Share

Bab 0482

Penulis: Jus Strawberi
last update Terakhir Diperbarui: 2024-08-13 18:00:00
"Naya ada di atas, ayo naik." Wanita tua memimpin jalan dengan senyum manis yang dibuat-buat.

Gilang berjalan paling belakang, takut Yudha kabur.

Dalam perjalanan ke atas, Yara beberapa kali memandang Yudha. Yudha tidak terlihat seperti orang yang mudah dimanfaatkan. Namun, apa sebenarnya yang direncanakan pria itu?

Setibanya di depan pintu rumah, wanita tua itu tersenyum lagi pada Berlina.

"Naya sudah nggak bisa bangun dari tempat tidur lagi. Dia jarang gerak, makannya juga berkurang, jadi berat badannya turun."

Jantung Berlina langsung berdegup kencang mendengarnya. "Buka pintunya!"

Wanita tua itu membuka pintu dengan agak lambat.

Dalam sekejap, tercium bau tak sedap. Wanita tua itu pun mengumpat, "Dasar anak sialan, kamu buang air di tempat tidur lagi ya?"

Tubuh Berlina terhuyung dan menarik wanita tua itu bersamanya. "Coba kulihat."

"Jangan khawatir, tunggu aku masuk membersihkannya dulu." Wanita tua itu dengan santai mengambil lap kotor di sampingnya.

"Aku sendiri saja." Suara Ber
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Zuriana Hamzah
aduh kesian naya .. jadi mental ke apa ..jahatnya nenek sama ayah nya
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Cinta yang Tertukar   Bab 0483

    Berlina menoleh dan melihat Naya memegang ujung bajunya.Anak itu cepat-cepat melepaskan tangannya. Meski masih waspada, tatapan matanya jelas menunjukkan bahwa dia tidak ingin Berlina pergi."Sebentar ya, Ibu mau beli baju dulu buat Naya. Sebentar saja." Berlina membendung rasa pilu dalam hatinya dan segera turun ke bawah."Bagaimana?" Melihatnya keluar, Yara segera menyapanya.Berlina tampak sedang buru-buru. "Aku mau beli baju bersih dulu, dia nggak punya baju ganti.""Kamu ini bilang apa? Baju gantinya ada di lemari semua, nggak perlu beli yang baru. Sini aku carikan," teriak ibu Gilang dengan tidak sabar.Berlina menggertakkan gigi dan memelototi wanita tua itu. "Nggak ada yang bisa dipakai sama sekali. Tunggu nanti, aku selesaikan masalah ini denganmu."Pada saat itu, Revan turun dari mobil dan bergegas menghampiri. "Pak Yudha, ada yang perlu dibantu?""Belikan baju untuk anak-anak ...." Yudha menoleh kepada Yara."Umur tujuh tahun, laki-laki." Yara mengingatkan.Yudha mengangguk

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-14
  • Cinta yang Tertukar   Bab 0484

    "Oh iya, kamu belum tahu nomor rekeningku." Gilang lalu mencari-cari di ponselnya.Yudha merasa dua orang di depannya ini betul-betul bodoh dan serakah, sangat konyol."Aku sudah minta kalian minta maaf, tapi kalian nggak bilang apa-apa. Masih minta uang lagi? Sudah terlambat!""Apa maksudmu?" Mata wanita tua itu membelalak. "Bukannya kami tadi sudah minta maaf ke Bella ...""Bella?" Yudha mengerutkan kening. "Berlina? Maaf, aku nggak terlalu kenal dia. Aku juga nggak akan mengeluarkan uang sepuluh miliar untuk dia."Urat-urat di leher Gilang menegang. "Kamu mau menipu?""Sepuluh miliar nggak ada artinya di mataku. Aku nggak peduli sama sekali." Yudha menatap dingin. "Tapi kalian mencaci-maki orang yang dekat denganku dan belum meminta maaf. Jadi aku pakai sepuluh miliar ini agar kalian minta maaf.""Kamu ... ingin kami minta maaf pada Rara itu?" Gilang lalu menyadarinya. "Tapi dia 'kan sudah pergi?""Makanya kubilang sudah terlambat!""Ya Tuhan!" Siapa sangka, wanita tua itu tiba-tiba

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-15
  • Cinta yang Tertukar   Bab 0485

    Di sepanjang perjalanan, Yara tidak mengucapkan sepatah kata pun. Kepalanya menunduk, hatinya berat.Yudha menyadarinya. Saat bimbang ingin membuka mulut, Felix mendahuluinya bicara."Rara, jangan khawatir, Naya akan baik-baik saja."Yara menoleh, matanya memerah. "Kak Felix, aku sedang memikirkan Okti."Dia tidak bisa mengendalikan emosinya lagi dan menjatuhkan kepala di bahu Felix dengan lembut dan terisak pelan."Aku takut Naya akan seperti Okti, tetap nggak bisa diselamatkan."Felix menegang sejenak sampai pikirannya terhubung dan menatap Yudha, "Kamu sudah cerita tentang Okti?"Yudha menatap Yara bersandar di dada Felix dan hanya merasakan api berkobar dalam hatinya. Kata-kata Felix tidak sampai di telinganya sama sekali.Dia menarik Yara dan berkata dengan nada dingin, "Sudah kubilang, air mata tidak akan menyelesaikan apa-apa."Yara ditarik begitu kuat hingga dia menoleh dan menatapnya dengan kening berkerut. "Lepas. Cengkeramanmu sakit.""Yudha, kamu sedang apa?" Felix juga men

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-16
  • Cinta yang Tertukar   Bab 0486

    Sementara itu, Yara dan Siska sudah selesai mandi dan sedang tiduran bersama.Setelah sekian lama berpisah, mereka berdua telah memendam sangat banyak hal untuk diceritakan.Yara banyak bercerita tentang pengalamannya di Meria dan hal-hal yang dia pelajari di Tala. Dia merasa perjalanan ini sangat berharga.Siska mengangguk-angguk hampir sepanjang waktu, sesekali mengucapkan selamat kepada Yara dan mengingatkannya untuk tidak terlalu memaksakan tubuhnya."Siska, bagaimana kabarmu?" Saat di Meria, Yara awalnya sering melakukan panggilan video bersama Siska. Namun, semakin jarang seiring kesibukannya bertambahBahkan kadang-kadang, setelah mendapat waktu untuk telepon pun, kebanyakan hanya Yara yang bicara dan Siska mendengarkan."Semuanya baik-baik saja." Siska tersenyum dan menyentuh dengan lembut perut Yara yang membuncit.Yara memperhatikan, sejak tadi, Siska tampak ingin mengatakan sesuatu, tetapi ragu-ragu. Sepertinya memang ada sesuatu.Dia tidak memaksa, dan memberi ruang bagi Si

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-19
  • Cinta yang Tertukar   Bab 0487

    Pegawai itu masih berusaha membujuk, tetapi dihentikan pegawai lainnya.Yara mengenalinya. Pegawai ini yang dua kali mengurus perceraiannya.Dia tersenyum canggung kepada Yara."Kenapa kamu sendirian?" Wanita muda itu mengerutkan kening. Mungkin dia sedikit terbawa emosi karena telah menyaksikan drama Yara dan Yudha dua kali.Yara merasa semakin malu dan melirik ke arah pintu. "Tenang saja, sebentar lagi pasti dia datang.""Semoga jangan terlalu lama." Wanita muda itu memberikan nomor antrean pertama pada Yara dan berbalik untuk mulai bekerja.Yara memegang kertas itu. Tubuhnya terasa berat. Dia bergegas ke samping untuk menelepon Yudha, tetapi tidak diangkat.Firasat buruk tiba-tiba muncul.Tak lama kemudian, kantor catatan sipil memulai jam operasi. Yara memegang nomor antrean pertama, menatap pegawai muda tadi dari kejauhan, lalu berbalik untuk menelepon Yudha lagi. Masih tidak bisa tersambung.Dia duduk di samping, menundukkan kepala, tidak berani menatap mata para pegawai di sana.

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-20
  • Cinta yang Tertukar   Bab 0488

    Yara bertanya ragu-ragu, "Aku ke sini mau ketemu Kakek.""Oh, iya, iya, Kakek sering bilang kangen kamu akhir-akhir ini," kata Agnes, tersenyum.Yara semakin gelisah setelah mendengarnya. "Bibi, bagaimana kabar Kakek akhir-akhir ini?""Cukup baik."Tidak ada yang perlu dikhawatirkan.Yara naik ke lantai atas dengan pikiran bingung. Dan ternyata memang tidak ada yang salah dengan kondisi Kakek. Dia dikerjai Yudha.Setelah mengobrol sebentar, Kakek Susilo kemudian menyadari bahwa Yara sejak tadi melamun. "Kamu ke sini mau ketemu Yudha? Atau Felix?""Nggak." Yara menarik sudut mulutnya.Kakek Susilo berkata sambil tertawa kecil, "Ya sudah sana. Kakek baik-baik saja. Kakek pasti bisa melihat bayi-bayimu lahir.""Oke, aku pergi dulu ya, Kakek." Yara keluar dan langsung menuju kamar tidur Yudha. Setelah mengetuk pintu, benar Yudha ada di sana."Apa maksudmu?" tanya Yara dengan suara dingin begitu dia masuk."Maksud apa?" Yudha terlihat biasa saja.Yara menggertakkan gigi penuh rasa kesal. "K

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-21
  • Cinta yang Tertukar   Bab 0489

    Setelah menutup telepon, rasa cemas Yara semakin bertumpuk."Ada apa?" Yudha melihat wajah Yara yang penuh pikiran. "Apa yang terjadi?"Yara menatapnya dan menggeleng. "Bukan apa-apa."Dia tidak punya waktu untuk memikirkan perceraian lagi. Lagi pula, bukan dia yang sedang buru-buru ingin menikah."Bisakah kita menemui Deka sekarang? Aku harus ke Meria lagi besok.""Besok?" Yudha mengerutkan kening. "Kenapa buru-buru sekali? Apa TaLa sekejam itu? Kamu 'kan bukan karyawan tetap mereka, jangan diam saja kalau ditekan.""Nggak, ini urusan lain." Yara agak kesal. "Jangan tanya."Yudha menahan diri dan menertawakan diri sendiri. "Benar, buat apa aku tanya-tanya. Bukan urusanku.""Bisa pergi sekarang?" Yara benar-benar kesal."Ayolah, sekarang." Yudha memimpin jalan.Agnes yang melihat keduanya pergi bersama mengira mereka pergi untuk mengambil surat cerai.Sepanjang perjalanan, Yara hanya melihat ke luar jendela dan tidak mengatakan apa-apa. Seperti sedang banyak pikiran."Aku ingatkan, Dek

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-22
  • Cinta yang Tertukar   Bab 0490

    Deka seketika menatap Yudha dengan penuh simpati."Ayo pergi." Wajah Yudha berubah kelam dan masuk ke dalam mobil lebih dulu.Yara tidak berencana ikut. "Aku mau naik taksi sendiri.""Terserah." Yudha yang sedang kesal pun langsung pergi.Yara pulang naik taksi sendiri. Setelah bertemu dengan Siska, dia langsung bercerita tentang kematian Nando."Jangan-jangan si bajingan Melanie itu?" Siska sungguh kaget. "Gila, sudah nggak tertolong lagi. Dia kecanduan membunuh?""Entahlah, tapi kemungkinannya memang besar." Yara juga punya kecurigaan yang sama. Dia mendesah dengan hati yang berat. "Nggak seharusnya aku menyarankan Amel diserahkan ke Melanie. Malah jadi membuat Melanie ingin membunuh Nando.""Rara, ini bukan salahmu." Siska bergegas menenangkan Rara. "Melanie saja yang terlalu gila. Dia pasti akan mendapat hukumannya."Yara tidak mengatakan apa-apa, tampak sedang berpikir keras.Saat itu, dia hanya memikirkan bahwa Nando yang kecanduan narkoba tidak bisa merawat Amel dengan baik. Dan

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-23

Bab terbaru

  • Cinta yang Tertukar   Bab 0627

    Pada hari yang telah disepakati, Yudha menerima telepon dari Revan di pagi hari."Pak Yudha, saya di Meria sekarang, sedang menunggu penerbangan pulang. Seluruh informasinya sudah hampir lengkap.""Bagus." Yudha agak terkejut. Dia tidak menyangka Revan perlu pergi ke Meria. dia menambahkan, "Hati-hati di perjalanan. Aku tunggu kepulanganmu.""Pak Yudha." Revan menatap dokumen di tangannya. "Saya akan pergi ke rumahmu setelah sampai di sana. Sebelum itu ... siapkan mentalmu.""Oke." Yudha menutup telepon. Dia sebenarnya merasakan sedikit firasat buruk dalam hatinya.Dia menatap kalender dan melihat hari persidangan perceraiannya akan tiba dua hari lagi. Masih ada waktu.Satu hari terasa sangat panjang bagi Yudha. Dia meninggalkan semua pekerjaan dan kembali ke rumah keluarga besar untuk bermain sebentar dengan Agnes dan Yovi, lalu kembali ke vilanya dan menunggu.Agnes bertanya, "Kerjaanmu hari ini sudah selesai 'kan? Kenapa buru-buru pergi? Temani anakmu lebih lama lagi."Sejak ada Yov

  • Cinta yang Tertukar   Bab 0626

    Saat masuk ke ruang tamu, Santo jelas merasa agak malu, tapi Felix dan Gio bersikap seolah-olah tidak terjadi apa-apa dan bicara dengannya seperti biasa.Yara membawa album foto yang baru diambilnya dan mereka semua berkumpul untuk melihat."Ayah, lihat, ini foto pernikahanmu. Kalian masih sangat muda waktu itu, sangat tampan dan cantik."Santo tersenyum dan mengulurkan tangan untuk menyentuh Zaina di foto itu."Senyum Ibu sangat cantik di foto ini. Yang ini, Ayah, kamu sangat tampan ...."Sambil berbicara, Yara memperhatikan ekspresi Santo. Di dalamnya banyak foto-foto Melanie. Dia berusaha untuk menyebutnya sesedikit mungkin.Lambat laun, raut wajah Santo menjadi semakin serius.Tiba-tiba, air mata menetes membasahi album foto."Ayah, kamu kenapa?" Yara sedikit panik dan berusaha menyingkirkan album foto itu. "Kita lihat besok lagi saja, nggak apa-apa."Santo menunduk. Tangannya membelai wanita yang ada di foto tersebut dengan penuh kasih sayang. "Kenapa aku nggak pulang lebih cepat

  • Cinta yang Tertukar   Bab 0625

    Segera setelah pintu kamar mandi terbuka, bau menyengat menghantam. Ada noda air berwarna kuning di lantai. Tidak perlu ditanya lagi apa itu.Santo membelakangi semua orang, meringkuk di sudut ruangan. Seluruh tubuhnya gemetar."Kalian keluar dulu." Yara merasa dadanya sangat sesak dan meminta semuanya pergi."Rara, nggak apa-apa, biarkan aku membantumu." Siska bergegas berkata."Nggak usah." Yara menggeleng dan menatap mereka dengan memohon, "Keluar dulu, oke? Keluar!""Ayo, kita tunggu di ruang tamu." Gio akhirnya merespons, mengangguk kepada Yara, dan menarik pergi Felix dan Siska.Yara berdiri di ambang pintu, mengendus-endus, dan berseru lirih, "Ayah, mereka sudah pergi. Nggak apa-apa."Santo masih meringkuk di pojokan.Dia adalah kepala keluarga Lubis, yang berwibawa dan terhormat seumur hidup. Tapi sekarang ... pikirannya sudah tidak jernih lagi dan menghadapi hal semacam ini saja tidak bisa."Ayah!" Yara dengan hati-hati melangkah maju dan menarik lembut pakaian Santo. "Ayah, n

  • Cinta yang Tertukar   Bab 0624

    Yara juga berdiri dan menatap mata Melanie. "Bahkan meski mereka tahu kebenarannya dan menukar kita kembali, mereka tetap akan sangat mencintaimu dengan kasih sayang yang sama.""Melanie, kamu kehilangan dua orang yang paling menyayangimu. Kamu benar-benar nggak menyesalinya?" Yara sedikit emosional."Nggak!" kata Melanie dengan sangat tegas. "Yara, asal kamu tahu, nggak ada kata "menyesal" dalam kamus hidupku. Ambil barang-barangmu dan cepat pergi. Nggak usah ngoceh nggak jelas di sini."Yara menggelengkan kepalanya, mengambil album foto itu dan mengatakan satu hal lagi, "Jaga dirimu baik-baik."Dia keluar dari vila, mengucapkan selamat tinggal kepada Amel, dan segera pergi.Amel kembali ke vila dan melihat Melanie melamun sambil memandangi foto Zaina. Dia bertanya dengan suara kecil, "Bu, kamu juga kangen ibumu?""Dia bukan ibuku." Melanie mengambil foto itu dari dinding dan melemparkannya ke lantai. "Aku nggak kangen dia. Nggak sedikit pun!"Orang yang paling disayangi Zaina semasa

  • Cinta yang Tertukar   Bab 0623

    Setelah kehilangan Santo sekali, Yara dan yang lainnya tidak berani ceroboh lagi, terutama Siska."Rara, aku janji nggak akan membiarkan Paman Santo lepas dari pandanganku."Yara tertawa sambil menggelengkan kepalanya. "Oke, tutup pintunya, dia nggak akan bisa keluar. Aku keluar sebentar."Karena Santo selalu bicara soal menemui Zaina, Yara ingin pergi ke rumah keluarga Lubis untuk mengambil foto-foto Zaina. Dia sudah menelepon Melanie.Sampai di sana, dia melihat Amel sudah menunggunya dari kejauhan."Bibi Rara!" Amel melihat kedatangannya dan langsung berlari menghampiri. "Bibi Rara, kamu di sini."Yara memeluk Amel. "Wah, Amel sudah tambah tinggi dan cantik.""Bibi Rara juga tambah cantik," balas si kecil bermulut manis.Yara membawanya masuk ke dalam vila. Melanie sudah menunggu di ruang tamu."Barangnya di lantai atas, mungkin di kamar mereka." Melanie bangkit dan berjalan ke arah tangga. "Ayo kuantar ke atas.""Terima kasih." Yara meminta Amel bermain sendirian dan mengikuti ke a

  • Cinta yang Tertukar   Bab 0622

    Ini pertama kalinya Amel melihat Yudha berbicara sangat serius dengannya. Wajahnya langsung terlihat takut dan dia berbisik, "Amel kasihan sama Ibu.""Ibumu kenapa?" Yudha berjongkok dan sedikit melunakkan nada bicaranya.Amel menggeleng dan mengulangi, "Ibu kasihan sekali."Yudha tidak bertanya lagi dan mengelus kepala si kecil. "Amel, mungkin suasana hati ibumu sedang buruk. Paman akan menghiburnya, tenang saja.""Terima kasih, Paman." Amel menghela napas dan melanjutkan bermain.Yudha duduk di sofa dan menunggu. Pikirannya terus terbayang penampilan Melanie barusan. Gelagatnya seperti orang mabuk, tapi tidak ada bau alkohol sama sekali di dalam kamar. Bau itu ...Yudha belum pernah merasakan bau seperti itu sebelumnya. Menyengat dan sangat tidak enak.Dia menunggu beberapa saat dan kemudian melihat Melanie turun. Melanie sudah berganti pakaian dan menata rambutnya, nyaris seperti orang yang berbeda, membuat Yudha bertanya-tanya apakah yang dilihatnya tadi itu hanya ilusi."Yudha, ke

  • Cinta yang Tertukar   Bab 0621

    Selama beberapa hari berikutnya, Yara menghabiskan waktu bersama Yola dan Santo di siang hari. Lalu malamnya mengerjakan desain perhiasan bertemakan "Pulau" itu.Tapi, inspirasinya seakan sedang surut dan ide-ide yang dia pikirkan masih kurang memuaskan.Sidang perceraiannya semakin dekat.Di suatu sore, Yudha menerima telepon dari Amel sebelum pulang dari kantor."Paman sedang sibuk?" ucap gadis kecil itu dengan suara manis. "Amel sudah lama nggak ketemu Paman. Paman sedang sibuk bersama adikku ya?"Yudha terdiam. Beberapa waktu telah berlalu sejak Yovian datang ke rumah. Dia memang sudah lama belum bertemu Amel.Sejenak, dia merasa malu. "Paman minta maaf. Malam ini Paman ke rumahmu, oke?""Sekarang saja. Ayo makan di luar bersama Ibu." Amel tertawa usil. "Tapi jangan bilang Ibu. Beri dia kejutan.""Oke." Yudha menjawab ringan.Dia membereskan pekerjaannya sebentar dan segera pergi ke rumah keluarga Lubis. Tak disangka, Amel sudah menunggu di depan pintu."Amel ...""Ssst!" Amel mene

  • Cinta yang Tertukar   Bab 0620

    "Nggak mungkin." Yara berpikir, satu-satunya pria yang dekat dengannya baru-baru ini adalah Felix.Menurutnya, dengan sifat Felix, dia tidak mungkin punya ini seperti ini. Saran dari Gio juga rasanya tidak mungkin sampai ke sini.Dia tidak tahu siapa lagi yang mungkin."Rara, gawat!"Yara tiba-tiba mendengar suara Siska dari belakangnya. Dia buru-buru menutup telepon. "Safira, aku ada urusan mendadak. Sampai di sini dulu ya, terima kasih!""Ada apa?" Dia menatap Siska dengan cemas."Ayahmu ... ayahmu hilang." Siska terengah-engah karena kelelahan. Dia jelas sudah mencari di sekitar untuk mencoba mencarinya sebelum memberi tahu Yara.Suaranya seperti menahan tangisan. "Kami terlalu fokus dengan Yola. Aku nggak tahu sejak kapan ayahmu pergi.""Nggak apa-apa. Tolong jaga Yola dulu, aku akan mencarinya." Yara menenangkan Siska dan segera menelepon polisi.Setelah menelepon polisi, dia menelepon Felix dan Gio."Oke, jangan khawatir, kami akan membantu mencari." Felix menenangkan Yara dan me

  • Cinta yang Tertukar   Bab 0619

    Keesokan harinya setelah sarapan, cuaca di luar sangat cerah. Yara ingin mengajak Yola dan Santo berjalan-jalan."Aku ikut juga." Siska melambaikan kedua tangannya. Reaksi kehamilannya sudah jauh membaik akhir-akhir ini. Usia kandungannya sudah lima minggu.Yara meminta pengasuh memakaikan baju kepada Yola sementara dia pergi membantu Santo."Ayah, ganti baju dulu, lalu pergi jalan-jalan, oke?""Jalan-jalan?" Santo berpikir sejenak, "Ketemu Zaina?"Hati Yara terasa pilu. Dia hanya bisa berbohong, "Ya, jalan-jalan, menemui ibuku. Ayo Ayah, aku bantu pakai baju.""Oke, ketemu Zaina, ketemu Zaina ..." Santo terus bergumam dan segera berganti pakaian.Mereka turun ke bawah dan pergi ke lapangan kompleks. Yola di dalam kereta dorong bayi. Mata lebarnya berkedip-kedip, melihat ke mana-mana penuh rasa ingin tahu.Yara awalnya khawatir anaknya terlalu kecil untuk dibawa keluar. Tapi pengasuhnya mengatakan bahwa Yola tumbuh dengan sangat baik. Cuacanya sedang bagus, tidak terlalu dingin dan tid

DMCA.com Protection Status