Share

Bab 0145

Saat Yara sampai di vila, Yunita baru saja menyiapkan makan siang.

"Nyonya pulang?" Yunita tampak sangat gembira. "Nyonya sudah makan siang? Mau makan bersama Tuan?"

"Aku sudah makan." Yara membuang muka dengan susah payah dan menatap Yudha, "Aku tunggu di ruang tamu."

"Duduk sini, makan dulu," ucap Yudha dengan nada memerintah.

"Oke." Yara memang lapar, dan masakan Bibi Yunita sangat enak. Dia memang agak kehilangan.

Dia meletakkan barang-barangnya, duduk di hadapan Yudha, dan segera mulai makan.

Dia benar sedang lapar.

"Makan pelan-pelan, nggak punya etika." Yudha menggerutu lagi.

Yara menggembungkan pipi dan memelototinya. Yudha benar-benar seperti robot tanpa emosi, tanpa nafsu manusia normal sama sekali.

Berbeda sekali dengan Tanto.

Orang seperti Tanto hanya mementingkan keinginannya sendiri dan sama sekali tidak menganggap orang lain sebagai manusia.

Yara jadi berpikir, orang berdarah dingin seperti Yudha bersikeras ingin menikahi Melanie adalah sesuatu yang cukup membuat heran.

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status