20 Agustus, Tahun 2030Empat hari yang lalu!Esok hari datang dengan begitu cepat, tetapi tekanan hidup Bara tidak kunjung pergi begitu saja tanpa alasan yang jelas.Masalah yang harus dia hadapi saat ini adalah mencari pekerjaan baru agar siap hidup seorang diri ketika sang istri tercinta menceraikannya nanti.“Tidak ada informasi terkait pekerjaan di peternakan lagi. Apakah aku mulai mencari jenis pekerjaan yang lainnya?” gumam Bara meratapi layar laptopnya dengan begitu lekat.Sedari tadi, pria itu terus mengetik beberapa kata dan membuka berbagai macam situs internet.Bahkan akun media sosial pun tak luput dari pengawasannya. Hasil jerih payahnya tidak ada yang mampu dia petik bahkan satu biji pun.“Huh…! Apa aku harus terus seperti ini? Tidak, tidak boleh!” gumam Bara kembali mencari lowongan pekerjaan melalui situs internet.Tidak terasa dua jam berlalu begitu saja. Hari yang sejuk dan sedikit berawan kian berubah menjadi terik matahari yang menyengat di ubun-ubun.Bara sudah gag
“Tidak ada! Kamu awasi dia juga. Kalau dia berani melamar pekerjaan ke tempat lainnya, segera paksa bosnya untuk memecatnya dengan cara apa pun!” tegas Citra tampak membulatkan tekad.“B-baik, Nyonya!” sahut pria itu sebelum panggilan masuk itu dimatikan oleh Citra dengan begitu cepat.“Huuuh! Wanita yang begitu mengerikan. Obsesinya terhadap Bara semakin melonjak ketika dia menemukan informasi tentang perselingkuhan istrinya dengan Diano. Sungguh luar biasa tekanan yang akan dihadapi pria biasa itu nantinya!” guman pria itu sebelum tetap duduk di dalam mobilnya yang terparkir di pinggir jalan.Sorot matanya dengan kamera beresolusi tinggi terus memotret sejumlah gambar mengarah ke rumah yang tidak lain adalah milik Bara.Waktu malam hari itu kembali berlalu dengan begitu cepat tanpa ada perubahan signifikan lainnya yang terjadi.***“Huah! Ngantuknya!” gumam Bara berulang kali dia menguap sebagai tanda mengantuk sekali.“Hmm? Aku merasa seperti ada yang mengawasiku. Aneh!” gumam Bara
Kring! Kring!“Hmm? Apa ada berita penting lainnya?” gumam wanita cantik itu melihat ponselnya berdering.“Halo! Ada apa kali ini?” tanya wanita itu langsung masuk ke inti pembicaraan.Wanita cantik itu semakin berubah raut wajahnya menjadi begitu bahagia setelah mendengar perkataan sosok yang menghubunginya itu. “Akhirnya! Ha-ha-ha!” tegas wanita cantik itu yang tak lain adalah Citra Riana.Para pria berjas hitam langsung terdiam mendengar tawa yang bagi mereka terdengar sangat menakutkan itu.***Tiung, tiung, tiung!Mobil polisi bersuara dengan nyaringnya tepat berada di depan rumah Bara tanpa mematikan sirene miliknya.“Selamat malam, Pak! Semua tersangka berada di dalam rumah itu!” tegas seorang pria yang menghampiri anggota polisi yang baru saja keluar dari mobilnya.“Apakah Anda yang melaporkan kasus perselingkuhan ini?” tanya anggota kepolisian itu.“Iya, Pak! Semua warga di belakang saya juga sudah resah beberapa hari ini. Kita sudah mengumpulkan bukti termasuk tersangka yang
“Jika kami melepaskannya, kami takut kalau Anda akan melakukan tindakan kekerasan kepada tersangka. Tolong tetap diam dan biarkan kami menjalankan tugas!” tegas salah satu polisi itu.“Saya tidak akan melakukan itu. Saya bersumpah hanya akan berbicara dengannya saja. Jika ada tindakan kekerasan, maka saya tidak akan lari dan langsung menyerahkan diri! Tolong izinkan saya!” tegas Bara tiba-tiba bertekuk lutut.Anggota polisi itu menjadi tidak nyaman melihat perilaku Bara. Mereka saling menatap sebelum menghela napas.“Baiklah, kami lepaskan dia. Namun, kami akan tegas ketika Anda melakukan sesuatu yang melanggar hukum!” tegas anggota polisi itu melepaskan Alya.Alya yang dilepaskan tidak merasa senang sedikit pun. Dia masih tertunduk di bawah tatapan semua orang terutama suaminya sendiri.“Kamu akan kami lepaskan untuk kali ini. Namun, Anda tetap akan bertanggung jawab ketika nanti kami meminta Anda datang ke kantor polisi!” tegas anggota polisi itu dengan cepat membawa pergi Diano yang
“Haah! Mengapa jalannya bisa macet malam hari seperti ini, hah?!” tegas wanita itu tampak tidak begitu paham situasi.“Ini normal, Nyonya! Perkotaan memang selalu ramai seperti ini,” ungkap sopirnya berusaha menjelaskan situasi.“Hmph! Kalau sudah tidak macet, langsung percepat jalannya!” tegas wanita itu tampak tidak peduli sebelum memejamkan matanya.“Ba-baik!” sahut sopirnya dengan gugup.Setiap kali tidak ada macet, sopirnya itu langsung menancap gas dengan begitu lihainya melewati setiap rintangan yang tampak sulit dipercaya itu.Citra Riana tidak peduli dengan semua itu. Di pikirannya hanya ingin segera sampai di lokasi bertemu dengan Bara untuk ketiga kalinya.“Bara, aku akan membuatmu menjadi milikku!” batin Citra sambil melihat kaca jendela mobilnya.Perjalanan Citra menempuh jarak yang begitu jauh itu membutuhkan belasan menit hingga totalnya lebih dari satu jam berlalu begitu saja.Meski begitu, Citra tampak senang ketika jaraknya semakin dekat seiring berjalannya waktu.Dia
Keduanya terus bergelut tanpa henti dan berbicara tidak jelas ke sana kemari. Citra yang mendengar semua itu sudah tidak tahan lagi akhirnya mendekat menuju pagar rumah itu.Sosoknya yang tiba-tiba muncul tidak dihiraukan oleh dua orang yang masih saling sikut itu hingga wanita itu mengetuk pagarnya dengan keras.“B-bos! Selamatkan saya dari pria aneh ini!” teriak pria itu meminta tolong.“Hah? Bosmu mengapa terlihat tidak asing dimataku?” tanya Bara yang sadar dengan kedatangan sosok wanita cantik itu.“Bara! Pada akhirnya kita bertemu lagi. Bukankah aku sudah mengatakan itu sebelumnya?” tanya wanita cantik itu yang membuat Bara langsung merinding dan melepaskan pria yang dia tangkap sebelumnya.Sorot mata Bara menjadi sangat aneh dan tidak berkedip sedikit pun. Dia melihat wanita cantik itu seakan masih tidak menyangka kalau perasaan diawasi berasal darinya.Bibirnya bergetar dengan gugup dan tubuhnya ia seret perlahan mundur berusaha masuk ke dalam rumahnya agar menjauh dari wanita
“Bara, aku pasti akan mendapatkanmu. Tunggu saja nanti, aku akan kembali!” gumam Citra menyipitkan matanya.“Ayo pergi!” tegas Citra kepada bawahannya sebelum berbalik tanpa menoleh ke belakang lagi.Bawahannya hanya bisa mengangguk dan perlahan mengikuti bosnya dari belakang.Mereka akhirnya pergi dari tempat itu hanya dalam beberapa waktu singkat saja. Bara masih mengintip dari jendela depan rumahnya dengan gugup.“Huuuh! Akhirnya mereka pergi juga. Benar-benar sekumpulan orang aneh. Aku harus waspada dengannya mulai hari ini!” tegas Bara menatap ke luar rumah dengan situasi yang kembali sunyi.Pria itu perlahan kembali menuju kamarnya seraya berkata, “Hari yang melelahkan. Semoga tidak ada masalah lagi ke depannya!”Malam yang penuh drama berakhir begitu saja. Tidak ada lagi suara atau komentar warga.Keheningan yang begitu aneh kembali terjadi mewarnai suasana malam hari. Bara, Alya, dan Citra dipisahkan dengan segudang pikiran memenuhi otaknya.***Jalan yang masih macet terlihat
24 Agustus, Tahun 2030Malam hari di sebuah rumah yang berada tepat di persimpangan jalan.“Alya! Mengapa kamu selingkuh dariku? Mengapa?!” bentak seorang pria dengan raut wajah yang sangat marah.Hari itu sangat gelap dan hening. Namun, suara teriakkan pria itu menjadi sorotan hanya dalam beberapa detik saja.“Selingkuh? Aku hanya mencintai lelaki yang jauh lebih pantas untukku daripada kamu!” bantah Alya dengan tegas tanpa malu sambil terus mengemas barang-barangnya.Bang!“Tidak tahu diuntung! Inikah balasanmu kepadaku yang sudah berkorban untukmu selama ini, hah?!” Pria itu semakin menyentak dengan ganasnya hingga memukul lemari yang ada di dekatnya.“Bara! Tutup mulutmu! Kamu sendiri yang memang melakukan semua itu untukku dengan senang hati. Jangan kau ungkit tindakanmu sendiri yang tidak pernah aku minta sama sekali!”Alya dengan gigih membantah semakin ganas. Dia mempercepat mengemas beberapa barang-barangnya dan langsung memasukkan semuanya ke dalam kopernya.Bara yang meliha
“Bara, aku pasti akan mendapatkanmu. Tunggu saja nanti, aku akan kembali!” gumam Citra menyipitkan matanya.“Ayo pergi!” tegas Citra kepada bawahannya sebelum berbalik tanpa menoleh ke belakang lagi.Bawahannya hanya bisa mengangguk dan perlahan mengikuti bosnya dari belakang.Mereka akhirnya pergi dari tempat itu hanya dalam beberapa waktu singkat saja. Bara masih mengintip dari jendela depan rumahnya dengan gugup.“Huuuh! Akhirnya mereka pergi juga. Benar-benar sekumpulan orang aneh. Aku harus waspada dengannya mulai hari ini!” tegas Bara menatap ke luar rumah dengan situasi yang kembali sunyi.Pria itu perlahan kembali menuju kamarnya seraya berkata, “Hari yang melelahkan. Semoga tidak ada masalah lagi ke depannya!”Malam yang penuh drama berakhir begitu saja. Tidak ada lagi suara atau komentar warga.Keheningan yang begitu aneh kembali terjadi mewarnai suasana malam hari. Bara, Alya, dan Citra dipisahkan dengan segudang pikiran memenuhi otaknya.***Jalan yang masih macet terlihat
Keduanya terus bergelut tanpa henti dan berbicara tidak jelas ke sana kemari. Citra yang mendengar semua itu sudah tidak tahan lagi akhirnya mendekat menuju pagar rumah itu.Sosoknya yang tiba-tiba muncul tidak dihiraukan oleh dua orang yang masih saling sikut itu hingga wanita itu mengetuk pagarnya dengan keras.“B-bos! Selamatkan saya dari pria aneh ini!” teriak pria itu meminta tolong.“Hah? Bosmu mengapa terlihat tidak asing dimataku?” tanya Bara yang sadar dengan kedatangan sosok wanita cantik itu.“Bara! Pada akhirnya kita bertemu lagi. Bukankah aku sudah mengatakan itu sebelumnya?” tanya wanita cantik itu yang membuat Bara langsung merinding dan melepaskan pria yang dia tangkap sebelumnya.Sorot mata Bara menjadi sangat aneh dan tidak berkedip sedikit pun. Dia melihat wanita cantik itu seakan masih tidak menyangka kalau perasaan diawasi berasal darinya.Bibirnya bergetar dengan gugup dan tubuhnya ia seret perlahan mundur berusaha masuk ke dalam rumahnya agar menjauh dari wanita
“Haah! Mengapa jalannya bisa macet malam hari seperti ini, hah?!” tegas wanita itu tampak tidak begitu paham situasi.“Ini normal, Nyonya! Perkotaan memang selalu ramai seperti ini,” ungkap sopirnya berusaha menjelaskan situasi.“Hmph! Kalau sudah tidak macet, langsung percepat jalannya!” tegas wanita itu tampak tidak peduli sebelum memejamkan matanya.“Ba-baik!” sahut sopirnya dengan gugup.Setiap kali tidak ada macet, sopirnya itu langsung menancap gas dengan begitu lihainya melewati setiap rintangan yang tampak sulit dipercaya itu.Citra Riana tidak peduli dengan semua itu. Di pikirannya hanya ingin segera sampai di lokasi bertemu dengan Bara untuk ketiga kalinya.“Bara, aku akan membuatmu menjadi milikku!” batin Citra sambil melihat kaca jendela mobilnya.Perjalanan Citra menempuh jarak yang begitu jauh itu membutuhkan belasan menit hingga totalnya lebih dari satu jam berlalu begitu saja.Meski begitu, Citra tampak senang ketika jaraknya semakin dekat seiring berjalannya waktu.Dia
“Jika kami melepaskannya, kami takut kalau Anda akan melakukan tindakan kekerasan kepada tersangka. Tolong tetap diam dan biarkan kami menjalankan tugas!” tegas salah satu polisi itu.“Saya tidak akan melakukan itu. Saya bersumpah hanya akan berbicara dengannya saja. Jika ada tindakan kekerasan, maka saya tidak akan lari dan langsung menyerahkan diri! Tolong izinkan saya!” tegas Bara tiba-tiba bertekuk lutut.Anggota polisi itu menjadi tidak nyaman melihat perilaku Bara. Mereka saling menatap sebelum menghela napas.“Baiklah, kami lepaskan dia. Namun, kami akan tegas ketika Anda melakukan sesuatu yang melanggar hukum!” tegas anggota polisi itu melepaskan Alya.Alya yang dilepaskan tidak merasa senang sedikit pun. Dia masih tertunduk di bawah tatapan semua orang terutama suaminya sendiri.“Kamu akan kami lepaskan untuk kali ini. Namun, Anda tetap akan bertanggung jawab ketika nanti kami meminta Anda datang ke kantor polisi!” tegas anggota polisi itu dengan cepat membawa pergi Diano yang
Kring! Kring!“Hmm? Apa ada berita penting lainnya?” gumam wanita cantik itu melihat ponselnya berdering.“Halo! Ada apa kali ini?” tanya wanita itu langsung masuk ke inti pembicaraan.Wanita cantik itu semakin berubah raut wajahnya menjadi begitu bahagia setelah mendengar perkataan sosok yang menghubunginya itu. “Akhirnya! Ha-ha-ha!” tegas wanita cantik itu yang tak lain adalah Citra Riana.Para pria berjas hitam langsung terdiam mendengar tawa yang bagi mereka terdengar sangat menakutkan itu.***Tiung, tiung, tiung!Mobil polisi bersuara dengan nyaringnya tepat berada di depan rumah Bara tanpa mematikan sirene miliknya.“Selamat malam, Pak! Semua tersangka berada di dalam rumah itu!” tegas seorang pria yang menghampiri anggota polisi yang baru saja keluar dari mobilnya.“Apakah Anda yang melaporkan kasus perselingkuhan ini?” tanya anggota kepolisian itu.“Iya, Pak! Semua warga di belakang saya juga sudah resah beberapa hari ini. Kita sudah mengumpulkan bukti termasuk tersangka yang
“Tidak ada! Kamu awasi dia juga. Kalau dia berani melamar pekerjaan ke tempat lainnya, segera paksa bosnya untuk memecatnya dengan cara apa pun!” tegas Citra tampak membulatkan tekad.“B-baik, Nyonya!” sahut pria itu sebelum panggilan masuk itu dimatikan oleh Citra dengan begitu cepat.“Huuuh! Wanita yang begitu mengerikan. Obsesinya terhadap Bara semakin melonjak ketika dia menemukan informasi tentang perselingkuhan istrinya dengan Diano. Sungguh luar biasa tekanan yang akan dihadapi pria biasa itu nantinya!” guman pria itu sebelum tetap duduk di dalam mobilnya yang terparkir di pinggir jalan.Sorot matanya dengan kamera beresolusi tinggi terus memotret sejumlah gambar mengarah ke rumah yang tidak lain adalah milik Bara.Waktu malam hari itu kembali berlalu dengan begitu cepat tanpa ada perubahan signifikan lainnya yang terjadi.***“Huah! Ngantuknya!” gumam Bara berulang kali dia menguap sebagai tanda mengantuk sekali.“Hmm? Aku merasa seperti ada yang mengawasiku. Aneh!” gumam Bara
20 Agustus, Tahun 2030Empat hari yang lalu!Esok hari datang dengan begitu cepat, tetapi tekanan hidup Bara tidak kunjung pergi begitu saja tanpa alasan yang jelas.Masalah yang harus dia hadapi saat ini adalah mencari pekerjaan baru agar siap hidup seorang diri ketika sang istri tercinta menceraikannya nanti.“Tidak ada informasi terkait pekerjaan di peternakan lagi. Apakah aku mulai mencari jenis pekerjaan yang lainnya?” gumam Bara meratapi layar laptopnya dengan begitu lekat.Sedari tadi, pria itu terus mengetik beberapa kata dan membuka berbagai macam situs internet.Bahkan akun media sosial pun tak luput dari pengawasannya. Hasil jerih payahnya tidak ada yang mampu dia petik bahkan satu biji pun.“Huh…! Apa aku harus terus seperti ini? Tidak, tidak boleh!” gumam Bara kembali mencari lowongan pekerjaan melalui situs internet.Tidak terasa dua jam berlalu begitu saja. Hari yang sejuk dan sedikit berawan kian berubah menjadi terik matahari yang menyengat di ubun-ubun.Bara sudah gag
“Bara! Aku akan mencarimu lagi. Kita pasti akan bertemu lagi. Saat itu, aku ingin tahu bagaimana kamu akan bisa menolakku lagi?!” tegas Citra dengan lantang tidak mengejar kepergian Bara.Sosok pria itu semakin jauh dan sudah sulit bagi Citra untuk melihatnya dengan jelas. Dahi beningnya itu mengerut sambil mengepalkan tangannya.“Hmph! Beraninya dia kabur dari kecantikan luar biasa sepertiku!” tegas Citra yang masih tidak percaya dengan kaburnya Bara.“Dia pasti akan kembali kepadaku. Kita lihat saja nanti!” Wanita itu mendengus dengan kesal sebelum kembali ke dalam ruangannya.Tak! Tak!Suara langkah kaki yang begitu tergesa-gesa kian terdengar semakin jelas. Sosok Bara langsung muncul dari asal suara itu.“Hah, hah! Aku harus pergi sejauh mungkin!” tegas Bara tampak begitu terkejut dengan semua yang baru saja terjadi kepadanya hingga sulit baginya untuk mengatur napas.Bara langsung berlari dengan cepat pergi menuju gerbang masuk peternakan itu. Beberapa orang yang masih lembur tam
Citra Riana, wanita cantik itu malah tersenyum tidak langsung menjawab pertanyaan Bara.Dia mengambil botol air mineral dengan santai dia meminumnya. Bara semakin tak tenang melihat gerak-gerik Citra yang semakin tampak seperti penjahat utama dalam novel genre misteri.Gadis itu seharusnya tidak mungkin tahu sesuatu yang begitu rahasia. Hanya segelintir orang saja yang tahu dan tentu saja wanita itu tidak ada hubungannya sama sekali.“Siapa dia? Bagaimana dia bisa mengetahui rahasia hubungan gelap istriku? A-apakah dia sudah menyelidikiku sebelumnya?” batin Bara semakin bimbang tidak mengerti apa yang harus dilakukannya.“Cepat katakan kepadaku! Siapa kamu sebenarnya? Bagaimana kamu bisa tahu semua rahasia ini? Kalau tidak, saya mungkin akan langsung menghubungi polisi atas kecurigaan seorang penguntit!” Bara bersikap begitu tegas dan terus terang.Uhuk!Wanita cantik itu langsung tersedak ketika dalam posisi meminum air mineral. Perkataan Bara tentu sangat tidak disangka olehnya.“He