Share

Bab 3

Author: Sierra
Hendro mengangkat sudut bibirnya dengan sinis, "Wenny, cepat pulang!"

Wenny tertawa, "Kenapa aku harus mendengarmu? Kita sudah bercerai, kenapa aku harus memanjakanmu?"

Hendro menggertakkan gigi, "Mengenai alasan perceraian, aku memberimu kesempatan untuk menulis ulang!"

Wenny tersenyum ceria. "Apa aku salah tulis, Hendro? Kamu sudah sadar setengah tahun, bukan? Tapi, kamu bahkan tidak pernah menggandeng tanganku selama setengah tahun ini. Sudah tiga tahun kamu menjadi vegetatif. Meskipun sekarang sudah sehat, aku cukup curiga ada yang salah dengan fungsi kejantananmu. Kamu tidak mampu menyentuh wanita! Segera cari dokter tradisional untuk memeriksanya. Semoga kejantananmu bisa segera kembali, ini merupakan doa terbaikku untuk perceraianmu.!"

Hendro, "…"

Pembuluh darah di dahinya sudah berdenyut.

‘Wanita ini sungguh keterlaluan!’

"Wenny, cepat atau lambat aku akan tunjukkan kekuatanku!"

"Maaf, kamu tidak punya kesempatan ini!"

"Wenny!"

Setelah bunyi bip dua kali, telepon ditutup.

Hendro sangat marah, sebelum sempat melampiaskan amarahnya, dia mendengar nada sibuk. Hendro tidak bisa berkata-kata.

‘Wenny!!!’

...

Wenny sudah sampai di apartemen sahabatnya, Fany Surin. Saat Wenny menutup telepon, Fany tertawa dan mengacungkan jempol. "Wenny, kamu hebat sekali. Pak Hendro pasti sangat marah."

Wenny merasa bahwa dulunya dia terlalu rendah hati dalam mencintainya, itulah sebabnya Hendro meremehkannya.

Mau mencintai orang lain, pertama-tama harus mencintai diri sendiri.

Terutama wanita, jangan lupa untuk mencintai diri sendiri.

Fany, "Tiga tahun lalu, Hana langsung kabur setelah mengetahui Pak Hendro menjadi vegetatif karena kecelakaan mobil. Siapa sangka, Pak Hendro ternyata haus banget. Begitu sadar, langsung kembali mencari Hana lagi. Mendingan cerai aja sama pria kayak gitu!"

Wenny mengupas permen dan memasukkannya ke dalam mulutnya. Rasa manis seakan menutupi kepahitan di hatinya. "Fany, inilah perbedaan antara cinta dan tidak cinta."

Orang yang dicintai bakal merasa aman dan terlindungi.

Mereka yang tidak dicintai sangat gelisah.

Fany melihat dan mendapati Wenny telah memakan setumpuk permen.

Fany menarik Wenny berdiri, "Wenny, semangatlah! Setelah melepaskan seseorang, kamu akan menemukan bahwa masih banyak lainnya yang kamu miliki. Aku akan memesan delapan model pria untuk mengadakan pesta lajang buatmu malam ini!"

Wenny tersenyum.

Fany mengulurkan tangan, mencopot kacamata berbingkai hitam di wajah Wenny dan membuangnya ke tong sampah.

Wenny ingin mengambilnya, "Kacamataku."

Fany menghentikannya, "Wenny, kamu melakukan penelitian akademis, jadi selalu memakai kacamata ini. Kamu harus belajar dari Hana, harus berdandan cantik."

Wenny teringat perkataan orang tuanya bahwa dia itu wanita jelek dan Hana itu putri cantik.

Mungkin bukan hanya kedua orangtuanya saja yang beranggapan demikian, tapi Hendro juga berpikir dia itu wanita jelek.

Fany menarik Wenny keluar rumah, "Ayo, aku bawa kamu berbelanja. Kita pergi potong rambut, manikur dan beli baju. Aku bakal membuat Hendro dan yang lainnya menyaksikan betapa cantiknya kamu!"

Fany tiba-tiba teringat sesuatu, "Oh ya, Wenny, kamu benaran tidak menginginkan uang Pak Hendro dalam perceraian ini?"

Wenny, "Aku punya uang sendiri."

"Lalu, uang Pak Hendro diberikan pada Hana? Betapa beruntungnya dia."

"…"

"Mana kartu yang diberikan Pak Hendro?"

Hendro selalu bermurah hati, dia memberi Wenny kartu hitam emas, tetapi Wenny tidak pernah menggunakannya.

Wenny mengeluarkan kartu tersebut dari tasnya dan mengedipkan matanya, "Lalu, Pak Hendro akan membayar belanjaanku hari ini."

...

Malam hari, Bar 1996.

Bar 1996 selalu menjadi sarang uang di Kota Livia, tempat para pangeran dan pria kaya dari semua lapisan masyarakat menghabiskan uangnya. Malam ini, ada DJ dan banyak tarian yang tak berhenti.

Hendro duduk di sofa di bilik mewah yang remang-remang. Malam ini dia mengenakan kemeja hitam dan celana panjang hitam, dengan lengan kemejanya yang dilipat, memperlihatkan lengannya yang kekar dan jam tangan baja senilai puluhan miliar di pergelangan tangannya. Penampilannya yang tampan dan anggun menarik perhatian para wanita di bar, mereka terus-menerus menoleh ke arahnya.

Di samping Hendro ada sahabatnya Alex Heis, yang juga dikenal sebagai pangeran Keluarga Heis, serta beberapa pria dari keluarga kaya.

Alex tertawa, "Kak, apa katamu? Wenny mau ceraikan kamu?"

Beberapa pria kaya juga tertawa. "Semua orang tahu Wenny sangat mencintai Pak Hendro. Dia rela menikahinya meski Pak Hendro sudah menjadi vegetatif. Bagaimana mungkin Wenny tega menceraikannya sekarang?"

"Kita bertaruh saja, mari kita lihat berapa lama Wenny bisa menahan diri untuk kembali mencari Pak Hendro."

Alex, "Aku yakin tidak butuh lama, Wenny bakal kirim pesan pada Kak Hendro nanti haha."

Ekspresi Hendro tampak suram dan jelas terlihat bahwa dia sedang dalam suasana hati yang buruk.

Dia mengeluarkan ponselnya dan membuka kotak obrolan Whatsapp dengan Wenny.

Percakapan terakhir terjadi tadi malam. Wenny mengambil foto semangkuk sup tulang dan menuliskan, [Sayang, meskipun kondisi tulangmu sudah normal, kamu tetap harus minum lebih banyak sup tulang. Jangan lupa pulang lebih awal.]

Kalau digulir ke atas, isinya penuh dengan pesan-pesan dari Wenny yang dikirimnya setiap hari.

Hendro tidak pernah balas.

Dia tidak pernah balas sekali pun.

Hari ini sangat sepi, Wenny tidak mengiriminya pesan apa pun.

Hendro merasa kesal.

Ding.

Saat ini, sebuah pesan teks masuk.

Alex yang ada di sampingnya langsung berkata, "Sudah lihat, ‘kan? Wenny sudah mengirim pesan pada Kak Hendro!"

Ding ding ding.

Beberapa pesan teks masuk.

Pria kaya di sekitar mereka tertawa terbahak-bahak, "Kita tahu dia tidak mungkin tahan lama, tapi siapa sangka bakal secepat ini."

Alex mendesak, "Kak, lihat apa yang dikirim Wenny padamu. Dia pasti menangis dan memohon untuk kembali bersamamu."

Hendro mengangkat alisnya. ‘Apakah Wenny mengirimkannya pesan?’

‘Kalau tahu begini, kenapa melakukannya sejak awal!’

‘Bukankah Wenny sangat keras kepala pagi ini?’

Hendro membuka pesan teks itu dan langsung tertegun.

Alex membacanya, "Pengguna VVIP yang terhormat, kartu Anda dengan digit terakhir 0975 telah menghabiskan 1.600.000 di Toko Manikur Pelangi."

Semua orang tampak bingung.

Hendro melihat ke atas, menghabiskan 4.000.000 di Salon Kimiko.

Menghabiskan 172.000.000 di Toko Chanel.

Menghabiskan 480.000.000 di Toko LV.

...

Bukan pesan untuk minta berdamai, melainkan pemberitahuan pesan teks tentang pembelajaan.

Semuanya tercengang.

Wenny terasa seperti menampar wajah mereka dari kejauhan, yang mana sangat memalukan.

Hendro membanting ponselnya ke meja dengan wajah muram. Dia tidak peduli berapa banyak uang yang dihabiskan Wenny, tapi intinya Wenny malah pergi berbelanja setelah bercerai. ‘Wanita ini benar-benar hebat, sungguh hebat!’

Wanita yang selama tiga tahun ini patuh dan menempel padanya, tiba-tiba saja berubah.

Alex, "Kak, apa yang Wenny lakukan? Dia malah membuat kuku dan rambut di salon, serta membeli baju. Apa dia mencoba meniru gaya berpakaian Kak Hana?"

"Kak Hana adalah mawar merah di Kota Livia. Wenny adalah seorang gadis desa. Tak peduli seberapa keras dia mencoba, Wenny tetaplah hanya seorang gadis bodoh."

"Putri berbeda dengan wanita biasa. Wanita biasa tidak akan bisa menjadi seorang putri."

Semua orang menertawakan Wenny.

Tiba-tiba terjadi keributan di bar. Pandangan semua orang tertuju pada suatu tempat. Seseorang berseru, "Lihat! Ada dewi!"

Related chapters

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 4

    Wenny datang.Setelah selesai berbelanja di mal, Fany langsung membawa Wenny ke Bar 1996, tempat di mana dia mengadakan pesta lajang untuk Wenny malam ini.Wenny tidak menyangka akan bertemu Hendro dan lainnya di sini, dia tentu juga mendengar mereka sedang menertawakannya.Wenny mengenal Alex dan yang lainnya yang ada di bilik mewah itu. Mereka semua adalah kenalan Hendro, Alex adalah sahabat Hendro. Hendro dan Hana pernah pacaran, mereka semuanya menyukai Hana. Alex bahkan memanggil Hana dengan sebutan "Kakak Ipar".Selama tiga tahun ini, Wenny sama sekali tidak bisa berbaur dengan lingkungannya, orang-orang ini tidak menyukainya.Label yang mereka berikan pada Wenny adalah "pengantin pengganti", "wanita jelek", "gadis desa"...Kalau seorang pria tidak mencintaimu, teman-temannya tidak akan menghormatimu.Fany sangat geram. Dia menyingsingkan lengan bajunya dan siap menyerang. "Aku bakal merobek mulut orang-orang ini!"Wenny meraih Fany dan berkata, "Fany, lupakan saja! Kami sudah be

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 5

    Wenny mengerutkan kening, "Apa yang aku lakukan?"Hendro menggertakkan gigi dan berkata, "Siapa suruh kamu berpakaian begitu genit?"‘Apa?’‘Genit?’"Hendro, tolong jelaskan kata-katamu!"Hendro menunduk dan melirik rok mininya, "Pahamu hampir terekspos. Apa kamu berharap orang lain memperhatikan kakimu?"Rok yang dikenakan Wenny agak pendek. Fany yang pilihkan untuknya."Wenny hanya tidak memperlihatkan kakinya, sehingga Hana merasa dirinya hebat. Mari kita lihat malam ini siapa yang memiliki kaki paling indah di Kota Livia," kata FanyWenny mengangkat alisnya, "Tampaknya Pak Hendro telah memperhatikan kakiku."Hendro tertegun.Wenny bersandar di dinding, tampak anggun dan malas. Dia perlahan mengangkat kaki kanannya, telapak kaki kanannya yang bertumit tinggi bergesekan dengan pergelangan kaki Hendro.Hendro mengenakan celana panjang hitam, dia tampak sangat tenang dan mulia.Jari-jari kaki Wenny yang putih dan lembut bergerak ke sepanjang pergelangan kakinya, membelai betisnya denga

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 6

    Alex terkejut, 16 tahun?Alasan kenapa orang-orang di lingkungan Alex begitu mengakui Hana bukan hanya karena kecantikannya, tetapi juga karena Hana memiliki nilai yang sangat baik dan gelar yang tinggi sejak kecil. Dia adalah mahasiswi terbaik di universitas terkenal. Melihat seluruh lingkungan sosialita Kota Livia, tidak ada yang lebih baik darinya.Dia pantas menjadi pasangan Hendro.Gadis mana pun yang hanya memiliki kecantikan pasti akan gagal. Kecantikan yang dipadukan dengan kualifikasi akademis adalah hal yang sangat berharga. Semakin tinggi status sosial, semakin tinggi pula kualifikasi akademis seorang gadis.Sedikit rasa senang yang Alex rasakan terhadap Wenny tadi telah sirna, nada bicaranya penuh dengan penghinaan, "Wenny, kamu benaran berhenti sekolah saat berusia 16 tahun?"Wenny menatap Hana yang tampak bangga dan tersenyum, "Ya, aku memang berhenti sekolah saat aku berusia 16 tahun."Alex, "Kebetulan sekali! Kak Hendro juga berhenti sekolah di usia 16 tahun. Tapi, Kak

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 7

    Hana mengangkat sudut bibirnya, hatinya terasa hangat. Dia bersandar pada lengan Hendro, lalu mengangkat kepala dan menatapnya, "Aku tahu kamu tidak tega meninggalkanku. Kamu tidak akan meninggalkanku."Sebagai orang terkaya di Kota Livia, Hendro tampan dan berwibawa, cukup kuat untuk melakukan apa pun hanya dengan lambaian tangannya. Dia memenuhi semua imajinasi Hana tentang seorang pria.Namun, Hendro menjadi vegetatif dalam kecelakaan mobil tiga tahun lalu, dokter menyatakan bahwa dia tidak akan bisa bangun lagi dalam kehidupan ini. Bagaimana mungkin Hana menyia-nyiakan masa mudanya untuk Hendro?Jadi, Hana melarikan diri.Siapa sangka, baru tiga tahun Wenny menikah dengan Hendro, Hendro benar-benar sadar kembali.Hana tidak tahu bagaimana Hendro sadar kembali. Mungkinkah ramalan bintang Wenny cocok untuk menikah?Bahkan dokter pun menyatakan bahwa ini sebuah keajaiban medis.Jadi, Hana pulang.Hana tahu Hendro mencintainya dan tidak akan meninggalkannya.Hendro menatap wajah Hana y

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 8

    Adik kelasnya yang langsung menolak permintaan pertemanannya!Sutinah masuk sambil membawa secangkir kopi. Dia melihat ponsel Hendro. ‘Apa? Ternyata ada yang menolak permintaan pertemanan Pak Hendro???’Ini serial macam apa?Sutinah, "Pak, adik kelasmu ini... sangat unik."Hendro mencibir, memang unik.Dia orang pertama yang menolaknya.Lupakan saja.Hendro menyesap kopinya dan mengerutkan kening.Sutinah, "Pak, apakah kopinya tidak sesuai selera? Aku ulang buat."Hendro tiba-tiba merindukan kopi buatan Wenny, itu rasa yang paling disukainya.Hendro berkata tanpa ekspresi, "Tulis cek dengan nilai ratusan miliaran untuk ganti rugi perceraianku kepada Wenny."Wenny bilang ingin pergi tanpa membawa apa pun, tetapi Hendro tidak percaya dengan kata-katanya.Bagaimana seorang gadis dari desa yang berhenti sekolah pada usia 16 tahun bisa menghasilkan uang?Wenny hanya mau tarik ulur dan menginginkan lebih banyak uang.Cek dengan nilai ratusan miliaran ini setara dengan membeli waktunya selama

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 9

    Tak seorang pun menyambut kedatangannya, semua orang ingin mengusirnya.Wenny merasa konyol. Tatapannya yang dingin menatap wajah Landy, Hana dan Andy satu per satu. Kemudian, dia menarik lengannya dari telapak tangan Hendro dengan sekuat tenaga. Wenny mengangkat sudut bibirnya dan tersenyum, "Baiklah, aku akan pergi."‘Ingat, kalianlah yang mengusirku!’Wenny berbalik dan pergi.Namun, tak lama kemudian Wenny kembali dan menyelipkan sehelai rambutnya ke belakang telinganya. "Pak Hendro, tahukah kamu kenapa aku datang ke Rumah Sakit Pengobatan Tradisional hari ini?"Hendro menatap wajahnya yang putih dan lembut, terlihat makin cantik.Hendro tampak acuh tak acuh, jelas dia tidak tertarik untuk mengetahuinya. Suaranya terdengar dingin, "Wenny, kalau kamu terus menggangguku seperti ini, bakal membuatku kesal."Wenny tiba-tiba melangkah maju dan tersenyum padanya, "Aku datang carikan dokter tradisional untukmu."Wenny berkata sambil mengeluarkan sebuah kartu nama dan menyerahkannya kepada

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 10

    Vila Keluarga Cladia.Pada malam hari, Landy sedang duduk menunggu Andy di sofa ruang tamu mengenakan gaun tidur sutra.Dia adalah wanita cantik jelita sejak muda. Nando sangat mencintainya dan memanjakannya. Kemudian, dia menikah lagi dengan Andy, yang mewarisi bisnis dan perusahaan Nando, membuat kariernya semakin besar. Landy menjadi seorang nyonya anggun. Dia sangat memperhatikan perawatan selama ini, sehingga masih tetap tampak pesona.Saat ini, pintu villa dibuka oleh pembantu dan Andy pulang.Landy langsung tersenyum senang, melangkah maju untuk menyambutnya dan melepaskan jasnya, "Sayang, kenapa kamu pulang begitu telat?"Berbeda dengan Nando yang jujur ​​dan membosankan, Andy tampan dan menawan sejak muda. Setelah menjadi bos perusahaan, dia menjadi lebih bergaya dan membuat Landy terpesona.Andy, "Aku ada dinas malam ini."Landy tiba-tiba mencium aroma parfum di jas Andy. Dia mengenal aroma parfum itu, parfum itu berasal dari sekretaris wanita yang baru saja direkrutnya.Land

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 11

    Hendro mengulurkan tangan dan menangkap tubuh itu.Dia menatap dan berkata dengan kesal, "Wenny, kenapa kamu kembali?"Wenny tidak sangka Hendro akan pulang. Hari ini dia mengenakan setelan jas hitam. Dia baru saja kembali dari luar, kain mahal dan bertekstur itu terkena udara dingin dari luar.Tubuh Wenny terasa panas sekali, tanpa disadarinya Wenny pun jatuh ke dalam pelukannya, berharap dapat memanfaatkan wangi tubuh pria dewasa untuk memuaskan nafsu birahinya.Wenny menatapnya dengan mata berbinar, "Hendro, tolong..."Sebelum Wenny sempat menyelesaikan kata-katanya, Hendro mendorongnya. Pria itu menatapnya dengan dingin, "Ada apa denganmu?"Wenny tertegun saat didorong menjauh. Padahal tadi dia ingin meminta bantuan Hendro.Mana mungkin Hendro mau membantunya?"Aku diberi obat bius."‘Diberi obat?’Alis Hendro berkerut. Wanita yang selalu menyinggungnya ternyata pandai membuat masalah!"Kamu tunggu dulu."Hendro yang bertubuh tinggi berjalan menuju kaca jendela. Dia mengeluarkan po

Latest chapter

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 50

    Pada babak pertama, Hendro terpilih menjadi pemain utama dan suasana langsung menjadi semarak.Susan mengangkat sudut bibirnya sambil menatap Hendro, "Pak Hendro, mari kita bermain Jujur. Bolehkah aku bertanya, apakah kamu sudah pernah berhubungan seks dengan istrimu?"Semua orang yang hadir, kecuali Steve yang baru saja pulang dari luar negeri, tahu bahwa Wenny adalah istrinya Hendro.Susan sengaja bertanya apakah Hendro telah menyentuh Wenny.Pria kaya di meja itu menikmati kesenangan dan mulai bersiul.Susan melirik Wenny dengan pandangan sinis, "Pak Hendro, kamu dan istrimu sudah menikah selama tiga tahun. Jangan-jangan kamu belum menyentuh istrimu? Seberapa tidak sukanya kamu dengan istrimu ini?"Hana pun menatap Wenny dengan pandangan merendahkan dan arogan, "Aku sudah bilang pada Hendro, jangan menyentuh istrinya, jadi Hendro tidak mungkin menyentuhnya."Susan dan Hana bekerja sama untuk mempermalukan Wenny.Alex dan pria kaya lainnya mulai mendesaknya, "Kak Hendro, tolong jawab

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 49

    Wenny melihat Hendro dan Hana. Hana telah keluar dari rumah sakit, kini berdiri dengan anggun di samping Hendro sambil merangkulnya. Keduanya sangat serasi dan sangat mesra.Fany mendengus dingin, "Wenny, Pak Hendro memang mencintai Hana. Hana telah bertindak pada Bu Lisa, tapi Pak Hendro menganggap tidak terjadi apa-apa dan kembali bersama Hana."Wenny tidak menyangka akan bertemu Hendro dan Hana di bar. Melihat mereka berdua begitu cepat berbaikan, Wenny tidak menunjukkan keterkejutan apa pun. Dia tersenyum pada Fany, "Apakah ini hari pertama kamu tahu Hendro mencintai Hana?"Dulu Wenny bakal merasa kecewa, tetapi sekarang dia sudah mati rasa.Saat ini juga, terdengar suara sepatu hak tinggi, "Pak Hendro, Hana, kebetulan sekali."Wenny mendongak dan menemukan Susan juga datang.Malam ini Susan mengenakan gaun halter hitam, yang serasi dengan rambut keriting dan bibir merahnya, membuatnya tampak sangat menawan.Pandangan Susan tertuju pada Hendro, matanya berbinar dan jantungnya berde

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 48

    Seberapa sakitnya yang dia rasakan saat itu?Hendro memeluk pinggangnya yang lembut. Dia mengaku sedikit lebih sayang padanya.Hendro menundukkan kepala dan mendekatkan wajahnya. Suaranya masih serak karena baru bangun tidur. Dia berbisik padanya, "Wenny, apa aku menyakitimu? Maafkan aku."Hendro berbisik meminta maaf padanya.Wenny yang sedang tidur tidak bereaksi. Dia bernapas tenang, seolah-olah setiap helai rambutnya terasa manis dan lembut.Tenggorokan Hendro serasa terbakar bara api. Dia tak berani menatap tubuhnya yang menggoda, tetapi dia tak terkendali menundukkan kepala, ingin mencium rambutnya yang harum dan lembut.Saat hendak menciumnya, Wenny mengerang dan perlahan membuka matanya.Wenny terbangun.Hendro tiba-tiba tersadar. Dia terkejut dan tidak tahu apa yang baru saja dilakukannya.Dia hendak mencium rambut Wenny!Hendro pernah melihat berbagai macam wanita cantik, tapi kini Wenny telah membutakannya dengan nafsu.Hendro segera melepaskannya, menyingkap selimut dan tur

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 47

    Hendro mengingatkannya bahwa di sini berbahaya dan memintanya untuk segera pergi.Kalau orang-orang di belakang menemukannya, gadis itu juga tidak bisa kabur.Namun, gadis itu tidak pergi. Sebaliknya, dia menyeret Hendro dengan susah payah ke sebuah gua tersembunyi.Gadis itu berkata padanya, "Kakak, di sini sangat aman. Orang-orang itu tidak akan menemukan kita."Hendro menatap gadis itu. Gadis itu masih sangat kecil, saat itu sudah musim dingin, tetapi dia hanya mengenakan gaun tipis yang sudah pudar warnanya. Dia tampak sudah lama sendirian di hutan dan satu-satunya yang menemaninya adalah boneka di tangannya.Hendro terluka parah dan merasa sangat kedinginan.Pada saat ini, gadis itu mengulurkan tangan dan memeluknya, "Kakak, apakah kamu kedinginan? Kalau aku memelukmu seperti ini, kamu tidak akan kedinginan lagi."Dia melihat mata gadis itu, begitu jernih dan cemerlang.Hendro bertanya padanya, "Kenapa kamu sendirian di sini? Di mana rumahmu? Di mana orang tuamu?"Gadis itu terdia

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 46

    Wenny pun membalut lukanya, tapi luka Hendro malah terinfeksi dan dia pun mengalami demam tinggi saat tidur.Hendro merasa kedinginan. Wenny menyalakan AC dan menyelimutinya dengan beberapa selimut, tetapi dia tetap merasa kedinginan. Keringat dingin membasahi dahinya dan bibirnya sangat pucat.Wenny merasa Hendro pantas mendapatkannya. Kenapa dia tidak merawat lukanya saat membawa Hana ke rumah sakit?Wenny memberinya suntikan, tetapi dia harus menahan demam tingginya sendiri.Dia akan baik-baik saja setelah demam tingginya mereda.Wenny menyingkap selimut dan berbaring di sebelahnya.Tubuh Hendro sangat dingin, bagaikan es batu, yang memancarkan hawa dingin yang menusuk.Wenny tidak dapat mengabaikannya, jadi dia menggigit bibirnya, berinisiatif menggerakkan tubuh mendekatinya.Hendro memunggunginya, Wenny menghindari luka-lukanya dan memeluknya dari belakang.Hendro merasakannya. Wenny berbaring di sampingnya, sedang memeluknya, kehangatan tubuhnya perlahan-lahan menyebar ke tubuh H

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 45

    Wenny merapikan kemeja putihnya lalu berbalik menatap Hendro.Ponsel ditaruh di meja samping ranjang. Hendro tidak melihat atau menjawabnya, hanya biarkan nada dering terus berdering.Dia tidak menjawab panggilan Hana.Mungkin ini pertama kalinya.Hendro yang bertubuh tinggi berdiri dan melepas jas hitamnya.Dia mengenakan kemeja putih dengan bercak darah besar di punggungnya. Wenny teringat cambuk yang dicambukkan Nenek di punggungnya.Padahal cambuk itu sudah mencabik kulitnya, tapi pria ini tegar dan tidak menunjukkan rasa sakit di wajahnya.Cedera ini harus diobati, kalau tidak akan terinfeksi.Wenny berkata, "Aku akan mengambil perlengkapan medis dan bantu mengobati luka di punggungmu."Hendro menatapnya sambil tersenyum, "Bukankah kamu baru saja mengabaikanku?"Wenny membungkuk dan mengeluarkan kotak obat, "Aku hanya tidak ingin Nenek khawatir."Hendro duduk di ranjang, Wenny, "Lepaskan bajumu."Hendro menanggalkan bajunya dengan patuh, memperlihatkan tubuh bagian atasnya yang be

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 44

    Kenapa kamu mengabaikanku?Hendro tampak sedang membujuknya.Pria dengan status, kedudukan dan kekuasaan seperti Hendro, asal dia mau merendahkan diri untuk merayu wanita, bisa dengan mudah memberikan ilusi cinta mendalam dan memikat orang hingga jatuh hati padanya.Namun, Wenny sadar, karena dia tahu betul bahwa cinta Hendro tidak akan pernah diberikan padanya.Hendro berikan semuanya pada Hana.Wenny menyipitkan matanya dan mencoba untuk bangun, "Lepaskan aku!"Senyum Hendro makin terlihat jelas, "Kamu marah?"Wenny merasa lucu, "Kenapa aku harus marah?"Hendro, "Hari ini aku terlalu kuat, apakah pinggangmu terbentur?"Wenny membantah, "Tidak."Tangan Hendro jatuh di pinggang Wenny, menggenggamnya lembut dan bertanya dengan suara pelan, "Apakah di sini?"Di sana.Ketika mandi tadi, Wenny melihat pinggangnya memar. Mungkin butuh waktu lama untuk menghilangkannya sepenuhnya.Sekarang, bagian yang terluka itu dipegang dengan lembut di telapak tangannya. Telapak tangan Hendro hangat dan

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 43

    Bu Lisa berkata penuh kasih, "Cepat pergi."Wenny pun pergi.Hendro datang ke samping ranjang, Bu Lisa memaki, "Kenapa kamu kembali? Segera keluar dari sini!"Hendro mengerutkan bibirnya dan meminta maaf dengan tulus, "Nenek, aku salah. Maafkan aku."Sikap Bu Lisa segera mereda, "Aku tidak butuh permintaan maafmu, orang yang harusnya kamu minta maaf itu Wenny!""Benar sekali, Pak. Kamu malah pergi membawa Hana. Saat Bu Lisa pingsan, Nyonya Muda yang merawatnya! Bapak seperti anak yang diadopsi, Nyonya Muda barulah anak kandungnya," kata Pak Yudi kesal.Hendro, "…""Kamu bahkan mendorong Wenny, pinggang Wenny terbentur meja! Semua orang bilang anak yang baik bisa mendapat permen, jangan kira Wenny tidak sakit hanya karena dia tidak menangis.""Pak, kamu harus berhati nurani. Jangan menindas Nyonya Muda seperti ini!"Bu Lisa dan Pak Yudi terus menyalahkan Hendro.Hendro, "…"Hendro melirik ke arah perginya Wenny, lalu berkata, "Nenek, kalau Nenek baik-baik saja, aku kembali ke kamar dulu

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 42

    Sebenarnya, saat di rumah tua, Wenny sudah menduga kalau Hana yang mengirim foto tersebut.Tadi di bangsal, Wenny berusaha mengelabui Hana, agar Hana mengungkapkan semuanya pada Hendro.Hendro menutup telepon dan menatap Wenny.Tatapan Wenny dingin, dia tersenyum ironis, "Pak Hendro, kayaknya harus mengecewakanmu. Bukan aku yang mengirim foto itu, melainkan Hana."Hendro mengerutkan kening dan tidak berkata apa-apa.Wenny pun pergi.Namun, ketika sudah sampai di sisinya, Hendro tiba-tiba meraih lengannya.Wenny secara refleks mendorongnya menjauh. Dia tidak ingin melakukan kontak fisik apa pun dengannya."Setelah kamu pergi, Nenek sangat marah hingga pingsan. Dia masih memanggil namamu saat tidur. Kembalilah dan temui Nenek saat ada waktu."Selesai berkata, Wenny pun pergi.Sutinah datang dan berbisik, "Pak, sepertinya Nyonya salah paham. Sebenarnya, kamu tidak sepenuhnya memercayai kata-kata Hana, kamu berdiri di luar dan tidak pergi. Meski Nyonya tidak meneleponmu, kamu juga bisa men

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status