Beranda / Romansa / Cinta di Bawah Langit NYC / Bab 1: Jessica Flowers 1

Share

Cinta di Bawah Langit NYC
Cinta di Bawah Langit NYC
Penulis: Erwingg

Bab 1: Jessica Flowers 1

Penulis: Erwingg
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

***

Cinta kepada saudara tentu berbeda dengan cinta kepada kekasih. Saudara ialah bagian dari dirimu yang sebenarnya bukan dirimu. Kita tidak bisa meniru selera saudara kita karena kita berbeda darinya. Tidak enaknya memiliki saudara adalah bahwa kita sering dibandingkan dengannya. Begitulah yang dirasakan Paris Mahendra. Sudah satu jam ini Ibunya mencomel karena ia belum punya kekasih.

"Haruskah Mama mencarikanmu jodoh di situs online? Lihat Ankara. Sudah beristri dan sebentar lagi jadi Ayah. Kau kapan seperti dia?" 

Ankara saudara kembarnya lebih baik di mata kedua orang tua Paris. Ankara bekerja di sebuah perusahaan terkenal--yang tidak lain perusahaan perbankan keluarga mereka. Kesuksesan Ankara membuat orang tuanya bangga.

"Aku sibuk bekerja, Ma."

Paris menanggapi malas. Ia mencomot hamburger Belanda buatan chef rumahnya dengan santai. Seperti biasa ia harus siap mendengar ocehan Ibunya di kala pagi hari tiba. Paris bukan pria rajin dan begitulah dirinya, selalu tampil apa adanya.

"Melukis? Apa itu pekerjaan? Kenapa kau tidak bekerja di perusahaan Ayahmu?" 

Hendrawan Mahendra, ayahnya Paris punya perusahaan besar yang bisa menjadi tempat Paris bekerja seandainya dia mau. 

Keluarga Mahendra pada mulanya punya tambang emas di Sumatra Selatan. Perusahaan itu telah membuat mereka berjaya. Mereka pun melebarkan bisnis di bidang perbankan di New York. Dan selama 10 tahun telah sukses besar sampai mereka pindah ke kota ramai ini.

Paris seharusnya sudah bekerja dengan jabatan tinggi di perusahaan Ayahnya. Namun dia tidak melakukannya. Paris sama sekali tidak suka menjadi pegawai kantoran. Paris juga tidak mendukung nepotisme. Karena bekerja di perusahaan Ayahnya adalah bagian dari nepotisme, mendapatkan kemudahan bekerja hanya karena keluarga atau kerabat.

"Berapa kali harus kubilang, Ma. Aku suka seni bukan bisnis. Aku Paris Mahendra bukan Ankara Mahendra. Tolong ingat hal itu." 

Pagi hari Paris tidak terlalu menyenangkan. Dia mau tidak mau harus mengakhiri sarapannya. Diomeli setiap hari rasanya benar-benar memuakkan.

Paris mengambil peralatan melukisnya. Kanvas berukuran medium, kertas serta bahan melukis lainnya yang ia masukkan ke dalam tasnya. Setiap harinya ia menjelajahi tempat wisata di New York seperti Central Park atau bahkan pinggir jalan. 

Dia menyalurkan hobi dengan melukis para turis yang secara pribadi meminta untuk dijadikan objek lukisan. Paris akan mendapat bayaran cukup untuk hasil karyanya. Hanya beberapa keping dolar namun itu sudah menyenangkan hati Paris. Dia tidak sedang mencari untung, dia hanya mencintai seninya. 

Paris terlalu senang dengan kehidupan seninya sampai lupa mencari pasangan hidup. Baginya seni adalah hidupnya. Dia mungkin tidak butuh orang lain selain seni.

"Sekarang ke mana lagi? Depan bioskop Fifth Avenue? Atau di depan perusahaan Ayahmu?" 

Inggrid Mahendra, Ibunya masih mengomel. Paris melukis di mana saja yang ia inginkan sampai membuat Ibu dan Ayahnya merasa cukup malu.

"Aku sudah besar, Ma. Apa Mama juga akan mengurusi dengan siapa aku bercinta? Berhentilah mengaturku. Aku tahu yang terbaik untuk hidupku!" 

Paris melangkah malas meninggalkan ruang tengah. Ia berjalan ke garasi lalu beranjak pergi bersama mobil Toyota silver miliknya. Paris melajukan mobilnya cukup kencang, meninggalkan Fourth Avenue menuju Atlantic Ave.

Sasaran selanjutnya adalah depan bioskop di jalan itu. Hari memang masih pagi, dan memang itulah yang ia harapkan. Mengambil gambar yang baik bersama orang-orang beruntung yang menjadi objek lukisannya. Jika pagi hari ia bisa menangkap matahari terbit. Gambar yang ia lukis biasanya akan terlihat bagus dengan adanya pemandangan matahari terbit.

Toyota milik Paris berhenti di depan bioskop Atlantic Ave. Ia pun mengeluarkan kanvas di bagasi. Mempersiapkan segala peralatan lukis. Lalu mengambil posisi duduk di pinggir jalan. Ia mulai menggambar, kuasnya menyentuh kanvas, menciptakan pemandangan abstrak yang belum bisa dinikmati. Paris melukis alam Brooklyn pagi ini.

Paris masih sibuk menggambar saat seorang gadis menghampirinya. Rambut coklat bergelombang, mata berwarna biru. Gadis itu memakai gaun seksi berwarna merah, dia berjalan sangat cepat sampai rambutnya beterbangan. Paris mengamati pergerakan rambut gadis itu. Bisa diakui Paris bahwa gadis ini sangat cantik.

Gadis itu melihat Paris seolah mereka sudah kenal lama. Mereka saling memandang cukup lama seakan mereka bicara dalam tatapan mata mereka. 

Gadis itu mengintip lukisan Paris seraya berujar, "Gambarmu bagus. Apa kau bisa melukis gambar diriku? Aku akan cantik saat berada di bawah matahari terbit dan kanvasmu." Paris menyimak ucapan gadis itu sembari matanya melirik paras cantiknya.

"Ya. Berdirilah di sana!"

Paris menunjuk tempat terbaik untuk mengambil gambar. Si gadis menurut, ia berjalan sembari menyunggingkan sebuah senyuman. Paris sungguh terpesona melihat senyumnya. Sebuah energi besar mendadak mengalir dalam tubuh Paris. Kehadiran si gadis membakar semangat seninya.

Paris mengubah pemandangan yang ia gambar sebelumnya dengan menambahkan gadis itu di dalamnya. Jari tangan Paris lincah melukiskan apa yang ada di hadapannya. Gadis cantik itu lebih mirip model terkenal seperti Rosie Hungtington Whitely. Lihat saja, dia berpose dengan sangat sempurna. Pemandangan bagus ditambah gadis cantik merupakan sebuah perpaduan  sempurna.

"Selesai, Nona...." 

Paris mengatakan itu sepuluh menit kemudian. Dia masih memandangi gadis itu ketika gadis itu mengulurkan tangannya. "Jessica Flowers. Panggil aku Jessica," katanya. Paris menjabat tangannya tanpa bicara.

Gadis itu mendekati Paris. Bibir merahnya bergerak dengan sangat lembut. Jessica melihat hasil lukisan lelaki itu. 

"Siapa namamu?" 

Jessica bertanya dengan santai. Paris gugup, ia salah tingkah ketika dada gadis itu tanpa sengaja berada tepat di depan matanya. Gadis itu tidak menyadarinya. 

"Paris Mahendra," jawabnya tegang.

Jessica tersenyum. Dia mengibas rambutnya seraya bercanda, "Hm, Paris? Milan? Austin? Cameron? Brooklyn? Warren? Dakota? Yang mana saudara kembarmu? Jika kutebak namamu Paris karena kau lahir di Paris ia 'kan?" Jessica menyebut semua nama kota terkenal di dunia.

"Kau salah," sahut Paris. 

"Saudaraku bernama Ankara. Namaku Paris karena Mamaku begitu mengagumi Paris. Aku lahir di Jakarta tapi beruntung tak dinamai Jakarta." Paris merasa nyaman menjelaskan. Hadirnya Jessica memunculkan gejolak yang baru kali ini dirasakannya. Dia menyukai gadis itu.

Cukup semenit Jessica mendelik ketika mendengar nama Ankara. Nama itu familiar di telinga Jessica.

"Hei, kenapa kau diam?" tanya Paris. Jessica menggeleng kepalanya pelan. Ia beralih pada topik lain. 

"Aku akan mengambil gambarku. Aku tak punya uang sekarang tapi punya sesuatu yang spesial untukmu. Nomor ponselku, kau bisa menghubungiku kapan saja." 

Jessica menyodorkan kertas berbentuk segi empat kepada Paris. Itu kartu nama. Jessica menyadari bahwa mereka saling cocok satu sama lain.

Paris mematung, mengamati kepergian Jessica. Gadis itu menyinari hidupnya yang gelap. Pertemuan pertama ini saja ia sudah menemukan kecocokan. Gadis yang ia dambakan hadir ketika Ibunya mendesak supaya dia punya kekasih.

Bab terkait

  • Cinta di Bawah Langit NYC   Bab 2: Jessica Flowers 2

    Paris menghentikan kegiatannya pagi itu. Ia mengambil replika dari gambar Jessica. Paris mengulang-ulang nama gadis itu. "Jessica Flowers, namanya Jessica. Baiklah, Jessica. Aku akan menaklukkanmu. Aku akan mendapatkanmu!"Nama wanita itu seindah wajahnya. Jessica seperti bunga mawar merah mekar, sangat sempurna terlahir sebagai perempuan.Paris bertekad. Ia memilih untuk mengakhiri sesi pengambilan objek lukisan hari ini. Ia terus memikirkan Jessica. Hanya Jessica. Tatapan polos gadis itu, gerakan rambutnya, serta penampilan menawannya tak bisa dihapuskan di kepala Paris. Ia telah jatuh dalam pesona gadis baru bernama Jessica.Paris pulang. Dia menyadari penampilannya cukup berantakan. Dia mencukur rambutnya dan melihat-lihat pakaiannya. Dia berencana mengajak Jessica berkencan karena sudah mendapatkan nomor teleponnya.Tidak ada jas di dalam lemarinya. Jadi, dia berniat belanja di supermarket. Debaran jantungnya tak berhenti berdetak, ia terus m

  • Cinta di Bawah Langit NYC   Bab 3: Sisi lain Ankara

    ***Ibu adalah dia yang selalu mengkhawatirkan dirimu, mencemaskanmu, atau bahkan mendikte dirimu bagaimana cara hidup yang menurutnya baik. Begitulah Ankara, ia tumbuh atas perintah Ibunya, membuat lelaki tampan itu tak bebas untuk menikmati hidup.Ankara masih mengetik di komputernya saat mendapat panggilan telepon dari Ibunya, Inggrid Mahendra. Ibunya memberitahu kalau Paris Mahendra saudaranya pergi dari rumah. Ya, dialah Paris. Tak pernah dipandang sebagai lelaki dewasa. Selalu merepotkan dan hanya merusak nama keluarga Mahendra Orlando.Mahendra adalah nama kakek mereka dari pihak Ayah, Hermawan Mahendra. Sementara Orlando merupakan nama kakek mereka dari pihak Ibu, Inggrid Mahendra Orlando. Mata Ankara berwarna biru, tak mengusir fakta kalau mereka punya keturunan darah Orlando, mereka blasteran."Biarkan saja, Ma. Aku rasa Parro butuh dunianya sendiri. Mama tidak usah mencemaskannya."Ankara tak pernah sedikit pun mengadu domba atau bahkan

  • Cinta di Bawah Langit NYC   Bab 4: Ternyata Jessica ...

    ***Paris pergi dari rumah. Jadi dia tidak punya tempat untuk tinggal. Dia terlalu marah terhadap perlakuan Ibunya. Paris sudah sangat muak selalu dibandingkan dengan Ankara. Pada akhirnya Paris memilih untuk tinggal di rumah kenalannya Travis."Ayolah, Bung. Kau tidak akan menghabiskan waktumu seharian di sofa itu."Travis mengajak Paris ke klabmalam. Namun Paris merasa cukup malas. Dia cukup paham dirinya saat mabuk. Paris tidak mau mempermalukan Ibunya seperti bertengkar dengan orang baru, persis yang sering ia lakukan.Meskipun dituding selalu membuat masalah, sebenarnya Paris selalu mencoba menahan diri."Aku tidak mau merusak nama baik keluargaku," ujar Paris.Itu mungkin terdengar lucu karena Travis sudah menertawainya. "Persetan dengan nama baik keluargamu itu. Ayolah, Bung. Neraka tidak akan membeku hanya karena kau mabuk," tegas Travis.Paris sungguh tidak ingin pergi. Namun karena Travis terus mendesaknya.

  • Cinta di Bawah Langit NYC   Bab 5: Momen berdua

    ***Sudah terlalu larut apabila Jessica pulang. Pada akhirnya ia memilih menginap di apartemen Travis. Dia tidur di dalam kamar tamu sementara Paris tidur di atas sofa.Travis belum pulang. Pria itu tampak menikmati malam bersama seseorang. Dia memberitahu Paris kalau dia tinggal di rumah cewek bernama Ester malam ini. Alhasil, hanya ada Paris dan Jessica di apartemen lelaki itu.Jessica bangun saat jam menunjukkan pukul empat. Dia sangat haus jadi dia berjalan ke dapur. Jessica merasa tidurnya lebih nyenyak setelah mengobrol banyak bersama Paris. Dia merasa ada beberapa kesamaan antara dia dan pria itu."Apa kau tidak bisa tidur?"Jessica bertanya saat melihat Paris di ruang tengah sedang membaca majalah sport. Ada gambar Christiano Ronaldo di sampul majalah itu. Kedua tangan Paris memeluk bantalan sofa yang bermotif polkadot.Jessica sudah berhasil mengambil air minum ketika menyadari Paris tampak gelisah di sofa. Jessica berhasil me

  • Cinta di Bawah Langit NYC   Bab 6: Bertemu Ankara

    ***Jessica tersenyum setiap kali menyaksikan lukisan dirinya yang dibuat oleh Paris. Dia tidak menyangka kalau lukisan Paris begitu indah--sangat nyata. Jessica sempat memotret lukisan itu lewat ponselnya."Aku terlihat seperti remaja polos dalam lukisan. Orang-orang tidak akan tahu kalau aku seorang penari strip," jelas Jessica."Kau terlihat sangat menarik baik di dalam lukisan atau pun kenyataan."Paris mendekati Jessica. Keadaannya sudah lebih baik setelah dia menghangatkan tubuhnya di depan perapian. Jessica benar-benar mengurusnya dengan sangat baik."Trims. Kau selalu memuji aku."Jessica tersenyum. Dia menyentuh lukisan itu. Dia terpukau akan kemampuan Paris melukis."Kau bisa membuka galeri. Lukisanmu sangat bagus. Aku yakin akan banyak orang yang membeli lukisanmu."Jessica menyadari bakat Paris. Lelaki itu bisa mendapatkan lebih banyak uang kalau memiliki galeri pribadi ketimbang jadi pelukis kelilin

  • Cinta di Bawah Langit NYC   Bab 7: Jessie

    ***Semua orang memiliki cara berbeda mengatasi masalah yang dialami. Bagi pria semacam Paris, ia tak bisa melakukan banyak hal. Dia melampiaskan kemarahannya pada Ankara dengan cara yang baik, yaitu dengan melukis. Paris menjadi lebih produktif ketika Ankara meledek karya seni ciptaannya."Apa kau butuh semacam kopi?"Jessica bertanya saat melihat Paris masih setia di depan kanvasnya. Beberapa pria di New York sibuk dengan komputer, sangat berbeda dengan Paris. Pria itu menjadikan kuas sebagai wadah menghasilkan uang, bukan dengan komputer."Tidak. Aku sedang tidak dalam mood yang baik." sahut Paris.Jessica mendekatinya, melihat Paris sedang melukis suasana di kelab malam--tempat di mana ada banyak sekali penari tiang bergoyang di depan pengusaha kaya.Jessica tidak percaya Paris bisa mengingat setiap detail saat itu. Dia percaya bahwa Paris merupakan lelaki cerdas. Hanya orang jenius yang mampu menggambarkan situasi deng

  • Cinta di Bawah Langit NYC   Bab 8: Talk

    ***"Kau tidak akan pernah memanggilku Parro."Paris meringis. Dia masih membuka buku tahunan Jessica sampai tersadar kalau Ankara juga alumni UNY, ia menatap serius ke arah Jessica. "Kau--, apa kau mengenal Ankara? Kalian berada di Universitas yang sama."Jessica menggeleng. "Aku tidak terlalu aktif kuliah, jadi sangat jarang mengenal orang, aku ke kampus kalau sudah ujian akhir," katanya.Paris merasa lega, ia senang karena gadis yang ia kencani bukanlah orang yang dikenal Ankara, atau setidaknya sekaranglah saatnya membuktikan kalau ia mampu mendapatkan gadis cantik, setara dengan Chantelle Grace, istri Ankara."Kau bisa disebut sebagai wanita berpendidikan. Mengapa kau memutuskan jadi penari--, kau tahu aku tidak bisa menyebutnya."Paris tidak tahu apakah dia sopan menanyakan itu. Paris sempat minta maaf karena takut Jessica tersinggung."Selama kuliah aku sudah jadi penari tiang. Dan setelah lulus, aku sama sekali tak b

  • Cinta di Bawah Langit NYC   Bab 9: Perdebatan

    "Komedi yang tidak lucu wahai Putra Mahkota!"Paris tersenyum miring untuk beberapa waktu lamanya. "Berhenti menghalangiku berkencan dengan Jessica sebelum aku curiga kau menyukai kekasihku. Ini sungguh bukan dirimu, Ankara!"Mendengar kalimat Paris, Ankara mendelik. Dia diam, mempertahankan gerakan kesombongannya. Ia tak akan menampakkan sisi lemahnya sebagai pria.***Ankara tertawa lepas, mengejek pernyataan kembarannya, Paris. Pria itu tidak terima dengan kalimat yang menyebutkan bahwa dirinya menyukai Jessica."Aku menyukai Jessica?" Ankara bertanya dengan nada meremehkan. Dia bertingkah seakan-akan Jessica bukanlah wanita berharga.Dia pun mendekati Jessica lalu menegaskan, "Wanita ini tidak akan sanggup menyaingi seorang, Grace. Dia hanyalah wanita penghibur. Jadi selir pun dia tak cocok untukku." Tatapan jijik berusaha dia tunjukkan ke arah Jessica. Namun, tatapan itu berubah dalam sekejap ketika Jessica melototkan

Bab terbaru

  • Cinta di Bawah Langit NYC   Bab 100: Happy

    ***Menjadi bagian dari Mahendra Orlando merupakan hal paling menyenangkan bagi Grace. Selain mendapatkan kebahagiaan berupa harta berlimpah, ia pun mendapatkan suami dan putra tampan yang selalu mewarnai hari-hari Grace. Membuatnya merasa hidupnya sangat menakjubkan.Wanita itu sangat bangga karena putranya tumbuh dengan sangat baik, sesuai dengan yang ia harapkan. Earth bukanlah anak nakal, dan itu selalu membuat Grace tersenyum. Earth adalah Ankara kedua, seperti salinan. Versi yang sama dengan Ankara.Bagi Earth, jika ia menyenangkan orang tuanya. Itu sudah menyenangkan hatinya juga. Sifatnya itu membuat orang sekelilingnya menyukai pribadi anak itu. Meskipun usianya masih muda, Earth sudah perhatian kepada semua orang terutama ibunya.Waktu berlalu begitu cepat. Sekarang Earth berusia lima tahun. Dia tumbuh menjadi anak baik yang disayangi banyak orang. Tak tanggung-tanggung, kakek neneknya mera

  • Cinta di Bawah Langit NYC   Bab 99: Travis-Ester

    ***Saat Paris menyadari Travis dan Ester merupakan dua orang yang pernah saling mencintai. Dia memberikan kode kepada Jessica untuk mengalihkan pembicaraan. Mereka berusaha tidak mengungkit soal hubungan percintaan. Mereka membahas hal lain.Sebab mereka tahu Ester sedang menjomblo sedangkan Travis mungkin saja memiliki pujaan hati bernama Chloe? Bukankah Travis terakhir kali dekat dengan wanita itu? Paris berpikir bahwa tidak adil bagi Ester ketika mereka membahas soal hubungan cinta."Liliana juga sangat lucu. Aku tidak terlalu suka anak-anak. Akan tetapi kadang-kadang aku merasa bangga melihat mereka. Jujur saja, anak-anak cukup memberikan kebahagian. Apalagi bayi mungil seperti Liliana."Setelah lama mengobrol, Travis mendadak membahas soal anak. Ester berusaha untuk tidak peduli. Sejak tadi, ia tidak pernah melirik ke arah Travis. Dia fokus memandangi Jessica dan Paris. Sebetulnya lebih sering

  • Cinta di Bawah Langit NYC   Bab 98: Liliana

    ***Sembilan bulan berlalu terasa begitu cepat. Seolah sembilan bulan itu hanyalah sembilan hari. Jessica melahirkan anak pertamanya bersama Paris. Anak itu berjenis kelamin perempuan. Mereka menamainya dengan Liliana Mahendra Orlando.Kehadiran Liliana melengkapi kebahagiaan Paris dan Jessica. Rumah tangga dua orang itu menjadi begitu harmonis. Mereka merawat Liliana dengan baik. Mereka kompak menjaga bayi cantik itu. Tidak ada kesempatan bagi mereka untuk mengeluh karena kehadiran bayi itu.Liliana adalah segala yang diinginkan Paris dan istrinya. Anak itu sumber kebahagiaan terbesar mereka. Kebahagiaan yang selalu mereka damba-dambakan. Mereka memutuskan untuk tidak menyewa perawat. Bukan karena mereka tidak mampu. Mereka jelas memiliki banyak uang.Hanya saja, Jessica mau mengabdikan dirinya untuk merawat Liliana dengan tangannya sendiri. Kasih sayang orang tuanya yang sempat didapatkan Jessica, hanya sampai ia remaja. Jessica

  • Cinta di Bawah Langit NYC   Bab 97: Malam bergairah

    ***Hari ulang tahun Grace merupakan hari yang paling membahagiakan untuk wanita itu. Kebahagiaan Grace menyebar pada Ankara. Melihat istrinya bahagia membuat pria itu tak berhenti menampilkan senyuman manis.Beruntung, senyuman itu hanya disaksikan Grace saja. Memang itulah yang diharapkan Grace. Dia tidak mau membagi segala hal menakjubkan dari suaminya. Ankara adalah miliknya.Grace tidak mau membagi keindahan suaminya kepada orang lain termasuk ketampanannya.Ankara berhasil memberikan kejutan kepada istrinya. Kejutan tersebut membuat Grace sangat terkesan. Sudah lama sekali ia mengharapkan liburan, dan Ankara baru menghadiahkan liburan untuknya tepat di hari ulang tahunnya.Liburan ke Prancis.Ankara mewujudkan liburan ke Prancis sesuai janjinya dahulu. Ankara pernah berjanji akan mengajak Grace liburan ke sungai Seine jika sudah sembuh dari lumpuhnya.Kini harapan itu sudah terwujud. Mereka su

  • Cinta di Bawah Langit NYC   Bab 96: Love is You

    ***Tidak hanya omong kosong semata. Paris benar-benar mengikuti saran kembarannya. Dia mengambil alih beberapa jabatan penting dalam perusahaan keluarga mereka.Keputusan Paris tersebut membuat orang tuanya sangat senang. Sudah lama sekali mereka mengharapkan Paris melakukan itu. Keputusan itu disambut baik oleh pihak keluarga.Akhirnya Paris memutuskan bergabung dengan bisnis keluarga tanpa harus dipaksa. Jessica pun tidak terlalu mempermasalahkan jika suaminya melakukan itu. Jessica sudah diterima baik oleh keluarga Paris seutuhnya, sehingga keputusan lelaki itu sejalan dengan situasi mereka."Bagaimana pekerjaannya? Aku berharap kamu menikmati pekerjaanmu." Jessica hanya menginginkan yang terbaik untuk suaminya.Paris baru saja pulang dari kantor milik orang tuanya. Ada begitu banyak hal yang harus dipelajari olehnya terkait bisnis keluarganya. Paris belum terlalu memahami seperti apa caranya memimpin perusahaan besar. Ada perbedaan

  • Cinta di Bawah Langit NYC   Bab 95: Cinta di bawah langit NYC

    ***Johnny memberikan pelayanan terbaik. Dia merekomendasikan banyak barang ekslusif di tokonya. Meskipun kebanyakan barang di tempat itu murah meriah. Grace tetap sangat antusias membeli barang di tempat itu. Kualitasnya tidak terlalu buruk.Aksesoris yang tersedia memang tak ada duanya. Bahkan merek mahal sekali pun belum mengeluarkan aksesoris serupa dengan barang di toko tempat Johnny bekerja itu.Tak henti-hentinya Grace memandangi gelang custom pasangan yang ada di tangan kanannya. Gelang itu menuliskan namanya dan Ankara. Hanya dengan melihat nama mereka berdampingan, membuat Grace sangat terpukau. Dia amat sangat bahagia."Kau tampak sangat menyukai gelangnya," komentar Jessica pada Grace.Mereka sudah ada di kafe setelah berbelanja di toko suvenir Johnny.Ketika semua orang sibuk makan, Paris malah sibuk melukis keluarga bahagia Ankara dan Grace seperti janjinya sebelumnya. Paris melirik ponselnya sesekali la

  • Cinta di Bawah Langit NYC   Bab 94: Melukis Kisah

    ***"Maaf membuat kalian berdua menunggu lama!" kata Paris kepada Ankara dan Grace.Paris merasa bersalah karena membuat janji kepada saudara dan iparnya. Namun, nyatanya ia malah terlambat. Itu adalah sikap yang kurang baik. Paris paham betul itu murni kesalahannya."Ya. Kau memang seharusnya minta maaf. Kami sudah menunggumu sejak tadi. Nyaris sepuluh jam!"Ankara menampakkan mimik tidak senang. Akan tetapi, bukannya merasa bersalah Paris mendadak terkekeh. Cara Ankara marah kepadanya itu terlihat sangat berbeda. Paris tidak tahu apakah itu sebuah candaan atau memang marah sungguhan."Kenapa kau malah tertawa?""Karena kau baru kali ini marah seperti itu?" Paris balik melemparkan pertanyaan, yang lebih mirip sebuah pernyataan darinya. Membuat Ankara semakin menunjukkan mimik masam kepada saudaranya itu."Baiklah. Sekali lagi, maaf. Aku benar-benar tidak tahu kalau pagi ini akan terjadi masalah." P

  • Cinta di Bawah Langit NYC   Bab 93: Pantai Plumb

    ***Pantai plumb merupakan pantai yang banyak dikunjungi oleh masyarakat lokal maupun wisatawan ketika akhir pekan tiba. Hari ini tempat itu sangat ramai, Ankara dan Grace sampai menggunakan masker agar orang-orang tidak mengenali mereka. Maklum saja, mereka cukup dikenali di kalangan masyarakat.Mereka hanya tidak mau jalan-jalan mereka kali ini terganggu karena penggemar mereka. Ankara dan Grace datang ke pantai plumb sesuai janji mereka kepada Paris dan Jessica.Janji untuk menghabiskan akhir pekan bersama-sama. Mungkin lebih tepatnya sebuah kencan ganda untuk mereka berempat.Pasangan itu tampak sangat bahagia, karena pada akhirnya bisa menikmati jalan-jalan. Melihat langit biru New York. Sekadar menunjukkan kisah cinta mereka di bawah langit itu. Mereka ingin semua orang tahu betapa besar cinta mereka."Bagaimana, Earth? Suka dengan pemandangannya?" tanya Ankara kepada bayi

  • Cinta di Bawah Langit NYC   Bab 92: Keputusan

    ***Grace sudah memutuskan untuk tidak menandatangani kontrak dengan agensi modelnya. Dia lebih memilih untuk fokus menjadi istri Ankara. Keputusan itu cukup disayangkan mantan manajer Grace, dan beberapa penggemar setianya.Kebanyakan orang menyebut bahwa Grace tidak sedang menjadi dirinya sendiri. Mereka mengklaim bahwa Grace mengorbankan hidupnya demi seorang lelaki, dan itu dinilai sangat buruk.Grace dianggap merendahkan dirinya sendiri sebagai wanita. Dicap tidak bisa memutuskan hidupnya dengan baik.Kritikan demi kritikan mulai membanjiri kolom komentar di setiap postingan Grace di sosial media. Memang, dahulu, Grace adalah penari balet terkemuka. Dia disayangi oleh banyak masyarakat New York.Banyak keputusan yang diambil Grace kurang tepat. Sehingga beberapa kritikan muncul di laman media sosial Grace."Kau membaca komentar di halaman media sosial lagi!" seru Ankara.Grace terperanjat. Dia tidak menyadari bahwa sejak tadi sua

DMCA.com Protection Status