Share

175. Pembunuhan Di Ruang Pribadi Adipati

“Kau tak perlu tahu siapa aku. Kau hanya perlu berdoa untuk menyongsong kematianmu!” desis prajurit penjaga itu. Ia menggerakkan sedikit pedangnya. Serta merta Adipati Kertajaya melenguh merasakan sakit yang luar biasa.

“Kau pelarian Astagina, bukan?” tebak Adipati Kertajaya dengan suara bergetar.

“Kau cukup pandai sebagai orang licik yang sekarat. Hari ini aku pastikan kau tak akan lagi berbuat licik. Muslihatmu akan aku akhiri di istanamu sendiri, Prabu Kertajaya!” ledek pria itu dengan begitu dingin.

Adipati Kertajaya mulai tak kuasa lagi menahan beban tubuhnya. Tungkainya bergetar seiring napasnya yang semakin berat. Setiap gerakan napasnya seolah menambah rasa sakit pada lukanya serupa sayatan sembilu.

“Kau sebut aku apa? Prabu? Kau....” Kalimat Adipati Kertajaya terputus setelah memuntahkan darah segar dari mulutnya.

“Enyah kau ke neraka!” bisik pria itu sembari mendorong tubuh Adipati Kertajaya demi mencabut pedang yang menancap di tubuh pria paruh baya itu.

Lenguhan panjang ke
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status