Share

76. Bab 76

DIKIRA MISKIN 64

Suara rintihan minto tolong itu semakin jelas. Aku mencoba melebarkan telinga untuk menajamkan pendengaran.

"Kalian dengar enggak?"

"Enggak ada suara apa-apa," sungut Mas Wahyu.

"Aku juga dengar, Tik," sahut Mbak Ranti.

"Kalian ini terlalu berhalusinasi, aku tidak mendengar apapun di sini. Mungkin itu suara televisi," kata Mas Wahyu dengan muka merah .

"Televisinya mati," jawabku.

"Ya, televisi punya tetangga sebelah. Eh, kamu mau ke mana?" Mas Wahyu menarik tanganku yang hendak masuk untuk memastikan kalau suara minta tolong itu dari sana sumbernya.

"Aku mau ke dalam. Sepertinya ada yang tidak beres di sini." Aku melepas tangan Mas Wahyu dan tetap melanjutkan langkahku untuk masuk kamar yang diikuti Mbak Ranti dan Mas Yudi.

"Tunggu! Kalian ini siapa? Ini rumahku! Dan aku melarang siapapun untuk berlaku seenaknya di sini. Kalian ini tamu dan tidak pantas untuk blusukan di sini," ucap Mas Wahyu dengan nada tinggi.

Ucapannya malah membuatku curiga, kenapa dia ngotot ti
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status