Citra sungguh mencintai Bara atau ada rencana lainnya?
“Bara, aku pasti akan mendapatkanmu. Tunggu saja nanti, aku akan kembali!” gumam Citra menyipitkan matanya.“Ayo pergi!” tegas Citra kepada bawahannya sebelum berbalik tanpa menoleh ke belakang lagi.Bawahannya hanya bisa mengangguk dan perlahan mengikuti bosnya dari belakang.Mereka akhirnya pergi dari tempat itu hanya dalam beberapa waktu singkat saja. Bara masih mengintip dari jendela depan rumahnya dengan gugup.“Huuuh! Akhirnya mereka pergi juga. Benar-benar sekumpulan orang aneh. Aku harus waspada dengannya mulai hari ini!” tegas Bara menatap ke luar rumah dengan situasi yang kembali sunyi.Pria itu perlahan kembali menuju kamarnya seraya berkata, “Hari yang melelahkan. Semoga tidak ada masalah lagi ke depannya!”Malam yang penuh drama berakhir begitu saja. Tidak ada lagi suara atau komentar warga.Keheningan yang begitu aneh kembali terjadi mewarnai suasana malam hari. Bara, Alya, dan Citra dipisahkan dengan segudang pikiran memenuhi otaknya.***Jalan yang masih macet terlihat
Jauh dari Kota Surabaya, lebih tepatnya di Ibu Kota Nusantara. Ada banyak sekali gedung pencakar langit berjejeran satu dengan yang lainnya.Salah satu di antaranya adalah hotel mewah yang menjadi ciri khas daerah itu. Hotel yang dimiliki oleh keluarga Harko tersebut tentu selalu menarik perhatian semua orang.“Ha-ha-ha! Sayang, kamu maunya terlalu banyak. Lelah sekali aku melayaninya,” ungkap seorang wanita yang berada di salah satu kamar hotel.“Nyonya bisa bercanda aja. Saya hanya mencoba untuk melakukan yang terbaik,” sahut pria yang berada tidak jauh dari wanita itu.Tampaknya keduanya telah melakukan aksi yang begituan hingga selesai dengan sempurna.Kring! Kring!Suara dering ponsel menghentikan percakapan antara dua orang sepasang kekasih itu.Mereka melirik sejenak sebelum akhirnya kembali bercakap-cakap. Terutama wanita itu yang tahu kalau suara dering berasal dari ponselnya langsung mengabaikannya.Tidak disangka kalau ponselnya berdering karena putra wanita itu yaitu Diano
Waktu kembali berlalu begitu saja hingga tidak terasa hari telah berganti lagi. Kondisi Bara yang sedih, Alya yang cemas, dan Diano yang sangat suram bersama-sama menyambut datangnya mentari pagi.Citra dan para bawahannya juga menghela napas karena sudah waktunya kembali bekerja. Orang tua Diano yang semalam bersenang-senang mulai sadar kalau putra mereka satu-satunya dalam bahaya.“Putraku!” Keduanya tampak kompak meski terlampau jarak yang cukup jauh.Kekhawatiran akan putranya bukan kasih sayang melainkan kecemasan dengan dampak buruk kasus perselingkuhan putranya kepada perusahaan milik keluarga Harko.Tidak perlu menunggu lama, sang ayah yang lebih dekat tentu saja langsung bergegas menuju kantor polisi dengan harapan anaknya bisa segera dilepaskan sebelum beritanya tersebar luas.Ibu Diano yang berada jauh hanya bisa berharap suami dan putranya bisa mengurus semua masalah mereka tanpa melibatkan dirinya.Ketidakharmonisan hubungan keluarga Harko sangat halus tertutup dengan rapi
Bara tidak bisa berkata-kata lebih lanjut ketika melihat berbagai artikel yang memuja dan memuji keluarga yang baru saja dia kutuk itu.“A-apa?!” Bara tanpa sadar berteriak karena sangat terkejut melihat semua artikel yang dibacanya satu persatu itu.“Keluarga Harko adalah contoh masa depan? Keluarga Harko sangat harmonis dan istimewa? Keluarga Harko sukses menjadi salah satu keluarga terkaya di Indonesia?”Bara terus bergumam seraya bertanya-tanya dan sulit untuk percaya dengan semua yang baru saja dia baca atau ucapkan.Tidak ada artikel yang mengkritik keluarga Harko tidak peduli seberapa keras dia mencoba untuk mencarinya.Semua artikel seperti sepakat mengagumi keluarga yang menurut Bara tidak pantas dijadikan contoh itu.“S-sulit dipercaya! Diano ternyata berasal dari keluarga yang begitu terkenal. Apakah hanya dia saja yang bermasalah di antara keluarganya?” tanya Bara menatap gambar tanpa berkedip.Gambar itu berisi potret kebersamaan keluarga Harko yang sangat banyak anggotany
Perasaan lega terus mengisi seluruh hatinya dengan sukacita yang tak tertahankan setelah cemas sepanjang malam.Alya begitu bahagia saat itu ketika dia juga mendapatkan informasi kalau Diano sudah bebas dari tahanan sementara.“Diano memang keturunan keluarga Harko. Mustahil polisi menangkapnya dengan alasan ceroboh seperti itu. Kekuatan dan kekayaan masih berlaku di negeri ini,” gumam Alya semakin tersenyum riang entah apa alasannya tidak ada yang tahu.Suasana hati yang ceria itu berlangsung beberapa saat sebelum kekosongan mengisi hatinya secara aneh.“Hmm? Mengapa aku merasa seperti ada yang kurang ya? Perasaan semuanya berjalan dengan lancar.” Alya mulai bimbang dengan kondisinya sendiri.Setelah merenung beberapa saat, wanita rupawan itu masih tidak mampu menemukan letak akar permasalahannya.Menurut pandangannya, semua yang terjadi hingga saat ini tidak ada yang salah sama sekali. Berpikir keras tidak membuat wanita itu kehilangan pesonanya yang begitu menawan.“Hmm? Entahlah, a
Mobil yang dilihatnya adalah mobil yang sama ketika malam di mana Diano ditangkap oleh anggota kepolisian.Tidak menyangka kalau mobil itu sudah didapatkan kembali dan terlihat begitu santai menghadiri persidangan cerai hari itu.“Mungkinkah dia bersama Alya sekarang?” tanya Bara semakin tak senang ketika memikirkan hal itu.Benar saja dugaan Bara, Alya dan Diano dengan kompak keluar seakan sudah menjadi pasangan suami istri saja.Aneh sekali memang rasanya dunia ini. Terkadang hal yang sulit dipercaya bisa terjadi begitu saja tanpa rasa malu bagi pelakunya.“Mereka memang sudah sulit untuk dipisahkan!” tegas Bara tampak kecewa berat melihat kedatangan dua orang pasangan gelap gulita itu.Alya masih sempat bercanda dengan Diano dengan memamerkan senyuman menawan yang selalu menggetarkan jiwa Bara setiap kali dia melihatnya.Senyum yang seharusnya spesial baginya itu sekarang harus rela dia abaikan ketika tidak lagi ditujukan kepadanya.“Hmm? Bukankah itu suamimu?” tanya Diano tiba-tiba
“B-bukan begitu, Alya! Apa kamu lihat sosok wanita yang tampak mencolok itu?” tanya Bara sambil menunjuk diam-diam dan melirik ke arah Citra.Alya langsung melihat sekilas sosok rupawan seperti artis papan atas itu. Dia juga terpukau dengan penampilan wanita yang menurutnya tidak kalah cantik dengannya.“Memangnya mengapa? Aku tidak kenal siapa dia!” tegas Alya masih sinis dengan Bara.“Wanita itu bernama Citra Riana. Dia adalah pewaris keluarga Riana yang juga bagian dari keluarga Harko. Masalahnya, wanita dengan status yang tidak kalah dengan Diano itu beberapa hari ini ternyata telah memata-matai hubungan kita sejak dulu sekali. Dia bahkan tahu perselingkuhanmu dengan Diano tepat sehari setelah aku mengetahuinya. Itu sangat aneh sekali!”Bara masih merinding ketika kembali mengingat momen pertemuan antara dia dan Citra yang menurutnya baru saja itu.Alya cukup terkejut mendengar perkataan Bara. Ada dua informasi yang sulit baginya untuk percaya.“T-tunggu sebentar! Apa maksudmu kala
“Hmm…, lupakan saja! Aku akan mengamati situasi nantinya. Bisa saja Bara hanya mencoba menakutiku karena iri dengan hubungan antara Diano dan aku,” batin Alya mengikuti Diano dengan senyum terlihat di pipi cantiknya itu.Rumah yang begitu mewah mulai menunjukkan sosok sebenarnya. Banyak ornamen yang khas dan unik yang terlihat baru dari sudut pandang mata cantik Alya.Air mancur dan tanaman indah membuat rumah itu semakin sulit untuk tidak dikagumi oleh siapa pun. Suasana yang menenangkan hati sangat terpancar dari seluruh sisi rumah mewah.Alya seperti semut yang melihat tumpukan gula. Dia terus saja berdecak kagum hingga dia sendiri lupa berapa kali dia melakukannya.Wajar saja bagi gadis cantik yang dari ujung rambut hingga jempol kakinya saja sudah begitu elegan.Tertarik dengan sesuatu yang serupa dengannya tentu bukan suatu masalah. Rumah mewah di hadapannya seakan dibuat khusus untuknya.Wanita yang baru saja cerai itu begitu menikmati dan berharap untuk tinggal selamanya di rum
Semua orang langsung terdiam dan tak ada lagi yang bersuara. Mereka sadar kalau Bara tidak hanya akan melampiaskan amarahnya kepada wanita cantik saja, melainkan kepada mereka semua.Perasaan menyesal terlihat jelas dari raut wajah masing-masing orang yang saat ini tengah menundukkan kepalanya sebab tak lagi berdaya menghadapi situasi yang semakin rumit.Hanya berdiam diri saja yang mampu mereka lakukan agar setidaknya Bara akan memaafkan mereka sehingga tidak perlu memperpanjang kasus ini ke jalur hukum berupa pengadilan yang tentu saja sangat merepotkan.Bara yang melihat reaksi bisu tanpa jawaban dari semua orang semakin geram. Dia juga tahu betul kalau awal mula dan akar permasalahannya berasal dari wanita cantik itu.Meski begitu, Bara tidak akan bisa mengabaikan semua orang yang juga turut terlibat dalam upaya keji mereka untuk menghakimi Bara tanpa ada bukti yang jelas dan valid sama sekali.“Kalian semua juga pelaku yang kejam di sini! Jangan coba-coba menipu saya dengan dalih
Bara terdiam dan merenung dalam pikirannya. Dia melihat sosok wanita gemuk yang sudah lama bekerja untuknya itu tengah memohon ampun kepadanya seolah-olah Bara sendiri yang telah menyiksanya.Ada perasaan gelisah dan tak tega melihat sikap wanita gemuk tersebut. Meski begitu, Bara juga mengerti kalau kesalahannya mungkin saja memang besar dan tidak bisa dimaafkan begitu saja.Apalagi ketika dirinya sudah benar-benar terlalu menderita akibat kesalahan kecil yang pada akhirnya sangat berakibat fatal kepada dirinya tepat beberapa waktu yang lalu. Wanita gemuk benar-benar dalangnya.Setidaknya itulah yang terlintas di pikirannya Bara untuk sesaat yang lalu. Namun, Bara segera sadar kalau asal mula dari semua ini bukanlah wanita gemuk di hadapannya, melainkan wanita cantik yang saat ini tengah berdiri di belakang wanita gemuk.“Bibi memang salah karena telah memberikan kunci kamar yang tidak seharusnya. Namun, kalau bukan karena ulah wanita keji langsung memfitnahku itu, aku pasti baik-bai
Keduanya saling menatap dari jarak yang cukup dekat. Tatapan mata yang ditunjukkan oleh Bara benar-benar berisikan amarahnya yang sudah tidak tertahankan lagi.Adapun wanita cantik itu malah menatap Bara seolah-olah dia sedang mencoba untuk tegas walaupun sebenarnya sangat ragu-ragu seperti seekor kucing yang berusaha tampil gahar di hadapan seekor anjing.Jelas sekali kalau dalam pikirannya terdapat sesuatu yang begitu mengganjal di hatinya sehingga mempengaruhi mental dan cara pandangnya kepada Bara yang wajahnya sudah hancur babak belur itu.Masalah seperti ini memang tidak terlalu menghebohkan sebab hanya wanita cantik itu saja yang tahu isi hatinya. Di sisi lainnya, Bara semakin kesal karena lagi-lagi perkataannya dibantah dengan tegas begitu saja.“Urgh…! Siapa yang suruh anak kamu berkata-kata kasar kepada saya terlebih dahulu, hah?! Jika bukan karena kamu biang keroknya yang hanya asal tuduh saja, saya kemungkinan besar sudah olahraga pagi dari tadi!” tegas Bara menatap wanita
Beberapa waktu yang lalu. Seorang petugas apartemen yang sedang membersihkan rak kunci tiba-tiba terkejut dan langsung tersadar kalau dirinya ternyata telah melakukan kesalahan yang cukup fatal.“Gawat! Saya salah memberikan kunci kamar yang sebenarnya! Bagaimana bisa aku malah memberikan kunci cadangan kamar milik bos?!” ungkap seorang wanita berusia sekitar tiga puluh tahunan dengan perasaan khawatir.Tubuhnya yang lumayan gemuk membuat wanita dengan kerudung hitam tersebut tampak menonjol ketika berdiri di ruang resepsionisnya apartemen miliknya Bara. Wanita tersebut otomatis langsung mengambil kunci yang seharusnya diberikan kepada wanita cantik sebelumnya.“Saya seharusnya memberikan kunci yang ini! Saya harus bergegas pergi menuju kamar bos sekarang juga. Semoga tidak ada kesalahpahaman yang terlalu berlebihan nantinya!” gumam petugas apartemen tersebut.Wanita gemuk tersebut langsung keluar dari markasnya dan bergegas menuju kamar Bara. Tentu saja bergegasnya wanita tersebut be
Tatapan mata semua orang di sekitarnya Bara juga secara bertahap terbuka lebar-lebar. Mereka ragu-ragu dalam hatinya dan tetap bimbang mengamati Bara dari jarak yang cukup dekat.“Hmm…. Apakah benar perkataannya barusan tadi tentang dirinya yang merupakan pemilik apartemen ini? Kalau benar demikian, bukankah kita baru saja menghajarnya tanpa ampun sebelumnya itu akan berakhir dengan buruk?”“Buruk? Bagaimana bisa hanya dengan berakhir dengan buruk saja?! Jika pria jelek ini benar-benar pemilik apartemen ini, kita semua pasti diusir dari apartemen kita ini tanpa ampun!”“J–jelas sekali hal seperti itu jauh lebih baik…! Bagaimana jadinya kalau pria jelek ini pada akhirnya nanti juga akan melaporkan kasus ini kepada pihak kepolisian dan memaksa kita semua membayar denda dengan nominal yang mengerikan? Saya tidak sanggup membayangkannya!”“Hmph! Buat apa dibayangkan juga, kan? Lagi pula, pria jelek di depan kita semua ini hanya preman bejat yang terbukti memasuki kamar seorang wanita. Kit
Seketika, Hafa terdiam melongo melihat wanita cantik dengan tatapan mata yang memang terlihat sangat terkejut dan perlahan-lahan mulai berubah menjadi suram dengan ekspresi wajah imutnya yang seakan tak begitu yakin.Dalam hatinya, pria kecil yang mungil dan imut itu mulai ragu-ragu dalam pikirannya sendiri. Dia yang masih ingin bergegas melihat Bara akhirnya segera mengurungkan niatnya. Meski begitu, pria kecil itu tetap saja mengeluh dengan cara protes kepada ibunya secara langsung.“Ma–mama! Jangan begitu solusinya! Hafa hanya ingin melihat Monster yang sedang ditaklukan oleh banyak orang. Mengapa sampai harus dilarang, sih?! Hafa tetap mau melihat Monsternya! Jangan halangi Hafa, Mama!” tegas pria kecil dengan kata-kata memohon yang teramat tegas masuk ke dalam telinga.Wanita cantik yang mendengar perkataan anak kecilnya tersebut semakin tak senang mendengarnya. Dia terus saja menatap pria kecil dengan tatapan serius persis seperti seekor harimau betina.“Anak ini…! Selalu saja g
Dengan begitulah, Bara dipukuli habis-habisan hingga sulit bagi siapa pun untuk menghentikannya lagi. Bara hanya bisa menerima kenyataan kejam dalam kehidupannya saat ini.Semua orang tampak menikmati diri mereka sendiri-sendiri ketika melakukan aksi tidak bermoral bersama-sama dengan menyiksa Bara yang sudah tak mampu berkutik lagi.“Hmph! Rasakan ini wahai pria hidung belang yang menjijikkan! Beraninya kamu mempermainkan seorang wanita cantik dan kami semua di sini, hah?! Ini adalah akibatnya yang sudah sepatutnya kamu terima!”“Ha-ha-ha! Benar sekali! Ini adalah akibatnya ketika seseorang tidak bisa menjaga sikapnya terutama indera penglihatannya serta kemampuan lisannya dalam berbicara yang lebih baik.”“Saya dari tadi sudah tak nyaman setiap kali mendengarnya berbicara kasar kepada Nyonya cantik itu. Sekarang, sudah waktunya untuk melampiaskan kekesalanku atas sikap menyimpangnya.”“Terimalah saja takdirmu wahai pria aneh yang bejat. Pria terkutuk sepertimu memang tak layak untuk
Pikirannya Bara sudah tak jelas arahnya dan mulai termenung dalam pikirannya sendiri dengan ekspresi wajah yang semakin aneh ketika melihat sosok wanita cantik di depannya.Bara benar-benar seperti tupai melompat yang sudah kehilangan arahnya dengan cepat membuat pikirannya menjadi kabur dari pandangan matanya dan semakin redup ketika dia mulai merasakan rasa nyeri.“Hmm? M–mengapa Anuku mulai terasa sakit sekali? E–eh? Beneran sakit sekali!” batin Bara sudah kehilangan kesabarannya yang mana mulai merasakan rasa sakit yang begitu mendalam.Bara mulai membuka kedua matanya lebar-lebar hingga melotot dan hampir seperti ikan yang benar-benar sedang sekarat sebab rasa sakit di Anunya sudah benar memuncak hingga tak lagi mampu dikendalikannya.Dengan berat hati, dia melihat senyuman indah wanita cantik di depannya semakin lebar seolah-olah sedang menikmati penderitaan yang saat ini kian dirasakan oleh Bara secara membabi buta.Bara benar-benar tak habis-habisnya berpikir kalau semua ini p
Semua orang termasuk wanita cantik menatap Bara dengan tatapan yang aneh sekali. Tidak ada lagi rasa simpati yang sebelumnya sempat ada di hati beberapa orang.“Hmph! Dasar laki-laki hidung belang rupanya! Pantas saja wanita cantik itu merasa tidak nyaman dengan pria aneh itu!”“Tuh, kan?! Sudah aku duga kalau instingnya wanita cantik itu memang tidak pernah salah ketika mendeteksi keberadaan pria hidung belang seperti itu!”“Benar juga! Wanita cantik memang peka sekali ketika dihadapkan dengan situasi seperti ini. Pria hidung belang itu benar-benar tidak punya rasa malu sedikit pun. Seharusnya dia langsung pergi karena malu. Jika itu aku, sudah pasti lari saat ini juga!”“Betul sekali!”“Haruskah kita ikut membantu wanita cantik itu mengusir pria hidung belang yang wajahnya jelek sekali itu?”“Ada benarnya saran kamu ini! Ayo semuanya, mari bersama mengusirnya!”Berbagai macam obrolan yang menyindir Bara dan memuji aksinya wanita cantik kian menguat yang membuat Bara merasa semakin t