Share

Jelmaan Kolor Ijo

"Ki, jadi enggak?" Pak Bima duduk di pinggir ranjang. Wajahnya tampak sangat sumringah, sebab kenaikan pangkatnya di kantor memberikan banyak keuntungan untuknya. Selain gaji bulanannya naik, dia juga dipinjami sebuah mobil dengan merk "Niss*n T*ana" berwarna hitam dari kantor.

Aku mengerutkan dahi sebelum menjawab pertanyaan dari Pak Bima. "Maksudnya?"

"Emmm, jadi enggak?" Dia mengetuk-ngetukkan jarinya di atas paha.

"Jadi?" Aku mengulang ucapannya.

"Heem." Dia mengangguk malu-malu, seperti anak kucing habis diberi makan.

"Jadi apaan sik? Saya gak paham sama maksudnya, Bapak," jawabku jujur. Aku menurunkan novel yang sedang kubaca dari pandanganku. Entah kenapa ekspresi wajah Pak Bima lebih menarik dari pada novel yang ada di pangkuanku.

"Itu, loh, Ki." Pak Bima melirik ke arah lain, tapi masih berusaha untuk menjelaskan arti kalimatnya kepadaku.

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status