Share

48. Ibu Tiri Tidak Selalu Jahat

Kami berpisah dengan Mbak Sophi di depan rumah makan. Ia pulang bersama sopirnya, dan Erick mengantarkan aku dan Ricky ke rusun.

Sebelum meninggalkan restoran ia sempat mengajakku bicara sebentar. "Velove, ini buat Ricky ya," ujar Mbak Sophi sembari menyerahkan sebuah amplop kepadaku.

"Mbak Sophi, jangan repot-repot," desisku berupaya menolak. Aku merasa tidak enak hati untuk menerima pemberiannya karena ini kali pertama kami berkenalan tapi dia sudah memberiku sesuatu. Sepertinya sih uang.

"Nggak repot, Velove! Ini buat Ricky, dari Mas Johan dan saya. Ricky itu anak Erick, jadi secara otomatis dia cucu kami, walaupun saya mungkin belum pantas menjadi seorang oma." Ia tersenyum geli demi membayangkan dirinya menjadi seorang nenek padahal masih muda.

"Baiklah, saya terima. Terima kasih banyak, Mbak Sophi ... juga Om Johan." Nama terakhir aku sebutkan dengan sedikit ragu. Bagaimanapun masih ada rasa canggung dalam diriku saat mengingat ayah Erick itu.

"Sama-sama. Ingat ya, Velove, a
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status