Beranda / Romansa / DIA YANG BELUM TERJAMAH, AKU PEMENANGNYA! / Dia Lulusan Pesantren, Nafsuku Bangsat!

Share

Dia Lulusan Pesantren, Nafsuku Bangsat!

Penulis: Makarimx
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Pukul 21.45, jari-jari yang sibuk membuat dan menghapus kembali pesan, raut wajah bingung, kaki yang di goyang-goyangkan melambangkan bingungnya pria itu untuk memulai obrolan dengan Shaly.

"Apakah kamu ada ide?" tanya pria yang kebingungan itu kepada Lily.

"Mulai saja!, besok aku bantu dengan berbicara langsung pada Shaly," jawab Lily.

Akhirnya dengan memberanikan diri pria itu memulai percakapan, malangnya tidak ada tanggapan sama sekali oleh Shaly.

Hari ke hari, pesan demi pesan dikirimkan tetapi hasilpun tetap sama tidak ada tanggapan. Dengan kesal pria itu langsung menghubungi Lily.

"Apakah kamu benar-benar membantu?" isi pesan yang dikirimkan pria itu kepada Lily.

"Sudah, aku sudah bilang ke Shaly kamu menyukainya," jawab wanita itu dengan polosnya.

Pria itu menjelaskan bahwasannya tidak ada tanggapan sedikitpun dari Shaly dan sangat membuatnya kesal, entah Lily yang tidak serius untuk membantu atau Shaly yang tidak tertarik menanggapinya.

"Sudahlah, kalau memang tidak ada tanggapan berarti dia ga suka kamu," jawab Lily.

Chan lelaki yang kurang memiliki kepekaan terhadap wanita, jelas saja dari awal perkenalan dengan Lily, pria itu tidak menyadari maksud dan tujuan wanita itu yang terlihat dari wanita itu yang memulai mengikuti media sosial Chan dan terlebih dahulu memulai chat. Malah dengan polosnya pria itu ingin di dekatkan dengan teman sekelas Lily.

Balas membalas pesan antara Chan dengan Lily terus-menerus berjalan, dimulai dengan senda gurau, cerita kegiatan disekolah dan menceritakan masa-masa pria itu di sekolah sebelumnya.

Chan, laki-laki yang sudah lama tidak senyaman dan sedekat itu dengan wanita, tanpa disadari memiliki rasa dengan Lily, wanita yang awalnya menolong pria itu untuk mendapatkan Shely malah sekarang mendapatkan hatinya.

Jam pelajaran pagi itu akan dimulai, pria itu tergesa-gesa menuju ke kelas karna ada pekerjaan rumah yang belum ter selesaikan.

"Alif! Pinjam tugas kamu, aku belum selesai!" saut pria itu ke pada Alif sembari mengeluarkan tugasnya dari tas.

"Chan, aku udah selesai kamu boleh kok lihat punya aku!" jawab Sasha dari belakang meja pria itu.

Pria itu kaget, bingung, karna hatinya kembali teringat disaat ia mengetahui Sasha sudah mempunyai pacar.

"Mmmm, gapapa aku lihat punya kamu?" balas pria itu dengan gugup.

"Silahkan," balas Sasha dengan santainya.

Saat itu hubungan pria itu dengan Sasha kembali seperti biasanya yang dimana setelah kejadian saat itu Chan menjadi canggung terhadap Sasha.

Chan, Alif, Ella dan Sasha duduk bersama dengan makanan masing-masing di tangan mereka saat jam istirahat, dimana Ella dengan semangatnya menceritakan kelakuan buruk kakak kelas yang dia tidak sukai karna 

juga mengincar laki-laki yang di sukai Ella di sekolah itu.

"Heiii Chan sudah dapat gebetan di sekolah ini teman-teman!" Ucap nyelonoh Alif.

"Apaan sih Alif, asal bicara aja," jawab pria itu.

"Cie, mana nih traktirannya, semoga cepat jadian ya!" balas Sasha dengan senang.

Semakin hari hubungan pria itu dengan Lily semakin dekat, dimulai dari saling bertukar pesan hingga pergi jalan bareng.

Pukul 14.15, Cafetaria pantai belakang sekolah, Chan berterus terang tentang apa yang ia rasakan kepada Lily.

Tanpa banyak pikir Lily dengan senang hati menerima isi hati pria itu, jelas saja Lily lah yang awalnya menyukai pria itu.

Suasana makan siang saat itu berubah menjadi berbunga-bunga yang diiringi kecanggungan dari mereka, dimana Chan yang sudah lama tidak mengenal cinta dan Lily lulusan pesantren yang belum pernah pacaran.

Lily yang sama sekali belum pernah pacaran ini tentunya belum terbiasa dan canggung dengan sikapnya harus bagaimana kepada Chan, sayang? Sudah pasti! akan tetapi latar belakangnya seorang lulusan pesantren membuatnya tidak tau harus bagaimana.

Chan yang kebingungan harus mulai bagaimana dengan Lily yang ga tau apa-apa tentang pacaran, akhirnya memberanikan diri memegang tangan Lily. Sontak dengan kaget Lily melepaskannya karna tidak terbiasa.

"Maaf, aku tidak terbiasa," ucap Lily.

"Gapapa Ly, aku yang salah, aku minta maaf," balas pria itu.

Tak terasa sebulan sudah hubungannya dengan Lily berjalan, Lily yang mulai terbiasa dengan Chan sudah tidak mempermasalahkan lagi ketika pria itu memegang tangannya.

Di Cafetaria, tempat dimana sepasang kekasih itu menikmati hari-hari sepulang sekolah. Chan yang saat itu menceritakan kisah lucunya saat berada di sekolah lamanya membuat keduanya tertawa sangat lepas, dengan khilaf bibir pria itu menempel ke wajah Lily, seketika wanita itu kaget dan menangis atas perlakuan pria itu.

 Suasana menyenangkan berubah seketika, Lily dengan cepatnya berdiri dan menuju keluar untuk pulang karna kecewanya dengan pria itu yang melakukannya diluar batas wajarnya, pria itu terus mengejar dan meminta maaf atas kekhilafannya. Lily tak mendengarkan dan terus menangis dan meninggalkan Chan di Cafe itu.

"Aku minta maaf," isi pesan pria itu kepada Lily pada jam 18.00.

"Kenapa baru hubungi aku sekarang?" balas wanita itu.

"Aku tak tau harus gimana, aku salah sudah mengecewakanmu," balas pria itu dengan perasaan bersalah.

"Tidak apa, aku saja yang berlebihan, maklum aku tidak biasa," balas wanita itu yang mulai menerima situasi.

Sejak kejadian itu hubungan mereka jadi canggung, Lily yang menyadari sikap Chan kepadanya memberanikan diri untuk bertanya langsung kepada pria itu.

"Aku tau sejak saat itu kamu semakin canggung denganku," ucap wanita itu di pesan yang dikirimkan kepada pria itu.

"Hmmm iya, maaf aku tau kamu belum pernah pacaran, kamu tidak biasa, tetapi itulah caraku untuk menyampaikan rasa sayangku padamu," rayu nafsu buaya pria itu yang memanfaatkan kesempatan.

"Iya, aku sayang sama kamu, ini baru pertama kali aku pacaran, aku harap kamu bisa memaklumi," balas wanita itu.

Situasi hubungan mereka kembali seperti biasanya, pria itu yang menyadari wanitanya itu sudah mulai menerima dengan sengaja dan memanfaatkan waktu-waktu tertentu untuk memulai aksinya mulai dari merangkul, pegang tangan tapi belum berani untuk lebih.

"Kamu seneng ga hari ini," ucap pria itu sambil mengendarai motornya.

"Mmm, seneng kok," balas wanita itu yang berada di belakangnya.

"Kamu sini deh, aku mau bilang sesuatu," ucap pria itu ketika melitasi jalan yang tak ramai.

Seketika pria itu kembali memberanikan diri untuk mengecup pipi wanita itu, sontak wanita itu kaget dan marah.

"Berhenti sekarang!" Pekik wanita itu dari belakang dengan air matanya yang keluar.

Pria itu tak kunjung berhenti dan terus mengendarai motornya hingga menghantarkan wanita itu tepat di rumahnya.

Wanita itu terus menangis dan minta berhenti, kekecewaan kembali terjadi atas perlakuan pria itu.

"Sayang, aku minta maaf, aku menyesal," ucap pria itu yang hanya berani meminta maaf melalui pesan.

"Cukup untuk malam ini hubungi aku, besok kita bertemu!" balas wanita itu dengan kecewanya.

Bab terkait

  • DIA YANG BELUM TERJAMAH, AKU PEMENANGNYA!   Alasan Cinta, Menghalalkan Segalanya.

    Sore itu, dia yang kesal diiringi kekecewaan menunggu pria itu di Cafetaria tempat dimana mereka mengawali kisahhnya itu.Tak lama kemudian pria itu datang dengan wajah yang penuh dengan rasa bersalah, hanya bisa diam dan tak berani melihat ke arah mata Lily.Lily yang juga hanya diam membuat situasi saat itu menjadi hening."Aku tau kamu sayang, kamu cinta tapi ini bukan caranya!" Ucap Lily yang memulai dahulu."Aku kan sudah bilang, kamu sabar aja nanti kamu bakal dapat semuanya kok kalau kita sudah halal," sambung wanita itu.Chan yang hanya diam tak berkutik disaat wanita itu berbicara mengeluarkan air mata, menjelaskan bahwasannya wanita itu sangat mencitai pria itu akan tetapi belum bisa melakukan atau menerima perbuatan pria itu."Maafkan aku, aku menyesal," ucap pria itu.Lagi dan lagi kata maaf yang hanya keluar dari mulut pria itu.Lily bergegas mengusap air matanya dan berusaha menormalkan situasi dan mulai memesan m

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • DIA YANG BELUM TERJAMAH, AKU PEMENANGNYA!   Maaf adalah Tameng Nafsu Liarnya.

    Besok adalah hari dimana kegiatan setiap tahun yang rutin di selenggarakan di sekolah itu, perkemahan jum'at, sabtu dan minggu adalah ajang mempererat silaturahmi antar murid, guru dan alumni, setiap murid tak diwajibkan ikut akan tetapi yang tak ikut rasanya akan merugi karna inilah momen untuk mengenang masa-masa SMA. "Chan, kamu ikut kan besok?"tanya Alif sembari mengemasi barangnya dan bersiap pulang. "Iya dong, pacar aku kan ikut, rugi dong kalau ga ikut, lagian inilah masa-masa indah di SMA kata orang-orang itu kan,"jawab pria itu dengan semangat. "Iya pacar mu ikut tapi asal kamu tau aja, besok kita diacak lo sama sekolah untuk pemilihan bus transportasinya, jadi kamu ga bisa dekat dengan pacarmu," balas Alif lagi. "Masa sih? ah gaseru!" balas pria itu dengan kecewanya. "Semoga aja kalian bisa satu bus ya!" potong Ella dari belakang. Seperti biasanya pria itu sepulang sekolah langsung menuju ketempat Lily kekasihnya itu. Mereka

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • DIA YANG BELUM TERJAMAH, AKU PEMENANGNYA!   Malam yang Panjang, Cukup! Ini Sudah Keterlaluan!!

    Angin lembut menyentuh dedaunan tua hingga gugur dan berserakkan di lapangan, suasana yang mulai tenang disaat semua peserta sudah berada di dalam tendanya masing-masing karna tak tahan dinginnya malam itu. Jam menunjukkan pukul 23.12 wib para guru dan panitia menghimbau seluruh siswa-siswi peserta untuk tidak ada lagi yang berkeliaran di luar tenda dan segera beristirahat untuk kegiatan besok pagi. Chan dan wanita itu masih berada di tempat duduk yang ada di lapangan menikmati malam itu dan tak menghiraukan dinginnya udara. Hingga teguran dari panitia yang berjaga pada malam itu agar mereka memasuki tenda masing-masing. Tetapi teguran itu tak membuat mereka kembali ke tenda karena pasangan kekasih itu belum puas menikmati malam yang nyaman disertai udara dingin malam itu, untuk mengelabui panitia mereka berpura-pura menuju tenda masing-masing tetapi kembali bertemu di halaman belakang loka

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • DIA YANG BELUM TERJAMAH, AKU PEMENANGNYA!   Diatas awan, Aku menyayangimu

    Deras hujan yang menghantam bumi perkemahan disertai angin kencang membuat tenda peserta porak poranda, panitia dan peserta tak satupun yang tertidur dan saling membantu memperbaiki tenda yang hampir saja roboh. Ditengah kepanikan Alif memanfaatkan situasi ini untuk keluar lokasi perkemahan dan menelusuri area pedesaan ditemani Syarif teman satu Ekskulnya untuk mencari Chan yang tak kunjung kembali."Apalagi sekarang yang dilakukan anak itu hingga dia tak kunjung kembali!" Ucap Alif didalam hati.Syarif yang tak banyak tanya hanya menemani Alif tanpa tau tujuan mengelilingi desa.Disituasi seperti ini tak mungkin rasanya anak itu masih berkeliaran di sekitar desa ini, itulah yang ada di fikiran Alif setelah berjalan tak jaub dari lokasi perkemahan hingga ia memutuskan untuk kembali ke are

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • DIA YANG BELUM TERJAMAH, AKU PEMENANGNYA!   Air terjun keramat, Telaga pengharapan dan Ajup yang nekat!

    Kabut awan indah menyelimuti pegunungan yang diapik tiga danau biru yang belum tersentuh tangan-tangan serakah. Dedaunan saling menyapa, angin membawa pesan kepada para insan yang bergantung hidup dari kehijauan dan kesuburan, ke elokan alam itu membuat Chan tak henti-henti memandang dan terus merasakan indahnya ciptaan Sang kuasa.Tangan yang di balut kepercayaan, pundak disandarkan dengan impian, mata yang ditatap penuh harapan begitulah Sang wanita memuja prianya.Kaki mulai melangkahkan pengharapan baru, memilih memaafkan dan mengikhlaskan, tangan yang diseret membawa pria itu kembali melanjutkan perjalanan dengan genggaman wanita penuh maaf itu. Di balik senyum yang mulai tergambar ia berjanji tidak akan melakukan hal konyol dan menyakiti hati wanita itu, memperhatikan wanita itu berjalan didepannya dengan satu tangan yang terus menggen

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • DIA YANG BELUM TERJAMAH, AKU PEMENANGNYA!   Teriakan histeris, kerasukan di malam terakhir

    Merah merona senja menghiasi sore di pedesaan dingin yang dikelilingi danau dan di tengahi oleh gunung. Gerombolan burung mudik hilir terbang menuju tempat persembunyiannya sebelum merah merona itu di telan gelapnya malam, tetapi tidak dengan raut wajah cemas dan pucat kata yang terbata-bata menjelaskan dia siapa dan tujuannya apa hingga mendirikan camp di luar area perkemahan.Mereka adalah sekelompok pemuda yang sedang melakukan patroli dan penjagaan di area perkemahan sesuai dengan mandat kepala desa yang dimintai oleh panitia perkemahan. Untuk berjaga-jaga dan rasanya tak mungkin menyuruhnya untuk pulang adalah dengan mendaftarkannya sebagai peserta tambahan dan lokasi campnya di pindahkan ke dalam area perkemahan sek

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • DIA YANG BELUM TERJAMAH, AKU PEMENANGNYA!   Sorot Mata Panjang, Membingungkan

    Dering telfon terus berbunyi tak satupun di hiraukan, tubuh lelah wajah lesu harusnya tergambar oleh kegiatan melelahkan itu akan tetapi tidak, raut wajah tegang, sorot mata tajam entah ekspresi takut atau tidak puas.Hallo.. sapa pria itu setelah sekian lama membiarkan telepon berbunyi.Ternyata itu Alif yang ingin mengambil barang yang ia titipkan pada tas Chan.Harusnya kepanikan itu tak terjadi, tetapi wanita malang itu kembali mengingat liarnya nafsu di malam panjang dan tak bisa di kendalikan.Situasinya tiba-tiba berubah, perlakuannya pada pria itu tak mengenakkan, hingga pulang pun harus beda bus, akan tetapi Sang pria hanya bisa memahami isi hati si wanita dan menerimanya. Ia tak ingin masalah ini terus berlanjut dan bia

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • DIA YANG BELUM TERJAMAH, AKU PEMENANGNYA!   Pandangan yang tak biasa

    Jam menunjukan pukul 13.00, Chan melangkah sangat cepat dan tergesa-gesa, hari itu adalah hari pertama laki-laki itu memasuki sekolah barunya di kota yang mana dahulu adalah kota kelahirannya."Permisi," ucap laki-laki itu dengan nafas yang terengah-engah."Silahkan masuk," jawab kepala sekolah.Dasi yang terpasang rapi di dada laki-laki itu seketika diminta untuk dilepaskan, "Aneh sekali, biasanya memakai dasi diwajibkan di setiap sekolah," ucap Chan didalam hati."Kamu udah sholat? kalau belum kita ke masjid dulu, sholat udah mulai," ujar kepala sekolah. Sembari menuju masjid, kepala sekolah menerangkan aturan dan kebiasaan yang ada disekolah dan menunjukan kelas yang akan di tempati Chan. Sekolah baru ini mempunyai dua shif jam pelajaran dikarenakan ruangan yang

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29

Bab terbaru

  • DIA YANG BELUM TERJAMAH, AKU PEMENANGNYA!   Sorot Mata Panjang, Membingungkan

    Dering telfon terus berbunyi tak satupun di hiraukan, tubuh lelah wajah lesu harusnya tergambar oleh kegiatan melelahkan itu akan tetapi tidak, raut wajah tegang, sorot mata tajam entah ekspresi takut atau tidak puas.Hallo.. sapa pria itu setelah sekian lama membiarkan telepon berbunyi.Ternyata itu Alif yang ingin mengambil barang yang ia titipkan pada tas Chan.Harusnya kepanikan itu tak terjadi, tetapi wanita malang itu kembali mengingat liarnya nafsu di malam panjang dan tak bisa di kendalikan.Situasinya tiba-tiba berubah, perlakuannya pada pria itu tak mengenakkan, hingga pulang pun harus beda bus, akan tetapi Sang pria hanya bisa memahami isi hati si wanita dan menerimanya. Ia tak ingin masalah ini terus berlanjut dan bia

  • DIA YANG BELUM TERJAMAH, AKU PEMENANGNYA!   Teriakan histeris, kerasukan di malam terakhir

    Merah merona senja menghiasi sore di pedesaan dingin yang dikelilingi danau dan di tengahi oleh gunung. Gerombolan burung mudik hilir terbang menuju tempat persembunyiannya sebelum merah merona itu di telan gelapnya malam, tetapi tidak dengan raut wajah cemas dan pucat kata yang terbata-bata menjelaskan dia siapa dan tujuannya apa hingga mendirikan camp di luar area perkemahan.Mereka adalah sekelompok pemuda yang sedang melakukan patroli dan penjagaan di area perkemahan sesuai dengan mandat kepala desa yang dimintai oleh panitia perkemahan. Untuk berjaga-jaga dan rasanya tak mungkin menyuruhnya untuk pulang adalah dengan mendaftarkannya sebagai peserta tambahan dan lokasi campnya di pindahkan ke dalam area perkemahan sek

  • DIA YANG BELUM TERJAMAH, AKU PEMENANGNYA!   Air terjun keramat, Telaga pengharapan dan Ajup yang nekat!

    Kabut awan indah menyelimuti pegunungan yang diapik tiga danau biru yang belum tersentuh tangan-tangan serakah. Dedaunan saling menyapa, angin membawa pesan kepada para insan yang bergantung hidup dari kehijauan dan kesuburan, ke elokan alam itu membuat Chan tak henti-henti memandang dan terus merasakan indahnya ciptaan Sang kuasa.Tangan yang di balut kepercayaan, pundak disandarkan dengan impian, mata yang ditatap penuh harapan begitulah Sang wanita memuja prianya.Kaki mulai melangkahkan pengharapan baru, memilih memaafkan dan mengikhlaskan, tangan yang diseret membawa pria itu kembali melanjutkan perjalanan dengan genggaman wanita penuh maaf itu. Di balik senyum yang mulai tergambar ia berjanji tidak akan melakukan hal konyol dan menyakiti hati wanita itu, memperhatikan wanita itu berjalan didepannya dengan satu tangan yang terus menggen

  • DIA YANG BELUM TERJAMAH, AKU PEMENANGNYA!   Diatas awan, Aku menyayangimu

    Deras hujan yang menghantam bumi perkemahan disertai angin kencang membuat tenda peserta porak poranda, panitia dan peserta tak satupun yang tertidur dan saling membantu memperbaiki tenda yang hampir saja roboh. Ditengah kepanikan Alif memanfaatkan situasi ini untuk keluar lokasi perkemahan dan menelusuri area pedesaan ditemani Syarif teman satu Ekskulnya untuk mencari Chan yang tak kunjung kembali."Apalagi sekarang yang dilakukan anak itu hingga dia tak kunjung kembali!" Ucap Alif didalam hati.Syarif yang tak banyak tanya hanya menemani Alif tanpa tau tujuan mengelilingi desa.Disituasi seperti ini tak mungkin rasanya anak itu masih berkeliaran di sekitar desa ini, itulah yang ada di fikiran Alif setelah berjalan tak jaub dari lokasi perkemahan hingga ia memutuskan untuk kembali ke are

  • DIA YANG BELUM TERJAMAH, AKU PEMENANGNYA!   Malam yang Panjang, Cukup! Ini Sudah Keterlaluan!!

    Angin lembut menyentuh dedaunan tua hingga gugur dan berserakkan di lapangan, suasana yang mulai tenang disaat semua peserta sudah berada di dalam tendanya masing-masing karna tak tahan dinginnya malam itu. Jam menunjukkan pukul 23.12 wib para guru dan panitia menghimbau seluruh siswa-siswi peserta untuk tidak ada lagi yang berkeliaran di luar tenda dan segera beristirahat untuk kegiatan besok pagi. Chan dan wanita itu masih berada di tempat duduk yang ada di lapangan menikmati malam itu dan tak menghiraukan dinginnya udara. Hingga teguran dari panitia yang berjaga pada malam itu agar mereka memasuki tenda masing-masing. Tetapi teguran itu tak membuat mereka kembali ke tenda karena pasangan kekasih itu belum puas menikmati malam yang nyaman disertai udara dingin malam itu, untuk mengelabui panitia mereka berpura-pura menuju tenda masing-masing tetapi kembali bertemu di halaman belakang loka

  • DIA YANG BELUM TERJAMAH, AKU PEMENANGNYA!   Maaf adalah Tameng Nafsu Liarnya.

    Besok adalah hari dimana kegiatan setiap tahun yang rutin di selenggarakan di sekolah itu, perkemahan jum'at, sabtu dan minggu adalah ajang mempererat silaturahmi antar murid, guru dan alumni, setiap murid tak diwajibkan ikut akan tetapi yang tak ikut rasanya akan merugi karna inilah momen untuk mengenang masa-masa SMA. "Chan, kamu ikut kan besok?"tanya Alif sembari mengemasi barangnya dan bersiap pulang. "Iya dong, pacar aku kan ikut, rugi dong kalau ga ikut, lagian inilah masa-masa indah di SMA kata orang-orang itu kan,"jawab pria itu dengan semangat. "Iya pacar mu ikut tapi asal kamu tau aja, besok kita diacak lo sama sekolah untuk pemilihan bus transportasinya, jadi kamu ga bisa dekat dengan pacarmu," balas Alif lagi. "Masa sih? ah gaseru!" balas pria itu dengan kecewanya. "Semoga aja kalian bisa satu bus ya!" potong Ella dari belakang. Seperti biasanya pria itu sepulang sekolah langsung menuju ketempat Lily kekasihnya itu. Mereka

  • DIA YANG BELUM TERJAMAH, AKU PEMENANGNYA!   Alasan Cinta, Menghalalkan Segalanya.

    Sore itu, dia yang kesal diiringi kekecewaan menunggu pria itu di Cafetaria tempat dimana mereka mengawali kisahhnya itu.Tak lama kemudian pria itu datang dengan wajah yang penuh dengan rasa bersalah, hanya bisa diam dan tak berani melihat ke arah mata Lily.Lily yang juga hanya diam membuat situasi saat itu menjadi hening."Aku tau kamu sayang, kamu cinta tapi ini bukan caranya!" Ucap Lily yang memulai dahulu."Aku kan sudah bilang, kamu sabar aja nanti kamu bakal dapat semuanya kok kalau kita sudah halal," sambung wanita itu.Chan yang hanya diam tak berkutik disaat wanita itu berbicara mengeluarkan air mata, menjelaskan bahwasannya wanita itu sangat mencitai pria itu akan tetapi belum bisa melakukan atau menerima perbuatan pria itu."Maafkan aku, aku menyesal," ucap pria itu.Lagi dan lagi kata maaf yang hanya keluar dari mulut pria itu.Lily bergegas mengusap air matanya dan berusaha menormalkan situasi dan mulai memesan m

  • DIA YANG BELUM TERJAMAH, AKU PEMENANGNYA!   Dia Lulusan Pesantren, Nafsuku Bangsat!

    Pukul 21.45, jari-jari yang sibuk membuat dan menghapus kembali pesan, raut wajah bingung, kaki yang di goyang-goyangkan melambangkan bingungnya pria itu untuk memulai obrolan dengan Shaly. "Apakah kamu ada ide?" tanya pria yang kebingungan itu kepada Lily. "Mulai saja!, besok aku bantu dengan berbicara langsung pada Shaly," jawab Lily. Akhirnya dengan memberanikan diri pria itu memulai percakapan, malangnya tidak ada tanggapan sama sekali oleh Shaly. Hari ke hari, pesan demi pesan dikirimkan tetapi hasilpun tetap sama tidak ada tanggapan. Dengan kesal pria itu langsung menghubungi Lily. "Apakah kamu benar-benar membantu?" isi pesan yang dikirimka

  • DIA YANG BELUM TERJAMAH, AKU PEMENANGNYA!   Pandangan yang tak biasa

    Jam menunjukan pukul 13.00, Chan melangkah sangat cepat dan tergesa-gesa, hari itu adalah hari pertama laki-laki itu memasuki sekolah barunya di kota yang mana dahulu adalah kota kelahirannya."Permisi," ucap laki-laki itu dengan nafas yang terengah-engah."Silahkan masuk," jawab kepala sekolah.Dasi yang terpasang rapi di dada laki-laki itu seketika diminta untuk dilepaskan, "Aneh sekali, biasanya memakai dasi diwajibkan di setiap sekolah," ucap Chan didalam hati."Kamu udah sholat? kalau belum kita ke masjid dulu, sholat udah mulai," ujar kepala sekolah. Sembari menuju masjid, kepala sekolah menerangkan aturan dan kebiasaan yang ada disekolah dan menunjukan kelas yang akan di tempati Chan. Sekolah baru ini mempunyai dua shif jam pelajaran dikarenakan ruangan yang

DMCA.com Protection Status