Semakin hari Nurlita semakin jengah dengan kelakuan Sofyan yang doyan main judi. Sementara keuangan perusahaan suaminya sedang tak sehat. Nurlita sendiri dulunya adalah karyawan di perusahaan itu, posisinya sebagai staf acounting, sebelum dekat dengan Sofyan kemudian menikah. Sebenarnya Nurlita sudah resign sejak menikah dengan Sofyan, namun tetap membantu suaminya memantau keuangan perusahaan. Nurlita pun tak tahu mengapa Sofyan melarang Yasmin bekerja di perusahaan orang tua mereka, padahal adik iparnya itu sarjana administrasi kalau tak salah.Waktu menunjukkan pukul sebelas malam, namun batang hidung suaminya belum juga nampak, buat Nurlita ingin marah saja dan berprasangka yang tidak-tidak.Sementara Sofyan masih terpekur di depan meja kerjanya, kemana ia harus mencari pinjaman lima ratus juta, selain untuk membayar utangnya di meja judi, juga untuk ia gunakan sebagai suntikan modal usahanya yang hampir bangkrut. Bulan depan ada tender minyak sawit yang baru, dia berusaha betul m
“Mas, masih lama? Aku udah capek,” keluh Yasmin, sebab tubuhnya masih diayun dengan pelan oleh Arzan untuk kedua kalinya. Selalu saja seperti ini. Janjinya Cuma sekali, kenyataannya Yasmin dibuat terkulai berkali-kali.“Bentar lagi, Sayang.” Kemudian Arzan cepatkan hentakannya dibawah sana, memburu dan mengejar, seperti seorang pemburu handal Arzan ini, sorot matanya tajam menatap wajah Yasmin yang merintih dibawahnya. Gairahnya selalu terlecut melihat Yasmin yang merintih, seperti buruan yang takluk pada tuannya.Arzan begitu merasa gagah bila Yasmin meneriakkan namanya ataupun memohon padanya untuk segera menyudahi permainan intim mereka.“Masss Arzan,” jerit Yasmin ,bersamaan hentakan Arzan yang kuat dan dalam dibawah sana. Keduanya terkulai merasakan sisa percintaan yang hebat seperti malam-malam sebelumnya. Biasanya mereka akan membersihkan diri sebelum tidur, namun karna rasa lelah yang mendera, buat Yasmin tak mampu untuk membuka mata. Bahkan tubuhnya pun, diselimuti oleh sua
MAKANAN PENYUBUR KANDUNGAN, POSISI SEKS AGAR CEPAT HAMIL. Dua buku ini yang menemani Yasmin di pembaringan, entah sudah dibaca atau belum, sebab hampir pukul sepuluh malam, Arzan baru pulang dan menemukan istrinya tertidur di kamar dengan buku-buku seperti ini. Sepertinya kelelahan, sebab sehabis sholat subuh tadi, Arzan kembali minta jatah sebelum bersiap ke kantor.Arzan memang bawa kunci rumah sendiri, agar tak mengganggu Yasmin jika ia pulang larut malam. Arzan akan lewat pintu belakang dekat dapur, sebab kunci pintu itu yang ia bawa satu. Untuk pintu depan, tetap Yasmin kunci dan pasang grendelnya dari dalam.Arzan menyimpan buku-buku tadi ke atas nakas samping ranjang itu, lalu menarik selimut hendak menyelimuti istrinya.“Mas, udah pulang? maaf aku nggak dengar.” Ucap Yasmin yang terbangun sebab gerakan Arzan yang menarik pelan selimut dibawahnya.“Kebangun?, mas mau selimutin.” Arzan tak jawab pertanyaan Yasmin. Yasmin yang ingin praktekkan gaya seks yang ia pelajari tadi di
Shella gelisah dan bingung sendiri, Anton yang dua minggu lalu pamit padanya akan ke luar kota selama tiga hari, nyatanya sudah dua minggu ini, pria yang menikahinya secara siri itu belum juga pulang, bahkan tak ada kabar sama sekali. Bukan hanya kabar yang tak ada, namun juga uang bulanan yang Antin berikan sudah hampir habis, tersisa seratus ribu saja, sementara lusa Shella harus membayar cicilan pada koperasi simpan pinjam. Shella nekat meminjam uang pada renteiner yang berkedok koperasi itu, sebab keinginannya untuk membeli baju dan makanan yang enak-enak, tak dapat ia bendung. Sementara uang yang Anton berikan sangat terbatas. Bila dulu saat menjadi istri Arzan, semua akan Shella dapatkan dengan mudah, sebab jatah bulanan dari Arzan untuknya lebih dari cukup. Lelaki yang bertanggungjawab dalam hidupnya, meski tak adAduh bagaimana ini, besok pagi pasti penagih dari koperasi itu datang lagi. Ingin rasanya menemui mantan suaminya untuk minta tolong, namun mengingat aib yang menjadi
Arzan terlihat memantau pekerja yang sedang sibuk memasang peralatan SPBU mini miliknya, persentase pengerjaan bangunan miliknya sudah tujuh puluh persen, insya Allah awal bulan sudah bisa dioperasikan, pinjaman dengan bunga lunak dari bank sangat membantu usaha yang Azran sedang bangun ini, bahkan pelan-pelan ia bnatu pula usaha kakka iparnya gar tetap bisa beroperasi. Jangan sampai gulung tikar. Beberapa karywan sangat menggantungkan harapan pada usaha itu. Sebisa mungkin Arzan bantu bang Sofyan untuk memulihkan kembali kondisi perusaahan almarhum mertuanya.Kacamata hitam yang bertengger di hidung bangirnya semakin menambah pesona kepemimpinan lelaki dewasa ini. Arzan tadi sengaja ke lokasi ini siang, sekalian membawakan makan siang yang cukup mewah untuk para pekerja nya. Nasi kota kotak dan ayam bakar. Sesekali ia potretkan bangunan SPBU itu dan mengirimnya pada Yasmin. Bahkan sesekali ia goda isrinya itu yang sekarang sedang menemani mbak Nurlita memeriksa kandungan di dokter Di
Ia menunggui suaminya pulang malam ini. Tadi Arzan sempat menelponnya jika pertemuan hari ini cepat selesa, makan Arzan usahakan akan segera pulang. Yasmin uring-uringan malam ini. Sebentar-sebentar rasa emosi menguasaianya, sebentar-sebantar ingin menangis, kadang malah nangis sebab merindukan suminya.Lalu pertemuannya dengan Arina di rumah sakit beberapa waktu lalu saat memeriksakan diri ke dokter Dini. Ia ingat istri mantan kekasihnya itu sudah hamil lagi. Kalau dihitung-hitung berarti sudah hamil anak ketiga. Subur sekali Arina itu, pikir Yasmin. Sementara dirinya sudah setahun ini menikahnya namun tak kunjung hamil juga. Pertemuannya dengan Arina dulu, tak ia ceritakan pada Arzan. Sebab waktu itu Yasmin langsung membuang pandang, tak ingin saja rasanya ia bertemu dengan Damar dan istrinya itu, bagaimana pun juga pernah ada luka yang menggores diantara mereka. Belum lagi kedatangan mantan istri Arzan, yang mengembalikan uang uang yang dulu ia pinjam. Dimana dan kapan coba bertemu
Bagaimanapun Arzan bilang bila sudah melupakan namun, perasaan tak enak pada Yasmin tetap ada. Apalagi diam-diam Shella menemui Yasmin di rumah ini.“Koq bisa dia datang kesini?”“Mana aku tahu?” Yasmin berusaha melepaskan diri dari pelukan suaminya, namun Arzan sigap menahannya. Pria ini tahu, bila istri tercintanya sedang ngambek.“Sayang, jangan salah paham, beneran mas nggak tahu kenapa Shella datang kesini. Dia menyakiti sayang kah? Hem?” Arzan kecupi kembali pipi mulus Yasmin, untuk meredakan amarah wanitanya ini.“Bukan perempuan itu yang menyakitiku, tapi suamiku yang membuatku sakit hati, karna diam-diam bertemu mantan istri dan memberinya sejumlah uang.” Ucap Yasmin berusaha menahan wajah Arzan yang tak henti mendaratkan ciuman di pipinya.“Astagfirullah, nggak gitu sayang.” Damar menahan tangan Yasmin, yang hendak melepaskan diri dari pelukan.“Buktinya, dia datang kembaliin uang yang pernah dia pinjam sama, Mas.” ada setitik cemburu yang timbul di hati Yasmin.“Nggak gitu
Bara terbangun di pukul tiga dini hari ini, dinginnya malam akibat hujan diluar sana yang menyisakan gerimis, buat heningnya malam semakin kelam. Ada senyum tipis yang terukir di ujung bibir tipisnya, saat ia menyadari ada tangan seorang wanita yang melingkar di perut berototnya.Perlahan Bara singkirkan tangan putih Helena dari tubuhnya, lalu beringsut turun dari pembaringan, tersenyum lagi saat ia lihat tubuh polos kekasihnya. Selimut yang mereka gunakan berdua, tersingkap saat Bara bangkit dari pembaringan. Helana nampak begitu nyenyak dan lelah.Bagaimana tak lelah, ini hari ketiga mereka keluar kota bersama, menginap dan tidur di kamar hotel yang sama. Setelah urusan pekerjaan dan meeting panjang yang melelahkan, tetap membuat keduanya mengakhiri malam dengan percintaan tanpa jeda.Ini malam terakhir mereka, besok sore sudah harus terbang kembali ke Jakarta, mengeksekusi proyek yang mereka dapatkan.Jangan ditanya bagaimana Ganasnya Bara memperlakukan Helena tadi diatas ranjang.
“Nakal, nggak anak ayah hari ini, hum?” Danu dekati dan mencium bertubi perut membola Abel yang tampak semakin membuatnya seksi. “Nakal, Mas, aku dibikin muntah sampai tiga kali.” Keluh Abel sambil bersandar di sofa ruang tamu rumah pribadinya. Hari ini cuti Danu akan berakhir, besok sudah harus balik lagi ke Papua. Untuk bekerja dan mengajukan surat mutasi, agar kiranya bisa dipindahkan ke kantor pusat di Jakarta saja. agar tak jauh jika harus bolak balik melihat istri dan ibunya. Danu baru saja kembali, dia tadi habis mengecek pembangunan rumah kost-kostan yang didirikan di lahan yang dulu rumahnya berdiri. Mereka memutuskan tinggal di rumah peninggalan orang tua Abel. Gajinya yang lebih dari cukup di pertambangan juga penghasilan Abel dari membantu mertuan di toko baju, mereka gunakan untuk merenovasi rumah kecil Abel dulu, sekarang menajfi dua lantai dengan empat kamar. Dua kamar di atas, dan dua kamar di bawah. Abel merasa nyaman sudah kembali tinggal di kotanya, dekat dengan me
Hera terkejut bukan main, melihat laporan keuangan perusahaan yang ia rebut dari pak Subroto. Sudah lima bulan ini penghasilan mereka minus terus. Namun bulan ini yang paling parah, bahkan Hera sudah merumahkan sebagian karyawannya, karna tak adanya proyek yang didapat. Padahal suaminya, Arham sering dinas keluar kota demi melobi proyek di daerah.Hera mulai curiga pada ayah dari putranya itu. Benarkah selama ini Arham jalan dinas, atau jalan yang lainnya. Lalu diam-diam ia mulai menyelidiki tingkah laku suaminya di luar sana.Ia coba menelpon nomor suaminya namun lagi-lagi tidak aktif. Alasan Arham jika dinas luar, sinyal di daerah tersebut kurang bagus, harus ganti kartu lagi dengan provider yang berbeda, kilah Arham, saat Hera bertanya mengapa ponselnya tak aktif.Selain alasan sinyal kurang, tentu hantaman seks di kemaluan Hera, juga jadi senjata ampuh Arham untuk mengambalikan mood istrinya itu lagi. Istri yang ia bodohi setahun ini. Hera rela meninggalkan pak Subroto yang ulet b
Hari ini ada pengajian kompleks menyambut tahun baru hijriah. Pengajian dan ceramah di laksanakan di gedung serbaguna yang ta jauh dari kompleks itu, sengaja di lakukan di gedung sebab panitia mengundang banyak majelis taklim dan masyarakat sekitar.Ramai hari itu ibu-ibu yang hadir, semuanya nampak cantik dalam balutan busana muslimah. Tak terkecuali dengan Helena, ia ikut dengan saran ibu-ibu di kompleksnya agar mereka semua menggunakan gamis seragam pengajian mereka. Gamis panjang warna putih dengan jilbab lebar warna ungu muda. Helena nampak manis. Tadi sempat pak Subroto memberinya kecupan sayang di dahi dan bibirnya sebelum mereka turun dari mobil dan masuk ke gedung, sementara did alam gedung sana mereka harus berpisah. Pak Subroto dengan rombongan bapak-bapak dan Helena bersama ibu-ibu rombongan pengajian.Tak hanya ibu-ibu pengajiandi kompleks itu saja yang diundang, namun ada juga dari kompleks lain. Pokoknya ibu-ibu berdandan secetar mungkin. Ada yang sengaja datang memang
Sudah tiga bulan ini Bara terbaring di rumah sakit, akibat kecelakaan yang menimpanya. Kedua kakinya mengalami kelumpuhan, tangan sebelah kirinya mengalami patah tulang, alat vitalnya bahkan harus di potong karna tertancap beling tajam dari pecahan kaca depan, bahkan tulang lehernya harus dioperasi tiga kali agar bisa lurus kembali, jangan ditanya dengan giginya, hampir semua giginya hancur karna benturan yang sangat kuat tepat di bagian wajahnya. Wajah tampannya yang dulu memikat Helena dan perempuan lainnya kini hancur tak terbentuk, organ tubuhnya yang gagah dengan ukuran yang cukup panjang dan besar yang dulu ia gunakan untuk memuaskan perempuan lain dan bahkan buat Helena yang ingin setia pada pak subroto jadi selingkuh kiri kanan karna tergila-gila itu, kini sudah tak dapat ia fungsikan. Bahkan untuk buang air kecil dan besar saja Bara harus di bantu.Rasanya lebih baik mati saja daripada hidup namun menderita luar biasa seperti ini.Bara menangis tanpa bisa mengeluarkan suara,
Penolakan Firda pada Bara buat lelaki itu, tak lagi mengantar jemput Firda bila ingin pulang melihat anaknya. Bukan apa-apa, masa lalu Bara yang buruk dalam rumah tangganya jadi pertimbangan Firda untuk menerima pria yang agak mirip dengan almarhum suaminya itu.“Saya janda, Pak. Nggak enak kalau Bapak sering antarin saya, dan saya mohon, jangan ajarin Gavin lagi untuk manggil papa sama Bapak,” ucapan Firda tempo hari terngiang kembali di telinganya. Bara tak ingin memaksa, meski ada rasa tertarik pada Firda yang berwajah ayu itu. namun bayangan Gavin yang memanggilnya papa, buat hatinya menghangat dan tiba-tiba malam ini dia teringat dengan kandungan Helena. Bila ditarik waktunya, Helena sudah melahirkan tiga bulan lalu, begitu pikir Bara, namun mengapa wanita itu tak juga menghubunginya, padahal Bara yakin anaknya yang Helena kandung adalah benihnya, bukan benih bandot tua itu.Bara tiba-tiba tergelitik, ingin menghubungi nomor Helena, ingin menanyakan kabar bayi mereka.___________
Abel berdebar dengan hebatnya, saat ia menunggu suaminya di dalam kamar. Ini pernikahannya yang kedua, namun ini adalah pertama kalinya akan melewati malam pertama. Malam pertama dengan suami kedua ceritanya.Jam sepuluh pagi tadi Danu sudah menghalalkan Abel dalam akad nikah yang sakral dan begitu syahdu, status Abel yang sudah yatim piatu membuat banyak orang menitikkan air mata. Andai orang tuanya masih hidup, tentu mereka bahagia luar biasa, sebab yang meminang putrinya adalah pria baik-baik yang selama ini menjadi tetangga mereka sendiri, laki-laki yang begitu terjaga adabnya, meski godaan sebagai pekerja tambang juga luar biasa. Bukan hanya anak gadis, bahkan ada istri orang yang pernah terang-terangan mengungkapkan perasaannya pada Danu, namun laki-laki ini juga punya prinsip sendiri.Danu juga bukan laki-laki yang terjaga sholat lima waktunya, namun sebisa mungkin ia tetap menunaikan sholat yang bisa ia dapat. Sebab pekerjaannya sebagai mekanik alat berat di perusahaan tembaga
“Koq melamun terus, istriku.” Pak Subroto mendekati Helena yang baru saja selesai mandi dan keramas. Semakin hari kondisi tubuhnya semakin pulih dan fit, namun untuk hatinya? Entahlah.“Maaf , Pa. mama nggak denger.” Helena merasa tak enak hati. Beberapa bulan ini dia tak melayani pak Subroto dengan baik, meski minggu lalu mereka sudah menikah secara siri. Salah seorang kawan pak Subroto menyarankan demikian, agar tak menambah dosa keduanya. Tak ada juga hubungan intim diantara mereka sejak kejadian itu, kadang-kadang Helena merasa bersalah, sebab tak memenuhi kebutuhan batin pak Subrot.Kadang timbul rasa marah di hatinya pada Bara, entah marah karna apa, Helena merasa Bara tak bertanggung jawab dengan apa yang telah ia lakukan pada Helena selama ini, juga pada anak yang dia lahirkan, kadang Helena menangis diam-diam bila pak Subroto sudah berangkat kerja. Banyak hal yang membebani pikiran Helena, mulai dari perselingkuhannya dengan Bara, yang ia tahu betul bahwa pria itu adalah lak
Bara menjalani hari-harinya dengan perasaan yang begitu nelangsa. Sungguh penyesalan yang besar kini melanda hidupnya. Tak menyangka, perselingkuhannya dengan Helena akan membawanya pada titik terendah dalam hidup ini.Pria ini sungguh tak menyangka ia bisa menyia-nyiakan Abel, wanita baik dan begitu terjaga adabnya. Beberapa kali ia coba mengunjungi Abel, mulai dari sekadar menanyakan kabar hingga terang-terangan memintanya untuk rujuk. Namun Abel bukanlah wanita yang sama yang dulu hidup dengannya. Di jemari Abel melingkar cincin dengan hiasan safir biru, sebagai tanda ikatan dari Danu. Cincin yang begitu indah, dan membuat Bara jadi cemburu.Masih pantas kah Bara cemburu?Rasanya ia menjadi pria yang begitu egois, setelah melihat sendiri bagaimana Helena bermain api bersama pak Subroto di belakangnya, rasanya begitu ingin kembali membina rumah tangga yang tenang bersama Abel."Bel, balik sama aku, Kita bina rumah tangga kita lagi, percayalah aku, menyesali semuanya." ucap Bara saa
Flashback Hera dan Subroto“Aku nggak mau punya anak sama kamu ya. Kamu bikin aja sama perempuan lain!” Hera berteriak histeris dihadapan Pak Subroto, suaminya yang baru pulang kerja sore itu. usaha yang semakin menanjak sukses dengan puluhan tender proyek juga puluhan anak buah di kantor, buat pak Subroto semakin disegani oleh kawan maupun lawan usahanya di luar sana. Namun pak Subroto yang memang dasarnya senang hidup sederhana, tetap bersahaja dengan segala pencapaian yang sudah di raih. Sikap bersahaja dengan tubuh dan wajah yang terjaga di usia menjelang empat puluh tahun justru buat banyak perempuan lain tergila-gila padanya. Mulai dari anak SMU dan Mahasiswi yang terang-ternag menggoda hingga rekan kerja yang berusaha menarik perhatian pria dewasa ini. usia hampir empat puluh namun uban belum ada di rambutnya satupun.Tentu pak Subroto juga senang berolahraga dan mengkonsumsi vitamin demi kebugaran dan kesehatan tubuhnya.“Kenapa kamu nggak mau punya anak Hera?” keluh pak Subro