Share

DIJUAL SUAMI JADI PEMANDU LAGU
DIJUAL SUAMI JADI PEMANDU LAGU
Penulis: Nur Asih

Pengemis Nafkah

Penulis: Nur Asih
last update Terakhir Diperbarui: 2024-01-17 13:43:01

Danis, bocah laki-laki berusia empat tahun sedari tadi terus merintih. Panas, hal pertama yang Mala rasakan saat punggung tangan wanita berkulit putih itu bersentuhan dengan dahi putranya.

“Astaga, Nak. Badanmu panas sekali.” Cemas sudah pasti Mala rasakan. Apalagi Tomi, suami Mala belum juga pulang, padahal waktu sudah menunjukkan jam 11 malam. Akhir-akhir ini Tomi memang sering keluar malam. Entah apa yang dia lakukan di luaran sana?

“Angkat, dong, Mas. Kamu dimana, sih, sebenarnya?” Mala terus mencoba menghubungi ponsel milik suaminya, tapi sia-sia tidak ada jawaban dari seberang sana.

Mengompres Danis dengan air hangat, hanya itu yang bisa Mala lakukan untuk memberi pertolongan pertama. Dia terus saja merutuki diri karena lupa bila stok Paracetamol-nya habis. Seharusnya sebagai seorang Ibu, dia hafal betul putranya terkadang demam di malam hari.

“Bunda …,” rengek Danis, “kepala Danis pusing.” Bocah empat tahun itu terus memegangi kepalanya.

“Sabar, ya, Sayang. Ini lagi dikompres sama Bunda biar demamnya hilang. Nanti setelah demamnya hilang pasti nggak pusing lagi.”

“Danis pengen dipeluk Bunda.”

Mala rebah di samping Danis, memeluk putranya dengan erat. Sesekali, Mala membolak-balik kain yang digunakan untuk mengompres Danis.

Perlahan netra Mala ikut terpejam. Hari ini, dia benar-benar lelah. Cucian dan setrikaan yang diterima lumayan banyak. Hidup di kota dengan biaya hidup yang tidak murah memaksa Mala ikut banting tulang membantu suaminya mencari nafkah.

Akan tetapi, tulang punggung yang seharusnya mencari nafkah justru semakin hari semakin menjadi. Judi online membuat Tomi terlena. Lebih dari separuh gajinya habis digunakan untuk hobi yang tanpa disadari membuat ekonomi keluarga kecilnya semakin terpuruk.

Suara deru motor mengusik tidur Mala, dia beringsut. Duduk di tepi ranjang kemudian mengikat rambutnya asal. Sebelum bangkit Mala menempelkan telapak tangan di dahi Danis. “Alhamdulillah panasnya sudah agak turun.”

Jam dinding menunjukkan jam tiga dini hari. Menyingkap tirai merah yang menjadi penyekat kamar, Mala melangkah ke ruang tamu. Rupanya Tomi sudah pulang. Lega hati Mala.

“Mas sudah pulang?” tanya Mala, sesekali menutup mulutnya yang menguap.

“Hem,” sahut Tomi sekenanya. “Buatin wedang jahe sana!” Tomi menjatuhkan bobot tubuhnya di sofa usang ruang tamu.

Ucapan Tomi bagai mantra bagi Mala. Dia segera menuju dapur untuk membuat wedang jahe. Segelas besar wedang jahe sudah berada di hadapan Tomi.

“Mas, badan Danis panas,” ucap Mala dengan terus meremas jari tangan.

“Terus?” Pandangan Tomi tidak beralih dari benda pipih yang ada di tangan. Semenjak mengenal judi online semua perhatian Tomi hanya terpusat pada ponsel miliknya. Bahkan sekedar untuk bermain dengan Danis saja sudah tidak pernah lagi ia lakukan.

“Besok kita periksakan Danis ke dokter, ya!” ucap Mala sehalus mungkin. Dia juga terus menunduk tidak berani menatap netra tajam suaminya.

“Periksa … ya periksa. Gitu aja, kok, ya repot,” jawab Tomi datar.

Maju beberapa langkah, Mala duduk bersimpuh di samping pria yang sudah menikahinya selama hampir lima tahun. Memberi pijatan pada kaki sang suami. “Mala … minta uang, ya Mas. Untuk memeriksakan Danis.”

“Uang lagi, uang lagi!” bentak Tomi. “Memangnya uang hasil kamu nyuci kemana, hah!”

“U … uangnya sudah habis buat belanja kebutuhan sehari-hari, Mas. Upah nyuci hari ini baru bisa diambil besok sekalian mengantarkan baju,” ucap Mala tergagap. Sebisa mungkin Mala menahan air mata agar tidak berderai.

“Jadi perempuan itu jangan boros mangkanya. Masak uang dua ratus ribu dariku seminggu kurang. Padahal itu belum ditambah hasil kamu cuci gosok. Yang hemat Mala … hemat,” hardik Tomi.

Semakin perih hati Mala mendengar ucapan sang suami. Kurang hemat bagaimana lagi, bedak dan lipstik saja dia tidak punya. Bahkan, dia rela makan nasi dan garam agar suami dan anaknya bisa makan pakai telur. Tangan yang dulu mulus kini terasa sangat kasar karena menjadi buruh cuci. Bukannya merasa terbantu, Tomi justru terus mengatakan Mala perempuan boros. Tidak tahan dengan perkataan Tomi, kaca-kaca di netra Mala akhirnya tumpah.

“Nangis lagi.” Tomi bangkit dari duduknya, mengeluarkan dua pecahan seratus ribu lalu melemparnya pada Mala. “Nih, jatah seminggu ke depan.” Pria jangkung itu menyentak tubuh Mala dengan kakinya. Mala yang tidak siap terhuyung ke belakang. Beruntung dia masih bisa menopang tubuhnya dengan kedua tangan kalau tidak sudah pasti tubuh Mala terjengkang.

Dengan hati yang perih dan air mata yang terus-menerus menetes. Mala memunguti uang yang dilemparkan Tomi. Sungguh Mala merasa lebih rendah dari seorang pengemis setiap kali meminta nafkah pada suaminya. Bila uang hasil dari mencuci gosok masih ada tidak akan dia meminta pada Tomi. Namun, tidak masalah bagi Mala menjadi pengemis asal dia bisa membawa Danis ke Dokter besok pagi.

,

Keesokan harinya Mala segera membawa Danis berobat tanpa Tomi tentunya. Beralasan harus segera berangkat kerja, Tomi enggan menemani Mala dan Danis pergi ke dokter. Beruntung kata dokter Danis tidak apa-apa. Musim pancaroba memang membuat anak-anak jadi gampang sakit. Setelah diberi obat demam Danis berangsur turun. Bocah itu juga sudah kembali ceria.

Mala tengah menyuapi Danis kala pintu digedor sangat keras.

“Tomi keluar kamu!”

“Kami tahu, kamu ada di dalam. Keluar atau pintu ini kami dobrak!” Suara lantang pria di luar sana membuat Danis ketakutan.

“Bunda, Danis takut.” Bocah itu memeluk Mala erat sambil menangis.

“Danis tidak perlu takut, kan ada Bunda.” Menggendong putranya masuk ke kamar, Mala mendudukkan Danis di atas ranjang. “Danis tunggu di sini, ya. Bunda mau lihat siapa yang ada di depan.” Mala mengusap pucuk kepala Danis agar bocah itu tidak ketakutan.

“Danis mau sama Bunda,” rengek Danis, tangan kecilnya terus memegang ujung baju Mala.

Mensejajarkan tubuh dengan pria kecil di hadapannya. Mala duduk di lantai. Memegang kedua tangan Danis. “Katanya Danis anak yang pemberani.”

Danis mengangguk. Mala tersenyum. Ditatapnya bola mata yang masih sangat jernih dengan begitu dalam. “Karena Danis anak yang pemberani, Danis tunggu di sini. Bunda mau lihat siapa yang ada di depan. Tidak akan lama. Bunda janji.” Mala menunjukkan jari kelingkingnya pada Danis.

“Janji?” Bocah itu mengulurkan jari kelingkingnya pada Mala. Dijawab anggukan oleh Mala lalu kelingking keduanya bertaut.

“Anak pintar.” Mala tersenyum mengusap jejak air mata di pipi Danis, kemudian mengecupnya.

Pintu terbuka, nampak dua orang pria bertubuh besar membawa sebuah map berwarna biru. Mala mengerutkan dahi. Wajah keduanya sangat asing bagi Mala. Sepertinya mereka tidak tinggal di lingkungan yang sama dengan Mala.

Akan tetapi, kenapa mereka mendatangi rumah Mala? Kenapa mereka berteriak-teriak memanggil nama suaminya. Siapa mereka? Dan ada hubungan apa dengan Tomi?

Bab terkait

  • DIJUAL SUAMI JADI PEMANDU LAGU   Tercekik Hutang

    “Dimana Tomi?” cerca dua pria yang berdiri di depan pintu.Tatapan keduanya membuat Mala risih. Pasalnya, mata mereka terus memindai tubuh Mala dari ujung kaki hingga kepala.“Mas Tomi tidak ada di rumah. Dia sedang bekerja.” Meski takut karena melihat penampilan dua pria berbadan besar dengan tangan penuh tato, Mala harus bersikap tenang. “Bohong!” bentak salah satu pria, teriakannya membuat Mala berjingkat. “Kami sudah ke tempat kerja Tomi, tapi dia tidak ada di sana,” imbuh pria berbadan besar itu.“Memangnya kalian berdua ini siapa? Dan … ada urusan apa dengan Mas Tomi?” tanya Mala penasaran.“Baca ini!” Salah satu pria melempar map biru ke wajah Mala.Jantung Mala seakan berhenti berdetak, napasnya memburu setelah membaca secarik kertas di dalam map. Perjanjian utang-piutang. Lima puluh juta, jumlah yang sangat banyak bagi Mala. Mata Mala membola saat tahu sertifikat rumah milik mendiang orangtuanya yang menjadi jaminan. Tubuh Mala terhuyung ke belakang hingga membentur pintu,

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-17
  • DIJUAL SUAMI JADI PEMANDU LAGU   Ide Usaha

    Mala memejamkan mata, pasrah dengan apa yang akan dilakukan Tomi. Cengkraman di dagunya juga terasa sangat sakit.Melihat istrinya memejamkan mata, tangan Tomi yang sudah melayang ke udara tiba-tiba melandai. Tercetak jelas di netra Tomi, wajah ayu serta bulu mata lentik milik istrinya, hal yang membuat Tomi jatuh cinta pada Mala bertahun-tahun lalu. Perlahan cengkraman di dagu Mala mengendur, pria dengan tinggi 170 cm itu menyatukan keningnya dengan kening sang istri. “Maaf,” lirih Tomi saat menyadari hampir saja dia melakukan kekerasan pada Mala, wanita yang dulu pernah membuatnya tergila-gila.Akan tetapi, Mala malah meronta saat suaminya ingin memeluk tubuhnya. Bahkan, Tomi dibuat mundur beberapa langkah karena dorongan Mala. “Kamu benar-benar keterlaluan, Mas.” Air mata sudah mengalir deras di pipi yang masih mulus meski tak pernah tersentuh perawatan sama sekali.“Maaf Mala aku khilaf. Aku tidak bermaksud menyakitimu.” Tomi memajukan langkah, berusaha mengikis jarak. Selama ini

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-18
  • DIJUAL SUAMI JADI PEMANDU LAGU   Modal usaha

    Perkataan Tomi yang ingin meminjam uang padanya, membuat wedang jeruk yang Didit minum untuk meredakan rasa pengar dari pengaruh alkohol semalam, menyembur membasahi lantai. "Buat apa?""Kan, udah gua bilang buat modal usaha," jawab Tomi.“Usaha apa?” tanya Didit dengan kedua alis menyatu. “Lo jangan aneh-aneh, ya, Tom. Udahlah, sekarang, kan Lo kerja di bengkel gue. Meski bayarannya nggak besar, gua rasa cukup untuk nafkahin Mala dan Danis.”“Ayolah, Dit. Satu juta … aja!” Tomi memelas.“Lo mau ikut trading abal-abal lagi, ya?” tebak Didit. “Mending nggak usah, utang Lo sama Bang Oji udah membengkak kayak gajah. Lo nggak kapok,” tutur Didit.“Justru itu. Gua mau usaha biar utang gua cepet lunas. Jadi, pinjamin modal dulu, ya. Lo bisa potong dari gaji gua, dah,” rayu Tomi.“Beneran, ya, potong gaji,” ucap Didit.“Suer.” Tangan Tomi membentuk huruf V.“Bukannya apa-apa. Lo tau ndiri, kan ini uang bengkel.”“Iya, gua tau. Maka dari itu, Lo bisa potong dari gaji gua nanti,” tutur Tomi.“

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-18
  • DIJUAL SUAMI JADI PEMANDU LAGU   Udang dibalik bakwan

    “Banyak sekali baju yang harus kamu setrika. Mas bantuin, ya,” ucap Tomi menawarkan bantuan.Mata Mala membola, dahinya mengernyit. Tomi ingin membantu pekerjaannya. Apa Mala tidak salah dengar? Atau … matahari terbit dari barat.“Kenapa? Ada yang salah,” ucap Tomi karena raut wajah istrinya tampak bingung.Bukannya menjawab Mala justru meletakkan punggung tangannya di kening Tomi. “Kamu nggak sedang sakit kan, Mas?”Tomi memegang tangan Mala lalu menciumnya dan berucap, “Mas sehat, kok.” Mala dibuat terpesona dengan senyuman Tomi yang merekah, entah kapan terakhir kali Mala melihatnya. Saking lamanya Mala sampai terlupa. Ekonomi yang memburuk berpengaruh besar pada rumah tangga Mala. Pertengkaran terjadi hampir setiap hari.“Kenapa bengong?” Tomi menangkup wajah ayu istrinya kemudian mencium puncak kepala Mala dengan lembut. Rona merah terlihat jelas di pipi Mala meskipun hampir lima tahun menikah. Perlakuan manis Tomi selalu membuat Mala tersipu. Apa Mala mencintai Tomi? Entahlah

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-18
  • DIJUAL SUAMI JADI PEMANDU LAGU   Seperti Gadis

    “Wow, Bunda sangat cantik,” puji Danis. Pria kecil itu sengaja mengedipkan sebelah matanya, seolah dia adalah pria dewasa yang sedang menggoda lawan jenis. Lengkungan sempurna tercetak di bibir Mala karena godaan dari pria kecilnya. Teramat gemas perempuan berkulit putih itu mencubit pipi gembul Danis, kemudian mengangkat putranya ke dalam gendongan. Ciuman bertubi-tubi mendarat berkali-kali di pipi Danis dari Mala. “Geli, Bunda.” Danis sedikit mendorong wajah ibunya menjauh.“Ini hukuman karena menggoda Bunda,” sahut Mala yang kembali mencium pipi gembul putranya.Hanyut sepersekian detik oleh pemandangan indah di depannya, Tomi tanpa sadar tersenyum tipis. Namun tidak lama kesadarannya kembali, buru-buru Tomi meraih Danis dari gendongan Mala.“Sini, biar Ayah gendong. Kasian Bunda pasti capek gendong kamu yang gemoy.” Tomi mengulurkan tangannya pada Danis.“Nggak apa-apa, Mas, kan, sudah biasa Mala gendong Danis setiap hari.”“Hari ini spesial. Kamu akan Mas jadikan ratu sehari,”

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-07
  • DIJUAL SUAMI JADI PEMANDU LAGU   Happy Karaoke

    “Urusan penting apa memangnya?” Farida berbicara sambil menikmati teh buatan Mala.“Em … pokoknya penting, Bu. Ayolah Bu semalam saja nitip Danis.” Pandangan Tomi yang memelas membuat Farida luluh. “Iya, iya.”“Terima kasih. Ibu memang terbaik.” Dua jempol Tomi terangkat.“Sip, rencana berjalan mulus,” batin Tomi.“Ibu mau pulang dulu. Tadi Ibu ke sini niatnya mau ketemu Danis. Eh, dianya tidur ternyata.” Meski Farida tidak menyukai Mala, tetapi dia sangat menyayangi Danis cucunya. “Kalau kalian mau keluar, antarkan saja Danis ke rumah Ibu,” imbuh Farida.“Iya, Bu,” ucap Tomi. Mala duduk di tepi ranjang memandang putranya yang tertidur lelap. Diusapnya rambut Danis perlahan-lahan. “Kenapa perasaan Bunda tidak enak, ya, Nak?”Usapan lembut sang bunda membuat Danis menggeliat. Ada seulas senyum yang terukir di bibirnya. Mala menunduk lalu mencium pucuk kepala Danis. Waktu menunjukkan jam delapan malam. Mala dan Tomi makan malam bersama. “La, nanti Mas mau ajak kamu ke suatu tempat.”

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-08
  • DIJUAL SUAMI JADI PEMANDU LAGU   Janda bersuami

    Bab 8 Janda BersuamiSenjata andalan Tomi selain Danis tentu saja rahasia masa lalu Mala. Hanya dia dan Mala yang tahu mengenai peristiwa kelam lima tahun lalu. Lima tahun lalu, di suatu malam. Mala yang tinggal sendirian di rumah selepas orang tuanya meninggal terbangun di tengah malam. Dia yang tengah tertidur lelap merasa kesulitan untuk bernafas. Saat netra berwarna coklat milik Mala terbuka, sosok pria dengan penutup wajah tengah berkuasa atas tubuhnya. Sebelum sempat berteriak, pria itu terlebih dulu membekap Mala. Malam itu, malam terkelam di hidup Mala. Seorang gadis yatim piatu harus hancur di usia tujuh belas tahun. Setelah puas menghancurkan Mala, pria itu pergi begitu saja. Mala terus menangis di sudut kamar, tangannya menggenggam erat sebuah benda. Kalung emas —berliontin jangkar— milik si pria yang tanpa sengaja Mala tarik saat melakukan perlawanan. “Dek … Dek!” Suara panggilan diikuti ketukan dari luar mengejutkan Mala.Dengan tertatih Mala keluar dari kamar. Kea

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-09
  • DIJUAL SUAMI JADI PEMANDU LAGU   Teman baru

    “Kita tidak akan melakukan hal itu,” ucap Nina.Ada kelegaan di hati Mala saat mendengar ucapan Nina.“Di sini kita hanya menemani mereka bernyanyi tidak lebih. Bos Bara tidak menyediakan jasa ‘seperti itu’. Bahkan, pria tua itu akan memberi sanksi tegas pada LC-nya bila ketahuan berbuat ‘seperti itu' di sini. Kalau diluar, ya, silakan,” imbuh Nina. “Atau kalau kamu ingin …?” Goda Nina sambil menaik-turunkan alisnya.“Tidak … tidak. Aku tidak ingin,” sanggah Mala cepat. Bekerja di tempat ini saja sudah suatu bencana baginya. Apalagi sampai ….Ah, hal itu jauh dari pikirannya.“Sudah siap?”Nina dan Mala menoleh ke arah sumber suara. Bara sudah berdiri di ambang pintu.“Sudah, Bos,” jawab Nina. Bara mendekat ke arah mereka. “Untuk beberapa hari kedepan. Dia ikut kamu dulu, Nin. Ajari dia apa yang harus dilakukan di sini,” tutur Bara pada Nina. Mata yang selalu menatap tajam pada lawan bicaranya itu meredup saat menatap Mala. Ada hal yang terus menggelitik di hati, yang dia sendiri tid

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-09

Bab terbaru

  • DIJUAL SUAMI JADI PEMANDU LAGU   ending

    Sore yang indah untuk menikmati secangkir teh hangat dan dan cemilan. Seperti halnya yang dilakukan Anan saat ini. “Duduk sini! Papa mau bicara.” Anan menepuk kursi rotan disampingnya. Menyuruh istrinya duduk setelah menghidangkan secangkir teh dan sepiring biskuit.“Mau bahas soal Niko,” sarkas Anggi. Dia sudah bisa menebak apa yang akan dibicarakan suaminya.Namun, Anan belum menanggapi. Pria itu menyeruput teh buatan istrinya. “Teh buatan Mama memang paling nikmat,” puji Anan.Anggi melipat tangannya, wajahnya semakin ditekuk. “Langsung pada intinya saja, Pa.”Anan meletakkan kembali tehnya. “Apa tidak berniat mencari tau dulu tentang calon Niko?”“Untuk apa cari tau. Mama sudah tau dia wanita nggak bener,” sarkas Anggi. “Papa heran, Mama tau dari siapa, sih soal Mala?” “Dari Eve.”Anan tertawa terbahak. “Dari Evelyn mantan Niko itu.”

  • DIJUAL SUAMI JADI PEMANDU LAGU   Terhalang restu

    Bibir Mala terkembang melihat Niko berlari ke arahnya. Sore ini Niko, Danis, dan Mala jalan-jalan ke taman kota.“Danis aktif sekali.” Niko mendaratkan tubuhnya di samping Mala. Mereka duduk di rerumputan yang ada di taman. “Aku sampai kewalahan menemaninya.” Napas Niko terdengar naik-turun setelah menemani Danis bermain.“Terima kasih sudah menyayangi Danis, Nik.” Mala menatap pria di sampingnya dengan sangat dalam.Memberanikan diri, Niko menggenggam tangan Mala. Ditatapnya mata wanita yang bertahta di hatinya itu dengan sangat dalam. Lengkungan yang indah terbit di bibir tebal Niko.“Ya, siapa tau setelah melihat ketulusanku menyayangi putranya, Bundanya akan luluh. Dan mau menerima keberadaanku di hidupnya.” Niko mencoba berkelakar. Meskipun dia tahu mungkin jawabannya akan sama. Namun, dia bertekad sebanyak Mala menolaknya, sebanyak itu dia akan menyatakan cintanya.Mala mengalihkan pandanganny

  • DIJUAL SUAMI JADI PEMANDU LAGU   Paman yang hilang

    “Bos,” lirih Mala. Dia begitu terkejut karena Bara memeluknya secara tiba-tiba. Bahkan pelukan pria itu begitu erat. “Maaf … Mala … Maaf.” Bara melepaskan pelukannya pada Mala. “Aku begitu bahagia.” Nampak Bara menyentuh sudut netranya. “Sekarang dimana ibumu?” Bara mengedarkan pandangannya.“Ibu saya, Bos?” Mala keheranan. Kenapa Bara mencari ibunya.“Iya Ibumu dimana, dia?” Meski Bara meneteskan air mata, tapi terlihat binar bahagia di wajahnya.“Ibu saya sudah meninggal.” “Apa?” Bara nampak terkejut, bahkan pria itu sampai terduduk di lantai. “Tidak mungkin adikku Naima sudah tiada,” raung Bara.“Maksud Bos apa?” Mala berjongkok, mensejajarkan diri dengan Bara.“Ibumu adikku Mala.”Lalu Bara menceritakan tentang kisahnya dan ibu Mala. Keduanya yatim piatu sejak kecil mereka terpaksa hidup di jalanan dan berpindah-pindah. Tidak tega, Bara mengirim Naima ke panti asuhan

  • DIJUAL SUAMI JADI PEMANDU LAGU   Sertifikat yang kembali

    Niko mengajak Aksa menemui Mala sore ini. Karena sepupunya itu harus menghadiri beberapa sidang hari ini. Mobil melaju membelah padatnya lalu lintas hingga mereka sampai di sebuah rumah kontrakan. Di teras kontrakan, seorang gadis dengan cenala jeans belel dan kaos crop top terlihat bangkit dari duduknya. Menyambut kedatangan keduanya.“Kita sudah sampai,” kata Niko setelah mematikan mesin mobil.Aksa tersenyum samar. “Oke juga selera Niko.” Pandangannya tertuju pada Nina.“Lama banget, sih.” Nina mencebik kesal.“Dia masih banyak urusan.” Niko melirik Aksa. “Oh.” Nina memperhatikan penampilan Aksa. “Dia yang mau bantuin Mala?”“He em. Oh, ya, kenalkan dia Aksa sepupuku.” Niko memperkenalkan Nina dengan Aksa.“Hallo Pak Aksa kenalkan saya Nina.” Gadis cantik itu mengulurkan tangannya, dengan senyuman indah yang membingkai di wajahnya.“Aksa.” Aksa merasakan sesuatu yang berbeda saat bersalaman dengan Nina. “Mau duduk di sini atau di dalam.” Nina memberi opsi.“Di sini saja,” sahut

  • DIJUAL SUAMI JADI PEMANDU LAGU   Bantuan Niko

    Perkataan Tomi tentu membuat ayah Tina murka. Pria yang rambutnya mulai memutih itu bahkan sampai menggebrak meja. “Kurang ajar kamu Tomi!” hardik ayah Tina. “Setelah kamu menggagahi anak saya, kamu mau lepas tanggung jawab?”“Dia sendiri yang menawarkan tubuhnya pada saya,” ucap Tomi diikuti tatapan benci pada Tina.“Jaga ucapmu!” Ayah Tina menunjuk wajah Tomi, Ayah mana yang rela anaknya dihina. Ibu Tina mencoba menenangkan suaminya, dia mengusap lengan suaminya selembut mungkin. “Sabar Pak … sabar.”Sementara Tina hanya bisa tersenyum getir. Serendah itukah dia di mata Tomi.“Sabar Pak … ini bisa dibicarakan baik-baik. Jangan emosi dulu.” Farida mencoba menengahi.“Terserah kamu mau bilang apa Mas yang pasti … kamu harus menikahiku. Karena sekarang aku sedang mengandung anakmu.”Perkataan Tina jelas semakin memperkeruh suasana. Terutama Tomi. Kepala seakan hampir meledak. Masalah Mala belum selesai, masalah baru muncul. Berbeda dengan putranya, Farida justru bahagia mendengar pe

  • DIJUAL SUAMI JADI PEMANDU LAGU   Tomi pelakunya

    Melihat kediaman Tomi, Mala semakin naik pitam. “Jawab Tomi … jangan diam saja!” Teriakan Mala semakin memekakkan telinga. Bahkan urat-urat leher wanita itu sampai terlihat jelas. Air mata juga terus mengalir deras di pipinya. Hancur, marah, sedih, dan kecewa menjadi satu. Bukan tanpa sebab, kotak kecil yang ditemukan Farida berisi sebuah kalung emas berliontin jangkar. Kalung itu satu-satunya bukti yang Mala miliki.Bukti yang ditinggalkan oleh pria biadab yang lima tahun lalu merenggut mahkotanya. Menghancurkan hidupnya. Membuatnya terjebak dalam pernikahan toxic. Tomi semakin meraung, merengkuh kaki Mala. “Ampuni aku Mala!” Tomi tidak bisa berkelit. “Aku mohon. Aku terpaksa … aku … aku terlalu mencintaimu.”Mala membungkuk, melepaskan rengkuhan Tomi dari kakinya hingga Tomi terdorong ke belakang. Tamparan pun Mala layangkan pada Tomi.“Biadab kamu Tomi. Brengsek … bajingan ….” Segala sumpah serapah Mala ucapkan.“Hey …!” Farida yang melihat perlakuan Mala pada putranya berteri

  • DIJUAL SUAMI JADI PEMANDU LAGU   fakta menyakitkan

    Melihat Mala yang terus menangis, Nina ikut menangis. “Sudah, La, jangan nangis! Lelaki kayak gitu tidak pantas kamu tangisi.” Nina mendekap Mala sangat erat.Awalnya Mala pikir, dia tidak akan sedih dan terluka saat mendapati Tomi selingkuh. Nyatanya, tidak. Hatinya tetap saja merasa sesak, seperti dihimpit bongkahan batu.Air mata yang sekian lama mampu dia tahan, tumpah juga. “Kupikir aku akan baik-baik saja, Nin. Ternyata disini.” Tunjuk Mala pada dada sebelah kanan. “Rasanya sakit sekali.” Suara Mala begitu parau dan memilukan.Nina mengelus surai Mala, mencoba menenangkan sahabatnya. Tubuh Mala terus berguncang hebat. “Apa salahku, Nin. Hingga Mas Tomi selalu menyakitiku.”“Kamu tidak salah La tapi, Tomi saja yang brengsek,” geram Nina. Matanya juga memerah karena ikut menangis.“Kita jemput Danis, Nin.”“Ya, kita memang harus menjemput Danis. Kita ke alamat yang tadi, Pak.”

  • DIJUAL SUAMI JADI PEMANDU LAGU   terbongkarnya perselingkuhan

    Mala tersenyum sinis memandangi Tomi yang tertidur sangat lelap. Di aplikasi hijau semua bukti terpampang nyata. Bukan hanya ada chat mesra, tapi juga banyak foto tidak senonoh yang Tina kirim pada Tomi.Tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan, Mala memotret dan memvideokan semua bukti perselingkuhan suaminya. “Anggap saja ini jalan dari Tuhan untuk lepas dari suamimu Mala,” lirih Mala.Saat akan mengembalikan ponsel milik Tomi, tatapan Mala tertuju pada kemeja Tomi yang sedidik tersingkap di bagian dada. Ada sebuah tanda yang Mala paham betul, tanda apa itu.“Oh, jadi si perempuan ini sengaja meninggalkan jejak rupanya.” Mala berdecak pelan.Mala mondar-mandir di ruang tamu, dia sudah punya bukti. Namun, dia tidak boleh gegabah. Dia harus memikirkan sebuah cara untuk membongkar perselingkuhan Tomi. Perselingkuhan Tomi juga semakin meyakinkan Mala untuk berpisah. Meski dia harus menanggung konsekuens

  • DIJUAL SUAMI JADI PEMANDU LAGU   Bohong itu dosa

    Mala mengekor langkah ibu mertuanya, tapi ternyata Danis dan ibu mertuanya sudah masuk ke kamar mandi.“Buk, biar Mala saja yang memandikan Danis.” Pintu kamar mandi Mala ketuk dari luar.Di dalam kamar mandi, Farida bingung. Kalau dia membiarkan Mala masuk, nanti menantunya itu tanya-tanya tentang keberadaan Tomi pada Danis. Namun, kalau dia tidak membuka pintu bisa-bisa Mala curiga.Tidak ada pilihan lain, Farida memegang bahu cucunya. “Nenek mau minta tolong sama Danis.”“Minta tolong apa, Nek?” tanya Danis polos.“Nanti kalau Bunda tanya-tanya soal Ayah. Danis bilang saja Ayah ke pasar, seperti yang Nenek bilang tadi.” Instruksi Farida.“Tapi kan Ayah dari semalam tidak pulang, Nek,” ucap Danis apa adanya.“Sstt.” Farida menutup bibir mungil Danis dengan telunjuk, kepalanya menoleh ke arah pintu. Takut Mala mendengar percakapan mereka. “Jangan keras-keras! Danis, kan, anak yang penu

DMCA.com Protection Status