Share

22. kesombongan Bu sri

Penulis: Yanikdwilestari
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

*****

"Bu Din, ayo pulang..." Ajak Bu Rusmi setelah melihatku bersalaman dengan Bu Sri.

Aku lalu menghampirinya dan ikut berjalan pulang beriringan dengan Bu Rusmi. Tak lupa juga aku membawa buah tangan dari acara syukuran dirumah Bu Sri.

"Bu, kok tadi aku diundang ya? Padahal kan tadi pagi aku uda buat dia marah besar?" Tanya ku penuh penasaran.

"Mmm, maaf nih ya Bu Din mungkin Bu Sri mau sombong ke Bu Din soal anak perempuanya yang cantik itu."

Aku tersenyum kecut mendengar ucapan Bu Rusmi. Hingga akhirnya kita pun berpisah didepan rumah kita masing-masing.

Dan langsung masuk kedalam rumah menemui Mas Ferdi.

"Tadi acara apa emangnya Ma?" Tanya Mas Ferdi saat aku duduk dimeja riasku membersihkan make up.

Aku menghembuskan nafas kuat, lalu menjawab pertanyaan suamiku itu.

"Papa tau..."

Mas Ferdi tampak menggelengkan kepalanya.

"Itu tadi syukuran kedatangan putri Bu Sri yang baru lulus kuliah di London. Tapi, ada sesuatu yang lebih parah dari itu Pa!" Ucapanku menggantung.

"Lebih parah
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • DIKIRA MISKIN GARA-GARA BAJU BUTUTKU   23.anak dan emak sama saja

    ******"Waah selamat ya Bu Sri, akhirnya si Viona bisa kerja diperusahaan itu. Bangganya punya putri sepintar itu." Puji Bu Ajeng yang membuat Bu Sri melayang hingga tak menapak tanah.Kalah dong orang mati, hehehe."Jelas dong, gak sia-sia aku menyekolahkan dua jauh-jauh keluar negeri dengan biaya yang juga tak sedikit."Semua yang mendengar iku mengangguk menyetujui ucapan Bu Sri."Heeh ngapain lihat-lihat. Kamu iri ya lihat anak ku bisa kerja diperusahaan ternama itu?" Tanya Bu Sri padaku, kala tau aku dan Mas Ferdi sedang mengintipnya."Pasti dia iri Bu Sri lihat Viona. Lihat si Viona, uda cantik, pintar dan mau jadi orang sukses lagi." Bu Fitri menyindirku.Tampaknya dia masih tak terima denganku karena kejadian itu. Sedangkan si Viona tampak senyam senyum sendiri mendengar pujian yang dia dapatkan."Uuh menyebalkan..." Gerutu ku dalam hati.Mas Ferdi juga hanya bisa geleng-geleng kepala melihat kelakuan mereka, dan memutuskan untuk kembali duduk. Sedangkan aku masih berdiri dide

  • DIKIRA MISKIN GARA-GARA BAJU BUTUTKU   24. tamu tak terduga

    Jangan lupa tinggalkan like dan komen ya. Dan jangan lupa juga untuk subscribe ceritaku yang lainya yang berjudul "UANGKU BUKAN BERARTI UANGMU, MAS!"Terimakasih dan selamat membaca...****Kita membelikan kado yang berbeda untuk Papa mertua. Mas Ferdi membelikan kado dompet, sedangkan aku membelikan Papa mertua jam tangan.Seusai memilih kado, Mas Ferdi pun membayar ke kasir. Dan kita meneruskan perjalanan pulang kerumah orang tua Mas Ferdi."Mas, kita gak beli kue sekalian?" Tanya ku pada Mas Ferdi yang sesnag sibuk menyetir"Gak usah sayang, pastinya Bunda uda pesan kue tart ditoko langganan Bunda." Ucap Mas Ferdi yang memailngkan muka menghadapku."Oh ....!" Aku hanya ber o ria sambil membulatkan bibir.Dua setengah jam perjalanan, akhirnya kami sampai juga dirumah Ibu mertua. Kedatangan kita disambut oleh Pak satpam yang langsung membukakan pintu gerbang."Selamat malam dan selamat datang Pak Ferdi dan Bu Dina..." Ucap Pak satpam sambil memberikan hormat kepada kami berdua.Aku j

  • DIKIRA MISKIN GARA-GARA BAJU BUTUTKU   25. Catherine

    ****Buru-buru kutarik tangan Anindita, adik iparku. Tampak dari wajahnya dia bingung kala aku menarik tanganya menjauhi Viona yang masih berdiri termangu memandangiku yang terlihat sangat cantik dibandingkan dengan dirinya."A-ada apa sih Mbak?" Tanya nya yang masih tampak bingung. Dia oun menoleh kebelakang memperhatikan VionaAku masih diam dan tetap menggenggam tanganya menjauhi tempat acara. Hingga kurasa tak ada orang lagi, aku berbicara aap yang sebenarnya terjadi secara singkat."Gini, Mbak mohon kamu jangan bilang kalau Mbak ini kakak Ipar kamu.""Hah? Kenapa? Mbak kok aneh banget sih." Tanyanya sambil membulatkan mata padaku "Please, Mbak mohon kamu menuruti permintaan Mbak kali ini aja ya.""Iya Mbak." Anandita yang bingung tapi terpaksa harus mengikuti keinginan ku."Oh ya satu lagi, jangan pernah dekatkan Mas Ferdi dengan si Viona ya!" Ucapku kembali.Aku yang sadar dengan ekspresi Adik Iparku pun segera memberikan penjelasan."Nanti kalau uda selesai acara, Mbak bakal c

  • DIKIRA MISKIN GARA-GARA BAJU BUTUTKU   26. viona norak, gelay!!!

    ****"Mmm itu... Dia lagi ama Viona Pa!" "Apa Ma! Sama viona? Kok bisa sih dia datang kepesta Papa? Emang dia siapa, pengusaha?" Kulihat ekspresi wajah Mas Ferdi yang begitu terkejut, sama dengan diriku tadi.Aku menggelengkan kepala dengan cepat, aku juga kurang tau siapa dia, dan kenapa dia bisa ada disini. Padahal ini kan pesta untuk para pengusaha dan orang muda yang diundang juga hanya sebatas teman dan kerabat Mas Ferdi juga Anandita."Mungkin teman dekat adikmu deh Pa, soalnya tadi Anandita juga bilang dia temanya." Ucapku berpikir sambil menaruh telunjuk di daguku"Masa' sih Ma, dia punya temen macam Viona? Papa rasa gak mungkin deh." Kelihatan sekali jika Mas Ferdi memikirkan hal yang sama dengan ku Tampak dari kejauhan Anandita dan Viona berjalan mendekati kita berdua. Segera saja aku ajak Mas Ferdi pergi dari tempat ini dan bersembunyi dibalik pilar.Ku intip mereka berdua dari kejauhan, Mas Ferdi juga terlihat mengamati dengan seksama.Ternyata Anandita mengajak Viona un

  • DIKIRA MISKIN GARA-GARA BAJU BUTUTKU   27. the srintili's

    *****"Hahahah rasalin lo!" Gelitik ku dalam hati.Acara berlangsung hingga pukul sebelas malam, dan setelah semua selesai kami bersama-sama pulang kerumah dalam keadaan lelah namun bahagia.Apalagi Papa mertua yang sedari tadi mengulum senyum karena beliau memang tak menyangka jika acara ulang tahun diumur beliau yang sudah mencapai setengah abad ini begitu meriah dengan berbagai macam kado pemberian dari rekan dan relasinya yang tentu nya berisi kado-kado mewah.Sesuai juga dengan jamuan yang kami berikan tadi. Lagian untuk mereka, memberi kado mewah untuk Papa juga bukan hal yang berat. Karena memang mereka semua kalangan orang berduit.Sesampainya dirumah, masih ada kejutan kecil dari Bunda untuk Papa. Ada kue kecil yang memang disiapkan Bunda untuk Papa tiup dirumah.Biar lebih intim mungkin ya, karena hanya dilakukan bersama keluarga."Terimakasih sayang ku, juga anak-anak ku untuk semua kejutan ini." Kulihat bulir-bulir air mata bahagia tersemat dipelupuk mata Papa yang sedang

  • DIKIRA MISKIN GARA-GARA BAJU BUTUTKU   28. perminta maafan Bu Sri

    Yuuuk ikuti terus cerita ini, dan jangan lupa tinggalkan like dan komen ya. Dan jangn lupa juga untuk subscribe ceritaku yang lainya...Terimaksih dan selamat membaca...****Seusai kegiatanku dengan Mas Ferdi dikantor, aku memutuskan untuk langsung pulang kerumah dan istirahat. Apalagi ini sudah sore hari."Pulang aja ya Pa. Badan Mama uda capek semua.""Gak cari makan dulu?" Tanya nya"Gak usah deh Pa, paling juga Bik Titin masak.""Oke Ma."Kita berdua pun berjalan kedepan lobby kantor menunggu Pak Joko karena memang dialah yang akan mengantarkan kita pulang.Setelah mobil tepat berada diluar kantor, aku dan Mas Ferdi langsung berjalan menghampiri Pak Joko yang sudah membuka kan pintu mobil untuk kita berdua."Sore Pak, Bu..!" Sapanya"Iya sore juga Pak. Langsung pulang kerumah ya." Ucap Mas Ferdi memberi tau "Siap Pak." Pak joko membungkuk kan sedikit badanya dan menutup pintu, lalu berlari kecil menuju kemudi.Dan melajukan mobil menuju rumah yang hanya memerlukan waktu kurang

  • DIKIRA MISKIN GARA-GARA BAJU BUTUTKU   29. terkejut terheran-heran

    ****Pov Viona"Ma... Mama!" Teriak ku saat mencari Mama"Apa sih Vio, dirumah teriak-teriak, kayak dihutan aja. Ada apa sih!" Ucap Mama yang nampak gusar "Hehehe iya maaf, lagian reflek saking bahagianya Ma." Ucapku berbinar"Bahagia? Bahagia kenapa?" Mama masih nampak bingung dengan ucapanku."Ma, akhirnya Vii keterima kerja di Pt.BAJA KARYA Ma. Dan besok Vio uda mulai masuk." Ucapku bahagia sambil menggenggam tangan Mama."Alhamdulillah ya Nduk, gak sia-sia Mama kuliahin kamu di London, akhirnya kamu sekarang bisa kerja PT. BAJA KARYA." Ucapanjumawa sambil menepuk pelan bahuku setelah acara interview selesai.Aku sendiri juga tak menyangka jika akhirnya aku bisa mendapatkan perkerjaan disana. Ku kira, kerja disana persyaratanya sangat sulit. Ternyata, cuman ecek-ecek."Besok kalau aku sudah gajian, kita makan-makan ya Ma. Sekalian kita jalan-jalan luar kota."Mama yang mendengar ucapanku langsung tersenyum lebar hingga memperlihatkan deretan gigi Mama yang mulai menguning disana

  • DIKIRA MISKIN GARA-GARA BAJU BUTUTKU   30. spot jantung

    Pov VionaDdrrrt... Dddrrttt... Ddrrtt...Saat aku mulai sibuk dengan pekerjaaku, kembali gawaiku bergetar karena pesan masuk. Aku yang sedari awal sudah bosan, iseng-iseng mengecek pesan tersebut.Ternyata pesan itu berasal dari Anandita, seorang pengusaha muda yang ku kenal saat aku kuliah diLondon, berkat si Karin. Aku sangat suka dengan nya, selain dia cantikz kaya, juga sangat loyal.[Besok Papa aku ultah Rin, besok elo dateng ya!]"Ha, Rin!... Berarti sebenarnya ini pesan pribadi dong, jangan-jangan si Anandita ini salah nulis disini." PikirkuKarena memang grup ini hanya berisi kan tiga orang saja. Aku, Karin dan juga Anandita. Sial, berarti memang si Anandita tak menganggapku. Tak papa lah, aku harus selangkah lebih maju. Langsung saja kubalas pesan darinya, bahwa aku juga ingin ke pesta orang-orang kaya. Masa' bodoh lah dianggap tak tau malu. Yang penting aku bisa ikut ke pesta[Waaah selamat ya Dit, btw jam berapa nih acara ulayahnya?]Langsung kukirim balasan pesan ku. Be

Bab terbaru

  • DIKIRA MISKIN GARA-GARA BAJU BUTUTKU   63. ending

    Setelah membereskan semua pakaian, akhirnya aku bisa ber istirahat bersama dengan Mas Ferdi. Apalagi, nanti malam aku sudah ada janji untuk keluar dengan AnanditaAku pun menikmati kegiatan ku dirumah ku sendiri. Hingga malam pun tiba, dan Anandita menjemputku setelah sholat maghrib."Yuk mbak, kita berangkat." Ajak Adik iparku ini "Jangan malem-malem pulangnya Dit! Kasian ponakan mu!" Tukas Mas Ferdi"Iya iya Mas, aku janji. Paling malam juga jam sembilan.""Yasudah kalau gitu." Jawab Mas Ferdi pasrah."Yuuk Mbak." Ajak ya lagi padaku"Iya Dit." Kami bertiga pun akhirnya berangkat, karena aku memang sengaja mengajak Bik Titin untuk menjaga putraku.Anandita pun langsung menancapkan gas ke butik langganan nya. Sesampainya disana, dia langsung bertemu dengan pemilik butik yang juga ku kenal. Karena memang kami sering memesan kebaya disini, termasuk saat pesta ulang tahun Papa mertua dan waktu syukuran kelahiran ArshakaSetelah mereka berbasa-basi, Anandita menyampaikan maksutnya, san

  • DIKIRA MISKIN GARA-GARA BAJU BUTUTKU   62. pindahan

    "uda beres semua kan Ma?" Tanya Mas Ferdi saat kami berdua sedang rebahan didalam kamar sambil menonton tv."Kayak nya uda semua kok Pa.""Kok kayak nya? Yang pasti dong Ma?" Aku hanya diam tak menjawab ucapan Mas Ferdi. Dan sibuk berbalas pesan dengan Anandita "Ma...?" Tanya Mas Ferdi lagi sambil sedikit mengguncang tubuhku"Eh iya Pa? Apa lagi?" Tanya ku balik."Huh, diajak suami ngomong malah dicuekin. Lagi WA an sama siapa sih?"Kini ganti Mas Ferdi yang merajuk padaku."Bukan nyuekin Pa, ini loh Mama lagi balas pesan Anandita!" Jawabku sambil menyodorkan hp didepan muka Mas Ferdi."Ngapain tuh anak, galau?"Deg-deg an sih lebih tepatnya. Maklum, namanya wanita mau lamaran uda pasti gugup dong Pa.""Emang Mama dulu juga gitu?" Tanya Mas Ferdi lagi, lama-lama dia mirip detektif aja.Aku hanya mengangguk tanpa memalingkan muka yang masih menghadap layar hp, membalas pesan dari adik iparku ini."Oh ya Pa, besok kita berangkat pagi ya. Soalnya Dita ngajak Mama belanja baju buat lam

  • DIKIRA MISKIN GARA-GARA BAJU BUTUTKU   61. kena razia di hotel

    Sebuah mobil kini berganti berhenti didepan rumah ku. Ternyata hari ini kami kedatangan Bunda dan Papa mertua. Karena memang sudah hampir sebulan mereka belum bertemu dengan cucu mereka satu-satunya.Kedatangan mereka juga secara tiba-tiba tanpa memberitahu dulu. Bruak!!! Bunda dan Papa pun keluar dari mobil. Dan langsung menghampiriku yang masih menggendong Arshaka didepan rumah."Assalamualaikum sayaaang!!!" Salam Bunda"Waalaikumsalam Bunda, Papa. Kok tumben kesini gak bilang-bilang dulu." Tanya ku yang langsung menyalami tangan Bunda dan Papa."Iya Din, kedatangan kami kesini memang ada perlunya. Sekalian mau jenguk cucu Opa yang ganteng ini. Kangen, uda lama gak ketemu." Jelas Papa membuat ku jadi kepo"Perlu apa ya Pa?" "Kita bicara didalam aja ya. Masa' kami enggak dipersilahkan masuk dulu?" Jawab BundaAstagaaa, aku sampai lupa saking keponya. Sampai-sampai aku tak mempersilahkan mereka untuk masuk."Ya Allah, maaf Bun, Pa, Dina sampai lupa. Mari masuk dulu..." Aku pun meri

  • DIKIRA MISKIN GARA-GARA BAJU BUTUTKU   60. bahan gosipan

    Hari ini sengaja aku meminta tolong pada Bik Titin untuk berkemas. Karena besok aku sudah harus pindah dari sini.Ada rasa lega sekaligus berat dalam hati. Walaupun mereka termasuk tetangga super resek, tapi aku begitu menikmati sensasinya. Karena tetangga dikomplek perumahan ku sendiri, tak ada yang seperti ini.Maklum, rata-rata mereka memang seorang pegusaha. Alhasil, mereka juga harang sekali berada dirumah. Mereka sibuk mengelola bisnis, atau sekedar jalan-jalan menghabiskan uang mereka keluar negeri."Jangan sampek ada yang tertinggal ya Bik.""Siap Bu."Sehabis menidurkan putraku, aku juga ikut membantu Bik Titin berkemas. Untung saja saat aku menyewa rumah ini, semua perabotan rumah sudah terisi. Jadi aku hanya tinggal membawa pakaian saja.Meskipun ada yang ku beli, itu pun juga hanya sekedar perintilan kecil yang tak seberapa. Dan memang berniat aku tinggalkan disini.Karena merasa kasian dengan Bibik Titin yang nampak kelelahan, aku pun memutuskan untuk memesan makanan mela

  • DIKIRA MISKIN GARA-GARA BAJU BUTUTKU   59. keputusan

    Sore harinya, Mas Ferdi pun mengajak kami untuk jalan-jalan ke mall terdekat didaerah ku. Dengan senang hati, aku pun mengiyakan.Karena memang sudah hampir beberapa bulan semenjak kehamilan ku, kami jarang sekali menghabiskan waktu bersama untuk jalan-jalan."Bik, uda selesai kan gantinya?""Sudah Bu." Jawab Bik Titin seraya mendekatiku."Yasudah, gantiin baju Arshaka sekalian ya. Aku mau ganti baju dulu." "Ooh iya Bu!" "Sini anak ganteng, sama Bibik dulu ya. Mama mau ganti baju dulu." Ucap Bik Tin saat mengajak ngobrol si bayi Putra ku pun merespon nya dengan tersenyum dan menggerak kan badan nya ke girangan. Sedangkan aku langsung berlalu masuk kedalam kamar, menyusul Mas Ferdi yang sudah siap dan terlihat sangat menawan.Mungkin jika wanita lain melihat Mas Ferdi, mereka akan menganggap Mas Ferdi ini masih lajang. Akibat baby face nya yang menggemaskan, membuat nya nampak awet muda.Berbeda dengan ku kini yang bertubuh semakin melar setelah melahirkan, ditambah saat ini sedang

  • DIKIRA MISKIN GARA-GARA BAJU BUTUTKU   58. akibat kedatangan Bu Sri ke rumah

    Tok tok tok!!!"Biar aku aja yang buka Bik! Itu paati Mas Ferdi." Ucap ku sumringah"Ooh iya Bu..."Aku yang sedang sibuk didapur pun langsung berlalu keruang tamu ingin membuka kan pintu. Karena sudah jelas, jika yang datang kali ini Mas Ferdi.Langsung saja ku buka pintu rumah dengan perasaan bahagia"Selamat datang Pa!!!" Ucapku sambil tersenyumTapi begitu terkejutnya aku, kala melihat BuSri lah yang malah berdiri didepan pintu rumah ku sambil melipat tanganya"Lah, kok Bu Sri." Batinku"Pagi Bu Din!" Ucapnya sedikit emosi"Iya, pagi juga. Ada apa ya Bu?" Tanya ku pura-pura tak tau.Padahal aku mah paham. Jika orang ini pasti ingin bertanya tentang tragedi nasi basi kemarin."Saya cuman mau tanya aja. Kok bisa-bisanya sih Bu Din ngasih saya nasi basi. Emang kamu gak mampu ya ngasih saya makanan layak!" Ucapnya sewot membuat ku seketika terbahak.Astaga, ni orang apa gak pernah sadar diri ya. Bisa-bisa malah playing victim. Dasar orang otak kurang se-ons."Teruuuus!!!" Ucapku tak k

  • DIKIRA MISKIN GARA-GARA BAJU BUTUTKU   57. sakit hati

    Adzan isya' pun berkumandang kala aku sudah bersantai dirumah. Kembali ku teguk teh hangat yang sudah sedikit mendingin. "Gimana Bu?" Tanya Bik Titin kepo sambil mendekatiku"Berees Bik!" Kuacungkan jempol kearah Bik Titin yang tersenyum sumringah"Tinggal nunggu keheboan aja nih ceritanya. Hihihi" Kami berdua pun akhirnya terbahak kala membayangkan ekspresi Bu Sri yang saat ini mungkin terhina sama seperti ku tadi malam.Sudah mendapatkan paling akhir, eeh taunya basi. Kan asem banget pastinya.Hmmmng!!!Suara deru mobil Alex terdengar didepan rumah. Aku pun bangkit dari tempat duduk ku, dan mengintip dibalik jendela kamar.Ternyata Alex tak mau mampir. Dan terlihat wajah Anandita yang nampak sebal. Mungkin pembicaraan mereka hari ini tak berjalan baik.Aku pun melihat Anandita yang turun dari mobil dengan wajah cemberut. Bahkan, dia sampai sedikit membanting pintu mobil kala menutupnyaKadang aku juga merasa iba dengan adik iparku ini, usianya juga terbilang sudah cukup matang unt

  • DIKIRA MISKIN GARA-GARA BAJU BUTUTKU   56. pembalasan

    Kuletak kan berkat pemberian Bu Sri diatas meja. Dengan cepat, Anandita melihatnya. Tapi gerakan tangan nya seketika berhenti. Dan kulihat dia sedang mengendus makanan."Kamu kenapa Dit?" Tanya ku heran melihat tingkahnya"Kayak nya nasinya basi deh Mbak!""Masa' sih! Gak mungkin lah Dit. Kan acaranya juga barusan. Mana mungkin basi."Bik Titin pun langsung mengecek nasi nya. "Iya Bu, ini basi."Astaghfirullah, keterlaluan sekali mereka. Bisa-bisanya memberikan kami makanan busuk."Kurang ajar banget sih Mbak mereka ini. Kita harus balas perbuatan mereka Mbak." Nampak Anandita berapi-api"Iya Dit, disabar-sabari malah gak tau terimakasih." Aku pun ikut tersulut emosi. Bagaimana mungkin, kami memakan makanan basi. Bahkan, orang tak punya sekalipun juga akan menolak untuk memakan nya.Kepindahan ku dari kontrakan ini juga hanya dua bulan lagi. Kalau aku tak segera membalasnya, nanti keburu tak ada lagi kesempatan membalas perlakuan mereka.Kuambil hp yang masih tergeletak diatas kasur

  • DIKIRA MISKIN GARA-GARA BAJU BUTUTKU   55. syukuran di rumah Bu sri

    Suara alunan lagu religi terdengar menggema digang sekitaran rumah ku. Ya sudah tentu pastinya, suara itu berasal dari rumah Bu Sri yang mengadakan syukuran atas bebasnya Viona dari penjara.Aku pun juga tak merasa keberatan, kala mereka tak mengundang ku untuk datang. Toh juga gak ada untungnya buat ku jika aku kesana."Berisik banget ya Mbak, suara soundnya?" Ucap Anandita yang nampak sedikit gusar kala mendengar dentuman dari sound yang berbunyi."Udah gak papa, namanya juga orang lagi bahagia Dit. Biarin aja, membuat orang bahagia juga dapat pahala lo!" "Hmmm, iya juga sih Mbak."Aku mengajak Anandita dan Bik Titin untuk berkumpul diruang keluarga. Sambil menonton drakor kesukaan Anandita.Aku yang memang ta seberapa suka, hanya ikut duduk menemani sambil berbalas pesan dengan Mas Ferdi. Baru dua hari ditinggal, aku sudah merasakan rindu yang membuncah.Drrrt... Drrrt... Dddrttt...Hp ku bergetar kala Mas Ferdi menelponku dengan vidio call. Dengan sigap, aku mengangkat panggilan

DMCA.com Protection Status