"Siang Bapak Ibu guru, saya bawa teman baru untuk kalian," Ibu Ratu menyapa Guru yang sedang istirahat, seketika mereka menengok karena tidak biasanya Ibu Ratu datang ke kantor saat jam istirahat.
"Mana dia Bu Ratu? Kok Ibu sendirian?" tanya bu Alfi bingung melihat kepala sekolah cantik ini sendiri sementara bilang kalau mereka akan kedatangan teman baru.
"Masih muda ga Bu? Cewek apa cowok? Kalau seumuran siapa tau jodoh," Pak Helmi sangat kepo.
"Sabar pak helm, tungguan wae atuh, kanyahoan pisan mun jomblo," (tungguin aja, ketauan banget kalo jomblo) seisi ruangan dibuat tertawa geli karena ledekan pak Fery.
"Ok, karena kalian gak sabar saya bawa masuk dia sekarang." Ibu Ratu keluar memanggil Ayu, "Sekarang perkenalkan gadis cantik di sebelah saya namanya Ayu, silahkan perkenalkan diri kamu, Nak," titah Bu Ratu, Guru cowok terpana melihat Ayu.
"Siang semua, perkenalkan nama saya Ayunina Birdella biasa dipanggil Ayu, semoga kita bisa menjalin hubungan yang baik, mohon bimbingannya karena ini pertama kalinya saya mengajar," Ayu membungkukan diri sebagai salam perkenalan.
"Selamat bergabung Ayu, silahkan berbaur dengan mereka yang kadang gesrek," ucap Bu Ratu diselingi tawa bahagia dan berlalu meninggalkan kantor.
"Selamat datang Ayu, salam kenal saya Reni Agustiani," Bu Reni memperkenalkan dirinya
"Umur berapa Bu Ayu? Fresh graduate ya?" Tanya pak Fery
"Iya benar, Pak, saya fresh graduate baru 22 tahun, salam kenal Ibu Reni dan semuanya," jawab Ayu.
"Umur kita cuma beda satu tahun Ibu Ayu, saya Helmi,salam kenal," Kode keras, Ayu paham sebenarnya hanya ia pura-pura tidak mengerti.
"Euy, ulah neangan jodoh atuh Pak Helm," (heh, jangan nyari jodoh mulu atuh pak helm) Ledek Pak Fery yang membuat seisi ruangan tertawa.
Ruang kantor sangat berisik karena kedatangan Ayu, Ayu sebenarnya takut harus berkenalan dengan orang baru namun ia mencoba merilekskan dirinya agar kejadian waktu itu tak terulang lagi, dan ini adalah tuntutan pekerjaan yang harus dilakukan, barangkali dia bisa mendapat sahabat yang tulus dan bisa bersahabat baik dengan dirinya.
***
"Mamah," Ayu masuk rumah dengan muka lesu.
"Pulang-pulang kok muka ditekuk gitu, diterima ga?" tanya Mama bingung melihat wajah Ayu yang terlihat kecewa,
"Gak, Mah," Ayu melihat wajah Sang Mama sedih, Ayu berdiri dan memeluk Sang Mama.
"Gak salah lagi, Ayu lolos dan besok bisa langsung kerja," Mama sangat senang mendengar pengakuan Ayu.
"Anak nakal, awas ya!" Ayu melesat ke kamar meninggalkan Sang Mama.
***
Malam hari Ayu berbicara dengan Papah tentang Ayu diterima mengajar di SMK Cahaya.
Cathy dan Mama sudah tidur, Papa masih sibuk dengan bola padahal sudah jam sepuluh malam. Terdengar teriakan puas "Goal!" Ayu turun karena itu, padahal ruang TV ada di lantai satu. Laki-laki pasti berisik kalau sudah nonton bola mereka suka ngoceh sendiri tapi belum tentu mereka bisa main bola.
"Papa, berisik!" Omel Ayu, malamnya terganggu karena teriakan Papa.
"Kamu bangun, Yu? Kenapa? Udah malem tidur sana!" Papa menyuruh Ayu tidur.
"Mau tidur gimana kalau Papa berisik terus!" protes Ayu.
"Habis Papa greget sendiri masa tendangan penalti aja ga bisa masukin," Papa terus mengoceh seputar bola Ayu tak paham sama sekali.
"Papa belum tentu bisa juga kalau ada di sana, nonton ya nonton aja Papa. Ini udah malam. Berisik tau," Papa hanya tertawa malu dan sibuk nonton bola tapi dengan tenang setelah mendapat protes dari Ayu.
Ayu berjalan ke dapur mengambil kacang ga**da dan snack lain serta kopi untuk Ayah sebagai pelengkap nonton bola. Nonton bola belum lengkap tanpa kacang ga**da, sering didengar di iklan.
"Papa," panggil Ayu, Papa menoleh
“Kenapa?” Tanya Papa sambil mengelus puncak kepala Ayu.
"Ayu besok kerja jadi guru, guru akuntansi umum kadang ngajar yang detail sebagai pengganti tepatnya kas kecil dan buku besar," Papa memeluk Ayu karena senang mendengar kabar bahagia dari Ayu.
"Yang betah ya sayang, jangan takutkan apa yang terjadi di masa lalu," Ayu mengangguk pertanda mengerti maksud Sang Papa.
"Udah malam tidur sana! Besok kamu telat lagi, Papa janji ga berisik." Ayu memeluk Papa dan kembali ke pulau kapuk melanjutkan mimpinya.
***
Kebiasan Ayu tiap pagi adalah menyiapkan sarapan Mama, membuat nasi goreng, biar sudah bekerja Ayu suka membawa bekal, karena bekal lebih sehat dan mengirit pengeluaran.
Seperti biasa Ayu menyiapkan roti, selai cokelat, keju. 10 menit selesai, Ayu membuat dua kotak bekal, satu untuknya dan yang satu untuk Cathy.
Karena sekolah Cathy dan tempat kerja Ayu tak searah akhirnya Cathy diantar Ayah, padahal Cathy sangat senang diantar sang kakak karena bisa jajan sepuasnya walaupun sering dibalas dengan tatapan sebal Ayu.
"Ayu, SMK Cahaya kan gak searah dengan sekolah Cathy, jadi mulai sekarang Papa yang akan antar Cathy ya," ucap Papa saat sarapan yang dibalas tatapan bingung dan penolakan Cathy
"Siap, Papa" jawab Ayu dengan riang, Ayu senang tapi tidak dengan Cathy.
"Papa, aku maunya diantar Ka Ayunan." Ayu paham maksud Cathy dan memberikan senyuman jail yang dibalas tatapan sebal Cathy.
Cathy suka minta jajan makanan ringan seperti chiky, susu kotak di ind*maret dekat sekolahnya. Kalau sama Ayah kan ga akan berani Cathy minta.
"Apa bedanya meong diantar aku sama Papa? Sama aja kan?" Papa menoleh ke arah Cathy yang memasang wajah cemberut.
"Iya aku berangkat sama Papa, udah sana berangkat ngajar." akhirnya Cathy pasrah.
"Pa, Ma, Meong, Aku pamit. Assalamualaikum," Ayu pamit mengajar.
***
Ayu datang ke sekolah dan kantor sudah ramai. Ayu meletakkan tasnya di meja kerja, lalu Ayu menghampiri Ibu Reni dan Ibu Alfi di ruang sebelah yang sedang ngerumpi cantik.
"Pagi ibu guru cantik," sapa Ayu saat membuka pintu dan melihat mereka sibuk dengan makeup.
"Eh, ada Ibu cantik, sini cin ngerumpi mumpung ngajar masih lama." Reni menyuruh Ayu duduk di sebelahnya.
"Ayu ga make-up?" Tanya Alfi yang diyakan Ayu.
"Ren, tolong ambilin kotak make-up aku,” Alfi minta tolong pada Reni untuk membawa kotak make-up yang sudah Reni hafal dimana Alfi menyimpannya.
Reni kembali ke kantor mengambil alat make-up Alfi dan mulai merias Ayu layaknya boneka, Ayu yang sudah cantik semakin terlihat cantik.
Setengah jam waktu yang Alfi dan Reni perlukan untuk merias Ayu. Tak terasa bel masuk berbunyi yang berarti jam mengajar dimulai.
"Cin, udah bel, siap-siap ngajar yu." ujar Alfi.
Mereka kembali ke kantor menyiapkan materi yang akan mereka ajar. Ayu tegang karena ini pertama kalinya Ayu mengajar.
Ayu mulai mengajar, Ayu bingung bagaimana cara menyampaikan materi agar mudah dimengerti oleh muridnya karena untuk berbicara di depan umum saja Ayu takut dan sekarang dia harus mengajar.
Hari pertama akan Ayu mulai dengan…
Jam belajar dimulai pukul tujuh seperti sekolah umumnya. Ayu mendapat tugas mengajar kelas X AK satu sampai AK tiga.Hari ini tugas pertama Ayu dimulai, Ayu yang belum pernah mengajar bingung harus mulai darimana, akhirnya Ayu mulai dengan perkenalan diri terlebih dahulu dilanjutkan bercanda yang diselingi materi dasar.Pintu kelas X-AK satu terbuka, suara berisik layaknya pasar terdengar oleh Ayu, Ayu tersenyum menginggat masa dimana Ayu ada di posisi seperti mereka.Ayu meletakkan tas dan mengeluarkan laptop sebagai bahan ajar. Murid mengulum senyum melihat seorang guru muda masuk ke kelas mereka."Ibu, guru baru ya?" tanya anak perempuan yang duduk di barisan depan."Iya, saya guru baru kalian." jawab Ayu menyunggingkan senyum."Pertemuan pertama kita kenalan dulu aja ya," anak-anak mengangguk, murid paling senang dengan kata tidak belajar."Perkenalkan nama saya Ayunina Birdella, SE baru lulus kemarin sore umur jadi umur saya ga b
Setelah selesai mengajar kelas X-AK Satu Ayu menuju kelas XI-AK Tiga, perlahan Ayu membuka pintu kayu berwarna coklat berukiran kayu jepara, suasana jauh berbeda dengan kelas sebelumnya. Suasana sangat berisik bahkan suara riuh terdengar sampai luar kelas, mata pelajaran perusahaan dagang baru kelar maka tak aneh kondisi kelas sangat ricuh melebihi pasar dan kondisi ini sangat sering ditemui dimanapun guru mengajar.Bel jam pelajaran telah berbunyi sedari tadi, sebelum mengajar kelas XI Ayu kembali ke kantor mengambil berkas panduan mengajar kelas yang harus diberikan kepada kelas XI berupa kertas panjang berwarna pink yang harus diisi oleh ketua kelas atau wakil ketua kelas lalu ditandatangani oleh guru yang bersangkutan.Ayu menyimpan tas dan merapihkan berkas di meja, masih terdengar suara riuh saat Ayu masih duduk, beberapa menit ia biarkan kegaduhan itu lalu menghentikan kericuhan di kelas, "Hai anak-anak ganteng dan cantik, bisa diam sebentar?"Anak
Dari aku yang mencoba bangkit dari hinaan mereka...Siapa manusia yang ingin terlahir dalam keadaan kekurangan, baik secara fisik atau mental? Tidak ada bukan? Tentunya siapapun ingin lahir secara normal baik fisik atau mental. Lalu bagaimana dengan mereka yang tidak sempurna? Apa mereka tak berhak bahagia? Apakah mereka terlahir hanya untuk dihina? Apa mereka patut untuk ditertawakan? Tidak inginkah merangkul mereka? Apa kita merasa sudah menjadi manusia paling sempurna dan menggap dia rendah dan pantas diabaikan?Aku merasa dunia tidak adil, mereka memandang rendah kaum disabilitas sepertiku, menutup sebelah mata dan hanya melihat kekurangan tanpa melihat terlebih mengakui kelebihanku.Cowok dewasa yang selalu dihina karena kekurangan fisiknya itu adalah aku, tubuhku tinggi semampai, putih, tampan rupawan dan punya kelebihan yang bisa dibanggakan tapi sayang mereka hanya melihat kekurangan dan selalu mengejek seakan mereka sempurna.Aku Abinaya Alexi co
Duaanak cowok sedang bermain bola di halaman rumah Alex, Alex bermain denganDwiky, mereka bersahabat baik dan Dwiky selalu menemani Alex setiap saat, sedari dulu, maka dari itu Alex tak bisa mengungkapkan Dwiky dalam kata-kata karena sahabatnya sangat baik, selalu ada, tak pernah meninggalkannya saat yang lain mengabaikan dan selalu mengejeknya, Dwiky adalah salah satu sahabat dekat Alex mereka nengenal dari kecil karena orang tua mereka juga bersahabat dari muda.Dwiky adalah anak yang sempurna secara fisik dan mental, secara fisik ia mempunyai perawakan seperti Alex, berwajah tampan, sangat disenangi gadis satu sekolah dan kuliah, anak basket, pokoknya idaman banget, berbeda jauh dengan Alex yang tak sempurna, selalu dikucilkan, diejek, dijauhi. Alex memang diam, tak melawan karena tau semua hal itu tak berguna dan akan membuat nilainya buruk dimata mereka yang tidak menyukai dirinya.***Alex kecil bermain bola sepak dengan Dwiky di halaman
Alex anak yang pintar saat SMA, ia juga aktif di OSIS, dan pandai di kelas, Hari ini setiap mata pelajaran ada tugas, mulai dari kimia sampai ilmu ekonomi dan hari ini Alex dikerubungi teman sekelas, walaupun Alex sudah baik terhadap mereka tapi setiap ada kesempatan selalu mengejek Alex tanpa mengingat sudah memanfaatkan kecerdasan Alex.Alex tak masalah dengan perlakuan teman-temannya yang selalu menyepelekan dirinya karena fisik yang tak sempurna. Alex sama sekali tidak membalas karena dia tau jika membalas mereka artinya sama saja tidak bersyukur atas pemberianNya, dia mengabaikan segala cacian jika ada yang menghinanya.***Alex siap-siap, waktu menunjukan pukul 05.30, ia segera mandi dan mengambil seragam lalu bergegas ke sekolah."I'mready." ucap Alex membuka pintu kamar dengan laptop yang jarang dibawanya ke sekolah.Mama menyiapkan nasi gorengseafood untuk
"Mama, Papa, Alex berangkat registrasi ulang dulu ya," Alex mengambil tas lalu mencium tangan kedua orang tuanya."Iya, hati-hati ya, Lex," pesan Papa lalu memeluk Alex bbergantian dengan Mama.Seperti biasa Alex diantar supir keluarga kemana saja dia pergi, satu jam waktu yang Alex perlukan untuk sampai kampus ternama di Kota Bogor."Mang JK pulang duluan aja, aku lama kayanya," Alex meminta sang supir pulang duluan karena takutnya Alex lama."Iya Den Alex, kalo udah mau pulangchatMamang saja, biar Aden gak nunggu lama," Mang JK meminta Alex mengiriminya pesan sebelum pulang agar tak perlu menunggu lama, saat Mang JK sampai bisa langsung pulang jadinya."Siap Mang," jawab AlexMamang JK pulang duluan, Alex masuk menunggu namanya dipanggil, namun sebelum itu ia diminta seorang staf menemui Bapak RektorAlex membuka pintu bertuliskan rektor, ruangan itu dipisah dengan ruang lain, Alex masuk ke ruangan i
Libur SMA untuk kelas XII sangat membosankan, mereka masuk ke kehidupan yang sebenarnya, dimana mereka harus memilih dunia kerja atau bangku kuliah, jika memungkinkan menjalankan keduanya. Tidak banyak teman Alex yang melanjutkan kuliah, hanya beberapa orang saja, sebagian dari mereka gap year dan memilih bekerja. Biasanya jika sudah memegang uang rada malas untuk kuliah karena sudah merasakan nikmatnya mendapat penghasilan. Alex akhirnya masuk kuliah juga, hidup sebagai mahasiswa, udah gitu kuliah di jurusan antah berantah. Mengapa antah berantah? Karena Alex sama sekali gak paham apa itu akuntansi, sebenarnya ia lolos ilmu komunikasi namun karena keadaan fisik yang tak mendukungnya akhirnya ia dilempar ke akuntansi oleh Bapak Rektor yang terhormat."Mama, Alex berangkat dulu," Alex pamit terburu-buru. ."Iya Lex, kuliah yang bener ya," pesan Mama, "Oh ya, ini Mama bikin bekel, bawa ya." Mama memasukkan kotak bekal ke tas Alex lalu pergi ke kampus,
Alex mengmbilsmartphone di atas meja belajar, membuka pesan whatsappia berniat mengirim pesan untuk Dwiky. Dwiky pernah bilang kalo di Universitas Nusa Bangsa sedang mengadakan job fair, ia berharap itu salah satu kesempatan untuknya.AbinayaAlexi"Ky, job fair di Nusa Bangsa kapan?""Mau daftar gak?"DwikySatya"MasihLex,jobfairNusa Bangsa tanggal3-5januari2018,kaloguesihiya,lumaugak?"AbinayaAlexi"Aku iya ikut, makanya nanya kamu ky,"Dwikysatya"Besoklu 
Keluarga Alex dan Dwiky sangat senang mendengar kabar anak laki-laki mereka lolos jobfairdan berhasil menjadi Dosen di salah satu kampus swasta ternama di kota Bogor. Keluarga mereka sebenarnya menjanjikan pekerjaan yang layak untuk anak-anaknya, Papa Alex adalah pemilik perusahaanberbasis game dan Papa Dwiky pemilik perusahaan berbasis properti dan investasi.Tidak hanya kaya secara materi namun keluarga mereka juga kaya secara spiritual dan hidup dalam kesederhanaan, Alex, Dwiky, Sunny, dan Anggit adalah generasi penerus keluarga namun mereka hanya berdandan dan berpakaian sederhana hingga terlihat dari kalangan keluarga sederhana.Anggit, adik Alex yang punya sifat manja, masih menjalani pendidikan di bangku kuliah, ia sangat cantik dan sempurna sebagai wanita. Anggit berbeda lima tahun dari Alex dan sangat lengket dengan Kakaknya, baik Alex atau Sunny. Mereka sangat menyayangi adik kesayangannya terutama A
"Ma, Alex pulang," Alex membuka pintu rumah berwarna coklat berukiran kayu jepara.Alex masuk rumahnya yang sepi, ga kaya biasanya, Mama selalu menonton FTV sekali tayang yang isinya kadang alay-alay gimana gitu, dan kebiasaaan Mama selalu ngoceh sendiri karena kesal dengan jalan cerita yang sebenarnya sudah bisa ditebak.Alex menelusuri rumahnya, berjalan menuju taman belakang, ia rasa Mama ada di sana dengan Anggit. Hobi Mama ngerumpi jadi kalau Anggit pulang mereka selalu membuat konser di rumah karena obrolan rumpi yang dianggap tidak perlu dibicarakan oleh kaum adam.Benar dugaannya, Mama dan Anggit sedang ngerumpi di taman belakang, taman ini sangat indah, ada bunga matahari, kolam ikan kecil, dan beberapa sayuran yang ditanam dengan hidroponik, Mama memanfaatkan waktu luangnya untuk berkebun."Ma, dipanggilin juga," Alex membuka pintu menuju halaman, Mama dan Anggit cuma senyum."Iya Lex, Kenapa?" Tanya Mama dan meminta Alex duduk di a
Jam 10 tepat Alex sampai di rumah Dwiky, Alex yang diantar Mamang JK turun di depan gerbang rumah, gerbang tinggi berwarna hitam, rumah yang sangat besar, ia berasal dari kalangan keluarga berada, dan apapun ada di dalamnya sangat mewah, mau apa tinggal ambil dan tersedia.Alex memencet bel, tak lama asisten rumah tangga keluar membuka pintu gerbang."Silahkan masuk, Den Alex," Bi Riska mempersilahkan Alex masuk sambil tersenyum."Makasih Bibi Riska paling cantik," Alex membalas senyuman Bi Riska, membungkukan badan lalu berlalu meninggalkan Bi Riska yang menutup pintu gerbang.***Alex sudah dianggap sebagai anak sendiri oleh keluargaDwiky. Dwiky anak tunggal yang kemungkinan besar akan mewariskan seluruhasetkeluarga namun Dwiky tidak ingin menerima uang begitu saja karena ia bukan lagi anak kecil yang bisa minta seenaknya saja, yang dia mau adalah bekerja kerad dan merasakan hasil dari ke
Alex mengmbilsmartphone di atas meja belajar, membuka pesan whatsappia berniat mengirim pesan untuk Dwiky. Dwiky pernah bilang kalo di Universitas Nusa Bangsa sedang mengadakan job fair, ia berharap itu salah satu kesempatan untuknya.AbinayaAlexi"Ky, job fair di Nusa Bangsa kapan?""Mau daftar gak?"DwikySatya"MasihLex,jobfairNusa Bangsa tanggal3-5januari2018,kaloguesihiya,lumaugak?"AbinayaAlexi"Aku iya ikut, makanya nanya kamu ky,"Dwikysatya"Besoklu 
Libur SMA untuk kelas XII sangat membosankan, mereka masuk ke kehidupan yang sebenarnya, dimana mereka harus memilih dunia kerja atau bangku kuliah, jika memungkinkan menjalankan keduanya. Tidak banyak teman Alex yang melanjutkan kuliah, hanya beberapa orang saja, sebagian dari mereka gap year dan memilih bekerja. Biasanya jika sudah memegang uang rada malas untuk kuliah karena sudah merasakan nikmatnya mendapat penghasilan. Alex akhirnya masuk kuliah juga, hidup sebagai mahasiswa, udah gitu kuliah di jurusan antah berantah. Mengapa antah berantah? Karena Alex sama sekali gak paham apa itu akuntansi, sebenarnya ia lolos ilmu komunikasi namun karena keadaan fisik yang tak mendukungnya akhirnya ia dilempar ke akuntansi oleh Bapak Rektor yang terhormat."Mama, Alex berangkat dulu," Alex pamit terburu-buru. ."Iya Lex, kuliah yang bener ya," pesan Mama, "Oh ya, ini Mama bikin bekel, bawa ya." Mama memasukkan kotak bekal ke tas Alex lalu pergi ke kampus,
"Mama, Papa, Alex berangkat registrasi ulang dulu ya," Alex mengambil tas lalu mencium tangan kedua orang tuanya."Iya, hati-hati ya, Lex," pesan Papa lalu memeluk Alex bbergantian dengan Mama.Seperti biasa Alex diantar supir keluarga kemana saja dia pergi, satu jam waktu yang Alex perlukan untuk sampai kampus ternama di Kota Bogor."Mang JK pulang duluan aja, aku lama kayanya," Alex meminta sang supir pulang duluan karena takutnya Alex lama."Iya Den Alex, kalo udah mau pulangchatMamang saja, biar Aden gak nunggu lama," Mang JK meminta Alex mengiriminya pesan sebelum pulang agar tak perlu menunggu lama, saat Mang JK sampai bisa langsung pulang jadinya."Siap Mang," jawab AlexMamang JK pulang duluan, Alex masuk menunggu namanya dipanggil, namun sebelum itu ia diminta seorang staf menemui Bapak RektorAlex membuka pintu bertuliskan rektor, ruangan itu dipisah dengan ruang lain, Alex masuk ke ruangan i
Alex anak yang pintar saat SMA, ia juga aktif di OSIS, dan pandai di kelas, Hari ini setiap mata pelajaran ada tugas, mulai dari kimia sampai ilmu ekonomi dan hari ini Alex dikerubungi teman sekelas, walaupun Alex sudah baik terhadap mereka tapi setiap ada kesempatan selalu mengejek Alex tanpa mengingat sudah memanfaatkan kecerdasan Alex.Alex tak masalah dengan perlakuan teman-temannya yang selalu menyepelekan dirinya karena fisik yang tak sempurna. Alex sama sekali tidak membalas karena dia tau jika membalas mereka artinya sama saja tidak bersyukur atas pemberianNya, dia mengabaikan segala cacian jika ada yang menghinanya.***Alex siap-siap, waktu menunjukan pukul 05.30, ia segera mandi dan mengambil seragam lalu bergegas ke sekolah."I'mready." ucap Alex membuka pintu kamar dengan laptop yang jarang dibawanya ke sekolah.Mama menyiapkan nasi gorengseafood untuk
Duaanak cowok sedang bermain bola di halaman rumah Alex, Alex bermain denganDwiky, mereka bersahabat baik dan Dwiky selalu menemani Alex setiap saat, sedari dulu, maka dari itu Alex tak bisa mengungkapkan Dwiky dalam kata-kata karena sahabatnya sangat baik, selalu ada, tak pernah meninggalkannya saat yang lain mengabaikan dan selalu mengejeknya, Dwiky adalah salah satu sahabat dekat Alex mereka nengenal dari kecil karena orang tua mereka juga bersahabat dari muda.Dwiky adalah anak yang sempurna secara fisik dan mental, secara fisik ia mempunyai perawakan seperti Alex, berwajah tampan, sangat disenangi gadis satu sekolah dan kuliah, anak basket, pokoknya idaman banget, berbeda jauh dengan Alex yang tak sempurna, selalu dikucilkan, diejek, dijauhi. Alex memang diam, tak melawan karena tau semua hal itu tak berguna dan akan membuat nilainya buruk dimata mereka yang tidak menyukai dirinya.***Alex kecil bermain bola sepak dengan Dwiky di halaman
Dari aku yang mencoba bangkit dari hinaan mereka...Siapa manusia yang ingin terlahir dalam keadaan kekurangan, baik secara fisik atau mental? Tidak ada bukan? Tentunya siapapun ingin lahir secara normal baik fisik atau mental. Lalu bagaimana dengan mereka yang tidak sempurna? Apa mereka tak berhak bahagia? Apakah mereka terlahir hanya untuk dihina? Apa mereka patut untuk ditertawakan? Tidak inginkah merangkul mereka? Apa kita merasa sudah menjadi manusia paling sempurna dan menggap dia rendah dan pantas diabaikan?Aku merasa dunia tidak adil, mereka memandang rendah kaum disabilitas sepertiku, menutup sebelah mata dan hanya melihat kekurangan tanpa melihat terlebih mengakui kelebihanku.Cowok dewasa yang selalu dihina karena kekurangan fisiknya itu adalah aku, tubuhku tinggi semampai, putih, tampan rupawan dan punya kelebihan yang bisa dibanggakan tapi sayang mereka hanya melihat kekurangan dan selalu mengejek seakan mereka sempurna.Aku Abinaya Alexi co