Alex anak yang pintar saat SMA, ia juga aktif di OSIS, dan pandai di kelas, Hari ini setiap mata pelajaran ada tugas, mulai dari kimia sampai ilmu ekonomi dan hari ini Alex dikerubungi teman sekelas, walaupun Alex sudah baik terhadap mereka tapi setiap ada kesempatan selalu mengejek Alex tanpa mengingat sudah memanfaatkan kecerdasan Alex.
Alex tak masalah dengan perlakuan teman-temannya yang selalu menyepelekan dirinya karena fisik yang tak sempurna. Alex sama sekali tidak membalas karena dia tau jika membalas mereka artinya sama saja tidak bersyukur atas pemberianNya, dia mengabaikan segala cacian jika ada yang menghinanya.
***
Alex siap-siap, waktu menunjukan pukul 05.30, ia segera mandi dan mengambil seragam lalu bergegas ke sekolah.
"I'm ready." ucap Alex membuka pintu kamar dengan laptop yang jarang dibawanya ke sekolah.
Mama menyiapkan nasi goreng sea food untuk sarapan.
"Makan dulu sini, Lex,.Mama bikin nasi goreng kesukaan kamu," Alex menghampiri mama di ruang makan.
"Umm, jadi laper," Alex membuka piring yang masih tertutup.
"Mau banyak apa sedikit Lex?"Tanya Mama saat mengambil nasi goreng.
"Banyak, Mama, nanti Alex pulang sore mau rapat OSIS," Alex meminta ijin Mama.
"Iya, tapi jangan kecapean ya sayang," Mama menasihati Alex karena keseringan pulang lebih lama dari jam seharusnya. Mama khawatir akan kesehatan Alex.
15 menit kemudian Alex berangkat sekolah, ia masih diantar jemput supir keluarga. Alex melihat jam tangan yang melingkar di tangan kirinya, masih jam 06.15, tak lama ia pamit tapi sebelumnya pamit lebih dulu pada Mama.
Mobil honda jazz melewati jalanan kota Jakarta yang ramai, sayangnya bukan kendaraan umum yang banyak digunakan namun kendaraan pribadi sehingga menimbulkan kemacetan dimana-mana.
Banyak motor memakai jalan kecil yang seharusnya dipakai oleh pejalan kaki demi menghindari kemacetan, sejak pagi jalanan ibu kota sudah dipenuhi kendaraan. Rutinitas warga Jakarta biasa dimulai sejakpagi baik yang sekolah, bekerja, atau kuliah, jika tak ingin terjebak macet ada baiknya berangkat lebih awal.
Warga Jakarta lebih memilih kendaraan pribadi karena kendaraan umum di Jakarta banyak yang tidak layak untuk digunakan, dan banyak perampok ulung, mereka merampok dengan cara yang halus dan berdandan rapi hingga tak ada yang mengetahui kalau mereka perampok.
***
Suara kelas XII-IPA1 sangat berisik, tugas banyak banget anak kelas sering ngeluh namun beda dengan Alex, dirinya malah menyukai tugas karena bisa mengasah kemampuannya.
"Yang udah ngerjain pr fisika liat dong," ucap Frisca, cewek berambut panjang yang menghampiri meja teman-temannya satu per satu dengan alasan ingin menyontek.
"Bagi-bagi dong yang udah, frustasi nih saya," tambah Alene, cewek berambut pirang yang sudah pusing dengan tugasnya.
"Pawang pr belum dateng cin, tunggu aja, bentar lagi juga masuk dia." ucap Kurnia Dewi, ketua kelas XII-IPA1.
Alex yang baru masuk kelas, langsung diserbu anak kelas gara-gara mereka mau minta jawaban fisika, kimia, biologi, dan ilmu ekonomi.
"Alex, mau pr fisika," rengek Alene, bergaya sok imut di depan Alex ditemani tawa meledek anak kelas.
Alex tidak menggubris mereka berlalu menuju tempat duduknya. Anak kelas mendengkus sebal, Alex mengeluarkan buku pr yang diminta Alene.
Enak ya pr tinggal minta, nyalin, aku capek ngerjain padahal, tapi ga apa-apa toh yang paham caranya cuma aku dan yang mau mencari tahu. Sedangkan mereka hanya ingin hasilnya saja. Sabar, Lex.
"Alene, mau ga?" tanya Alex, muka Alene berubah 180°.
"Mauuuuuu, makasih Alex," Alene mengambil buku yang dikasih Alex dan diserbu murid dalam hitungan detik.
"Alex terdabest lah pokoknya, " Alene teriak diikuti anak kelas lain.
“Terima kasih, Alex,” teman sekelas mengucapkan terima kasih pada Alex.
Alene cepat dalam menulis dan rapih juga, ia hanya perlu 15 menit, buku Alex pindah dari meja satu ke meja lain.
Alex mengerjakan tugas sampai larut malam dan teman sekelas nya selalu meminta jawaban, kalo ditanya rasanya apa? Bagi Alex biasa saja.
mereka cuma mau nilai bagus, tapi ga mau berusaha. Mereka cuma tau nyontek tapi ga mau tau caranya, dalam dunia kerja nilai memang diperlukan tapi yang terpenting adalah skill. Tak masalah tugas aku sering dicontek setidaknya bagi-bagi nilai yang mungkin bisa menyenangkan mereka, tapi tidak akan meningkatkan skill mereka.
Alex tidak suka mencontek, ia lebih suka belajar mati-matian daripada mencontek. Menurut Alex nilai kecil tapi hasil sendiri itu lebih baik daripada nilai besar tapi hasil orang lain karena masa depan harus diperjuangkan sendiri bukan oleh orang lain.
***
Tiga tahun masa putih abu-abu cepat berlalu, rasanya baru kemarin Alex masuk SMA sekarang Alex sudah lulus SMA. Sebelum lulus Alex ikut SNMPTN mengikuti saran sang guru. Alex memasukkan nomor ujian nasional sebagai pasword dan Alex menginput data dan lain sebagainya.
Alex memilih tiga kampus ternama di Indonesia, yaitu: D3 ilmu komunikasi Universitas Negeri ternama di Kota Bogor, S1 kampus kebanggan Indonesia, S1 universitas Negeri ternama kota Bandung. Bukan tanpa alasan Alex memilih kampus tersebut, selain nama baik kampus yang tak perlu diragukan lagi Alex merasa mampu untuk menyekesaikan pendidikan di sana dan bisa lulus caumlaude, kuliah di tiga kampus tersebut adalah salah satu rencana besar Alex dalam hidupnya.
Alex mengambil laptop membuka website SNMPTN ternyata Alex lolos D3 Universitas Negeri ternama di Kota Bogor, jurusan ilmu Komunikasi, prodi yang diimpikannya, Alex senang sampai teriak-teriak, teriakannya sampai di dengar sang mama yang ada si lantai satu padahal kamarnya ada di lantai dua.
"Yeay, yeay, yeay," teriak Alex kegirangan saat mengetahui dirinya lolos SNMPTN.
Mama membuka pintu kamar Alex yang berwarna biru, teriakan Alex terdengar sampai ruang keluarga.
"Alex, berisik banget, kenapa?" Tanya Mama penasaran karena tak biasanya Alex sebahagia ini.
"Alex lolos D3 di kampus yang selama ini Alex impikan, Ma," Mama memeluk Alex karena bangga dengan prestasinya yang berhasil lolos salah satu kampus ternama di Kota Bogor.
"Selamat sayang, Mama bangga sama kamu,” Mama masih memeluk Alex.
***
Pagi hari Alex datang ke kampus melakukan registrasi ulang, namun sayang sebelum namanya dipanggil petugas registrasi meminta Alex menemui rektor.
"Permisi, apa benar anda Abinaya Alexi?" Tanya seorang staff yang menghampiri Alex di barisan calon mahasiswa.
"Iya benar, saya Abinaya Alexi mba, ada apa ya?" Taanya Alex, ia bingung mengapa dihampiri staff sedangkan yang lainnya tidak.
"Bapak Rektor meminta saya memanggil Mas Alex, ia ingin bertemu sebentar, apa Mas Alex bisa menemui beliau?" Alex mengangguk namun bertanya dalam hati - apakah ia melakukan kesalahan? Dan bagimana statusnya sekarang?
Apa yang terjadi dengan Alex?
***
"Mama, Papa, Alex berangkat registrasi ulang dulu ya," Alex mengambil tas lalu mencium tangan kedua orang tuanya."Iya, hati-hati ya, Lex," pesan Papa lalu memeluk Alex bbergantian dengan Mama.Seperti biasa Alex diantar supir keluarga kemana saja dia pergi, satu jam waktu yang Alex perlukan untuk sampai kampus ternama di Kota Bogor."Mang JK pulang duluan aja, aku lama kayanya," Alex meminta sang supir pulang duluan karena takutnya Alex lama."Iya Den Alex, kalo udah mau pulangchatMamang saja, biar Aden gak nunggu lama," Mang JK meminta Alex mengiriminya pesan sebelum pulang agar tak perlu menunggu lama, saat Mang JK sampai bisa langsung pulang jadinya."Siap Mang," jawab AlexMamang JK pulang duluan, Alex masuk menunggu namanya dipanggil, namun sebelum itu ia diminta seorang staf menemui Bapak RektorAlex membuka pintu bertuliskan rektor, ruangan itu dipisah dengan ruang lain, Alex masuk ke ruangan i
Libur SMA untuk kelas XII sangat membosankan, mereka masuk ke kehidupan yang sebenarnya, dimana mereka harus memilih dunia kerja atau bangku kuliah, jika memungkinkan menjalankan keduanya. Tidak banyak teman Alex yang melanjutkan kuliah, hanya beberapa orang saja, sebagian dari mereka gap year dan memilih bekerja. Biasanya jika sudah memegang uang rada malas untuk kuliah karena sudah merasakan nikmatnya mendapat penghasilan. Alex akhirnya masuk kuliah juga, hidup sebagai mahasiswa, udah gitu kuliah di jurusan antah berantah. Mengapa antah berantah? Karena Alex sama sekali gak paham apa itu akuntansi, sebenarnya ia lolos ilmu komunikasi namun karena keadaan fisik yang tak mendukungnya akhirnya ia dilempar ke akuntansi oleh Bapak Rektor yang terhormat."Mama, Alex berangkat dulu," Alex pamit terburu-buru. ."Iya Lex, kuliah yang bener ya," pesan Mama, "Oh ya, ini Mama bikin bekel, bawa ya." Mama memasukkan kotak bekal ke tas Alex lalu pergi ke kampus,
Alex mengmbilsmartphone di atas meja belajar, membuka pesan whatsappia berniat mengirim pesan untuk Dwiky. Dwiky pernah bilang kalo di Universitas Nusa Bangsa sedang mengadakan job fair, ia berharap itu salah satu kesempatan untuknya.AbinayaAlexi"Ky, job fair di Nusa Bangsa kapan?""Mau daftar gak?"DwikySatya"MasihLex,jobfairNusa Bangsa tanggal3-5januari2018,kaloguesihiya,lumaugak?"AbinayaAlexi"Aku iya ikut, makanya nanya kamu ky,"Dwikysatya"Besoklu 
Jam 10 tepat Alex sampai di rumah Dwiky, Alex yang diantar Mamang JK turun di depan gerbang rumah, gerbang tinggi berwarna hitam, rumah yang sangat besar, ia berasal dari kalangan keluarga berada, dan apapun ada di dalamnya sangat mewah, mau apa tinggal ambil dan tersedia.Alex memencet bel, tak lama asisten rumah tangga keluar membuka pintu gerbang."Silahkan masuk, Den Alex," Bi Riska mempersilahkan Alex masuk sambil tersenyum."Makasih Bibi Riska paling cantik," Alex membalas senyuman Bi Riska, membungkukan badan lalu berlalu meninggalkan Bi Riska yang menutup pintu gerbang.***Alex sudah dianggap sebagai anak sendiri oleh keluargaDwiky. Dwiky anak tunggal yang kemungkinan besar akan mewariskan seluruhasetkeluarga namun Dwiky tidak ingin menerima uang begitu saja karena ia bukan lagi anak kecil yang bisa minta seenaknya saja, yang dia mau adalah bekerja kerad dan merasakan hasil dari ke
"Ma, Alex pulang," Alex membuka pintu rumah berwarna coklat berukiran kayu jepara.Alex masuk rumahnya yang sepi, ga kaya biasanya, Mama selalu menonton FTV sekali tayang yang isinya kadang alay-alay gimana gitu, dan kebiasaaan Mama selalu ngoceh sendiri karena kesal dengan jalan cerita yang sebenarnya sudah bisa ditebak.Alex menelusuri rumahnya, berjalan menuju taman belakang, ia rasa Mama ada di sana dengan Anggit. Hobi Mama ngerumpi jadi kalau Anggit pulang mereka selalu membuat konser di rumah karena obrolan rumpi yang dianggap tidak perlu dibicarakan oleh kaum adam.Benar dugaannya, Mama dan Anggit sedang ngerumpi di taman belakang, taman ini sangat indah, ada bunga matahari, kolam ikan kecil, dan beberapa sayuran yang ditanam dengan hidroponik, Mama memanfaatkan waktu luangnya untuk berkebun."Ma, dipanggilin juga," Alex membuka pintu menuju halaman, Mama dan Anggit cuma senyum."Iya Lex, Kenapa?" Tanya Mama dan meminta Alex duduk di a
Keluarga Alex dan Dwiky sangat senang mendengar kabar anak laki-laki mereka lolos jobfairdan berhasil menjadi Dosen di salah satu kampus swasta ternama di kota Bogor. Keluarga mereka sebenarnya menjanjikan pekerjaan yang layak untuk anak-anaknya, Papa Alex adalah pemilik perusahaanberbasis game dan Papa Dwiky pemilik perusahaan berbasis properti dan investasi.Tidak hanya kaya secara materi namun keluarga mereka juga kaya secara spiritual dan hidup dalam kesederhanaan, Alex, Dwiky, Sunny, dan Anggit adalah generasi penerus keluarga namun mereka hanya berdandan dan berpakaian sederhana hingga terlihat dari kalangan keluarga sederhana.Anggit, adik Alex yang punya sifat manja, masih menjalani pendidikan di bangku kuliah, ia sangat cantik dan sempurna sebagai wanita. Anggit berbeda lima tahun dari Alex dan sangat lengket dengan Kakaknya, baik Alex atau Sunny. Mereka sangat menyayangi adik kesayangannya terutama A
"Menerima kehidupan bukan berarti menerima kenyataan bahwa tak ada hal sekecil apa pun terjadi karena sebuah kebetulan." -Andrea Hinata-Tak ada manusia yang sempurna, seberapa tinggi derajatnya, skill, dan hal lainnya, dibalik semua itu pasti ada kekurangan hanya saja mereka bisa menutupi dengan berbagai cara yang halus."Semakin sering ia tertawa, semakin sering pula ia menangis." seperti itulah gambaran diriku sekarang. Aku cewek cantik, pintar dan introvert, tapi kalian tertipu dengan wajah yang selalu tersenyum dan senang akan keramaian, padahal aku yang sebenarnya jauh dari apa yang kalian bayangkan."Apa yang terlihat belum tentu itu yang terjadi." aku suka kata ini karena bisa saja orang menunjukan kehidupan bahagia di social media dan khalayak umum namun kehidupan aslinya tak seindah itu.Masa lalu akan menentukan masa depan, tapi bagaimana jika seorang gadis mempunyai masa lalu yang bisa dibilang kurang baik namun harus b
Toga dan Ijazah kosong memenuhi pemandangan Brava Hotel, slempang warna-warni terpasang indah di dada wisudawan/ti, gelar baru menambah nama belakang dan dengan bangga mereka sebutkan di khalayak ramai, gelar yang harus dipertanggungjawabkan untuk sukses di masa depan.Ayu kuliah di Universitas ternama di Kota Bogor, kampus yang mencetak lulusan terbaik yang berhasil di banyak bidang, beberapa di antaranya penyanyi, pemain sinetron, pengacara dan orang hebat lainnya di negeri ini. Universitas Nusa Bangsa, kampus yang dibanggakan masyarakat Bogor yang sudah berdiri 41 tahun yang lalu yang ada di pusat Kota Bogor, kampus dengan akreditasi jurusan yang sangat baik walaupun statusnya swasta, tidak ada C, semua terakreditasi A dan B.***Tempat yang sering Ayu kunjungi selama kuliah adalah kelas, perpustakaan, masjid dan kosan temannya. Ayu hanya mempunyai beberapa sahabat di kelas dan di luar kelas. Di kelas ia memiliki sahabat yang cantik dan baik
Keluarga Alex dan Dwiky sangat senang mendengar kabar anak laki-laki mereka lolos jobfairdan berhasil menjadi Dosen di salah satu kampus swasta ternama di kota Bogor. Keluarga mereka sebenarnya menjanjikan pekerjaan yang layak untuk anak-anaknya, Papa Alex adalah pemilik perusahaanberbasis game dan Papa Dwiky pemilik perusahaan berbasis properti dan investasi.Tidak hanya kaya secara materi namun keluarga mereka juga kaya secara spiritual dan hidup dalam kesederhanaan, Alex, Dwiky, Sunny, dan Anggit adalah generasi penerus keluarga namun mereka hanya berdandan dan berpakaian sederhana hingga terlihat dari kalangan keluarga sederhana.Anggit, adik Alex yang punya sifat manja, masih menjalani pendidikan di bangku kuliah, ia sangat cantik dan sempurna sebagai wanita. Anggit berbeda lima tahun dari Alex dan sangat lengket dengan Kakaknya, baik Alex atau Sunny. Mereka sangat menyayangi adik kesayangannya terutama A
"Ma, Alex pulang," Alex membuka pintu rumah berwarna coklat berukiran kayu jepara.Alex masuk rumahnya yang sepi, ga kaya biasanya, Mama selalu menonton FTV sekali tayang yang isinya kadang alay-alay gimana gitu, dan kebiasaaan Mama selalu ngoceh sendiri karena kesal dengan jalan cerita yang sebenarnya sudah bisa ditebak.Alex menelusuri rumahnya, berjalan menuju taman belakang, ia rasa Mama ada di sana dengan Anggit. Hobi Mama ngerumpi jadi kalau Anggit pulang mereka selalu membuat konser di rumah karena obrolan rumpi yang dianggap tidak perlu dibicarakan oleh kaum adam.Benar dugaannya, Mama dan Anggit sedang ngerumpi di taman belakang, taman ini sangat indah, ada bunga matahari, kolam ikan kecil, dan beberapa sayuran yang ditanam dengan hidroponik, Mama memanfaatkan waktu luangnya untuk berkebun."Ma, dipanggilin juga," Alex membuka pintu menuju halaman, Mama dan Anggit cuma senyum."Iya Lex, Kenapa?" Tanya Mama dan meminta Alex duduk di a
Jam 10 tepat Alex sampai di rumah Dwiky, Alex yang diantar Mamang JK turun di depan gerbang rumah, gerbang tinggi berwarna hitam, rumah yang sangat besar, ia berasal dari kalangan keluarga berada, dan apapun ada di dalamnya sangat mewah, mau apa tinggal ambil dan tersedia.Alex memencet bel, tak lama asisten rumah tangga keluar membuka pintu gerbang."Silahkan masuk, Den Alex," Bi Riska mempersilahkan Alex masuk sambil tersenyum."Makasih Bibi Riska paling cantik," Alex membalas senyuman Bi Riska, membungkukan badan lalu berlalu meninggalkan Bi Riska yang menutup pintu gerbang.***Alex sudah dianggap sebagai anak sendiri oleh keluargaDwiky. Dwiky anak tunggal yang kemungkinan besar akan mewariskan seluruhasetkeluarga namun Dwiky tidak ingin menerima uang begitu saja karena ia bukan lagi anak kecil yang bisa minta seenaknya saja, yang dia mau adalah bekerja kerad dan merasakan hasil dari ke
Alex mengmbilsmartphone di atas meja belajar, membuka pesan whatsappia berniat mengirim pesan untuk Dwiky. Dwiky pernah bilang kalo di Universitas Nusa Bangsa sedang mengadakan job fair, ia berharap itu salah satu kesempatan untuknya.AbinayaAlexi"Ky, job fair di Nusa Bangsa kapan?""Mau daftar gak?"DwikySatya"MasihLex,jobfairNusa Bangsa tanggal3-5januari2018,kaloguesihiya,lumaugak?"AbinayaAlexi"Aku iya ikut, makanya nanya kamu ky,"Dwikysatya"Besoklu 
Libur SMA untuk kelas XII sangat membosankan, mereka masuk ke kehidupan yang sebenarnya, dimana mereka harus memilih dunia kerja atau bangku kuliah, jika memungkinkan menjalankan keduanya. Tidak banyak teman Alex yang melanjutkan kuliah, hanya beberapa orang saja, sebagian dari mereka gap year dan memilih bekerja. Biasanya jika sudah memegang uang rada malas untuk kuliah karena sudah merasakan nikmatnya mendapat penghasilan. Alex akhirnya masuk kuliah juga, hidup sebagai mahasiswa, udah gitu kuliah di jurusan antah berantah. Mengapa antah berantah? Karena Alex sama sekali gak paham apa itu akuntansi, sebenarnya ia lolos ilmu komunikasi namun karena keadaan fisik yang tak mendukungnya akhirnya ia dilempar ke akuntansi oleh Bapak Rektor yang terhormat."Mama, Alex berangkat dulu," Alex pamit terburu-buru. ."Iya Lex, kuliah yang bener ya," pesan Mama, "Oh ya, ini Mama bikin bekel, bawa ya." Mama memasukkan kotak bekal ke tas Alex lalu pergi ke kampus,
"Mama, Papa, Alex berangkat registrasi ulang dulu ya," Alex mengambil tas lalu mencium tangan kedua orang tuanya."Iya, hati-hati ya, Lex," pesan Papa lalu memeluk Alex bbergantian dengan Mama.Seperti biasa Alex diantar supir keluarga kemana saja dia pergi, satu jam waktu yang Alex perlukan untuk sampai kampus ternama di Kota Bogor."Mang JK pulang duluan aja, aku lama kayanya," Alex meminta sang supir pulang duluan karena takutnya Alex lama."Iya Den Alex, kalo udah mau pulangchatMamang saja, biar Aden gak nunggu lama," Mang JK meminta Alex mengiriminya pesan sebelum pulang agar tak perlu menunggu lama, saat Mang JK sampai bisa langsung pulang jadinya."Siap Mang," jawab AlexMamang JK pulang duluan, Alex masuk menunggu namanya dipanggil, namun sebelum itu ia diminta seorang staf menemui Bapak RektorAlex membuka pintu bertuliskan rektor, ruangan itu dipisah dengan ruang lain, Alex masuk ke ruangan i
Alex anak yang pintar saat SMA, ia juga aktif di OSIS, dan pandai di kelas, Hari ini setiap mata pelajaran ada tugas, mulai dari kimia sampai ilmu ekonomi dan hari ini Alex dikerubungi teman sekelas, walaupun Alex sudah baik terhadap mereka tapi setiap ada kesempatan selalu mengejek Alex tanpa mengingat sudah memanfaatkan kecerdasan Alex.Alex tak masalah dengan perlakuan teman-temannya yang selalu menyepelekan dirinya karena fisik yang tak sempurna. Alex sama sekali tidak membalas karena dia tau jika membalas mereka artinya sama saja tidak bersyukur atas pemberianNya, dia mengabaikan segala cacian jika ada yang menghinanya.***Alex siap-siap, waktu menunjukan pukul 05.30, ia segera mandi dan mengambil seragam lalu bergegas ke sekolah."I'mready." ucap Alex membuka pintu kamar dengan laptop yang jarang dibawanya ke sekolah.Mama menyiapkan nasi gorengseafood untuk
Duaanak cowok sedang bermain bola di halaman rumah Alex, Alex bermain denganDwiky, mereka bersahabat baik dan Dwiky selalu menemani Alex setiap saat, sedari dulu, maka dari itu Alex tak bisa mengungkapkan Dwiky dalam kata-kata karena sahabatnya sangat baik, selalu ada, tak pernah meninggalkannya saat yang lain mengabaikan dan selalu mengejeknya, Dwiky adalah salah satu sahabat dekat Alex mereka nengenal dari kecil karena orang tua mereka juga bersahabat dari muda.Dwiky adalah anak yang sempurna secara fisik dan mental, secara fisik ia mempunyai perawakan seperti Alex, berwajah tampan, sangat disenangi gadis satu sekolah dan kuliah, anak basket, pokoknya idaman banget, berbeda jauh dengan Alex yang tak sempurna, selalu dikucilkan, diejek, dijauhi. Alex memang diam, tak melawan karena tau semua hal itu tak berguna dan akan membuat nilainya buruk dimata mereka yang tidak menyukai dirinya.***Alex kecil bermain bola sepak dengan Dwiky di halaman
Dari aku yang mencoba bangkit dari hinaan mereka...Siapa manusia yang ingin terlahir dalam keadaan kekurangan, baik secara fisik atau mental? Tidak ada bukan? Tentunya siapapun ingin lahir secara normal baik fisik atau mental. Lalu bagaimana dengan mereka yang tidak sempurna? Apa mereka tak berhak bahagia? Apakah mereka terlahir hanya untuk dihina? Apa mereka patut untuk ditertawakan? Tidak inginkah merangkul mereka? Apa kita merasa sudah menjadi manusia paling sempurna dan menggap dia rendah dan pantas diabaikan?Aku merasa dunia tidak adil, mereka memandang rendah kaum disabilitas sepertiku, menutup sebelah mata dan hanya melihat kekurangan tanpa melihat terlebih mengakui kelebihanku.Cowok dewasa yang selalu dihina karena kekurangan fisiknya itu adalah aku, tubuhku tinggi semampai, putih, tampan rupawan dan punya kelebihan yang bisa dibanggakan tapi sayang mereka hanya melihat kekurangan dan selalu mengejek seakan mereka sempurna.Aku Abinaya Alexi co