Hampir setiap waktu senggang, Zhu Yui akan mengunjungi rumah keluarga Avery, sekarang, intensitas pertemuannya dengan nyonya Avery Ayana lebih banyak dari pada dengan kekasihnya sendiri. Tidak hanya pada akhir minggu, ia juga berkunjung setiap ia bisa. Kadang akan menghabiskan waktu seharian, kadang juga hanya beberapa menit. Ini sudah menjadi rutunitas untuk Yui, ia sudah terbiasa. Untuk perlakuan nyonya Avery padanya akhir-akhir ini mengalami peningkatan— walau tidak begitu signifikan, seperti minggu itu ia harus kembali ke kota C. Jadi selama seminggu penuh ia tidak mengunjungi nyonya Avery, dan seminggu kemudian ketika ia kembali ke kota B dan menemui sang nyonya, kata pertama yang ia dengar adalah, "kau kembali? aku pikir kau sudah menyerah." "Anda tidak perlu khawatir, aku orang yang sulit untuk menyerah." jawab Yui. Sang nyonya kemudian kembali pada kegiatannya— membaca, dan Yui duduk tidak jauh darinya, kadang ia akan berusaha untuk menciptakan pembicaraan singkat, sayangnya
Di awal bulan Februari, semua menjadi semakin sibuk. Interview majalah yang ia lakukan dengan Clee berjalan dengan sangat baik, walaupun belum terbit sepenuhnya, hanya dengan menyebarkan beberapa poto cooming soon di akun media sosial, dalam sekejap pengikut majalah mereka naik dengan cepat. Ini membuktikan betapa besarnya mengaruh Clee dalam masyarakat. Bersamaan dengan itu, hari yang diwanti-wanti juga semakin dekat. Hari yang akan menentukan apakah akan ada perubahan atau tidak, semua tergantung kepada berapa banyak keluarga kelas atas yang menanda tangani perjanjian. Sore itu, Yui berjalan menuju pintu besar rumah keluarga Avery. Berminggu-minggu datang dan pergi, sekarang ia sudah menganggap rumah itu seperi rumahnya sendiri. Iapun tidak tahu dari mana ide itu berasal. Seperti sudah sangat mengenal Yui— para pelayan juga memperlakukannya seperti tamu reguler tanpa memandang nama yang ia punya— mungkin malah terlihat seperti salah satu tuan rumah itu. Mereka menyambut Yui dengan
Cahaya matahari pagi mengintip dari balik tirai putih yang tergerai menutupi jendela. Bau harum semerbak, terbawa oleh angin yang masuk dari ventilasi udara. Zhu Yui— seorang wanita 26 tahun membuka matanya, tubuhnya sudah otomatis terbangun, sudah terbiasa dengan rutinias hariannya. Jam di ponselnya sudah menunjukkan pukul tujuh pagi, mengumpulkan kesadarannya, ia kemudian bangun dan membuka tirai jendela itu. Kamarnya yang menghadap langsung ke arah cahaya matahari pagi membuat matanya silau, pemandangan biasa yang selalu ia temukan hari ini jauh lebih indah dari pada biasanya— musim semi sudah datang, bunga-bunga sudah bermekaran. Jalanan di penuhi dengan kelopak bunga yang berguguran, bau harum memanjakan penciuman. Ponselnya berbunyi, pesan dari sang kekasih baru saja ia terima. [Sekretaris Ray akan menjemputmu pukul delapan, kita akan bertemu nanti sore, ok.] tulis sang kekasih dengan mengirimkan emoji love padanya. [Kau tidak perlu merepotkan sekretatis Ray. Hari ini cuaca sa
Cahaya matahari pagi mengintip dari balik tirai putih yang tergerai menutupi jendela. Bau harum semerbak, terbawa oleh angin yang masuk dari ventilasi udara. Zhu Yui— seorang wanita 26 tahun membuka matanya, tubuhnya sudah otomatis terbangun, sudah terbiasa dengan rutinias hariannya. Jam di ponselnya sudah menunjukkan pukul tujuh pagi, mengumpulkan kesadarannya, ia kemudian bangun dan membuka tirai jendela itu. Kamarnya yang menghadap langsung ke arah cahaya matahari pagi membuat matanya silau, pemandangan biasa yang selalu ia temukan hari ini jauh lebih indah dari pada biasanya— musim semi sudah datang, bunga-bunga sudah bermekaran. Jalanan di penuhi dengan kelopak bunga yang berguguran, bau harum memanjakan penciuman. Ponselnya berbunyi, pesan dari sang kekasih baru saja ia terima. [Sekretaris Ray akan menjemputmu pukul delapan, kita akan bertemu nanti sore, ok.] tulis sang kekasih dengan mengirimkan emoji love padanya. [Kau tidak perlu merepotkan sekretatis Ray. Hari ini cuaca sa
"Apa aku terlambat?" Xian Mika, seorang gadis 26 tahun yang menggunakan gaun dress cantik berwarna baby blue menghampiri seorang pria yang sudah sangat familiar untuknya dari belakang. Bingkai kacamatanya berwarna senada dengan dress yang ia gunakan, rambutnya ia biarkan tergerai indah— sesuatu yang sangat jarang ia lakukan. Mika tidak perlu melihat wajah sang pria, hanya dari punggungnya ia sudah tahu jika pria itu adalah kekasihnya. "Kau hampir saja terlambat. Dari tadi Yui bertanya tentangmu." Blue Evander, yang entah sengaja atau tidak juga menggunakan dasi baby blue hari itu. Tubuhnya yang tinggi dan kekar dibalut oleh kemeja putih dan jas navy, merangkul wanita cantik berkacamata di sebelahnya untuk lebih dekat darinya, tetapi, Mika langsung menepis tangan itu dari pinggangnya. "Apa kau tidak lihat banyak orang di sini?" Dengan enggan Evan melepaskan pinggang kekasihnya, apa salahnya banyak orang? Orang lain juga membawa pasangan mereka dengan mesra. Kemudain ia ingat jika kek
Di sudut ruangan, Aiden sedang meyambut tamu undangan, lalu ia juga melihat Evan dari sudut matanya sednag bersama Hinode Tsuyo yang memamaerkan putri kecilnya yang lucu kepada teman-teman mereka. "Seriously, apa yang ditunggu oleh si biru itu? Lihatlah aku dan Hinode, walaupun bukan pilihna yang patut untuk di tiru, setidaknya sekarang kami bahagia bersama putri kami. Kami bahkan berniat untuk menambah anak satu atau dua lagi." Winter Vallery yang juga duduk bersamanya, berkomentar, untuk pernikahan Yui ia dan Hinode rela terbang dari USA ke sini. "Aku bahkan tidak percaya saat Yui mengatakan akan menikah dengan Aiden, bayangkan itu! Avery Aiden menikahi Zhu Yui, bukan menikah rahasia atau kabur keluar negeri sepertiku, namun sebuah pernikahan yang benar-beanr dirayakan, aku terkejut meilihat nyonya Ayana juga di sini." "Aku sudah memperingatkanmu bahwa akan ada ibu- nyonya ayana juga. Kau bersikeras untuk datang." "Kau gila? Bagaimana mungkin aku tidak datang di acara eprnikahanm
Selama seminggu penuh, Blue Evander harus pergi ke luar kota untuk perjanlanan bisnis. Setelah tingakatan sosial di hapuskan, perlahan-lahan semua orang mulai terbiasa dengan persamaan sosial yang sudah diterapkan. Perlahan-lahan sekitarnay terasa lebih baik sekarang. Akan tetapi, hal yang menjadi kegelsahaannya bukan masalah tingkatan sosial yang sudah dihapuskan, melainkan kata-kata sang kekasih saat sebelum ia berangkat. 'Cepatlah kembali, aku ingin bicara padamu dan menunjukkan bahwa kau tidak perlu menggung semuanya sendiri. Aku adalah wanita yang tangguh.' Kurang lebih Mika mengatakan itu. Evan meminta Mika untuk mengatakan apa yang ingin ia bicarakan dengannya, namun sang kekasih saat itu malah menggeleng sambil tersenyum licik. Tidak bisa dibairkan, hatinya menjadi tidak nyaman selama perjalan ini. Selama seminggu, Xian Mika mengabaikannya, tidak menbalas pesannya walaupun sang wanita sudah jelas membaca pesan yang ia kirim, bukan hanya itu, wanita berkaca mata itu bahwa men
Sejak kecil orang-orang selalu memujinya. Ia tidak pernah melihat wajah sang ibu yang meninggalkannya selamanya sejak kelahirannya, ia juga sangat jarang melihat wajah sang ayah yang merupakan seorang pria tersibuk menurutnya. Ia hidup dengan banyak relatif. Jika hari ini ia tinggal bersama kakek dan nenek, maka besok ia akan tinggal bersama bibi Clorine, atau pakai Carly, terkadang ia juga tinggal bersama sepupunya Cyntia dan Clara terkadang ia akan pulang ke rumah paman Carles sepulangnya dari sekolah, atau bibi Ayana akan membawanya untuk tinggal bersamanya. Angela Clee yang terlahir dari keluarga cabang keluarga Angela mendapatkan perlakuan berbeda dari sepupunya yang lain. Tidak seperti yang lain, dari keluarg cabang hingga kelaurag inti Angela menyukainya. Jika kalian bertanya kenapa, maka ia akan menjawab karena mereka mengasihinya. Ia sudah mendapatkan ucapan dan tatapan kasihan itu sejak ia belum mengerti apa itu kasihan, ia bahkan belum bisa mengerti ketika orang-orang men