Beranda / Romansa / Crown / Insecure

Share

Insecure

Penulis: fish.tro
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

"Tadi gue liat ada yang dagang tempe. Sumpah ya tempe di sini mahal banget. Gue kira lo kangen masakan Indo, jadinya gue beli. Lo-" Meghan menghentikan ucapannya karena tidak direspon.

Dia menatap Gavin kesal. "Gavin Akash, lo dengerin gue nggak sih.”

Gavin hanya mengangguk. Dia masih fokus pada laptopnya. Meghan mendengus dan menarik laptop Gavin. "Iya, Ra. Gue dengerin lo, kok.”

Meghan mengerutkan keningnya. "Ra?"

***

Laura menolak makan. Dia hanya diam dan menangis. Dia selalu saja merasa gelisah. Entah apa yang ada di otaknya, tapi dirinya selalu dihatui dengan rasa takut.

Oma mendekati Laura. Dia mengelus rambut Laura yang sedikit berantakan dengan lembut. "Oma sisirin ya.” Laura hanya diam. Dia enggan menjawab permintaan Oma. Otaknya sekarang sedikit tidak berfungsi untuk sekarang.

Oma menghembuskan nafas panjang. Dia mencoba tersenyum. Dia harus sabar demi kesembuhan Laura dan kebahagiaan bayi itu.

"Mau sampai ka

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Crown   Rise

    "Aku masih suka wanita. Tapi aku belum menemukannya,” ucap Gavin masih dengan bahasa Inggris."I see. Apa Meghan cantik untukmu?"Gavin menggeleng. "Dia cuma teman.”"Really? Wanita secantik itu kau anggap teman?"Gavin menggeleng. "Lebih baik kau pergi. Aku ingin fokus mengerjakan laporan ini.”Richard tertawa. "Akan kutunggu, siapa wanita malang yang mendapatkan hatimu.”Setelah itu Richard keluar dengan tertawa. Gavin mengurungkan niatnya untuk melempar bolpoinnya. Gavin menatap ke depan dengan kosong.Dia kembali mengingat Laura.***Dengan pelan, Laura mencoba untuk mengangkat tubuh Davi. Laura terlihat sangat hati-hati, dia takut akan melukai Davi. Saat Davi sudah sempurna didekapnya, Laura dapat menghembuskan nafasnya lega. Laura segera menengok ke Oma."Laura nggak lukain Davi kan Oma?"Oma mengangguk senang. "Kamu nggak lukai Davi. Kamu Bunda yang baik.&rdq

  • Crown   Hi readers!

    Hai, readers. Selamat pagi, siang, sore. Aku nggak tahu kapan kalian ngebaca ini. But, semoga kalian selalu mendapatkan hari yang menyenangkan. Sebelum kita ngelanjutin perjalanannya Laura, aku mau nyapa kalian dulu nih hehehe. Sebelumnya, makasih banget udah mau ngikutin cerita hidup Laura sampe sekarang. Aku bener-bener terharu. Aku bahkan nggak expect bakalan ada yang ngebaca cerita ini. You all mean so much for me :D. First of all, sebenernya cerita ini aku buat gegara liat banyak banget kasus pelecehan di luar sana. Sangat menyayangkan banget. Bahkan, aku nggak bisa bayangin kalo ada "sosok" Laura di kehidupan nyata. It might be so painful. Kalau kalian—amit-amit—ada di posisi Laura atau orang yang mengalami pelecehan, what would you do? Jujur aja, aku juga ga tau apa yang bakalan aku lakuin. Rasanya mungkin kaya buah simalakama. Kalau ngelapor, sama aja kaya mengungkit luka. Terus ya, di negara kita ini, kurang banget wadah buat me

  • Crown   Lost

    Richard sudah berkutat padasketchbooknya. Sedangkan Gavin kembali mempelajari konsep yang akan mereka usulkan pada Mr. Casel. Sesekali Gavin mencatat apa yang perlu diutarakan nanti. Gavin menghentikan pekerjaannya dan segera membuat logo perusahaan.Apsa. Sangat manis.Batin Gavin.Apsara.***Laura membuat kue ulang tahun sederhana untuk Davi. Dia meletakkan lilin berbentuk enam di atas kue itu. Laura tersenyum puas melihat hasil karyanya. Walaupun tidak sebagus kue yang ada di etalase bakery, tapi kue buatan Laura cukup memuaskan."Gimana, Ra. Udah siap?” tanya Oma.Laura mengangguk. Dia membawa kue itu ke kamarnya. Di sana ada Davi yang sedang bermain mobil-mobilan. Diikuti oleh Oma di belakangnya."Happy birthday, Davi.Happy birthday, DaviHappy birthday, happy birthdayHappy birthday, My dear.”Laura dan Oma menyanyikan lagu u

  • Crown   Hope

    Laura menutup surat itu dan kembali memeluk Cici. Mereka menangis. Mengingat kebaikan-kebaikan Oma. Walaupun mereka tidak sedarah, Oma Martha sangat menyayangi mereka.Angin memasuki rumah dan menghampiri mereka. Baju putih Angin sedikit kotor terkena tanah. Dia berjongkok mensejajarkan dirinya dengan Cici. Cici mengurai pelukannya dan memberikan surat tadi pada Angin.Setelah membaca Angin segera memasuki kamar Oma dan mengambil surat penting di sana. Angin sebenarnya ingin menangis, namun jika dia menangis siapa yang akan menguatkan kedua perempuan itu. Angin menghembuskan nafas pelan dan kembali menghampiri Cici dan Laura."Kemasi barang lo. Kita ke Bandung,” putus Angin. Laura mengangguk dan segera mengemasi barang-barangnya dibantu Cici.***"Halo, Rey?" Gavin mencoba menghubungi teman SMAnya. Dulu Rey terkenal denganheartbreaker. Dia tak pernah berpacaran dengan siapapun di SMA Newtonian, namun siswi yang patah hati karen

  • Crown   Commence

    "Kapan ya Ayah pulang, Bunda. Apa ayah nggak bosen ya tinggal di surga. Apa surga itu bagus ya Bunda sampe ayah ngelupain Davi. Davi juga mau ngajak Bunda ke surga kalo Davi udah besar,” ucap Davi polos.Laura menunduk. Dia menyembunyikan air matanya. Sakit sekali mendengar ucapan Davi. Andaikan bisa, Laura ingin mengatakan bahwa ayah Davi adalah lelaki yang tidak bertanggung jawab. Tapi dia tak ingin membuat Davi kecewa dengan penolakan yang mungkin akan diberikan oleh Gavin.Laura menahan isakannya. Entah sampai kapan Laura akan menyembunyikan semuanya. Cici menarik Davi agar tenang di pangkuannya. Cici tahu, Laura tak ingin Davi melihatnya menangis."Onty, Davi pengen banget ketemu ayah. Onty sama Om bisa nganter Davi nggak?"***Malam sudah larut. Mereka sampai di rumah Oma dengan selamat. Sebenarnya Laura sudah ngotot untuk menyuruh agar mereka menginap di rumah ini. Namun Angin menolak, Cici besok harus mengajar sedangkan dirinya

  • Crown   Surprised

    Laura mencari lowongan kerja yang tak jauh dari rumahnya. Laura mendapatkan beberapa lowongan kerja. Saat dia membaca persyaratannya, Laura menghela nafas panjang.Mereka membutuhkan sarjana. Laura tertunduk sedih. "Aku harus kerja apa?" Laura terisak. Dia ingin menyerah. Takdir benar-benar tidak berkehendak padanya. Takdir seolah sedang mengejek kehidupannya.***"Akash, wakey wakey.” Richard membangunkan Akash yang masih terlelap. Richard tahu bahwa Gavin masihjetlag, namun dia tak bisa menahan rasa penasarannya lagi. Dia baru saja dari rumah sakit menjenguk Meghan dan langsung menuju apartemen Gavin."Engh...” Gavin mengeluh dan malah menutupi tubuhnya dengan selimut. Kepalanya masih pusing. Dia harus kembali beradaptasi dengan jam biologis."Wakey wakey. Akash.” Richard menggerakkan tubuh Gavin semakin kencang."Shut up!” sentak Gavin."I can’t wait anymor

  • Crown   Work

    Mella langsung menatap Laura. Laura menunduk seolah menyembunyikan wajahnya. "Ayah sekarang lagi di surga. Davi kangen banget sama Ayah,” ujar Davi.Mella mengangguk, dia dapat melihat kerinduan Davi pada sosok ayah. Dia sudah memiliki keputusan. Dia tak tega melihat wajah sepolos Davi harus menderita.Mella berdiri dan memberi isyarat pada Laura untuk menelpon. Laura mengangguk. Mella segera keluar dari rumah Laura.Mella:Laura ada di Bandung. Kamu cari sendiri alamatnya. Aku nggak punya hak buat ngasih tau kamu. Maaf, Kak.***"Jadi, kota targetmu adalah Jakarta. Aku akan mengurus semua berkasnya dan minggu depan kamu bisa kembali ke Jakarta,” ujar Richard saat rapat. Dua belas karyawan yang bekerja padanya mengangguk paham. "Bata, kamu ikut Akash mengurus kantor cabang di sana. Kamu Indonesian kan?"Orang yang bernama Bata mengangguk se

  • Crown   Step

    Laura menarik tangannya cepat. Tubuhnya kaku. Dia masih sedikit takut dan risih jika bersentuhan dengan lelaki. "Aku nggak papa kok,” ujar Laura kikuk."Eh...” Anton menggaruk rambutnya canggung. "Em... Ayo ke dalem. Ada kotak P3K.”Laura mengangguk. Dia mengekori Anton. Dia menatap punggung tegap Anton. Wajahnya yang ramah dan manis. Laura mengisar umur Anton dua atau tiga tahun di atasnya.Laura mengobati dirinya sendiri. Laura terlihat sangat fokus hingga dia tak sadar bahwa sedari tadi Anton memandanginya. Anton tersenyum melihat Laura yang sedikit meringis dan alisnya dikerutkan."Cantik,” gumam Anton yang masih dapat didengar oleh Laura.***"Ra, minggu depan. Itu. Minggu depan...” Mella bingung hendak mengatakannya. Tangannya meremas setir mobil. Dia takut salah berucap dan menyebabkan Laura sakit hatiLaura menengokkan kepalanya ke kanan, menatap Mella yang sedang bingung dengan kata-katanya sendi

Bab terbaru

  • Crown   CrOWN (2): Happily Ever After

    Suara tepukan tangan terdengar meriah. Tangan Gavin mengelus surai lembut Laura yang tampak terharu. Di depan sana, di atas panggung, Davi berdiri dengan penuh percaya diri karena meraih predikat sebagai lulusan terbaik di taman kanak-kanak. Nama Gavin dipanggil untuk mendampingi Davi di atas panggung. “Kamu aja yang naik ke panggung.” Gavin menepukkan tangannya pada telapak tangan Laura yang menggenggam erat karena terlalu antusias.Laura menoleh. “Kak Gavin aja. Semuanya yang di atas ditemenin ayahnya.”“Aku mau videoin kamu di sini. Kamu aja yang naik.”Laura menatap Gavin dengan wajah terharu. “Terima kasih,” ujar Laura sebelum beranjak dari duduknya dan menghampiri Davi. Sebelum berdiri di belakang Davi, Laura mengecup puncak kepala Davi dan menggumamkan beberapa kata selamat sehingga wajah Davi terlihat lebih berseri.Gavin menatap dua sosok kesayangannya dari kursi wali murid. Dalam bayangannya, Gavin tidak pernah bermimpi berada di fase seperti ini. Jika boleh, Gavin ingin me

  • Crown   CrOWN (2): Papa

    Di samping itu semua, Laura sangat terharu dengan interaksi antara Geo dan Gavin. pasangan ayah-anak tersebut beberapa kali melakukan interaksi, meskipun kecanggungan masih terasa di sana. Paling tidak, Laura tidak lagi melihat kebencian di mata Gavin saat menatap Sang Ayah. Laura menjadi saksi bagaimana beberapa hari ini Gavin mencoba berdamai dengan masa lalunya. Sejak perceraian Geo, hubungan suami dan ayah mertuanya itu sedikit membaik. Bahkan, Gavin juga menerima permintaan maaf Vega meskipun dirinya tidak ingin sama sekali berhubungan dengan mantan ibu tirinya itu.***Kembali lagi ke waktu dua hari setelah Laura keluar dari rumah sakit, Laura dan Gavin duduk berdua di depan rumah Laura. Geo, ayah Gavin, baru saja kembali dari rumah Laura sebab ada beberapa hal yang perlu beliau diskusikan bersama Arkan. Di sanalah Laura tahu bahwa antara Geo dan Vega sudah tidak ada lagi hubungan pernikahan karena secara resmi sudah bercerai.“Kak Gavin…” Laura menjeda ucapannya. Jujur saja, d

  • Crown   CrOWN(2): Move

    Punggung Laura yang tegang kini mulai mengendur. “Jangan hari ini ya, Kak?” pinta Laura pada Gavin.Gavin menganggukkan kepalanya. Tangannya masih belum berhenti untuk mengelus tengkuk Laura. “Hari ini aku cuma mau denger cerita tentang kamu dan Davi yang masih belum aku tau.”Malam itu, Laura dan Gavin habiskan untuk membahas banyak sekali hal. Bukan hanya Laura, Gavin juga menceritakan tentang kesehariannya selama dia bersekolah di luar negeri. Laura merasa sangat antusias mendengar cerita dari Gavin tentang masa kuliah karena dia tidak bisa merasakan masa itu dulu. Jika ditanyakan menyesal atau tidak, Laura tidak menyesal. Baginya, menjadi ibu yang baik untuk Davi sudah membuatnya sangat puas.***Laura dan Gavin menata barang-barangnya di rumah baru mereka. Laura sangat berterima kasih kepada Gavin saat lelaki itu mengatakan bahwa dirinya sudah menyiapkan rumah untuk ditinggalinya bertiga. Gavin juga sangat mempertimbangkan lokasinya untuk perkembangan Davi. Gavin memilih lokasi d

  • Crown   CrOWN (2): Official

    “Abis sarapan aku mau ngajak kamu buat nyiapin berkas buat akad, takutnya nanti Davi kecapean kalo ikut kita.” Laura hanya menganggukkan kepalanya paham saat menerima penjelasan Davi. Gavin membukakan pintu belakang mobil dan mempersilakan Laura masuk. Laura hanya diam menurut saat Gavin yang biasanya memilih untuk menyetir sendiri mobil saat bersamanya, hari ini menggunakan supir. Begitu mobil melaju, Gavin langsung merebahkan kepalanya ke arah Laura. Tubuhnya juga dia dekatkan hingga menempel penuh dengan Laura. “Kak Gavin jangan gini, ah. Malu.” Laura berbisik pada Gavin karena takut menyinggung supir Gavin. “Aku kangen banget,” ujar Gavin yang semakin menempelkan tubuh mereka. *** Laura dan Gavin sudah menyelesaikan beberapa berkas yang dibutuhkan untuk menikah pada empat hari mendatang. Tentu saja banyak uang yang harus Gavin keluarkan agar proses yang dibutuhkan lancar dan cepat. Atas permintaan Laura, akad akan dilakukan secara sederhana di rumahnya. Tidak serta merta menur

  • Crown   CrOWN (2): Clingy Gavin

    Vega berdiri dan mendekatkan dirinya pada Geo yang menatapnya dengan datar. “Mas, apapun keputusanmu, aku terima. Kalo kamu mau ceraiin aku juga aku terima, Mas. Asalkan kamu bisa maafin aku.”“Kamu bisa ngembaliin semuanya, nggak? Bisa bikin Shanti hidup dan maafin aku lagi? Bisa bikin Gavin nggak benci aku lagi? Bisa bikin semuanya balik normal lagi. Kalo kamu bisa, aku maafin kamu.”“Mas, aku nyesel, aku minta maaf.” Vega menggumamkannya berkali-kali dengan air mata yang tak hentinya mengalir dari kedua matanya.Geo menghembuskan nafasnya dengan berat. “Jelasin semuanya ke Gavin tanpa ada yang kamu tutupi. Setelah itu, saya akan ngajuin perceraian kita. Saya nggak bisa nikah sama orang jahat seperti kamu.” Geo mulai mengembalikan gaya bahasa seperti dulu dan Vega hanya bisa pasrah.***Dua hari berlalu dan Laura hari ini keluar dari rumah sakit. Dari tadi, Gavi sudah disibukkan dengan administrasi. Sebelumnya, Arkan sudah ingin mengurusnya, namun dengan tegas Gavin menolaknya. Bagi

  • Crown   CrOWN (2): Between Geo and Vega [Divorce]

    Dunia Geo terasa runtuh pada saat membaca berkas dari rumah sakit yang menyatakan bahwa Vega tengah mengandung. Meskipun Geo tidak mengingat sama sekali apa yang terjadi di malam itu, dirinya tetap harus mempertanggung-jawabkannya. Geo menghembuskan nafasnya panjang, semua ini terasa berat baginya.Geo tidak sanggup jika harus mengatakannya pada Shanti dan Gavin. Dirinya belum siap, tidak akan siap jika kedua orang itu harus membencinya. Mata Geo memanas, hatinya sangat hancur saat dirinya membayangkan bagaimana reaksi Shanti dan Gavin.“Aku nggak masalah kalau kita harus nikah siri dan menyembunyikannya dari Shanti, Mas.”“Keluar.” Hanya satu kata itu yang bisa Geo ucapkan.“Mas, aku-”“Saya bilang keluar, Vega!” tegas Geo dengan nada tinggi. Vega akhirnya mengangguk sedih dan memilih untuk keluar dari ruangan Geo. Vega memberikan sedikit ruang pada Geo. Namun, hanya ada satu pilihan pada saat ini, yaitu Geo menikahinya.“Maafin aku, Shanti.”***“Ma, aku kemaren denger Mama nangis

  • Crown   CrOWN (2): Between Geo and Vega (2)

    Geo menghembuskan nafasnya berat. Lagi dan lagi, rasa bersalah karena tidak bisa menyelamatkan sahabatnya itu kembali menghantam hati Geo. Sebab dirinya, Dara dan Bagas, anak pertama Egi harus kehilangan peran ayah. “Baiklah,” ujar Geo dengan memaksakan senyumnya.“Makasih ya.” Vega memberikan senyum terbaiknya kepada Geo yang hanya dibalas anggukan singkat dari Geo.“Saya kabari Shanti dulu,” ujar Geo tanpa memberikan banyak atensi pada Vega.Geo bergerak gelisah dengan tangan memandangi layar ponselnya. Di sana, terdapat nama kontak “Soul” dan dibubuhkan emoji hati di sampingnya. Sedari tadi, kontak Shanti hanya berdering tanpa diangkat oleh empunya.Menyerah, Geo memilih untuk mengetikkan pesan pada Shanti bahwa dirinya tidak pulang untuk malam ini karena ada beberapa pekerjaan yang harus segera diselesaikannya. Untungnya, sebelum kematian Egi, Geo memang sudah sering menginap di kantor karena memang banyak pekerjaan yang hars segera diselesaikannya karena tenggat waktu yang sudah

  • Crown   CrOWN (2): Between Geo and Vega (1)

    Ciuman itu terhenti dengan Laura yang terengah-engah dan segera meraup oksigen yang ada di sekelilingnya. Berbeda dengan Laura, Gavin sama sekali terlihat biasa saja. Bahkan, tangan Gavin sekarang bergerak untuk membersihkan bibir Laura yang basah akibat saliva mereka berdua.“Faktanya emang kamu nggak nolak ciuman dari aku, Ra.”Laura menghembuskan nafasnya lelah. Berbicara dengan Gavin membuatnya tidak pernah bisa berkutik. Gavin dengan segala argumennya membuat Laura kalah. Selain itu, aura dominan yang menguar dari tubuh Gavin membuat siapa pun akan memilih diam daripada semakin kalah. “Terserah kak Gavin aja deh.”“Oh iya, Ra. Kamu kudu belajar pernafasan lagi, deh.”“Kenapa emangnya?” tanya Laura yang sedikit bingung dengan ucapan Gavin yang tiba-tiba dan sangat tak terduga itu.“Biar kita kalo ciuman bisa lebih lama.”***Vega POVAku berjalan menuju salah satu kamar di rumah sakit dengan kaki yang lemas. Setelah mendapatkan telpon dari pihak rumah sakit, serta merta hatiku dil

  • Crown   CrOWN(2): Married

    Tangan kiri Gavin yang sedari tadi diam dan tidak ikut mengelus rambut Laura beralih untuk mencubit pipi Laura dengan lembut. Tangan Laura terangkat untuk melindungi pipinya dari serangan Gavin. Meski begitu, Gavin masih memiliki cela untuk mencubit pipi Laura. Bahkan, sekarang Gavin beralih untuk mencubit hidung mancung Laura.“Kak Gavin, stop it,” ujar Laura dengan geli. Gavin terkekeh dan menghentikan cubitannya pada Laura.“I wanna kiss you so bad,” bisik Gavin dengan suara lirihnya. Bahkan saat ini, wajah Gavin berada tepat di atas wajah Laura. Bergerak sedikit saja, bibir Laura pasti akan menyentuh bibir milik Gavin.Wajah Laura rasanya terbakar melihat tatapan Gavin yang sangat intens padanya. Jantung Laura terasa berdebar. “Apa Kak Gavin bakal natap aku terus? Bukannya di film kalo orang ciuman bakal nutup matanya?” batin Laura menjerit. Dengan perlahan, Laura menutup matanya, mencoba untuk mengabaikan Gavin yang masih menatapnya dengan intens.Tubuh Laura semakin kaku saat me

DMCA.com Protection Status