Share

Bab 0153

Author: Jus Strawberi
last update Last Updated: 2024-05-22 18:00:00
"Nona Yara!" Tiba-tiba terdengar suara dari belakang.

Yara menoleh ke belakang dan melihat pintu rumah terbuka. Pengasuh Kakek sedang berdiri di depan pintu.

"Nona Yara, Pak Susilo memintamu pergi ke atas." Perawat itu keluar dan mengambil lukisan Yara.

Yara cepat-cepat menyeka air matanya dan mengikuti perawat itu masuk. Alhasil, dia melihat Melanie di ruang tamu.

Dia mengabaikan Melanie dan berbisik kepada Agnes, "Aku cuma mau ngobrol sebentar dengan Kakek, nanti langsung pergi."

Kondisi Kakek Susilo tidak terlalu bagus dan dia tampak sangat lelah. Saat melihat Yara, senyumnya langsung merekah.

"Kakek!" Yara mendekat padanya dengan perasaan sedih. "Bagaimana kabarmu? Kenapa kamu pucat sekali?"

"Nggak apa-apa, Kakek baik-baik saja." Kakek Susilo memaksakan senyum. "Kamu bisa menggambar dengan tangan kirimu?"

"Ya." Yara mengangguk, "Aku juga sudah mulai kerja."

Dia membuka lukisan yang dibawanya dan menunjukkannya kepada Kakek Susilo. "Kakek, ini yang kamu lihat di mimpimu?"

Mata Kakek
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (3)
goodnovel comment avatar
Rutewi
receh sekali tdk berbobot
goodnovel comment avatar
Rutewi
cerita ga masuk logika
goodnovel comment avatar
Liztya Fafa
terlalu bodoh dan tolol h pemeran utamanya
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Cinta yang Tertukar   Bab 0154

    "Rara!" Tak disangka, Melanie tiba-tiba memanggilnya. "Masuk, ayo ke rumah sakit juga."Yara masuk ke mobil dalam keadaan linglung dan berkata pada Melanie, "Terima kasih."Namun, dia memperhatikan Melanie mengerutkan bibir bawahnya, tampak sangat bangga.Di dalam mobil, Agnes berulang kali mengecek apakah suntikan obat tadi sudah benar."Harusnya benar." Tangan perawat itu terkepal erat, dan telapak tangannya basah penuh keringat.Karena dia samar-samar sudah punya tebakan, dia hanya sulit memercayainya.Agnes tidak berkata apa-apa lagi. Dia memandang Yara untuk terakhir kalinya dan mengumpat dengan suara rendah, "Setiap kali kamu datang pasti membawa sial."Sesampainya di rumah sakit, Kakek Susilo langsung dilarikan ke ruang gawat darurat.Semua orang menunggu dengan cemas di luar. Melanie menemani Agnes, suster perawat itu berdiri di samping dengan wajah pucat, dan Yara merasa kedinginan yang tak dapat dijelaskan."Bibi Agnes, jangan terlalu khawatir, Kakek pasti baik-baik saja," hi

    Last Updated : 2024-05-22
  • Cinta yang Tertukar   Bab 0155

    Kakek Susilo berhasil diselamatkan.Yara sangat ketakutan. Dia terus berdoa dalam hatinya, semoga Kakek bisa melewati masa-masa sulit ini.Tak lama kemudian, Yudha dan Tanto datang beriringan."Ada apa?" Dia bertanya dengan cemas. "Bukannya tadi pagi masih baik-baik saja?"Mata Agnes memerah dan dia menggelengkan kepala. "Aku nggak tahu apa yang terjadi, waktu itu aku sedang di ruang tamu di lantai bawah.""Aku ada di sana waktu itu." Melanie melirik ke arah Amanda. "Aku pergi untuk mengantarkan obat. Kak Amanda dan Rara menyuntik Kakek bersama-sama. Tiba-tiba, setelah disuntik, aku lihat ada yang salah dengan wajah kakek."Yudha dapat menarik kesimpulan dan menatap Amanda. "Kamu salah menyuntikkan obat?""Saya nggak tahu, nggak." Amanda menggeleng-gelengkan kepalanya sekuat tenaga. "Waktu itu, Nona Yara bilang ingin membantu, jadi saya suruh dia mengambilkan obat. Saya sudah menjelaskan dengan benar. Harusnya ... harusnya nggak ada yang salah."Pada saat yang sama, pintu ruang IGD ter

    Last Updated : 2024-05-22
  • Cinta yang Tertukar   Bab 0156

    "Yudha, tolong dengarkan penjelasanku, bukan aku yang melakukannya." Yara menangis. Dia sangat sayang kepada Kakek, mana mungkin dia melakukan kesalahan yang begitu fatal?Namun, mata Yudha seperti ingin membunuhnya."Yudha, nggak bisakah kamu ...." Saat pintu lift tertutup, Yara terjatuh ke lantai, "... percaya padaku?"Dia tidak tahu bagaimana dia meninggalkan rumah sakit.Setelah sampai di rumah, Siska kaget."Rara, kamu kenapa?" Siska merasa Yara seperti hantu gentayangan yang kesepian, tanpa kehidupan sama sekali. "Apa yang terjadi?"Yara berkata dengan wajah yang mati rasa, "Kakek kritis.""Kenapa bisa begini?" Siska segera menariknya ke sofa. "Rara, jangan khawatir. Kakek punya keberuntungan tersendiri. Semuanya akan baik-baik saja."Yara sedikit tersadar dan meraih Siska sangat erat."Siska, tolong bantu tanyakan ke paman, bagaimana keadaan Kakek?""Oke, aku tanya sekarang." Siska berjalan ke samping, ragu-ragu sejenak, dan segera menelepon.Dalam beberapa hari terakhir, Tanto

    Last Updated : 2024-05-23
  • Cinta yang Tertukar   Bab 0157

    Keesokan paginya, Yara pergi ke rumah sakit lebih awal dan bertemu Melanie di lantai satu."Yara, kamu kebal malu sekali. Masih berani datang ke sini?" Melanie tampak tidak percaya."Aku ke sini mau bertemu Kakek." Yara mengabaikannya dan bersiap menaiki lift.Tanpa diduga, Melanie meraihnya. "Yara, kamu hampir membunuh Kakek. Kamu nggak diterima di sini.""Kakek yang minta aku datang," teriak Yara marah. "Lagian, kemarin aku nggak salah ambil obat, apalagi berniat menyakiti Kakek.""Kamu masih mau menyangkal?" Melanie mengeluarkan ponselnya. "Coba aku telepon Yudha sekarang. Kalau dia setuju, aku akan membiarkanmu naik."Jantung Yara berdebar kencang."Kamu Rara ya?" Tiba-tiba terdengar suara rendah seorang pria yang bernada lemah lembut.Yara mengikuti suara itu dan melihat seorang pria berseragam militer berjalan mendekat. Wajahnya lumayan mirip Yudha, hanya alisnya sedikit lebih tajam dan penampilannya penuh wibawa.Yara tidak kenal siapa dia."Kakak." Melanie tiba-tiba memanggil d

    Last Updated : 2024-05-23
  • Cinta yang Tertukar   Bab 0158

    "Nggak, terima kasih." Yara menghela napas lega. Dia sangat takut bertengkar dengan Agnes di depan pintu. Nanti Kakek Susilo ikut sedih lagi.Dia menyunggingkan bibirnya penuh rasa terima kasih kepada Felix."Jangan takut, aku ada di depan sini, nggak ke mana-mana." Felix mengangguk, menutup pintu, dan berjaga di depan pintu.Hati Yara tergerak lagi."Rara?" Kakek Susilo terbangun. "Kamu di sini?""Kakek!" Yara menoleh, air mata mengalir di wajahnya. "Kakek, bagaimana perasaanmu?""Bocah bodoh, kenapa kamu menangis? Lihat, Kakek baik-baik saja." Kakek Susilo mengangkat tangannya dengan susah payah, ingin menyentuh kepala Yara.Yara segera maju mendekat. "Kakek, obat kemarin ...""Kakek tahu Rara nggak mungkin salah." Kakek Susilo menyentuh rambut Yara dengan lembut. "Si Amanda itu sudah pergi mengundurkan diri. Mungkin dia agak ceroboh.""Kakek, terima kasih sudah percaya padaku." Air mata Yara mengalir deras seperti hujan. Kakek ini begitu baik, tetapi sayang sekali, dia tidak mendapa

    Last Updated : 2024-05-23
  • Cinta yang Tertukar   Bab 0159

    "Maaf, salah orang."Orang itu berbalik kembali dan Yara menyadari bahwa itu bukanlah Siska.Punggung dan perawakan mereka berdua sangat mirip. Begitu pula mata mereka, sama-sama indah dan cemerlang. Hanya temperamen mereka saja yang cukup berbeda.Siska biasanya tidak memakai riasan. Wajahnya sudah merupakan pemberian Tuhan yang paling menakjubkan. Di masa kuliah, banyak sekali pemuda yang jatuh hati.Wanita di depannya jelas seorang wanita dari keluarga kaya. Dia memakai riasan yang indah dan senyuman yang sempurna. Kalung, cincin, dan anting yang menghiasinya tampak bernilai mahal, tetapi semuanya sangat pas dikenakannya.Dia mengangguk sopan kepada Yara, lalu berbalik pergi.Setelah kembali, Yara bertanya pada Siska penuh rasa ingin tahu, "Kamu punya sepupu super kaya gitu nggak?""Nggak," jawab Siska singkat. "Ditarik sampai 18 generasi ke belakang, keluarga kami selalu miskin."Yara terbungkam dan tidak menyebut apa-apa soal wanita itu, hanya menganggapnya sebagai suatu kebetulan

    Last Updated : 2024-05-23
  • Cinta yang Tertukar   Bab 0160

    "Mimpi buruk?" tanya Siska mengantuk."Ya." Yara duduk dengan pandangan kosong beberapa saat. Saat dia bangkit dari tempat tidur, kepalanya pusing dan dia hampir terjatuh.Siska cepat-cepat membantunya. "Rara, kamu nggak apa-apa? Wajahmu lebih pucat dari orang mati.""Siska!" Dengan lemah, Yara melepaskan diri dari tangan Siska.Tidak peduli apa, dia harus bercerai hari ini. Bisa gila kalau dia harus tarik-ulur lebih lama lagi.Siska mengikuti Yara keluar dari kamar. Dia duduk di sofa dan menatap Yara. Langkah Yara tampak begitu lemah.Akhirnya, karena tidak mampu membujuknya, dia membuatkan segelas air madu untuk Yara.Yara meminumnya sambil menahan rasa mual. Selesai mengemasi barang-barangnya, dia membuka pintu. Di sini, dia mulai merasakan ada yang tidak beres.Pandangannya tiba-tiba gelap dan dia pingsan."Rara!" Siska ketakutan. Dia berlari mendekati dan mengguncangnya, tetapi Yara tidak mau bangun, "Yara, bangun, jangan bikin aku takut."Dia menarik Yara kembali ke dalam rumah d

    Last Updated : 2024-05-24
  • Cinta yang Tertukar   Bab 0161

    "Buka pintunya." Felix berhenti di depan pintu mobil dan berkata dengan suara yang dalam.Suara rendah itu membuat orang yang mendengar merasa aman dan nyaman."Oh." Siska buru-buru melangkah maju untuk membuka pintu. Saat ini, keselamatan Yara adalah yang terpenting.Setelah masuk ke dalam mobil, dia mengucapkan terima kasih sepanjang jalan dan bertanya-tanya, "Pak Felix, kamu ... tahu keluarga Lastana? Kenapa aku belum pernah dengar Rara membicarakan tentangmu?""Aku kakak Yudha." Felix mengemudikan mobilnya dengan cepat dan mantap.Siska agak kaget dan langsung terpikir sesuatu. Dia langsung mengingatkan, "Lalu, um ... Kak, aku boleh minta sesuatu?""Jangan beri tahu Yudha apa yang terjadi hari ini. Entah Rara hamil atau nggak, jangan beri tahu Yudha."Oke." Felix tidak berkata apa-apa lagi. Alisnya sedikit berkerut, entah apa yang dia pikirkan.Saat mereka sampai di rumah sakit, petugas di UGD sudah menunggu di pintu gerbang dan langsung mendorong Yara masuk.Felix dan Siska menung

    Last Updated : 2024-05-24

Latest chapter

  • Cinta yang Tertukar   Bab 0627

    Pada hari yang telah disepakati, Yudha menerima telepon dari Revan di pagi hari."Pak Yudha, saya di Meria sekarang, sedang menunggu penerbangan pulang. Seluruh informasinya sudah hampir lengkap.""Bagus." Yudha agak terkejut. Dia tidak menyangka Revan perlu pergi ke Meria. dia menambahkan, "Hati-hati di perjalanan. Aku tunggu kepulanganmu.""Pak Yudha." Revan menatap dokumen di tangannya. "Saya akan pergi ke rumahmu setelah sampai di sana. Sebelum itu ... siapkan mentalmu.""Oke." Yudha menutup telepon. Dia sebenarnya merasakan sedikit firasat buruk dalam hatinya.Dia menatap kalender dan melihat hari persidangan perceraiannya akan tiba dua hari lagi. Masih ada waktu.Satu hari terasa sangat panjang bagi Yudha. Dia meninggalkan semua pekerjaan dan kembali ke rumah keluarga besar untuk bermain sebentar dengan Agnes dan Yovi, lalu kembali ke vilanya dan menunggu.Agnes bertanya, "Kerjaanmu hari ini sudah selesai 'kan? Kenapa buru-buru pergi? Temani anakmu lebih lama lagi."Sejak ada Yov

  • Cinta yang Tertukar   Bab 0626

    Saat masuk ke ruang tamu, Santo jelas merasa agak malu, tapi Felix dan Gio bersikap seolah-olah tidak terjadi apa-apa dan bicara dengannya seperti biasa.Yara membawa album foto yang baru diambilnya dan mereka semua berkumpul untuk melihat."Ayah, lihat, ini foto pernikahanmu. Kalian masih sangat muda waktu itu, sangat tampan dan cantik."Santo tersenyum dan mengulurkan tangan untuk menyentuh Zaina di foto itu."Senyum Ibu sangat cantik di foto ini. Yang ini, Ayah, kamu sangat tampan ...."Sambil berbicara, Yara memperhatikan ekspresi Santo. Di dalamnya banyak foto-foto Melanie. Dia berusaha untuk menyebutnya sesedikit mungkin.Lambat laun, raut wajah Santo menjadi semakin serius.Tiba-tiba, air mata menetes membasahi album foto."Ayah, kamu kenapa?" Yara sedikit panik dan berusaha menyingkirkan album foto itu. "Kita lihat besok lagi saja, nggak apa-apa."Santo menunduk. Tangannya membelai wanita yang ada di foto tersebut dengan penuh kasih sayang. "Kenapa aku nggak pulang lebih cepat

  • Cinta yang Tertukar   Bab 0625

    Segera setelah pintu kamar mandi terbuka, bau menyengat menghantam. Ada noda air berwarna kuning di lantai. Tidak perlu ditanya lagi apa itu.Santo membelakangi semua orang, meringkuk di sudut ruangan. Seluruh tubuhnya gemetar."Kalian keluar dulu." Yara merasa dadanya sangat sesak dan meminta semuanya pergi."Rara, nggak apa-apa, biarkan aku membantumu." Siska bergegas berkata."Nggak usah." Yara menggeleng dan menatap mereka dengan memohon, "Keluar dulu, oke? Keluar!""Ayo, kita tunggu di ruang tamu." Gio akhirnya merespons, mengangguk kepada Yara, dan menarik pergi Felix dan Siska.Yara berdiri di ambang pintu, mengendus-endus, dan berseru lirih, "Ayah, mereka sudah pergi. Nggak apa-apa."Santo masih meringkuk di pojokan.Dia adalah kepala keluarga Lubis, yang berwibawa dan terhormat seumur hidup. Tapi sekarang ... pikirannya sudah tidak jernih lagi dan menghadapi hal semacam ini saja tidak bisa."Ayah!" Yara dengan hati-hati melangkah maju dan menarik lembut pakaian Santo. "Ayah, n

  • Cinta yang Tertukar   Bab 0624

    Yara juga berdiri dan menatap mata Melanie. "Bahkan meski mereka tahu kebenarannya dan menukar kita kembali, mereka tetap akan sangat mencintaimu dengan kasih sayang yang sama.""Melanie, kamu kehilangan dua orang yang paling menyayangimu. Kamu benar-benar nggak menyesalinya?" Yara sedikit emosional."Nggak!" kata Melanie dengan sangat tegas. "Yara, asal kamu tahu, nggak ada kata "menyesal" dalam kamus hidupku. Ambil barang-barangmu dan cepat pergi. Nggak usah ngoceh nggak jelas di sini."Yara menggelengkan kepalanya, mengambil album foto itu dan mengatakan satu hal lagi, "Jaga dirimu baik-baik."Dia keluar dari vila, mengucapkan selamat tinggal kepada Amel, dan segera pergi.Amel kembali ke vila dan melihat Melanie melamun sambil memandangi foto Zaina. Dia bertanya dengan suara kecil, "Bu, kamu juga kangen ibumu?""Dia bukan ibuku." Melanie mengambil foto itu dari dinding dan melemparkannya ke lantai. "Aku nggak kangen dia. Nggak sedikit pun!"Orang yang paling disayangi Zaina semasa

  • Cinta yang Tertukar   Bab 0623

    Setelah kehilangan Santo sekali, Yara dan yang lainnya tidak berani ceroboh lagi, terutama Siska."Rara, aku janji nggak akan membiarkan Paman Santo lepas dari pandanganku."Yara tertawa sambil menggelengkan kepalanya. "Oke, tutup pintunya, dia nggak akan bisa keluar. Aku keluar sebentar."Karena Santo selalu bicara soal menemui Zaina, Yara ingin pergi ke rumah keluarga Lubis untuk mengambil foto-foto Zaina. Dia sudah menelepon Melanie.Sampai di sana, dia melihat Amel sudah menunggunya dari kejauhan."Bibi Rara!" Amel melihat kedatangannya dan langsung berlari menghampiri. "Bibi Rara, kamu di sini."Yara memeluk Amel. "Wah, Amel sudah tambah tinggi dan cantik.""Bibi Rara juga tambah cantik," balas si kecil bermulut manis.Yara membawanya masuk ke dalam vila. Melanie sudah menunggu di ruang tamu."Barangnya di lantai atas, mungkin di kamar mereka." Melanie bangkit dan berjalan ke arah tangga. "Ayo kuantar ke atas.""Terima kasih." Yara meminta Amel bermain sendirian dan mengikuti ke a

  • Cinta yang Tertukar   Bab 0622

    Ini pertama kalinya Amel melihat Yudha berbicara sangat serius dengannya. Wajahnya langsung terlihat takut dan dia berbisik, "Amel kasihan sama Ibu.""Ibumu kenapa?" Yudha berjongkok dan sedikit melunakkan nada bicaranya.Amel menggeleng dan mengulangi, "Ibu kasihan sekali."Yudha tidak bertanya lagi dan mengelus kepala si kecil. "Amel, mungkin suasana hati ibumu sedang buruk. Paman akan menghiburnya, tenang saja.""Terima kasih, Paman." Amel menghela napas dan melanjutkan bermain.Yudha duduk di sofa dan menunggu. Pikirannya terus terbayang penampilan Melanie barusan. Gelagatnya seperti orang mabuk, tapi tidak ada bau alkohol sama sekali di dalam kamar. Bau itu ...Yudha belum pernah merasakan bau seperti itu sebelumnya. Menyengat dan sangat tidak enak.Dia menunggu beberapa saat dan kemudian melihat Melanie turun. Melanie sudah berganti pakaian dan menata rambutnya, nyaris seperti orang yang berbeda, membuat Yudha bertanya-tanya apakah yang dilihatnya tadi itu hanya ilusi."Yudha, ke

  • Cinta yang Tertukar   Bab 0621

    Selama beberapa hari berikutnya, Yara menghabiskan waktu bersama Yola dan Santo di siang hari. Lalu malamnya mengerjakan desain perhiasan bertemakan "Pulau" itu.Tapi, inspirasinya seakan sedang surut dan ide-ide yang dia pikirkan masih kurang memuaskan.Sidang perceraiannya semakin dekat.Di suatu sore, Yudha menerima telepon dari Amel sebelum pulang dari kantor."Paman sedang sibuk?" ucap gadis kecil itu dengan suara manis. "Amel sudah lama nggak ketemu Paman. Paman sedang sibuk bersama adikku ya?"Yudha terdiam. Beberapa waktu telah berlalu sejak Yovian datang ke rumah. Dia memang sudah lama belum bertemu Amel.Sejenak, dia merasa malu. "Paman minta maaf. Malam ini Paman ke rumahmu, oke?""Sekarang saja. Ayo makan di luar bersama Ibu." Amel tertawa usil. "Tapi jangan bilang Ibu. Beri dia kejutan.""Oke." Yudha menjawab ringan.Dia membereskan pekerjaannya sebentar dan segera pergi ke rumah keluarga Lubis. Tak disangka, Amel sudah menunggu di depan pintu."Amel ...""Ssst!" Amel mene

  • Cinta yang Tertukar   Bab 0620

    "Nggak mungkin." Yara berpikir, satu-satunya pria yang dekat dengannya baru-baru ini adalah Felix.Menurutnya, dengan sifat Felix, dia tidak mungkin punya ini seperti ini. Saran dari Gio juga rasanya tidak mungkin sampai ke sini.Dia tidak tahu siapa lagi yang mungkin."Rara, gawat!"Yara tiba-tiba mendengar suara Siska dari belakangnya. Dia buru-buru menutup telepon. "Safira, aku ada urusan mendadak. Sampai di sini dulu ya, terima kasih!""Ada apa?" Dia menatap Siska dengan cemas."Ayahmu ... ayahmu hilang." Siska terengah-engah karena kelelahan. Dia jelas sudah mencari di sekitar untuk mencoba mencarinya sebelum memberi tahu Yara.Suaranya seperti menahan tangisan. "Kami terlalu fokus dengan Yola. Aku nggak tahu sejak kapan ayahmu pergi.""Nggak apa-apa. Tolong jaga Yola dulu, aku akan mencarinya." Yara menenangkan Siska dan segera menelepon polisi.Setelah menelepon polisi, dia menelepon Felix dan Gio."Oke, jangan khawatir, kami akan membantu mencari." Felix menenangkan Yara dan me

  • Cinta yang Tertukar   Bab 0619

    Keesokan harinya setelah sarapan, cuaca di luar sangat cerah. Yara ingin mengajak Yola dan Santo berjalan-jalan."Aku ikut juga." Siska melambaikan kedua tangannya. Reaksi kehamilannya sudah jauh membaik akhir-akhir ini. Usia kandungannya sudah lima minggu.Yara meminta pengasuh memakaikan baju kepada Yola sementara dia pergi membantu Santo."Ayah, ganti baju dulu, lalu pergi jalan-jalan, oke?""Jalan-jalan?" Santo berpikir sejenak, "Ketemu Zaina?"Hati Yara terasa pilu. Dia hanya bisa berbohong, "Ya, jalan-jalan, menemui ibuku. Ayo Ayah, aku bantu pakai baju.""Oke, ketemu Zaina, ketemu Zaina ..." Santo terus bergumam dan segera berganti pakaian.Mereka turun ke bawah dan pergi ke lapangan kompleks. Yola di dalam kereta dorong bayi. Mata lebarnya berkedip-kedip, melihat ke mana-mana penuh rasa ingin tahu.Yara awalnya khawatir anaknya terlalu kecil untuk dibawa keluar. Tapi pengasuhnya mengatakan bahwa Yola tumbuh dengan sangat baik. Cuacanya sedang bagus, tidak terlalu dingin dan tid

DMCA.com Protection Status