Share

174. Muslihat

Hanya tersisa jarak satu jengkal antara keris Adipati Kertajaya dengan batang leher Prabu Warasena. Senjata dengan pamor dan bilah berukir itu sudah menghabisi ratusan orang di medan perang dan beberapa pendekar tangguh Astakencana. Tak ada masalah bagi tuannya untuk membunuh satu lagi orang yang begitu menyebalkan.

“Mati kau!” seru Adipati Kertajaya.

Sebuah gerakan cepat datang dan menangkis keris Adipati Kertajaya dengan tongkat kayu. Segera sosok itu meraih raga Prabu Warasena dan membawanya menjauh. Sosok itu mengenakan penutup wajah kain hitam yang tersambung dengan caping di kepala.

“Penyusup! Berani sekali kau masuk ke Astakenacana!” hardik Adipati Kertajaya.

“Adipati Kertajaya, sang Pengkhianat penuh tipu muslihat! Setelah Astagina kau tipu daya, kini giliran adik seperguruanmu sendiri. Sungguh picik!” ucap sosok bercadar itu dengan dinginnya.

“Siapa kau? Tunggu, mengapa suaramu terasa tak asing di telingaku?” Adipati Kertajaya berusaha mengenali pria itu.

Selama mereka berdua
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status