Share

Bab. 81

Er menyandarkan punggungnya di kursi empuk yang pernah menjadi milik Rangga.

Kepalanya menengadah menatap langit-langit, sementara pikirannya menerawang. Hatinya sedang kacau membayangkan reaksi Viona setelah dia dengan berani berbicara pada gadis itu.

"Oh, sial! Bagaimana bisa aku bicara seperti itu padanya? Bagaimana jika mereka ribut karena hal itu? Papa pasti akan menyalahkanku kalau pernikahan mereka sampai dibatalkan. Ya, Tuhan... ada apa dengan otakku? Kenapa aku bisa sebodoh itu?"" Er mengumpat kesal.

Dia mengusap wajahnya frustasi dan mulai meyalahkan dirinya sendiri. Hatinya benar-benar tidak tenang.

Er bangkit dari kursinya dan mulai berjalan ke jendela dan memandang ke luar. Dia menghela napasnya kuat berharap rasa sesak yang menghimpit dadanya ikut keluar.

Er memandang semua benda bergerak di bawah sana yang tampak kecil dari tempatnya berdiri.

Kota ini terlihat sangat indah bila dilihat dari atas. Akan tetapi, itu tidak cukup untuk membuat suasa hatinya membaik.

Er mera
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status