Toga dan Ijazah kosong memenuhi pemandangan Brava Hotel, slempang warna-warni terpasang indah di dada wisudawan/ti, gelar baru menambah nama belakang dan dengan bangga mereka sebutkan di khalayak ramai, gelar yang harus dipertanggungjawabkan untuk sukses di masa depan.
Ayu kuliah di Universitas ternama di Kota Bogor, kampus yang mencetak lulusan terbaik yang berhasil di banyak bidang, beberapa di antaranya penyanyi, pemain sinetron, pengacara dan orang hebat lainnya di negeri ini. Universitas Nusa Bangsa, kampus yang dibanggakan masyarakat Bogor yang sudah berdiri 41 tahun yang lalu yang ada di pusat Kota Bogor, kampus dengan akreditasi jurusan yang sangat baik walaupun statusnya swasta, tidak ada C, semua terakreditasi A dan B.
***
Tempat yang sering Ayu kunjungi selama kuliah adalah kelas, perpustakaan, masjid dan kosan temannya. Ayu hanya mempunyai beberapa sahabat di kelas dan di luar kelas. Di kelas ia memiliki sahabat yang cantik dan baik hati maupun parasnya, mereka adalah Annabelle, Baby, Angeline, Desi, Lia, Irma, Astry. Mereka berteman sejak WEF atau penyambutan mahasiswa baru di fakultas ekonomi hingga akhirnya bertemu dan bersatu di kelas yang sama.
“Hai, akhirnya kita ketemu lagi di kelas ini, senang deh bisa ketemu kalian lagi,” Annabelle mengawali pembicaraan yang masih sangat canggung di antara mereka.
“Iya nih kita ketemu lagi setelah ospek kampus,” Baby sangat dekat dengan Ayu saat ospek kampus karena mereka kemana-mana selalu berdua dan jarang bertemu ketika ospek jurusan.
“Kalian kok cantik-cantik gini sih, apa atuh aku mah gak secantik kalian,” Desi minder dengan paras sahabatnya yang sangat cantik, berbeda jauh dengan dirinya.
“Jangan gitu lah, Des. Kamu juga cantik, sangat cantik,” Annabele memeluk Desi dan diikuti sahabat yang lain.
Mereka mengobrol santai sembari menunggu dosen pertama, di hari pertama masuk kelas. Tawa dan canda,suasana yang nyaman sangat terasa di antara mereka.
***
"Ayu," teriak Angeline dan Desy di depan rumah Ayu
Rumah mereka cukup dekat jadi tidak aneh kalau ada suara bising jika mereka bertemu. Ayu bukanlah orang yang berisik, tapi kalau sudah dengan mereka seketika berubah jadi kaya kaleng rombeng.
"Apa sih, masih pagi juga!" Ayu langsung membuka pintu tanpa perlu bertanya siapa yang datang, mereka berdua cuma cengengesan dan mendapat tatapan sinis dari Ayu.
"Masih pagi jangan ngomel Neng," ledek Desy, Desy memang anak paling bawel tapi suka malu-malu kucing padahal biasanya malu-maluin.
Ayu, Desy, dan Angeline menghadiri wisuda yang sudah ditunggu waktunya, mereka terlihat sangat cantik, dan yang paling terlihat beda Adalah Ayu, ia tak pernah memoles dirinya selama kuliah. Kecantikan Ayu melebihi kecantikan dewi kampus angkatan mereka. Teman-temanya bahkan sangat pangling dan tak mengenali kalau dia adalah Ayu.
"Ayu, ini beneran lo?" Tanya Riyan yang kagum akan aura kecantikanAyu.
"Iya, ini aku, aneh ya?" Tanya Ayu seraya menunduk malu.
"Gak Yu, cantik parah asli, muka gua aja merah nih saking cantiknya, munduran dikit dong cantiknya kelewatan," jawab Riyan dengan gombalan ringan yang membuat wajah Ayu bersemburat merah.
"Udah ah, aku mau ke Angeline, selamat wisuda, Riyan, tukang gombal, bakal kangen digombalin nih kayanya, hehehe," Ayu tak tahan akan pujian Riyan, ia takut ketauan kalau ia malu.
Ayu berjalan menghampiri sahabatnya, mereka berbincang dan tertawa bahagia seakan tidak ada hari esok untuk bertemu. Hari wisuda adalah hari terakhir mereka bertemu di kampus, hari selanjutnya mereka harus janjian, belum lagi drama kalau ada yang tidak bisa datang dan harus mengganti hari agar bisa datang semua karena menemukan tanggal setelah lulus untuk bertemu itu cukup sulit sesusah nyari tanggal pernikahan.
Tak terasa waktu berlalu begitu cepat, Ayu dan sahabatnya berlari menuju gedung Brava Hotel, waktu yang ditunggu tiba, pemasangan toga dan pemindahan tali dari kiri ke kanan. Rektor menyebutkan nama mahasiswa yang lulus dengan IP coumlaude dan Ayu menjadi salah satunya.
"Sekarang waktunya penyebutan nama mahasiswa terbaik dari prodi akuntansi, siapakah dia..." Rektor membuat mahasiswa tegang.
“Silahkan bergabung dengan yang lain, selamat kepada Ayunina Birdella, SE lulus dengan IP 3,9." Ayu masih tidak percaya kalau namanya disebutkan, jantungnya berdetak tak karuan namun sangat bangga terhadap pencapaian yang bisa menjadi kebanggaan orang tua dan keluarga besarnya.
Acara selesai semua mahasiswa bersenang-senang tertawa bersama menikmati hari terakhir sebagai mahasiswa, saling memberi kado dan berfoto adalah pemandangan yang sudah biasa di hari wisuda, lempar toga dan memakainya lagi juga hal yang tak perlu ditanyakan.
***
Ayu mengambil konsentrasi pajak untuk tugas akhir, sebenarnya bimbang antara audit dan pajak, setelah menimbang akhirnya Ayu memilih pajak karena berbagai alasan. Data primer dipilih untuk memudahkan penyusunan skripsi, karena memilih data primer ia diharuskan melakukan KKN (kuliah kerja nyata), ia memilih Blora sebagai tempat penelitian.
Blora adalah salah satu kota penghasil minyak terbesar di Indonesia, lebih tepatnya Cepu. Tiga bulan waktu yang dibutuhkan Ayu untuk menganalisis KPP Blora hingga mendapat judul "Evaluasi kinerja pemungutan pajak bumi dan bangunan (PBB) dan kontribusinya terhadap pendapatan daerah kabupaten Blora," pengorbanan belum selesai, Ayu harus berhadapan dengan Dosen pembimbing killer, entah mengapa Ayu lebih menyukai dibimbing Dosen killer, menurutnya tugas apapun akan cepat selesai tapi bukan karena di bawah tekanan melainkan ada kemauan lebih untuk membuktikan bahwa kita mampu melakukan hal yang seharusnya dilakukan.
Andai penyusunan Skripsi penyelesaiannnya semudah "Pajak jadian terhadap hubungan seseorang,." kan tidak akan sulit dan bikin mumet kepala. Traktiran dan uang selesai sudah masalah, kalau skripsi harus mengorbankan waktu, pikiran, dan uang yang cukup banyak belum lagi kalau kena yang namanya revisi.
Proses penyusunan skripsi Ayu terbilang mudah, karena Ayu bisa menyambungkan teori dan Realita yang terjadi di sebuah perusahaan. Saat sidang Ayu hanya membutuhkan waktu 20 menit dan keluar dengan wajah sumringah.
***
Ayu memang terlihat supel, ramah dan seakan menyukai keramaian namun siapa yang tahu hati seseorang, Ayu sering memberikan fake smile pada siapa saja termasuk orang tua dan sahabatnya. Ayu jago menutupi perasaan, Ayu tersenyum padahal hati terluka, bahagia padahal berduka.
Ayu tipe introvert, introvert bukan berarti cuek dan tidak peduli, hanya saja Ayu menutup diri akan beberapa hal yang menurutnya tak perlu diketahui oleh siapapun. Hanya orang terdekatlah yang benar-benar mengerti Ayu itu juga kalau mereka jeli dan bisa mengorek Ayu lebih dalam.
Kini Ayu telah dewasa, sudah lulus dan mempunyai gelar maka Ayu harus bisa mendapatkan pekerjaan yang layak agar bisa membuat orang terdekatnya bangga terlebih orang tuanya.
Pekerjaan apa yang akan Ayu dapatkan? Apakah akan sesuai dengan kemampuannya?
Di dalam kamar Ayu sibuk membaca novelromance"DearNathan" karangan Erisca Febriani, novel ini menceritakan tentang masa indah putih abu-abu, pelajaran kehidupan, dan persahabatan dan pentingnya menghargai perasaan.Saat tengah asik membacasmartphoneAyu berbunyi, tanda pesan masuk dariline, ia membuka layar pemberitahuan ternyata pesan dari Angeline, Angeline meminta Ayu membuka halaman website yang Angel kirim disana ada banyak info tentang lowongan pekerjaan untukfreshgraduate.Angeline "Cin, buka halaman website yang aku kirim ya!""Banyak info lowongan pekerjaan loh."Ayunina"Siap Angel, dewi malaikat kesayangan Ayu.Onthewaybuka say"Ayu geli sendiri melihat striker yangAngelkirim.Setelah membalas pes
"Siang Bapak Ibu guru, saya bawa teman baru untuk kalian," Ibu Ratu menyapa Guru yang sedang istirahat, seketika mereka menengok karena tidak biasanya Ibu Ratu datang ke kantor saat jam istirahat."Mana dia Bu Ratu? Kok Ibu sendirian?" tanya bu Alfi bingung melihat kepala sekolah cantik ini sendiri sementara bilang kalau mereka akan kedatangan teman baru."Masih muda ga Bu? Cewek apa cowok? Kalau seumuran siapa tau jodoh," Pak Helmi sangat kepo."Sabar pak helm,tungguanwaeatuh,kanyahoanpisanmunjomblo," (tungguin aja, ketauan banget kalo jomblo) seisi ruangan dibuat tertawa geli karena ledekan pak Fery."Ok, karena kalian gak sabar saya bawa masuk dia sekarang." Ibu Ratu keluar memanggil Ayu, "Sekarang perkenalkan gadis cantik di sebelah saya namanya Ayu, silahkan perkenalkan diri kamu, Nak," titah Bu Ratu, Guru cowok terpana melihat Ayu."
Jam belajar dimulai pukul tujuh seperti sekolah umumnya. Ayu mendapat tugas mengajar kelas X AK satu sampai AK tiga.Hari ini tugas pertama Ayu dimulai, Ayu yang belum pernah mengajar bingung harus mulai darimana, akhirnya Ayu mulai dengan perkenalan diri terlebih dahulu dilanjutkan bercanda yang diselingi materi dasar.Pintu kelas X-AK satu terbuka, suara berisik layaknya pasar terdengar oleh Ayu, Ayu tersenyum menginggat masa dimana Ayu ada di posisi seperti mereka.Ayu meletakkan tas dan mengeluarkan laptop sebagai bahan ajar. Murid mengulum senyum melihat seorang guru muda masuk ke kelas mereka."Ibu, guru baru ya?" tanya anak perempuan yang duduk di barisan depan."Iya, saya guru baru kalian." jawab Ayu menyunggingkan senyum."Pertemuan pertama kita kenalan dulu aja ya," anak-anak mengangguk, murid paling senang dengan kata tidak belajar."Perkenalkan nama saya Ayunina Birdella, SE baru lulus kemarin sore umur jadi umur saya ga b
Setelah selesai mengajar kelas X-AK Satu Ayu menuju kelas XI-AK Tiga, perlahan Ayu membuka pintu kayu berwarna coklat berukiran kayu jepara, suasana jauh berbeda dengan kelas sebelumnya. Suasana sangat berisik bahkan suara riuh terdengar sampai luar kelas, mata pelajaran perusahaan dagang baru kelar maka tak aneh kondisi kelas sangat ricuh melebihi pasar dan kondisi ini sangat sering ditemui dimanapun guru mengajar.Bel jam pelajaran telah berbunyi sedari tadi, sebelum mengajar kelas XI Ayu kembali ke kantor mengambil berkas panduan mengajar kelas yang harus diberikan kepada kelas XI berupa kertas panjang berwarna pink yang harus diisi oleh ketua kelas atau wakil ketua kelas lalu ditandatangani oleh guru yang bersangkutan.Ayu menyimpan tas dan merapihkan berkas di meja, masih terdengar suara riuh saat Ayu masih duduk, beberapa menit ia biarkan kegaduhan itu lalu menghentikan kericuhan di kelas, "Hai anak-anak ganteng dan cantik, bisa diam sebentar?"Anak
Dari aku yang mencoba bangkit dari hinaan mereka...Siapa manusia yang ingin terlahir dalam keadaan kekurangan, baik secara fisik atau mental? Tidak ada bukan? Tentunya siapapun ingin lahir secara normal baik fisik atau mental. Lalu bagaimana dengan mereka yang tidak sempurna? Apa mereka tak berhak bahagia? Apakah mereka terlahir hanya untuk dihina? Apa mereka patut untuk ditertawakan? Tidak inginkah merangkul mereka? Apa kita merasa sudah menjadi manusia paling sempurna dan menggap dia rendah dan pantas diabaikan?Aku merasa dunia tidak adil, mereka memandang rendah kaum disabilitas sepertiku, menutup sebelah mata dan hanya melihat kekurangan tanpa melihat terlebih mengakui kelebihanku.Cowok dewasa yang selalu dihina karena kekurangan fisiknya itu adalah aku, tubuhku tinggi semampai, putih, tampan rupawan dan punya kelebihan yang bisa dibanggakan tapi sayang mereka hanya melihat kekurangan dan selalu mengejek seakan mereka sempurna.Aku Abinaya Alexi co
Duaanak cowok sedang bermain bola di halaman rumah Alex, Alex bermain denganDwiky, mereka bersahabat baik dan Dwiky selalu menemani Alex setiap saat, sedari dulu, maka dari itu Alex tak bisa mengungkapkan Dwiky dalam kata-kata karena sahabatnya sangat baik, selalu ada, tak pernah meninggalkannya saat yang lain mengabaikan dan selalu mengejeknya, Dwiky adalah salah satu sahabat dekat Alex mereka nengenal dari kecil karena orang tua mereka juga bersahabat dari muda.Dwiky adalah anak yang sempurna secara fisik dan mental, secara fisik ia mempunyai perawakan seperti Alex, berwajah tampan, sangat disenangi gadis satu sekolah dan kuliah, anak basket, pokoknya idaman banget, berbeda jauh dengan Alex yang tak sempurna, selalu dikucilkan, diejek, dijauhi. Alex memang diam, tak melawan karena tau semua hal itu tak berguna dan akan membuat nilainya buruk dimata mereka yang tidak menyukai dirinya.***Alex kecil bermain bola sepak dengan Dwiky di halaman
Alex anak yang pintar saat SMA, ia juga aktif di OSIS, dan pandai di kelas, Hari ini setiap mata pelajaran ada tugas, mulai dari kimia sampai ilmu ekonomi dan hari ini Alex dikerubungi teman sekelas, walaupun Alex sudah baik terhadap mereka tapi setiap ada kesempatan selalu mengejek Alex tanpa mengingat sudah memanfaatkan kecerdasan Alex.Alex tak masalah dengan perlakuan teman-temannya yang selalu menyepelekan dirinya karena fisik yang tak sempurna. Alex sama sekali tidak membalas karena dia tau jika membalas mereka artinya sama saja tidak bersyukur atas pemberianNya, dia mengabaikan segala cacian jika ada yang menghinanya.***Alex siap-siap, waktu menunjukan pukul 05.30, ia segera mandi dan mengambil seragam lalu bergegas ke sekolah."I'mready." ucap Alex membuka pintu kamar dengan laptop yang jarang dibawanya ke sekolah.Mama menyiapkan nasi gorengseafood untuk
"Mama, Papa, Alex berangkat registrasi ulang dulu ya," Alex mengambil tas lalu mencium tangan kedua orang tuanya."Iya, hati-hati ya, Lex," pesan Papa lalu memeluk Alex bbergantian dengan Mama.Seperti biasa Alex diantar supir keluarga kemana saja dia pergi, satu jam waktu yang Alex perlukan untuk sampai kampus ternama di Kota Bogor."Mang JK pulang duluan aja, aku lama kayanya," Alex meminta sang supir pulang duluan karena takutnya Alex lama."Iya Den Alex, kalo udah mau pulangchatMamang saja, biar Aden gak nunggu lama," Mang JK meminta Alex mengiriminya pesan sebelum pulang agar tak perlu menunggu lama, saat Mang JK sampai bisa langsung pulang jadinya."Siap Mang," jawab AlexMamang JK pulang duluan, Alex masuk menunggu namanya dipanggil, namun sebelum itu ia diminta seorang staf menemui Bapak RektorAlex membuka pintu bertuliskan rektor, ruangan itu dipisah dengan ruang lain, Alex masuk ke ruangan i
Keluarga Alex dan Dwiky sangat senang mendengar kabar anak laki-laki mereka lolos jobfairdan berhasil menjadi Dosen di salah satu kampus swasta ternama di kota Bogor. Keluarga mereka sebenarnya menjanjikan pekerjaan yang layak untuk anak-anaknya, Papa Alex adalah pemilik perusahaanberbasis game dan Papa Dwiky pemilik perusahaan berbasis properti dan investasi.Tidak hanya kaya secara materi namun keluarga mereka juga kaya secara spiritual dan hidup dalam kesederhanaan, Alex, Dwiky, Sunny, dan Anggit adalah generasi penerus keluarga namun mereka hanya berdandan dan berpakaian sederhana hingga terlihat dari kalangan keluarga sederhana.Anggit, adik Alex yang punya sifat manja, masih menjalani pendidikan di bangku kuliah, ia sangat cantik dan sempurna sebagai wanita. Anggit berbeda lima tahun dari Alex dan sangat lengket dengan Kakaknya, baik Alex atau Sunny. Mereka sangat menyayangi adik kesayangannya terutama A
"Ma, Alex pulang," Alex membuka pintu rumah berwarna coklat berukiran kayu jepara.Alex masuk rumahnya yang sepi, ga kaya biasanya, Mama selalu menonton FTV sekali tayang yang isinya kadang alay-alay gimana gitu, dan kebiasaaan Mama selalu ngoceh sendiri karena kesal dengan jalan cerita yang sebenarnya sudah bisa ditebak.Alex menelusuri rumahnya, berjalan menuju taman belakang, ia rasa Mama ada di sana dengan Anggit. Hobi Mama ngerumpi jadi kalau Anggit pulang mereka selalu membuat konser di rumah karena obrolan rumpi yang dianggap tidak perlu dibicarakan oleh kaum adam.Benar dugaannya, Mama dan Anggit sedang ngerumpi di taman belakang, taman ini sangat indah, ada bunga matahari, kolam ikan kecil, dan beberapa sayuran yang ditanam dengan hidroponik, Mama memanfaatkan waktu luangnya untuk berkebun."Ma, dipanggilin juga," Alex membuka pintu menuju halaman, Mama dan Anggit cuma senyum."Iya Lex, Kenapa?" Tanya Mama dan meminta Alex duduk di a
Jam 10 tepat Alex sampai di rumah Dwiky, Alex yang diantar Mamang JK turun di depan gerbang rumah, gerbang tinggi berwarna hitam, rumah yang sangat besar, ia berasal dari kalangan keluarga berada, dan apapun ada di dalamnya sangat mewah, mau apa tinggal ambil dan tersedia.Alex memencet bel, tak lama asisten rumah tangga keluar membuka pintu gerbang."Silahkan masuk, Den Alex," Bi Riska mempersilahkan Alex masuk sambil tersenyum."Makasih Bibi Riska paling cantik," Alex membalas senyuman Bi Riska, membungkukan badan lalu berlalu meninggalkan Bi Riska yang menutup pintu gerbang.***Alex sudah dianggap sebagai anak sendiri oleh keluargaDwiky. Dwiky anak tunggal yang kemungkinan besar akan mewariskan seluruhasetkeluarga namun Dwiky tidak ingin menerima uang begitu saja karena ia bukan lagi anak kecil yang bisa minta seenaknya saja, yang dia mau adalah bekerja kerad dan merasakan hasil dari ke
Alex mengmbilsmartphone di atas meja belajar, membuka pesan whatsappia berniat mengirim pesan untuk Dwiky. Dwiky pernah bilang kalo di Universitas Nusa Bangsa sedang mengadakan job fair, ia berharap itu salah satu kesempatan untuknya.AbinayaAlexi"Ky, job fair di Nusa Bangsa kapan?""Mau daftar gak?"DwikySatya"MasihLex,jobfairNusa Bangsa tanggal3-5januari2018,kaloguesihiya,lumaugak?"AbinayaAlexi"Aku iya ikut, makanya nanya kamu ky,"Dwikysatya"Besoklu 
Libur SMA untuk kelas XII sangat membosankan, mereka masuk ke kehidupan yang sebenarnya, dimana mereka harus memilih dunia kerja atau bangku kuliah, jika memungkinkan menjalankan keduanya. Tidak banyak teman Alex yang melanjutkan kuliah, hanya beberapa orang saja, sebagian dari mereka gap year dan memilih bekerja. Biasanya jika sudah memegang uang rada malas untuk kuliah karena sudah merasakan nikmatnya mendapat penghasilan. Alex akhirnya masuk kuliah juga, hidup sebagai mahasiswa, udah gitu kuliah di jurusan antah berantah. Mengapa antah berantah? Karena Alex sama sekali gak paham apa itu akuntansi, sebenarnya ia lolos ilmu komunikasi namun karena keadaan fisik yang tak mendukungnya akhirnya ia dilempar ke akuntansi oleh Bapak Rektor yang terhormat."Mama, Alex berangkat dulu," Alex pamit terburu-buru. ."Iya Lex, kuliah yang bener ya," pesan Mama, "Oh ya, ini Mama bikin bekel, bawa ya." Mama memasukkan kotak bekal ke tas Alex lalu pergi ke kampus,
"Mama, Papa, Alex berangkat registrasi ulang dulu ya," Alex mengambil tas lalu mencium tangan kedua orang tuanya."Iya, hati-hati ya, Lex," pesan Papa lalu memeluk Alex bbergantian dengan Mama.Seperti biasa Alex diantar supir keluarga kemana saja dia pergi, satu jam waktu yang Alex perlukan untuk sampai kampus ternama di Kota Bogor."Mang JK pulang duluan aja, aku lama kayanya," Alex meminta sang supir pulang duluan karena takutnya Alex lama."Iya Den Alex, kalo udah mau pulangchatMamang saja, biar Aden gak nunggu lama," Mang JK meminta Alex mengiriminya pesan sebelum pulang agar tak perlu menunggu lama, saat Mang JK sampai bisa langsung pulang jadinya."Siap Mang," jawab AlexMamang JK pulang duluan, Alex masuk menunggu namanya dipanggil, namun sebelum itu ia diminta seorang staf menemui Bapak RektorAlex membuka pintu bertuliskan rektor, ruangan itu dipisah dengan ruang lain, Alex masuk ke ruangan i
Alex anak yang pintar saat SMA, ia juga aktif di OSIS, dan pandai di kelas, Hari ini setiap mata pelajaran ada tugas, mulai dari kimia sampai ilmu ekonomi dan hari ini Alex dikerubungi teman sekelas, walaupun Alex sudah baik terhadap mereka tapi setiap ada kesempatan selalu mengejek Alex tanpa mengingat sudah memanfaatkan kecerdasan Alex.Alex tak masalah dengan perlakuan teman-temannya yang selalu menyepelekan dirinya karena fisik yang tak sempurna. Alex sama sekali tidak membalas karena dia tau jika membalas mereka artinya sama saja tidak bersyukur atas pemberianNya, dia mengabaikan segala cacian jika ada yang menghinanya.***Alex siap-siap, waktu menunjukan pukul 05.30, ia segera mandi dan mengambil seragam lalu bergegas ke sekolah."I'mready." ucap Alex membuka pintu kamar dengan laptop yang jarang dibawanya ke sekolah.Mama menyiapkan nasi gorengseafood untuk
Duaanak cowok sedang bermain bola di halaman rumah Alex, Alex bermain denganDwiky, mereka bersahabat baik dan Dwiky selalu menemani Alex setiap saat, sedari dulu, maka dari itu Alex tak bisa mengungkapkan Dwiky dalam kata-kata karena sahabatnya sangat baik, selalu ada, tak pernah meninggalkannya saat yang lain mengabaikan dan selalu mengejeknya, Dwiky adalah salah satu sahabat dekat Alex mereka nengenal dari kecil karena orang tua mereka juga bersahabat dari muda.Dwiky adalah anak yang sempurna secara fisik dan mental, secara fisik ia mempunyai perawakan seperti Alex, berwajah tampan, sangat disenangi gadis satu sekolah dan kuliah, anak basket, pokoknya idaman banget, berbeda jauh dengan Alex yang tak sempurna, selalu dikucilkan, diejek, dijauhi. Alex memang diam, tak melawan karena tau semua hal itu tak berguna dan akan membuat nilainya buruk dimata mereka yang tidak menyukai dirinya.***Alex kecil bermain bola sepak dengan Dwiky di halaman
Dari aku yang mencoba bangkit dari hinaan mereka...Siapa manusia yang ingin terlahir dalam keadaan kekurangan, baik secara fisik atau mental? Tidak ada bukan? Tentunya siapapun ingin lahir secara normal baik fisik atau mental. Lalu bagaimana dengan mereka yang tidak sempurna? Apa mereka tak berhak bahagia? Apakah mereka terlahir hanya untuk dihina? Apa mereka patut untuk ditertawakan? Tidak inginkah merangkul mereka? Apa kita merasa sudah menjadi manusia paling sempurna dan menggap dia rendah dan pantas diabaikan?Aku merasa dunia tidak adil, mereka memandang rendah kaum disabilitas sepertiku, menutup sebelah mata dan hanya melihat kekurangan tanpa melihat terlebih mengakui kelebihanku.Cowok dewasa yang selalu dihina karena kekurangan fisiknya itu adalah aku, tubuhku tinggi semampai, putih, tampan rupawan dan punya kelebihan yang bisa dibanggakan tapi sayang mereka hanya melihat kekurangan dan selalu mengejek seakan mereka sempurna.Aku Abinaya Alexi co