“Apa coklat itu akan berubah menjadi emas saat kau memandanginya seperti itu?” Vallery ikut duduk di sebelah Yui, melipat kakinya dan memandangi kotak cokelat yang tergeletak tidak tersentuh di atas meja. Sejak ia datang yang ia temui adalah Yui yang tidak beralih dari kotak di depannya, bahkan teman sekamarnya itu tidak menyahut saat disapa.
“Vall, apa yang harus aku lakukan?”
“Apanya?” tanya Vallery balik.
“Saat ini perasaanku sangat campur aduk bahkan moodku juga tidak menentu.” Vallery melihatnya dengan tatapan, ‘apa aku terkejut? Tidak, aku sudah biasa dengan sifatmu yang itu.’
“Apa kua tahu siapa yang memberikan cokelat ini untukku?” Vallery menginspeksi kotak di atas meja, merk terkenal, merk ini hanya memiliki satu toko yaitu di kota D, dan harganya juga sangat mahal, Hinode Tsuyo yang merupakan kalangan menengah saja masih perlu berpikir dua kali untuk membelinya, belum lagi
Blue Evander berada di peringkat ke dua sekolah dan peringkat pertama di kelasnya. Tidak begitu jelas namun ia mendengar Evander berbicara dengan Mika di antara banyaknya murid yang juga berada di sana, melihat hasil ujian mereka. “Sudah aku katakan padamu, mata empat. Aku lebih pintar darimu.” “Oh ya? Kita lihat saja saat ujian akhir nanti!” Sejak kapan mereka berdua menjadi akrab? Vallery berada di peringkat 16 di sekolah dan 10 di kelas, untuk murid atletik dia sudah sangat bagus. Yui memberikan jempolnya pada sahabatnya itu. “Waw! Aku diperingkat 100! kau lihat itu? 100! dari 220 murid, aku berada di peringkat 100! bukankah aku luar biasa? aku termasuk setengah yang pintar!” walaupun dia berdiri entah dimana bersama teman-teman tim baseballnya yang lain, suara Hinode masih menghantui mereka. Berada di peringkat seratus untuk Hinode Tsuyo yang lebih senang berlari keliling lapangan 100 kali dari pada menyelesaikan 10 soal matematika itu ada
“Kau sudah mendorongku dan membuat kameraku jatuh.” jawab Yui tajam, ia mengecek kameranya apakah rusak atau tidak.“Hah, apa itus alahku? Kau yang berdiri di sini seperti orang kampungan,” ia memutar bola matanya. “Hanya karena sekarang kau selalu berada di dekat Aiden kau merasa sudah sangat hebat hingga aku tidak boleh mengenaimu?”“Floira, kau mengenainya? Ah…” tutur gadis lain yang berada di sekitar sana.“Kau harus segera mengganti bajumu dan membakarnya! Aih… bersentuhan dengan kaum kelas bawah ini, ah…” timpal yang lainnya. Mereka menjadi berkerumun karena ia menarik perhatian.“Ah, kau benar. Apa aku perlu mandi lagi? Aku pikir aku mencium bau gadis gila ini menempel padaku.”Tidak habis pikir dengan para kelas atas ini, Yui mengubur dalam-dalam perasaan jengkel yang ada di hatinya. Ini sudah biasa, dianggap sampah oleh para kelas atas sudah menjad
Hari ini adalah hari pembukaan dan masih tidak banyak pertandingan yang berlangsung hari ini. Vallery yang notabennya adalah wakil ketua klub Volly putri bahkan menghadiri acara pembukaan sebagai penonton biasa, “kami akan bertanding lusa, selama ada kapten, aku tidak perlu panas-panasan berdiri di tengah lapangan.” jawabnya ketika Yui bertanya apakah dia sudah mendapat jadwal pertandingan untuk timnya.Beruntung mereka datang lebih awal. Masih banyak tempat yang kosong, sehingga ia masih bisa memilih tempat strategis untuk menyaksikan acara pembukaan. Perlahan-lahan, kursi-kusri kosong itu mulai terisis seiiring berjalannya waktu. Acara pembukaanpun dimulai ketika waktu yang telah ditentukan datang. Acara dibuka oleh menteri oleh raga dan pendidikan. Setelah serangkaian acara yang telah disiapkan, perasaan yang ia rasakan saat itu seperti menyaksikan sebuah acara besar, dia sangat excited dan bersemangat, apalagi ketika layar besar stadion menyorot Weilai Interna
Ini adalah pertandingan yang menegangkan, berdasarkan analisis Vallery, Cloiy dan Ran yang notabennya adalah penikmat olahraga dan sangat paham seluk beluk sejarah dan sepak terjang klub baseball sekolah mereka, mengatakan di atas kertas, sekolah mereka jauh lebih unggul dari tim lawan, namun entah bagaimana sudah beberapa inning berlalu, skor di papan skor masih sama-sama kosong.“Pertandingan pertama akan selalu lebih menegangkan dari pertandingan selanjutnya, kecuali final yang memiliki ketegangan yang berbeda, namun poinnya adalah, mereka terlalu tegang dan tidak leluasa seperti biasa.” Dimata Yui yang baru mengenal olah raga khususnya baseball selama dua tahun, tidak ada yang salah dengan permainan tim yang selalu membuatnya terpesona itu.“Ditambah dengan euforia penonton yang datang, dengan jumlah penonton sebanyak ini, bertanding tepat setelah upacara permbukaan, penonton pasti sangat menginginkan pertandingan yang luar biasa, namun mereka mal
Setelah pertandingan selesai, Yui mewawancarai pelatih dan semua pemain. Beberapa pemain mengakui jika mereka belum memberikan penampilan terbaik untuk pertandingan pertama ini, grogi, nerveous, dan lain sebagainya. Tidak ada seorangpun yang menyalahkan anggota tim yang lain, mereka mengatakan bahwa mereka di sana sebagai tim, jika ada satu anggota yang jatuh dan merasa drop yang membuat mereka kalah, maka itu semua adalah kesalahan seluruh tim karena tidak bisa mengembalikan pertandingan terbaik rekan mereka. Ketika Yui mewawancarai Evan, dengan keangkuhan dan kesombongan yang menjadi ciri khasnya, dia menjawab, “aku menyadari kesalahanku di inning awal pertandingan. Kau sebagai penonton tidak akan tahu bagaimana tekanan seorang pitcher saat dilapangan.” Yui yang sepertinya sudah sangat terbiasa dengannya, menjawab, “kau sudah menjadi pitcher utama yang mengikuti banyak pertandingan, dan kau masih melakukan kesalahan tidak berguna seperti ini, aku rasa sudah selayaknya kau di ganti
Musim panas masih belum berakhir dan masih banyak pertandingan yang harus mereka hadapi. Di pertandingan selanjutnya, tim baseball berhasil melewatinya dengan baik, bahkan mereka berhasil menjadi perwakilan provinsi dengan mudah. Dimana pertandingan nasional yang sesungguhnya baru saja dimulai. Begitu pula dengan tim Vallery, walaupun mereka hampir saja gugur saat final provinsi, di detik terakhir mereka berhasil memenangkan pertandingan dan menjadi perwakilan provinsi dalam pertandingan nasional. Euforia pertandingan nasional jauh berbeda dengan pertandingan provinsi, di stadium yang lebih besar bersama penonton ynag lebih banyak, musim panas dihiasi dengan berbagai perasaan. Mulai dari rasa senang hingga khawatir di saat-saat tertentu, akan tetapi semua itu menjadikan pengalaman yang paling berkesan bagi Yui. Di musim panas sebelumnya ia hanya berada di rumah, sekarang dirinya bersama teman-teman dan orang-orang yang ia lihat sendiri bagaimana perjuangan mereka dalam mempersiapkan
Di hari final, stadion di isi oleh banyak penonton. Ini adalah penentuan, apakah WISH akan mengambil kembali gelar mereka atau 07 High School keluar sebagai pemuncak baru? Meletakan nama mereka pertama kalinya dalam sejarah baseball SMA. Banyak yang mengatakan jika SMA 07 akan mengalahkan WISH karena mereka telah berhasil mengalahkan Youth Academy. Sayangnya mereka tidak tahu, jika WISh juga tidak ingin meneyerahkan piala itu ke sekolah lain.Di babak awal, pertandingan sudah sangat panas dan ketat, tim lawan bermain sangat agresif, mereka menekan Blue Evander dengan sangat kuat, Yui menjadi khawatir jika pertahanan pemuda arogan itu menjadi rubuh.Hebatnya, Blue Evander masih terlihat sangat santai, dia masih tertawa dan terlihat mengejek tim lawan yang tidak berhasil memukul lemparannya, jadi mereka yang menonton tidak khawatir dengan mental sang pitcher. Mendukung kinerja Evan, pertahanan WISH juga tidak kalah mengagumkan, khususnya Hinode, tidak ada bola yang lepas
Di hari selanjutnya, Yui, Mika beserta teman-temannya yang lain menghadiri pertandingan final Vallery. Di sana juga ada Hinode juga Aiden, mereka bertemu di gerbang sekolah dan melakukan perjalanan bersama ke tempat pertandingan diadakan.Pertandingan final voli putri lebih menegangkan dari pada pertandingan baseball putra kemaren, karena dua tim sama-sama kuat dan tidak ada satupun yang menyerah hingga saat-saat terakhir. Hingga kapten tim mereka cidera dan tidak dapat melanjutkan pertandingan, di sana Yui sudah pesimis untuk menang, akan tetapi siapa yang sangka, absennya sang kapten malah membuat semangat tim semakin membara, kemudian dengan perbedaan angka yang sangat tipis serta pertandingan yang panjang, tim voli putri WISH keluar sebagai pemenang.Bukan hanya sampai di sana, banyak klub SMA WISH yang sampai ke babak final hingga Yui sebagai tim jurnalis juga ikut menyaksikan pertandingan lainnya. Ketika tiba di pertandingan final terakhir, turnamen musim panas antar SMA resmi b