Beranda / Romansa / Cinta di Bawah Langit NYC / Bab 4: Ternyata Jessica ...

Share

Bab 4: Ternyata Jessica ...

Penulis: Erwingg
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

***

Paris pergi dari rumah. Jadi dia tidak punya tempat untuk tinggal. Dia terlalu marah terhadap perlakuan Ibunya. Paris sudah sangat muak selalu dibandingkan dengan Ankara. Pada akhirnya Paris memilih untuk tinggal di rumah kenalannya Travis. 

"Ayolah, Bung. Kau tidak akan menghabiskan waktumu seharian di sofa itu." 

Travis mengajak Paris ke klabmalam. Namun Paris merasa cukup malas. Dia cukup paham dirinya saat mabuk. Paris tidak mau mempermalukan Ibunya seperti bertengkar dengan orang baru, persis yang sering ia lakukan. 

Meskipun dituding selalu membuat masalah, sebenarnya Paris selalu mencoba menahan diri.

"Aku tidak mau merusak nama baik keluargaku," ujar Paris. 

Itu mungkin terdengar lucu karena Travis sudah menertawainya. "Persetan dengan nama baik keluargamu itu. Ayolah, Bung. Neraka tidak akan membeku hanya karena kau mabuk," tegas Travis.

Paris sungguh tidak ingin pergi. Namun karena Travis terus mendesaknya. Paris tidak punya pilihan lain. Paris bangkit dari sofa seraya berkata, "Aku tidak akan minum alkohol." Travis meringis. "Terserah dirimu." 

Travis mengajak Paris ke kelab malam yang belum pernah dikunjungi oleh Paris. Tempat itu sepertinya cukup rahasia. Di dalam sana banyak sekali pria memakai jas seakan tempat itu milik orang kaya dan mafia. 

"Aku bisa saja menciptakan lukisan bagus seandainya aku berada di rumah," decit Paris. Dia selalu ingin produktif. 

Travis menyeringai. "Kau tidak akan menyesal berada di sini," bisiknya. Paris tersenyum miring. Kenapa dia harus bahagia di tempat seperti ini. Paris jelas tidak suka keramaian. 

"Ada banyak wanita penghibur cantik di tempat ini." 

Benar, Paris melihat sekelilingnya dan semua cewek seakan berlomba-lomba memperlihatkan dadanya melalui pakaian seksi.

Paris melihat ke sekelilingnya. Ada banyak penari strip di atas meja. Setiap meja diisi oleh satu penampilan penari wanita seksi. Paris berniat melukis mereka, jadi Paris merekam aktivitas mereka di kepalanya. 

Pandangan mata Paris terhenti saat melihat seorang penari strip yang cukup dikenalnya. Jessica Flowers bergoyang di atas tiang. Jessica adalah penari telanjang. Oh, inilah pekerjaan malam Jessica.

Paris terus memerhatikannya dan Jessica menyadari tatapan pria itu. Jessica terus menari meskipun dia cukup terkesiap akan kehadiran Paris. Jessica berhenti menari saat musik berhenti. Wanita itu melangkah menuju ruang ganti--Paris mengikutinya.

"Jessica!" 

Paris memanggilnya. Namun, Jessica terus berjalan seakan dia tidak mendengarnya. Langkah Jessica sangat cepat dan Paris tidak bisa mengikutinya ketika satu orang berkulit putih mencekal kakinya. "Pengunjung tidak diwajibkan masuk ke ruang ganti."

"Aku mengenal wanita itu." 

Paris berusaha melepaskan diri dari laki-laki itu. Tampaknya pria itu cukup terlatih--dia sangat kuat. 

"Kami menghargai privasi penari kami," tegasnya. Akan tetapi Paris memberontak. Penjaga itu hampir memukulinya sebelum akhirnya Jessica berteriak, "Lepaskan dia!" Penjaga pria itu melepaskan Paris. 

Jessica mendekati Paris dan berucap, "Kita akan bicara di luar. Aku akan mengganti bajuku." 

Paris mengangguk. Jessica kelihatan lelah setelah menari. Namun dia tetap bersedia meluangkan waktunya untuk bertemu Paris.

"Kau pasti terkejut mengetahui pekerjaanku," kata Jessica setelah berhasil keluar dari kelab malam. Jessica memakai blus warna putih dan rok pendek berwarna hitam. Wanita itu menutupi blusnya dengan jaket tebal musim panas bermerek Burberry. 

"Sebenarnya tidak--, maksudku ya." 

Paris memang tersentak mengetahui fakta jika Jessica penari strip. Ada banyak pekerjaan di NYC. Mengapa harus menjadi penari tiang? Tetapi jika Paris memikirkannya lagi, itu tidak terlalu buruk untuk diketahui. "Hidup di kota ini memang keras. Jadi kupikir beberapa orang memutuskan untuk menjadi penari--, aku tidak bermaksud meremehkanmu." 

Paris mengamati Jessica. Mengapa wanita itu selalu terlihat cantik. Mata Jessica seindah mata Ankara--kembaran Paris. 

"Aku paham maksudmu." 

Ada helaan napas sebelum Jessica melanjutkan, "Bagaimana perasaanmu saat mengetahui fakta tentang aku?" 

Jessica menyesap soft drink di tangannya tanpa memerhatikan Paris sedikit pun.

 Paris mengangkat bahu. "Entahlah. Aku tidak tahu seperti apa perasaanku. Sebenarnya aku tidak percaya--. Maksudku kau bisa jadi model seandainya kau mau. Kau secantik Amber Heard." Tidak ada yang bisa membantah paras cantik Jessica.

Jessica tergelak pelan. "Amber Heard jelas sangat cantik. Aku tidak semenarik itu." 

Jessica mengamati Paris. Pria itu memakai kaos oblong dari moschino. Rambutnya sudah rapi akibat bercukur siang tadi. "Ngomong-ngomong bagaimana dengan lukisanmu? Kau pandai melukis." Di pertemuan pertama mereka, Paris menunjukkan bakat melukisnya.

"Sebenarnya aku berniat melukismu lagi. Apa kau bersedia?" 

Paris ingin menjadikan Jessica sebagai objek lukisannya. Sebab baginya wanita itu merupakan pemandangan terindah yang pernah Paris lukis. Jessica tersenyum. "Tentu."

Paris tidak tahu seperti apa hubungan dia dan Jessica. Mereka tampaknya cocok satu sama lain. Mereka seperti magnet saling tarik-menarik. Mereka selalu dipertemukan dalam beberapa momen. Paris merasa mereka berdua disatukan oleh takdir.  

***

"Ini apartemen temanku," jelas Paris saat sampai di apartemen Travis. 

Ketika mereka berada dalam perjalanan ke apartemen, Travis menghubungi Paris, mencari keberadaannya dan Paris bilang dia sudah pulang. Dia meminta Travis menumpang ke teman lainnya untuk pulang. Travis cukup kecewa padanya karena pulang tanpa bilang apa-apa.

"Apartemennya tidak buruk. Aku rasa temanmu bayar uang sewa dengan bayaran mahal." 

Hidup di New York tidak mudah. Dan Jessica sudah merasakannya. Biaya hidup sangat mahal. Hanya orang kaya yang bisa tinggal di tempat ini. Paris membalasnya dengan seringaian.

Paris mengambil kanvasnya dan mulai melukis Jessica. Dia sudah menyetel Jessica berada di pinggir jendela. Nilai seni dari pose itu sangat tinggi. Banyak orang menyukai posisi seperti itu. "Kau tahu, kau mengingatkan aku seseorang," ujar Jessica tiba-tiba.

Paris mendelik sesaat. Dia melanjutkan gambarnya seraya berucap, "Apa kau membicarakan kembaranku, Ankara? Kau mengenal dia?" 

Semua orang kenal Ankara. Dia populer di kota ini sebagai salah satu lelaki muda dan sukses. "Tidak. Aku sama sekali tidak kenal dengan kembaranmu."

Jessica menunduk saat mengatakan itu sehingga Paris tidak bisa melihat ekspresi mukanya. 

"Maksudku, kau seperti--, kau mengingatkan aku akan sosok Chris Pratt." 

Chris Pratt merupakan aktor yang memerankan film Passengers bersama Jenniper Lawrence. Paris tertawa. "Mata Chris Pratt seperti matamu. Dia aktor yang hebat," Paris memiliki mata hitam dan terdengar begitu lucu saat Jessica bilang dia mirip Chris Pratt sebab aktor itu bermata biru. Ankara mungkin lebih mirip Chris Pratt karena matanya biru.

Paris melanjutkan lukisannya, paras menawan Jessica sangat sempurna di atas kanvas Paris. Hidung yang bagus, bibir indah, serta rambut cantiknya. Semuanya sempurna. 

"Sejak kapan kau suka melukis?" tanya Jessica. 

Semua hobi seseorang pasti memiliki asal mula. Jessica yakin itu pun terjadi dalam diri Paris.

"Saat aku kecil aku tidak pandai belajar. Jadi aku menumpahkan kekesalanku dalam gambar. Hingga pada akhirnya, aku tergila-gila akan gambar. Aku jatuh cinta pada lukisanku." 

Jessica mengangguk paham atas penjelasan Paris. Dia terus mengamati lelaki itu. Wajah pria itu sangat familiar di kepala Jessica.

"Dan kau? Bisakah aku bertanya mengapa kau terjun ke dunia itu--, kau tahu maksudku." 

Paris tidak enak membahas pekerjaan Jessica. Namun, dia yakin alasan Jessica melakukannya pasti karena terhimpit masalah uang. 

"Aku berumur 15 tahun saat Dad bangkrut kemudian bunuh diri. Mom  menikah dengan Pria Arab dan menghilang." 

Paris mengiba mendengar cerita Jessica yang cukup menyedihkan. Betapa wanita itu banyak menderita selama hidupnya. "Ibumu seharusnya menyesal telah meninggalkanmu," komentar Paris.

Jessica menyeringai sebelum melanjutkan, "Awalnya aku tinggal di rumah saudara Dad dan bekerja paruh waktu di kafe kecil selama lima tahun. Setelah itu, aku merasa aku butuh uang lebih sehingga aku terjun ke dunia penari."

Jessica sudah bekerja selama hidupnya. Paris tidak tahu apakah dia harus bersyukur hidup di keluarga kaya raya atau tidak. 

"Aku turut menyesal dengan semua kepedihan yang kaualami," tutur Paris tulus. Dia masih terus menggambar Jessica sampai lukisannya berhasil dia buat.

"Apa kau pernah mencari Ibumu?" 

Jika selama sepuluh tahun menghilang, itu perlu dipertanyakan karena di kota besar NY tentu punya kasus kriminal tinggi. Bisa saja Ibunya Jessica menjadi korban pembunuhan apalagi Ayahnya bangkrut dan terlilit hutang. 

"Aku pernah bertemu dia saat aku 18 tahun. Dia bilang sudah menetap di Arab Saudi. Jadi, kami tidak akan pernah bertemu lagi." 

Jessica tersenyum miring, membayangkan betapa tega Ibunya meninggalkan dirinya di NY sendiri.

Paris tidak mau mengorek masa lalu Jessica lebih jauh karena tak mau mengungkit kembali rasa sakit Jessica. Jadi, Paris membuka topik pembicaraan lain. Malam ini, Jessica dan Paris sangat akrab. Mereka mengobrol begitu lama sampai tak menyadari malam sudah larut.

Bab terkait

  • Cinta di Bawah Langit NYC   Bab 5: Momen berdua

    ***Sudah terlalu larut apabila Jessica pulang. Pada akhirnya ia memilih menginap di apartemen Travis. Dia tidur di dalam kamar tamu sementara Paris tidur di atas sofa.Travis belum pulang. Pria itu tampak menikmati malam bersama seseorang. Dia memberitahu Paris kalau dia tinggal di rumah cewek bernama Ester malam ini. Alhasil, hanya ada Paris dan Jessica di apartemen lelaki itu.Jessica bangun saat jam menunjukkan pukul empat. Dia sangat haus jadi dia berjalan ke dapur. Jessica merasa tidurnya lebih nyenyak setelah mengobrol banyak bersama Paris. Dia merasa ada beberapa kesamaan antara dia dan pria itu."Apa kau tidak bisa tidur?"Jessica bertanya saat melihat Paris di ruang tengah sedang membaca majalah sport. Ada gambar Christiano Ronaldo di sampul majalah itu. Kedua tangan Paris memeluk bantalan sofa yang bermotif polkadot.Jessica sudah berhasil mengambil air minum ketika menyadari Paris tampak gelisah di sofa. Jessica berhasil me

  • Cinta di Bawah Langit NYC   Bab 6: Bertemu Ankara

    ***Jessica tersenyum setiap kali menyaksikan lukisan dirinya yang dibuat oleh Paris. Dia tidak menyangka kalau lukisan Paris begitu indah--sangat nyata. Jessica sempat memotret lukisan itu lewat ponselnya."Aku terlihat seperti remaja polos dalam lukisan. Orang-orang tidak akan tahu kalau aku seorang penari strip," jelas Jessica."Kau terlihat sangat menarik baik di dalam lukisan atau pun kenyataan."Paris mendekati Jessica. Keadaannya sudah lebih baik setelah dia menghangatkan tubuhnya di depan perapian. Jessica benar-benar mengurusnya dengan sangat baik."Trims. Kau selalu memuji aku."Jessica tersenyum. Dia menyentuh lukisan itu. Dia terpukau akan kemampuan Paris melukis."Kau bisa membuka galeri. Lukisanmu sangat bagus. Aku yakin akan banyak orang yang membeli lukisanmu."Jessica menyadari bakat Paris. Lelaki itu bisa mendapatkan lebih banyak uang kalau memiliki galeri pribadi ketimbang jadi pelukis kelilin

  • Cinta di Bawah Langit NYC   Bab 7: Jessie

    ***Semua orang memiliki cara berbeda mengatasi masalah yang dialami. Bagi pria semacam Paris, ia tak bisa melakukan banyak hal. Dia melampiaskan kemarahannya pada Ankara dengan cara yang baik, yaitu dengan melukis. Paris menjadi lebih produktif ketika Ankara meledek karya seni ciptaannya."Apa kau butuh semacam kopi?"Jessica bertanya saat melihat Paris masih setia di depan kanvasnya. Beberapa pria di New York sibuk dengan komputer, sangat berbeda dengan Paris. Pria itu menjadikan kuas sebagai wadah menghasilkan uang, bukan dengan komputer."Tidak. Aku sedang tidak dalam mood yang baik." sahut Paris.Jessica mendekatinya, melihat Paris sedang melukis suasana di kelab malam--tempat di mana ada banyak sekali penari tiang bergoyang di depan pengusaha kaya.Jessica tidak percaya Paris bisa mengingat setiap detail saat itu. Dia percaya bahwa Paris merupakan lelaki cerdas. Hanya orang jenius yang mampu menggambarkan situasi deng

  • Cinta di Bawah Langit NYC   Bab 8: Talk

    ***"Kau tidak akan pernah memanggilku Parro."Paris meringis. Dia masih membuka buku tahunan Jessica sampai tersadar kalau Ankara juga alumni UNY, ia menatap serius ke arah Jessica. "Kau--, apa kau mengenal Ankara? Kalian berada di Universitas yang sama."Jessica menggeleng. "Aku tidak terlalu aktif kuliah, jadi sangat jarang mengenal orang, aku ke kampus kalau sudah ujian akhir," katanya.Paris merasa lega, ia senang karena gadis yang ia kencani bukanlah orang yang dikenal Ankara, atau setidaknya sekaranglah saatnya membuktikan kalau ia mampu mendapatkan gadis cantik, setara dengan Chantelle Grace, istri Ankara."Kau bisa disebut sebagai wanita berpendidikan. Mengapa kau memutuskan jadi penari--, kau tahu aku tidak bisa menyebutnya."Paris tidak tahu apakah dia sopan menanyakan itu. Paris sempat minta maaf karena takut Jessica tersinggung."Selama kuliah aku sudah jadi penari tiang. Dan setelah lulus, aku sama sekali tak b

  • Cinta di Bawah Langit NYC   Bab 9: Perdebatan

    "Komedi yang tidak lucu wahai Putra Mahkota!"Paris tersenyum miring untuk beberapa waktu lamanya. "Berhenti menghalangiku berkencan dengan Jessica sebelum aku curiga kau menyukai kekasihku. Ini sungguh bukan dirimu, Ankara!"Mendengar kalimat Paris, Ankara mendelik. Dia diam, mempertahankan gerakan kesombongannya. Ia tak akan menampakkan sisi lemahnya sebagai pria.***Ankara tertawa lepas, mengejek pernyataan kembarannya, Paris. Pria itu tidak terima dengan kalimat yang menyebutkan bahwa dirinya menyukai Jessica."Aku menyukai Jessica?" Ankara bertanya dengan nada meremehkan. Dia bertingkah seakan-akan Jessica bukanlah wanita berharga.Dia pun mendekati Jessica lalu menegaskan, "Wanita ini tidak akan sanggup menyaingi seorang, Grace. Dia hanyalah wanita penghibur. Jadi selir pun dia tak cocok untukku." Tatapan jijik berusaha dia tunjukkan ke arah Jessica. Namun, tatapan itu berubah dalam sekejap ketika Jessica melototkan

  • Cinta di Bawah Langit NYC   Bab 10: Perdebatan 2

    ***Dia melangkah dengan sangat gagah. Tanpa Ankara, Jessica berdiri tegak di depan apartemennya, memandangi bahu kokoh Ankara yang berjalan memasuki lift. Saat Ankara masuk ke dalam sana, tatapan mereka sempat bertemu. Masa lalu mereka terputar begitu saja.Kala itu Ankara delapan belas tahun sedangkan Jessica masih lima belas tahun. Mereka adalah pasangan yang dimabuk cinta, nyaris setiap hari mereka melakukan kencan bersama.Suatu sore mereka meninggalkan New York dan mengendara mobil mewah menuju South Hamptons. Mereka menghabiskan waktu mereka di pantai di kota itu sampai malam hari. Ankara lupa waktu, dia tidak ingat kalau hari itu merupakan hari spesial Ibunya. Hari itu adalah hari ulang tahun Ibunya.Ankara memilih menyenangkan Jessica karena gadis itu sedang mengalami masalah berat. "Aku akan selalu berada di sampingmu, Jessie."Seminggu sebelumnya adalah hari pemakaman Ayah Jessica, akibat frustrasi karena kebangkrutan dan di

  • Cinta di Bawah Langit NYC   Bab 11: Kencan Ganda

    ***Sepulang bekerja dari kelab malam, Jessica memutuskan untuk ikut dalam petualangan perkemahan Travis di pinggiran kota NY. Ada hutan lindung milik pemerintah di daerah itu. Travis bilang lokasinya sangat bagus. Travis bertemu wanita bernama Ester sehari yang lalu dan kini mereka berpacaran. Travis berencana melakukan kencan ganda di sana."Kau pasti lelah," bisik Paris tepat di telinga Jessica.Pria itu yakin Jessica capek sepulang dari bekerja. Dan sekarang dia harus ikut perkemahan. Jessica seorang penari tiang. Tentunya butuh tenaga besar untuk berjoget di atas tiang. "Aku bisa istirahat selama perjalanan," jawab Jessica.Dia menaruh kepalanya di pundak Paris sembari menutup mata.Paris membelai rambut Jessica, membiarkan wanita itu beristirahat. Paris melirik Travis dan Ester di kursi depan. Mereka kelihatan sangat mesra. Paris memerhatikan beberapa kali Ester menggenggam tangan Travis."Ester bekerja di galeri Fift

  • Cinta di Bawah Langit NYC   Bab 12: Kencan Ganda 2

    ***"Aku sedang mencari danau. Aku yakin ada danau di tempat ini."Paris ingin mewujudkan beberapa khayalan di kepalanya. Paris mau melukis gadis di pinggir danau."Kau mau melukis lagi? Orang tuamu seharusnya bangga dengan bakat luar biasamu itu," tutur Jessica.Paris pun berpikir begitu. Dia sangat ingin orang tuanya mengapresiasi seni ciptaan Paris. Nyatanya tidak, mereka lebih percaya bahwa menjadi pebisnis adalah segalanya, seperti Ankara, dialah contoh anak yang didambakan orang tuanya."Aku tidak mau bahas orang tuaku. Aku benci fakta kalau Ibuku pernah menghinamu. Kau spesial bagiku."Paris dan Jessica terus berjalan ke depan. "Apa menurutmu di sini ada semacam binatang buas?" Jessica tidak tahu apakah hutan itu punya semacam binatang buas atau tidak."Seperti serigala? Aku menantikan momen saat serigala menggigitku lalu aku menjadi pria sempurna seperti Scott Mccall."Scott Mccall adalah pem

Bab terbaru

  • Cinta di Bawah Langit NYC   Bab 100: Happy

    ***Menjadi bagian dari Mahendra Orlando merupakan hal paling menyenangkan bagi Grace. Selain mendapatkan kebahagiaan berupa harta berlimpah, ia pun mendapatkan suami dan putra tampan yang selalu mewarnai hari-hari Grace. Membuatnya merasa hidupnya sangat menakjubkan.Wanita itu sangat bangga karena putranya tumbuh dengan sangat baik, sesuai dengan yang ia harapkan. Earth bukanlah anak nakal, dan itu selalu membuat Grace tersenyum. Earth adalah Ankara kedua, seperti salinan. Versi yang sama dengan Ankara.Bagi Earth, jika ia menyenangkan orang tuanya. Itu sudah menyenangkan hatinya juga. Sifatnya itu membuat orang sekelilingnya menyukai pribadi anak itu. Meskipun usianya masih muda, Earth sudah perhatian kepada semua orang terutama ibunya.Waktu berlalu begitu cepat. Sekarang Earth berusia lima tahun. Dia tumbuh menjadi anak baik yang disayangi banyak orang. Tak tanggung-tanggung, kakek neneknya mera

  • Cinta di Bawah Langit NYC   Bab 99: Travis-Ester

    ***Saat Paris menyadari Travis dan Ester merupakan dua orang yang pernah saling mencintai. Dia memberikan kode kepada Jessica untuk mengalihkan pembicaraan. Mereka berusaha tidak mengungkit soal hubungan percintaan. Mereka membahas hal lain.Sebab mereka tahu Ester sedang menjomblo sedangkan Travis mungkin saja memiliki pujaan hati bernama Chloe? Bukankah Travis terakhir kali dekat dengan wanita itu? Paris berpikir bahwa tidak adil bagi Ester ketika mereka membahas soal hubungan cinta."Liliana juga sangat lucu. Aku tidak terlalu suka anak-anak. Akan tetapi kadang-kadang aku merasa bangga melihat mereka. Jujur saja, anak-anak cukup memberikan kebahagian. Apalagi bayi mungil seperti Liliana."Setelah lama mengobrol, Travis mendadak membahas soal anak. Ester berusaha untuk tidak peduli. Sejak tadi, ia tidak pernah melirik ke arah Travis. Dia fokus memandangi Jessica dan Paris. Sebetulnya lebih sering

  • Cinta di Bawah Langit NYC   Bab 98: Liliana

    ***Sembilan bulan berlalu terasa begitu cepat. Seolah sembilan bulan itu hanyalah sembilan hari. Jessica melahirkan anak pertamanya bersama Paris. Anak itu berjenis kelamin perempuan. Mereka menamainya dengan Liliana Mahendra Orlando.Kehadiran Liliana melengkapi kebahagiaan Paris dan Jessica. Rumah tangga dua orang itu menjadi begitu harmonis. Mereka merawat Liliana dengan baik. Mereka kompak menjaga bayi cantik itu. Tidak ada kesempatan bagi mereka untuk mengeluh karena kehadiran bayi itu.Liliana adalah segala yang diinginkan Paris dan istrinya. Anak itu sumber kebahagiaan terbesar mereka. Kebahagiaan yang selalu mereka damba-dambakan. Mereka memutuskan untuk tidak menyewa perawat. Bukan karena mereka tidak mampu. Mereka jelas memiliki banyak uang.Hanya saja, Jessica mau mengabdikan dirinya untuk merawat Liliana dengan tangannya sendiri. Kasih sayang orang tuanya yang sempat didapatkan Jessica, hanya sampai ia remaja. Jessica

  • Cinta di Bawah Langit NYC   Bab 97: Malam bergairah

    ***Hari ulang tahun Grace merupakan hari yang paling membahagiakan untuk wanita itu. Kebahagiaan Grace menyebar pada Ankara. Melihat istrinya bahagia membuat pria itu tak berhenti menampilkan senyuman manis.Beruntung, senyuman itu hanya disaksikan Grace saja. Memang itulah yang diharapkan Grace. Dia tidak mau membagi segala hal menakjubkan dari suaminya. Ankara adalah miliknya.Grace tidak mau membagi keindahan suaminya kepada orang lain termasuk ketampanannya.Ankara berhasil memberikan kejutan kepada istrinya. Kejutan tersebut membuat Grace sangat terkesan. Sudah lama sekali ia mengharapkan liburan, dan Ankara baru menghadiahkan liburan untuknya tepat di hari ulang tahunnya.Liburan ke Prancis.Ankara mewujudkan liburan ke Prancis sesuai janjinya dahulu. Ankara pernah berjanji akan mengajak Grace liburan ke sungai Seine jika sudah sembuh dari lumpuhnya.Kini harapan itu sudah terwujud. Mereka su

  • Cinta di Bawah Langit NYC   Bab 96: Love is You

    ***Tidak hanya omong kosong semata. Paris benar-benar mengikuti saran kembarannya. Dia mengambil alih beberapa jabatan penting dalam perusahaan keluarga mereka.Keputusan Paris tersebut membuat orang tuanya sangat senang. Sudah lama sekali mereka mengharapkan Paris melakukan itu. Keputusan itu disambut baik oleh pihak keluarga.Akhirnya Paris memutuskan bergabung dengan bisnis keluarga tanpa harus dipaksa. Jessica pun tidak terlalu mempermasalahkan jika suaminya melakukan itu. Jessica sudah diterima baik oleh keluarga Paris seutuhnya, sehingga keputusan lelaki itu sejalan dengan situasi mereka."Bagaimana pekerjaannya? Aku berharap kamu menikmati pekerjaanmu." Jessica hanya menginginkan yang terbaik untuk suaminya.Paris baru saja pulang dari kantor milik orang tuanya. Ada begitu banyak hal yang harus dipelajari olehnya terkait bisnis keluarganya. Paris belum terlalu memahami seperti apa caranya memimpin perusahaan besar. Ada perbedaan

  • Cinta di Bawah Langit NYC   Bab 95: Cinta di bawah langit NYC

    ***Johnny memberikan pelayanan terbaik. Dia merekomendasikan banyak barang ekslusif di tokonya. Meskipun kebanyakan barang di tempat itu murah meriah. Grace tetap sangat antusias membeli barang di tempat itu. Kualitasnya tidak terlalu buruk.Aksesoris yang tersedia memang tak ada duanya. Bahkan merek mahal sekali pun belum mengeluarkan aksesoris serupa dengan barang di toko tempat Johnny bekerja itu.Tak henti-hentinya Grace memandangi gelang custom pasangan yang ada di tangan kanannya. Gelang itu menuliskan namanya dan Ankara. Hanya dengan melihat nama mereka berdampingan, membuat Grace sangat terpukau. Dia amat sangat bahagia."Kau tampak sangat menyukai gelangnya," komentar Jessica pada Grace.Mereka sudah ada di kafe setelah berbelanja di toko suvenir Johnny.Ketika semua orang sibuk makan, Paris malah sibuk melukis keluarga bahagia Ankara dan Grace seperti janjinya sebelumnya. Paris melirik ponselnya sesekali la

  • Cinta di Bawah Langit NYC   Bab 94: Melukis Kisah

    ***"Maaf membuat kalian berdua menunggu lama!" kata Paris kepada Ankara dan Grace.Paris merasa bersalah karena membuat janji kepada saudara dan iparnya. Namun, nyatanya ia malah terlambat. Itu adalah sikap yang kurang baik. Paris paham betul itu murni kesalahannya."Ya. Kau memang seharusnya minta maaf. Kami sudah menunggumu sejak tadi. Nyaris sepuluh jam!"Ankara menampakkan mimik tidak senang. Akan tetapi, bukannya merasa bersalah Paris mendadak terkekeh. Cara Ankara marah kepadanya itu terlihat sangat berbeda. Paris tidak tahu apakah itu sebuah candaan atau memang marah sungguhan."Kenapa kau malah tertawa?""Karena kau baru kali ini marah seperti itu?" Paris balik melemparkan pertanyaan, yang lebih mirip sebuah pernyataan darinya. Membuat Ankara semakin menunjukkan mimik masam kepada saudaranya itu."Baiklah. Sekali lagi, maaf. Aku benar-benar tidak tahu kalau pagi ini akan terjadi masalah." P

  • Cinta di Bawah Langit NYC   Bab 93: Pantai Plumb

    ***Pantai plumb merupakan pantai yang banyak dikunjungi oleh masyarakat lokal maupun wisatawan ketika akhir pekan tiba. Hari ini tempat itu sangat ramai, Ankara dan Grace sampai menggunakan masker agar orang-orang tidak mengenali mereka. Maklum saja, mereka cukup dikenali di kalangan masyarakat.Mereka hanya tidak mau jalan-jalan mereka kali ini terganggu karena penggemar mereka. Ankara dan Grace datang ke pantai plumb sesuai janji mereka kepada Paris dan Jessica.Janji untuk menghabiskan akhir pekan bersama-sama. Mungkin lebih tepatnya sebuah kencan ganda untuk mereka berempat.Pasangan itu tampak sangat bahagia, karena pada akhirnya bisa menikmati jalan-jalan. Melihat langit biru New York. Sekadar menunjukkan kisah cinta mereka di bawah langit itu. Mereka ingin semua orang tahu betapa besar cinta mereka."Bagaimana, Earth? Suka dengan pemandangannya?" tanya Ankara kepada bayi

  • Cinta di Bawah Langit NYC   Bab 92: Keputusan

    ***Grace sudah memutuskan untuk tidak menandatangani kontrak dengan agensi modelnya. Dia lebih memilih untuk fokus menjadi istri Ankara. Keputusan itu cukup disayangkan mantan manajer Grace, dan beberapa penggemar setianya.Kebanyakan orang menyebut bahwa Grace tidak sedang menjadi dirinya sendiri. Mereka mengklaim bahwa Grace mengorbankan hidupnya demi seorang lelaki, dan itu dinilai sangat buruk.Grace dianggap merendahkan dirinya sendiri sebagai wanita. Dicap tidak bisa memutuskan hidupnya dengan baik.Kritikan demi kritikan mulai membanjiri kolom komentar di setiap postingan Grace di sosial media. Memang, dahulu, Grace adalah penari balet terkemuka. Dia disayangi oleh banyak masyarakat New York.Banyak keputusan yang diambil Grace kurang tepat. Sehingga beberapa kritikan muncul di laman media sosial Grace."Kau membaca komentar di halaman media sosial lagi!" seru Ankara.Grace terperanjat. Dia tidak menyadari bahwa sejak tadi sua

DMCA.com Protection Status