan kalau suara minta tolong itu dari sana sumbernya."Aku mau ke dalam. Sepertinya ada yang tidak beres di sini." Aku melepas tangan Mas Wahyu dan tetap melanjutkan langkahku untuk masuk kamar yang diikuti Mbak Ranti dan Mas Yudi."Tunggu! Kalian ini siapa? Ini rumahku! Dan aku melarang siapapun untuk berlaku seenaknya di sini. Kalian ini tamu dan tidak pantas untuk blusukan di sini," ucap Mas Wahyu dengan nada tinggi.Ucapannya malah membuatku curiga, kenapa dia ngotot ti
DIKIRA MISKIN 77"Jadi bayarin enggak? Utang Wiwid sebesar dua juta setengah? Bagi kamu mungkin itu sedikit, Yud. Tetapi bagi orang kecil sepertiku uang segitu sangat berharga karena untuk diputar lagi," ucap Mbak Sus."Kami terkejut bukannya enggak mau bayarin, Mbak. Memangnya dia utang apa?" tanya Mas Yudi yang mewakili pertanyaanku. Ya, Mbak Sus hanya seorang pemilik warung kelontong. Jika Mbak Wiwid punya utang sebanyak itu, dia bisa kehabisan modal."Awalnya dia cuma punya utang lima ratus ribu. Kemarin dia juga ambil baju dan make up. Ya, selain warung kelontong, aku juga baru mencoba jualan online. Lumayan untuk tambah pemasukan. Tetapi kalau diutang dan terancam enggak dibayar gini, aku malah rugi." Mbak Sus cemberut."Tenang, utang Mbak Wiwid pasti kami bayar," ucapku."Harus, dong. Uang segitu tidak ada apa-apanya bagi kalian." "Aku kasih tahu ya, Ran. Baju yang ada di video itu dia ambil di olshop-ku. Eh, ternyata malah hanya dibawa ke penjara." ucapnya lagi dengan nada ke
DIKIRA MISKIN 78"Wiwid, Wiwid." Aku yang tengah terbuai di alam mimpi, terbangun mendengar suara ibu yang terus memanggil anak perempuannya itu. Mata ibu tertutup rapat, tetapi mulutnya memanggil nama Wiwid tiada henti. Ibu pasti kepikiran terus dengannya hingga ia mengigau.Kepala ibu bergerak-gerak, bibirnya bergetar, dari matanya yang terpejam, keluar bulir bening. Ya Allah betapa besar cinta ibu pada anaknya itu. Saat mendengar anaknya menderita, ia kepikiran terus.Aku beringsut turun untuk membangunkan Mas Yudi yang tidur di sofa."Ada apa, Dek?" Mas Yudi membuka matanya perlahan."Ibu, Mas," Mas Yudi bangun dari tidurnya dan berjalan ke arah ibu yang masih saja mengigau memanggil nama Wiwid. Mas Yudi menunduk dan menyentuh pipi ibu dengan lembut."Wiwid." Ibu terbangun dan kaget melihat kami berdua."Aku mimpi buruk, Yud. Ayo kita temui Wiwid sekarang juga. Ibu tidak bisa membayangkan ia harus merasakan dinginnya tidur di balik jeruji besi, sementara aku tidur di kasur em
DIKIRA MISKIN 79Ibu berjalan keluar ruangan dan Wiwid berusaha mengejarnya, tetapi seorang petugas menahannya. Ibu sudah tidak menggubris Wiwid lagi. Mungkin ibu sudah terlanjur kecewa."Ibu, maafkan aku!" Mbak Wiwid meronta dalam cekalan tangan seorang petugas, tetapi ibu sudah tidak peduli lagi. Ibu malah semakin mempercepat langkahnya. Ia memilih masuk mobil dan menguncinya rapat-rapat.Aku dan Rifki menyusul ibu ke dalam mobil. Sementara Mas Yudi membuat laporan mengenai Mas Wahyu yang telah menganiaya Rifki. Semoga prosesnya cepat sehingga ia segera mendapatkan balasan yang setimpal atas perbuatannya."Tik," ucap ibu seraya memelukku erat, air matanya terus bercucuran. Bahunya terguncang."Alhamdulilah, laporan kita sudah dalam proses. Polisi akan segera mencari keberadaan Mas Wahyu. Setelah ini ia tidak akan hidup tenang lagi. Ke manapun ia pergi , polisi pasti akan menemukannya. Meski masuk ke lubang semut sekalipun," kata Mas Yudi."Ya, orang jahat memang harus mendapat bal
DIKIRA MISKIN 80Aku dan Mbak Ranti yang baru saja selesai memasak untuk persiapan nanti malam terkejut dengan kedatangan Mas Yudi dan teriakan ibu."Kita harus menjenguk Wiwid. Pantas saja beberapa hari ini perasaanku tidak enak. Tidur juga sering mimpi buruk. Apa ini ada hubungannya dengannya yang sakit parah itu?" kata ibu.Aku dan Mbak Ranti saling berpandangan. Kulihat aneka makanan yang sudah siap untuk acara istimewa nanti. Jika ibu dan Mas Yudi menjenguk Mbak Wiwid, bagaimana dengan acara ini?"Bu," ucap Mbak Ranti seraya mengusap tangan ibu."Kamu tidak usah khawatir, Ran. Ibu akan menjenguk Wiwid, tetapi tidak sekarang karena ini hari istimewa yang kamu tunggu dan tidak mungkin dibatalkan," ucap ibu tersenyum."Kalau Ibu mau jenguk Wiwid, aku juga tidak akan protes kok, Bu. Aku tahu, dari dulu Wiwid memang selalu yang diutamakan karena ia adalah anak emasnya Ibu dan Bapak," ucap Mbak Ranti menunduk.Ya, meski aku tidak bersama mereka dari kecil, tetapi aku tahu, Mbak Wiwid s
DIKIRA MISKIN 81"Ada apa, Yud?" Ibu meletakkan sendok dan menatap Mas Yudi dengan nada khawatir."Enggak tahu, Bu. Kita hanya diminta untuk datang menjenguk Mbak Wiwid," jawab Mas Yudi."Ya Allah, apa yang terjadi dengan anakku itu?" "Maafkan aku, Bu. Seharusnya sudah sejak tadi kalian menjenguk Wiwid, tapi gara-gara acara ini, jadi tertiuda hingga harus di telepon lagi," ucap Mbak Ranti seraya menggigit bibir bawah."Ini bukan salah kamu, Nak. Berdo'a saja agar Wiwid tidak apa-apa." Ibu berusaha tersenyum meski aku yakin hatinya perih membayangkan hal buruk yang terjadi dengan anaknya yang ada di dalam penjara. Ya, semarah-marahnya seorang Ibu, ia tidak mungkin menginginkan hal buruk menimpa anaknya."Ibu sudah memaafkan Mbak Wiwid, kan? Ikhlaskan dia Bu, agar Allah mengampuni dosanya," ucapku seraya mengusap pundak Ibu."Innalillah, memangnya Wiwid is dead," ucap Mbak Ranti dengan nada tinggi, matanya melotot kemudian menutup mulutnya dengan kedua tangan."Siapa yang bilang?" tany