Share

170. Sisa-Sisa Candikapura

Candikapura kini hanya sebuah padang menghitam yang masih mengeluarkan asap tipis dan hawa panas. Seluruh bangunan istana telah rata dengan tanah. Abu menumpuk sesuai dengan bangunan posisi sebelumnya. Prabu Warasena menatap istananya dengan amarah dan rasa gondok menumpuk di dada.

“Semuanya menjadi abu, Kakanda. Tak tersisa sepotong kayu pun!” adu Prabu Warasena pada Adipati Kertajaya.

“Ya, aku bisa melihatnya. Dan tak ada petunjuk apa pun siapa pelakunya. Rakyatmu juga hampir semua mengungsi. Tak ada yang tahu bagaimana istana sebesar ini bisa terbakar seluruhnya,” timpal Adipati Kertajaya.

“Dan tak ada tanda-tanda keberadaan Guru.” Prabu Warasena mulai putus asa. Kedua bahunya luruh seiring dengan harapannya menemukan sebuah petunjuk menjadi sirna.

Adipati Kertajaya berjongkok di bekas gerbang utama Candikapura. Dengan ilmu kanuragan sehebat itu, tak mungkin Ki Wungkung menjadi korban Cundhamani. Namun pasti ada alasan mengapa gurunya itu tak dapat ia hubungi dan temukan di Candika
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status