Share

Morning Kiss

Aku membuka mata ketika udara pagi berembus memasuki kamar tidur. Tubuhku menggeliat, lalu tanganku reflek menarik selimut sampai ke atas dada. Pak Bima menatap lembut wajahku sambil berjalan pelan mendekat ke ranjang.

"Pagi, Kiara." Dia duduk disampingku. Tangan kanannya merapikan anak rambut yang menutupi dahi. "Kamu masih ngantuk, ya?"

Aku menggeleng cepat. Dengan nyawa yang masih berserakan di kasur, aku menggerakkan badanku pelan agar bisa duduk di samping Pak Bima.

"Kalau masih ngantuk, kamu tidur lagi aja." Dia memegang bahuku kemudian merebahkannya kembali pada posisi semula.

"Enggak, Pak, rasa kantuk saya sudah hilang dari setengah jam yang lalu. Sekarang saya mau pergi ke dapur, membuatkan sarapan untuk Pak Bima," ucapku penuh kebohongan. Sebenarnya mataku masih sangat berat, sebab tadi malam jahitan yang ada di bahuku terasa sangat perih sekali. Setiap kali mataku akan terpejam, rasa sakit itu muncul seca

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status