Share

Session 2 - Bab 39

Pertemuan dua keluarga berakhir juga. Kami mengantar keluarga Bang Zayd hingga ke teras. Ainina dan Caca bergantian memelukku, lalu melambaikan tangan. Mereka calon adik yang menyenangkan.

Seperginya mereka, Bapak menatap penuh kemarahan pada Mbak Merina. Namun, aku masih melihat sekuat tenaga, dia menahan diri. Suaranya lirih dan terdengar bergetar ketika mengajak putri kesayangannya itu pulang.

“Papa duluan saja, aku ada acara lagi sama Reza,” ketus Mbak Merina. Wajahnya tampak sekali kusut dan semrawut. Aku tahu, dia mungkin tertekan karena gak bisa menggagalkan acaraku.

“Jangan keluyuran, sudah malam! Pulang, Papa mau bicara!” tukasnya tegas. Lalu ngeloyor pergi gitu saja.

Mbak Merina mendengus, lalu melirik ke arahku. Dia berjalan lalu berdiri menjejeriku dan bicara pelan, “Jangan kamu pikir, kamu sudah menang. Kamu kira Mbak merasa kalah dari kamu, hah?”

Aku memiringkan kepala, lalu kusipitkan mata dan menatap pupil hitamnya tajam sambil bicara, “Aku gak bilang gitu. Mbak s
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status