A/N: di chapter selanjutnya, kita akan kembali ke masa depan! Terimakasih untuk yang sudah mengikuti sampai chapter ini :)
Dering alarm yang berbunyi nyaring menyadarkannya. Seorang wanita yang bergelung di atas tempat tidur membuka matanya, duduk dengan malas, ia mendesah panjang ketika harus bangun dari tempat tidur itu. Padahal waktu tidurnya sudah sangat cukup, kenapa tubuhnya berkali-kali terasa lebih berat? Mengingat lagi mimpinya, itu bukanlah sebuah mimpi melainkan sebuah kenangan yang jujur mulai mengabur di dalam ingatannya. Kini hadir kembali— dan sangat jelas, seperti memori yang terjadi belum lama ini. Masa SMA nya adalah masa yang paling berkesan di dalam hidupnya— terkhusus saat ia berada di kelas tiga, tangis, tawa, haru, bahagia, bercampur menjadi satu, hanya saja salah satu bagian yang terasa begitu sakit membuatnya sedikit trauma dan ingin melupakan semua kenangan yang terjadi saat itu. Namun kini, setelah bertahun-tahun, rasanya ia sedikit egois dan kekanakan— untuk harus melupakan kenangan indah bersama teman-temannya hanya karena satu kenangan. Seharusnya ia hanya menghapus yang b
Mendekati jam pulang, tidak sedikit karyawan yang masih berada di kantor, hingga masih banyak karyawan yang belum terlihat bersiap-siap untuk pulang. Salah satunya adalah Yui, meskipun jam sudah menunjukkan pukul lima sore dan dua meja disebelahnya sudah kosong, gadis berwajah teduh itu masih betah berada di sana, mengerjakan pekerjaan yang tertunda.Ketika ia sadar akan waktu, jam sudah menunjukkan pukul 9 malam. Meskipun bukan satu-satunya orang yang tersisa, keadaan kantor jauh lebih sepi dan sunyi dari siang hari. Ini adalah hal lumrah juga sering Yui temui selama pengalamannya bekerja.Yui menguap seraya merenggangkan tubuhnya. Untung saja besok adalah akhir pekan. Ia bisa tidur hingga siang untuk mengembalikan tenaganya yang sudah terkuras.‘Tuk Tuk Tuk.’Langkahnya bergema di lorong perusahaan yang sduah sangat sepi. Lampu di atasnya berkedip beberapa kali, mungkin ia harus melaporkan hal ini sebelum lampu ini membuat keadaan di lorong ini semakin mengerikan.Yui berdiri di de
Akhir pekan berlalu seperti angin dingin yang ia rasakan pagi ini. Sekarang sudah senin lagi hingga Zhu Yui harus kembali ke rutinitas hariannya. Kadang ia merasa jenuh dengan kegiatan harian yang terasa monoton ini, bangun pagi, menuju kantor, pulang, tidur, lalu bangun lagi, pergi kerja, begitu setiap harinya. Kadang ia sering berpikir, mungkin ia bisa libur atau sebagainya, namun semua itu ia urungkan karena gadis itu ingat jika dirinya butuh uang. Bukan hanya untuk dirinya, tetapi juga untuk seluruh anggota keluarganya.Sesampainya di kantor, semuanya terasa sangat normal. Beberapa rekannya yang sudah mulai bekerja, yang lainnya masih menyeduh kopi, atau yang baru datang dengan senyuman hingga wajah kusut di pagi ini.Seperti biasa, Yui langsung duduk di mejanya. Ada pekerjaan yang harus ia selesaikan, ada berita yang harus ia tulis.“Pagi Yuiyui.” Freya datang dengan wajah mengantuk. Gadis cantik itu membawa dua cup kopi di tangannya, dan menyerahkannya satu kepada Yui. “terima
Tiga hari kemudian, Zhu Yui berdiri di tengah bandara menatap jadwal keberangkatan yang terpampang seperti anak hilang. Koper dan ransel ia genggam erat di tangan kanan, sedangkan tangan kirinya memegang tiket yang masih tidak lepas dari tatapannya.Hari ini adalah jadwal keberangkatannya ke kota K, ini juga kali pertamanya menaiki pesawat. selama ini Yui selalu bepergian keluar kota menggunakan bus. Kelas sosial yang rendah bahkan tidak mengijinkannya untuk menginjakan kaki di sini. Apa lagi untuk bisa naik pesawat.Yui pergi dengan salah satu kemeramen senior bernama Kevin, tenang, kompeten dan tidak banyak bicara. Dari balik maskernya, kevin berkata, “kita masih perlu menunggu beberapa staff lagi sebelum berangkat.” Yui mengangguk. Perjalanan kali ini adalah perjalanan penting bagi perusahaan. Mereka semua berangkat menuju kota K. Yui dengar beberapa karyawan Future dari berbagai bidang juga diundang sebagai tamu. Kabarnya penerbangan kali ini khusus untuk semua tamu dan karyawan F
Niatan awal Zhu Yui untuk menghindari Avery Aiden yang merupakan boss di perusahaan tempatnya bekerja dan juga mantan kekasihnya di SMA pupus sudah. Bukannya menghindar, Yui malah terjebak dengan sang atasan.Dengan dalih bahwa Yui harus menulis berita tentang sang presdir, Aiden memutuskan Yui harus ikut bersamanya naik pesawat pribadi sang presdir. Walaupun menolak dengan cara apapun namun masih tidak berhasil. Pada akhirnya Yui masih harus mengikuti sang Presdir dari belakang, tidak mengindahkan tatapan dan pandangan iri dari orang-orang yang melihat mereka pergi. “Sangat beruntung,” kurang lebih begitulah yang staff lainnya pikirkan.Sayangnya ini bukanlah keberuntungan, Yui menganggap ini adalah awal nasip buruk yang mungkin saja sudah menunggunya. Apakah ia harus segera resign? Tetapi mencari pekerjaan di negara ini sangat sulit, apalagi kalau dari kalangan kelas bawah. Jika Yui berhenti maka sama saja dirinya tidak bersyukur. Banyak orang lain yang t
Yui terbangun dari mimpinya. Bukan, itu bukan mimpi. Itu adalah kenangan delapan tahun lalu dan sudah terkubur di sana selama 8 tahun. Satu persatu kenangan itu kembali kepermukaan semenjak ia bertemu lagi dengan Aiden. Yui menguap dan merengganggangkan tubuhnya beberapa detik. Kemudian ia ingat jika saat itu sedang berada di atas pesawat. Ketika membuka mata, wajah Aiden adalah hal pertama yang ia lihat. “Presdir.” ujar Yui dan merapikan duduknya. Yui memutuskan untuk profesional— membuang juah-jauh masa lalu mereka dan meninggalkannya di masa lalu. Ketika Yui menoleh, ia tidak melihat bagaimana wajah Aiden yang berubah mendengar panggilan darinya. “Maaf aku tertidur.” ucap Yui lagi. “Hmm.. tidak apa.” Diam dan hening. Ini terasa lebih mengganggunya bagi Yui. Apalagi dari sudut matanya, Yui bisa merasakan Aiden yang terus memperhatikannya. Yui mengeluarkan buku catatan kecil dari tasnya, “Presdir, maaf atas ketidak sopananku, tetapi aku butuh pendapat anda untuk berita Future
Hari pertama acara besar perusahaan Future telah dimulai sejak dua jam yang lalu. Di hari pertama bertujuan untuk penggalangan dana sebelum nantinya didonasikan ke beberapa tempat yang membutuhkannya. Acara di isi oleh artis-artis Future yang saling menunjukkan kebolehan mereka dalam beberapa cabang olah raga.Tentu saja hal ini menarik banyak perhatian khalayak— terutama para penggemar yang sengaja datang ke kota K untuk melihat aksi idola mereka.Yui— gadis kalangan bawah duduk manis di sebeleh seniornya Kevin yang tidak henti memotret setiap momen pada perlombaan yang sedang berlangsung. Tidak kalah sibuknya, Yui juga mencatat berbagai hal menarik pada note yang selalu ia bawa.“Kau masih menggunakan buku catatan? Zaman sekarang sudah modern.” ujar Kevin melirik kegiatan Yui dari sudut matanya. Yui tersenyum menanggapi, “aku lebih nyaman seperti ini. Beberapa hal kadang tidak bisa dihilangkan.”“Kau mengatakan jika dulu tergabung dalam klub jurnlis bukan?” tanya pria itu lagi— masi
Melihat keributan, salah satu pelayan restauran menghampiri mereka. “Apa ada masalah?” tanya sang pelayan. Wanita yang tiba-tiba saja datang dan menyerang Yui beserta Woonie adalah yang pertama berbicara. Saat bicara, ia terdengar sangat menggebu-gebu, apalagi ia melihat pelayan itu hanya kelas menengah, dengan kepercayaan tinggi yang besar, wanita itu menyerang Yui lebih lanjut. “Aku ingin makan di sini. Tetapi tidak ada lagi tempat. Kau harus mengusir dua orang kelas bawah ini dari sini!" Perintahnya. Si pelayan nampak kebingungan. Ia melihat ke arah Yui dan sang wanita secara bergantian. “Nona, maafkan keteledoran kami yang tidak menginformasikan kepada anda bahwa restaurannya sudah penuh.” sang pelayan membungkuk. “Sayangnya aku tidak bisa mengusir tamu yang membayar. Anda bisa menunggu jika anda mau.” pelayan itu menjelaskan dengan perlahan. Tentu saja Yui tidak akan sembarangan memasuki sebuah restauran jika restauran itu hanya menerima pengunjung dari kalangan atas. Teman-tema
Beberapa menit kemudian, pintu ruangan itu terbuka dan kali ini benar-benar Yui dan Aiden yang datang. "Kau sudah lama?" tanya mereka berdua kompak. Clee melirik beberapa gelas dan piring kecil kosong di atas meja. Aiden mengangguk. "Kami sudah mendapatkan video fullnya. Orang yang mengambil video itu mengaku Evelyn menyuruhnya untuk merekam semau kejadian semenjak ia berbicara padamu. Lalu menggunakan bagian yang menyudutkanmu." jelas Aiden tanpa basa-basi. Clee yang sudah dipenuhi dengan kekacauan selama seminggu belakangan mengeluarkan seluruh kata-kaa kasarnya yang ditujukan kepada Baryl Evelyn. "Video fullnya juga sanagt jelas, pembicaraan kalian berdua terdnegar dengan jelas." "Evelyn menggunakan pengeras suara." jelas Yui. Lagi, umpatan keluar dari bibir merah Angela Clee. "Kita bisa menggunakan video ini untuk menuntut Evelyn, tetapi, apa kau bersedia untuk menggunakan video ini? Seluruh orang bisa melihatnya." tanya Aiden hati-hati. Clee yang paham maksud dang Presdir ta
Beberapa menit kemudian, pintu ruangan itu terbuka dan kali ini benar-benar Yui dan Aiden yang datang. "Kau sudah lama?" tanya mereka berdua kompak. Clee melirik beberapa gelas dan piring kecil kosong di atas meja. Aiden mengangguk. "Kami sudah mendapatkan video fullnya. Orang yang mengambil video itu mengaku Evelyn menyuruhnya untuk merekam semau kejadian semenjak ia berbicara padamu. Lalu menggunakan bagian yang menyudutkanmu." jelas Aiden tanpa basa-basi. Clee yang sudah dipenuhi dengan kekacauan selama seminggu belakangan mengeluarkan seluruh kata-kaa kasarnya yang ditujukan kepada Baryl Evelyn. "Video fullnya juga sanagt jelas, pembicaraan kalian berdua terdnegar dengan jelas." "Evelyn menggunakan pengeras suara." jelas Yui. Lagi, umpatan keluar dari bibir merah Angela Clee. "Kita bisa menggunakan video ini untuk menuntut Evelyn, tetapi, apa kau bersedia untuk menggunakan video ini? Seluruh orang bisa melihatnya." tanya Aiden hati-hati. Clee yang paham maksud dang Presdir ta
Tidur seharian, sorenya Clee terbangun dengan kondisi yang lebih baik. Moodnya mulai membaik dari tadi pagi- apa lagi semalam, serta tubuh yang menjadi lebih ringan dan segar. Sibuk setiap hari sebagai pembisnis, sepertinya ia juga butuh liburan. Hujan di luar juga sudah reda, meninggalkan udara lembab dan bau basah yang sangat segar. Wnaita cantik berambut pirang itu memeerikasa ponsel yang sudah ia abaikan sejak tadi. Ia mencoba menghidupkan ponselnya, namun layar di depannya masih gelap. Ia pun mengambil charger untuk mengisi daya ponsel mahal keluaran terbaru itu. Ketika turun dari lantai dua, ia langsung berhadapan dengan Zhu Yui yang duduk santai di ruang keluarga. "Hei, kau sudah sampai!" ujar Clee segera menuju Yui yang beralih dari tablet silvernya setelah mendneagr suara Clee. "Kami sampai dua jam yang lalu, tetepai kau masih tidur." Clee mengangguk dan duduk di samping Yui. Ia menghidupkan televisi, menacari film animasi kesukaannya. Di saat Clee sedang fokus dengan fil
Tidur seharian, sorenya Clee terbangun dengan kondisi yang lebih baik. Moodnya mulai membaik dari tadi pagi- apa lagi semalam, serta tubuh yang menjadi lebih ringan dan segar. Sibuk setiap hari sebagai pembisnis, sepertinya ia juga butuh liburan. Hujan di luar juga sudah reda, meninggalkan udara lembab dan bau basah yang sangat segar. Wnaita cantik berambut pirang itu memeerikasa ponsel yang sudah ia abaikan sejak tadi. Ia mencoba menghidupkan ponselnya, namun layar di depannya masih gelap. Ia pun mengambil charger untuk mengisi daya ponsel mahal keluaran terbaru itu. Ketika turun dari lantai dua, ia langsung berhadapan dengan Zhu Yui yang duduk santai di ruang keluarga. "Hei, kau sudah sampai!" ujar Clee segera menuju Yui yang beralih dari tablet silvernya setelah mendneagr suara Clee. "Kami sampai dua jam yang lalu, tetepai kau masih tidur." Clee mengangguk dan duduk di samping Yui. Ia menghidupkan televisi, menacari film animasi kesukaannya. Di saat Clee sedang fokus dengan fil
Semakin malam, acara yang semula hanya minum, makan dan bercengkrama sudah berubah menjadi pesta dengan musik keras dan lampu warna-warni. Para tamu yang sudah berumur telah pulang, sekarang tersisa mereka 'anak-anak muda' yang merayakan pesta. Aiden dan Yui sudah menghilang, mungkin mereka sudah pulang atau menikmasti persta di kamar lain hotel, begitu pula teman barunya Xian Mika yang ditarik pergi oleh Blue Evander. Kini tinggallah Clee sendiri, duduk di salah daru sofa di sudut ruangan, seorang diriw alaupun ada beberapa pria yang mendekat, ia mengusir mereka dengan cepat. Hanya karena ia iri dnegan teman-teamnnya yang menghilang dnegan pasangan masing-masing, bukan berarti ia menerima setiap lelaki yang mendekat padanya. Ia akan pulang setelah minumannya habis. Itu adalah rencananya sayangnya tubuhnya sudah terlalu nyaman untuk bergerak. Sedang asik menikkmati waktunya sendiri, seseroamg datang menghampiri, Clee mengangkat kepala dan berdecak eksal melihat siapa yang datang, Bi
Semakin malam, acara yang semula hanya minum, makan dan bercengkrama sudah berubah menjadi pesta dengan musik keras dan lampu warna-warni. Para tamu yang sudah berumur telah pulang, sekarang tersisa mereka 'anak-anak muda' yang merayakan pesta. Aiden dan Yui sudah menghilang, mungkin mereka sudah pulang atau menikmasti persta di kamar lain hotel, begitu pula teman barunya Xian Mika yang ditarik pergi oleh Blue Evander. Kini tinggallah Clee sendiri, duduk di salah daru sofa di sudut ruangan, seorang diriw alaupun ada beberapa pria yang mendekat, ia mengusir mereka dengan cepat. Hanya karena ia iri dnegan teman-teamnnya yang menghilang dnegan pasangan masing-masing, bukan berarti ia menerima setiap lelaki yang mendekat padanya. Ia akan pulang setelah minumannya habis. Itu adalah rencananya sayangnya tubuhnya sudah terlalu nyaman untuk bergerak. Sedang asik menikkmati waktunya sendiri, seseroamg datang menghampiri, Clee mengangkat kepala dan berdecak eksal melihat siapa yang datang, Bi
"Aku dan Aidne akan berusaha utnuk mengahpus berita yang ada, ok. Maaf telah membuatmu tidak nyaman." Yui meminta maaf karena telah membuat Clee kerepotan. Karena ini semua adalah karena kesalahan mereka. Clee sudah menjadi sorotan media sejak pertunangannya dengan Aiden dilakukan. Orang-orang akan emmansukan namanya, terus menyebut tentang Clee setiap kali dirinya dan Aiden terlihat bersama. Jika Clee marah, maka Yui akan menerima kemarahan itu dengan lapang dada. Ia juga sudah berhutang banyak permintaan maaf kepada wanita itu. "Hmm.. aku menyerahkan semuanya padamu dan Aiden." dari balik panggilan Yui menangguk. Mengendalikan emdia tidak akan sulit bagi Future. Salahnaya juga baru bertindak sekarang. Yui pikir Clee sudah mematikan panggilan telepon mereka, tetapi panggilan masih terhubung. "Clee, apa kau masih di sana?" "Aku sudah berpikir beberapa hari ini. Yui, apa kau pikir aku benar-benar cocok untuk menjadi artis. Tidak pernah terlintas di dalam pikiranku untuk menjadi seor
"Jadi, apa kau bersedia menerima tawaranku?" tanya Aiden setelah kembali ke pembicaraan awal. Meletakkan sondok di atas piring, Clee duduks ambil bersandar pada kursi, ia melipat tangannya dengan pandangan lurus kepada Aiden, "kita sedang berbicara bisnis, jadi aku ingin bertanya, apa keuntungan tuntukku menjadi artis di perusahaanmu?" hanya keran Aiden adalah temannya, ia akan setuju begetu saja, ia juga eprlu menganalisa keuntungan apa yang bisa diberikan Aiden untuknya. "Aku hanya melihat keuntungan dari pihakmu, tetapi aku tidak tahu apa yang bisa aku dapatkan dari taearanmu. Aku punya latar belakang sehingg kau tidak perlu mencari sponsor untukku. Selain itu aku juga punya dirimu untuk mendukung, aku tidak melihat itu menguntungkan bagiku." point pertama Clee. "Aku sudah terkenal, jadi perusahaannmu tidak perlu susah payah untuk mempromosikanku. Pada akhirnya aku yang membawa uang untuk kelian, bukan sebaliknya." wanita cantik itu menunjukan tiga jarinya. "Ketiga, aku sduah m
Tidak banyak yang tahu tetapi Aiden benar mengenai hobinya. Ia menemukan dirinya menyuikai seni lebih dari yang ia duga. Dulu saat sekolah menengah pertama ia mengambil kelas lukis dan tari sebagai ekstrakurikuler. Saat SMA, privat school tempatnya bersekolah memiliki club tari yang terkenal, jadi ia fokus pada tari ia juga ikut dalam kelompok cheerleader untuk pertunjukan turnamen musim panas tingkat nasional. Setelah tamat dari SMA, ia masih sering menari namun rasa ingin tahunya tidak berhenti sampai di sana, salah saorang sahabatnya mengajaknya untuk bergabung dalam klub teater, mereka bilang selain berakting, mereka juga menari dan menyanyi, meskipun awalnya hanya untuk mengisi luang dari tugas kuliah yang menumpuk, hingga sepanjang waktu berjalan Clee sangat menyukai waktu yang ia habiskan saat di klub. Mungkin tidak sampai pada tingkatan profesional, tetapi saat tampil ia sering menjadi pemeran utama. Alasan utama ia terpilih karena ia populer dan cantik, mereka akan menadapat