Share

162

Pagi pun tiba, Rita sekali lagi berusaha bernegoisasi dengan menantunya. "Bagaiaman kalau diantar Papa?"

"Tidak. Papa kan harus urus bisnisnya." Dea sibuk memasang helm.

"Tidak masalah kalau mengantarmu sebentar Sayang."

"Tidak Ma... Nanti ribet kalau harus nunggu Papa. Lebih enak berangkat sendiri, sekalian ke rumah Mas Levi lebih cepat." Sekarang Dea menaiki sepeda motor dan menstaternya. "Dea berangkat Ma. Assalamualaikum."

Ia tak ingin berlama-lama mengobrol dengan mertuanya. Bisa-bisa urusannya makin runyam kalau terus meladeni Rita. Meskipun ada rasa bersalah karena membangkang, tapi ia tak ingin menambah masalah lagi. Apalagi Levi akan membahas sesuatu yang sensitif, meskipun dia tidak tau masalah apa. Tapi dia sudah berniat untuk menanyakan kelanjutan masalah Nina pada kakaknya tersebut.

"Huft... oke. Sekarang fokus kerja, jangan alihkan pandangan ke hal lain," ucap wanita itu ketika sampai di depan sekolah tempatnya mengajar. Ia cukup waspada dengan Andre. Sementara waktu dia
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status