Share

Bab 3

Author: Sierra
Hendro mengangkat sudut bibirnya dengan sinis, "Wenny, cepat pulang!"

Wenny tertawa, "Kenapa aku harus mendengarmu? Kita sudah bercerai, kenapa aku harus memanjakanmu?"

Hendro menggertakkan gigi, "Mengenai alasan perceraian, aku memberimu kesempatan untuk menulis ulang!"

Wenny tersenyum ceria. "Apa aku salah tulis, Hendro? Kamu sudah sadar setengah tahun, bukan? Tapi, kamu bahkan tidak pernah menggandeng tanganku selama setengah tahun ini. Sudah tiga tahun kamu menjadi vegetatif. Meskipun sekarang sudah sehat, aku cukup curiga ada yang salah dengan fungsi kejantananmu. Kamu tidak mampu menyentuh wanita! Segera cari dokter tradisional untuk memeriksanya. Semoga kejantananmu bisa segera kembali, ini merupakan doa terbaikku untuk perceraianmu.!"

Hendro, "…"

Pembuluh darah di dahinya sudah berdenyut.

‘Wanita ini sungguh keterlaluan!’

"Wenny, cepat atau lambat aku akan tunjukkan kekuatanku!"

"Maaf, kamu tidak punya kesempatan ini!"

"Wenny!"

Setelah bunyi bip dua kali, telepon ditutup.

Hendro sangat marah, sebelum sempat melampiaskan amarahnya, dia mendengar nada sibuk. Hendro tidak bisa berkata-kata.

‘Wenny!!!’

...

Wenny sudah sampai di apartemen sahabatnya, Fany Surin. Saat Wenny menutup telepon, Fany tertawa dan mengacungkan jempol. "Wenny, kamu hebat sekali. Pak Hendro pasti sangat marah."

Wenny merasa bahwa dulunya dia terlalu rendah hati dalam mencintainya, itulah sebabnya Hendro meremehkannya.

Mau mencintai orang lain, pertama-tama harus mencintai diri sendiri.

Terutama wanita, jangan lupa untuk mencintai diri sendiri.

Fany, "Tiga tahun lalu, Hana langsung kabur setelah mengetahui Pak Hendro menjadi vegetatif karena kecelakaan mobil. Siapa sangka, Pak Hendro ternyata haus banget. Begitu sadar, langsung kembali mencari Hana lagi. Mendingan cerai aja sama pria kayak gitu!"

Wenny mengupas permen dan memasukkannya ke dalam mulutnya. Rasa manis seakan menutupi kepahitan di hatinya. "Fany, inilah perbedaan antara cinta dan tidak cinta."

Orang yang dicintai bakal merasa aman dan terlindungi.

Mereka yang tidak dicintai sangat gelisah.

Fany melihat dan mendapati Wenny telah memakan setumpuk permen.

Fany menarik Wenny berdiri, "Wenny, semangatlah! Setelah melepaskan seseorang, kamu akan menemukan bahwa masih banyak lainnya yang kamu miliki. Aku akan memesan delapan model pria untuk mengadakan pesta lajang buatmu malam ini!"

Wenny tersenyum.

Fany mengulurkan tangan, mencopot kacamata berbingkai hitam di wajah Wenny dan membuangnya ke tong sampah.

Wenny ingin mengambilnya, "Kacamataku."

Fany menghentikannya, "Wenny, kamu melakukan penelitian akademis, jadi selalu memakai kacamata ini. Kamu harus belajar dari Hana, harus berdandan cantik."

Wenny teringat perkataan orang tuanya bahwa dia itu wanita jelek dan Hana itu putri cantik.

Mungkin bukan hanya kedua orangtuanya saja yang beranggapan demikian, tapi Hendro juga berpikir dia itu wanita jelek.

Fany menarik Wenny keluar rumah, "Ayo, aku bawa kamu berbelanja. Kita pergi potong rambut, manikur dan beli baju. Aku bakal membuat Hendro dan yang lainnya menyaksikan betapa cantiknya kamu!"

Fany tiba-tiba teringat sesuatu, "Oh ya, Wenny, kamu benaran tidak menginginkan uang Pak Hendro dalam perceraian ini?"

Wenny, "Aku punya uang sendiri."

"Lalu, uang Pak Hendro diberikan pada Hana? Betapa beruntungnya dia."

"…"

"Mana kartu yang diberikan Pak Hendro?"

Hendro selalu bermurah hati, dia memberi Wenny kartu hitam emas, tetapi Wenny tidak pernah menggunakannya.

Wenny mengeluarkan kartu tersebut dari tasnya dan mengedipkan matanya, "Lalu, Pak Hendro akan membayar belanjaanku hari ini."

...

Malam hari, Bar 1996.

Bar 1996 selalu menjadi sarang uang di Kota Livia, tempat para pangeran dan pria kaya dari semua lapisan masyarakat menghabiskan uangnya. Malam ini, ada DJ dan banyak tarian yang tak berhenti.

Hendro duduk di sofa di bilik mewah yang remang-remang. Malam ini dia mengenakan kemeja hitam dan celana panjang hitam, dengan lengan kemejanya yang dilipat, memperlihatkan lengannya yang kekar dan jam tangan baja senilai puluhan miliar di pergelangan tangannya. Penampilannya yang tampan dan anggun menarik perhatian para wanita di bar, mereka terus-menerus menoleh ke arahnya.

Di samping Hendro ada sahabatnya Alex Heis, yang juga dikenal sebagai pangeran Keluarga Heis, serta beberapa pria dari keluarga kaya.

Alex tertawa, "Kak, apa katamu? Wenny mau ceraikan kamu?"

Beberapa pria kaya juga tertawa. "Semua orang tahu Wenny sangat mencintai Pak Hendro. Dia rela menikahinya meski Pak Hendro sudah menjadi vegetatif. Bagaimana mungkin Wenny tega menceraikannya sekarang?"

"Kita bertaruh saja, mari kita lihat berapa lama Wenny bisa menahan diri untuk kembali mencari Pak Hendro."

Alex, "Aku yakin tidak butuh lama, Wenny bakal kirim pesan pada Kak Hendro nanti haha."

Ekspresi Hendro tampak suram dan jelas terlihat bahwa dia sedang dalam suasana hati yang buruk.

Dia mengeluarkan ponselnya dan membuka kotak obrolan Whatsapp dengan Wenny.

Percakapan terakhir terjadi tadi malam. Wenny mengambil foto semangkuk sup tulang dan menuliskan, [Sayang, meskipun kondisi tulangmu sudah normal, kamu tetap harus minum lebih banyak sup tulang. Jangan lupa pulang lebih awal.]

Kalau digulir ke atas, isinya penuh dengan pesan-pesan dari Wenny yang dikirimnya setiap hari.

Hendro tidak pernah balas.

Dia tidak pernah balas sekali pun.

Hari ini sangat sepi, Wenny tidak mengiriminya pesan apa pun.

Hendro merasa kesal.

Ding.

Saat ini, sebuah pesan teks masuk.

Alex yang ada di sampingnya langsung berkata, "Sudah lihat, ‘kan? Wenny sudah mengirim pesan pada Kak Hendro!"

Ding ding ding.

Beberapa pesan teks masuk.

Pria kaya di sekitar mereka tertawa terbahak-bahak, "Kita tahu dia tidak mungkin tahan lama, tapi siapa sangka bakal secepat ini."

Alex mendesak, "Kak, lihat apa yang dikirim Wenny padamu. Dia pasti menangis dan memohon untuk kembali bersamamu."

Hendro mengangkat alisnya. ‘Apakah Wenny mengirimkannya pesan?’

‘Kalau tahu begini, kenapa melakukannya sejak awal!’

‘Bukankah Wenny sangat keras kepala pagi ini?’

Hendro membuka pesan teks itu dan langsung tertegun.

Alex membacanya, "Pengguna VVIP yang terhormat, kartu Anda dengan digit terakhir 0975 telah menghabiskan 1.600.000 di Toko Manikur Pelangi."

Semua orang tampak bingung.

Hendro melihat ke atas, menghabiskan 4.000.000 di Salon Kimiko.

Menghabiskan 172.000.000 di Toko Chanel.

Menghabiskan 480.000.000 di Toko LV.

...

Bukan pesan untuk minta berdamai, melainkan pemberitahuan pesan teks tentang pembelajaan.

Semuanya tercengang.

Wenny terasa seperti menampar wajah mereka dari kejauhan, yang mana sangat memalukan.

Hendro membanting ponselnya ke meja dengan wajah muram. Dia tidak peduli berapa banyak uang yang dihabiskan Wenny, tapi intinya Wenny malah pergi berbelanja setelah bercerai. ‘Wanita ini benar-benar hebat, sungguh hebat!’

Wanita yang selama tiga tahun ini patuh dan menempel padanya, tiba-tiba saja berubah.

Alex, "Kak, apa yang Wenny lakukan? Dia malah membuat kuku dan rambut di salon, serta membeli baju. Apa dia mencoba meniru gaya berpakaian Kak Hana?"

"Kak Hana adalah mawar merah di Kota Livia. Wenny adalah seorang gadis desa. Tak peduli seberapa keras dia mencoba, Wenny tetaplah hanya seorang gadis bodoh."

"Putri berbeda dengan wanita biasa. Wanita biasa tidak akan bisa menjadi seorang putri."

Semua orang menertawakan Wenny.

Tiba-tiba terjadi keributan di bar. Pandangan semua orang tertuju pada suatu tempat. Seseorang berseru, "Lihat! Ada dewi!"
Continue to read this book for free
Scan code to download App

Related chapters

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 4

    Wenny datang.Setelah selesai berbelanja di mal, Fany langsung membawa Wenny ke Bar 1996, tempat di mana dia mengadakan pesta lajang untuk Wenny malam ini.Wenny tidak menyangka akan bertemu Hendro dan lainnya di sini, dia tentu juga mendengar mereka sedang menertawakannya.Wenny mengenal Alex dan yang lainnya yang ada di bilik mewah itu. Mereka semua adalah kenalan Hendro, Alex adalah sahabat Hendro. Hendro dan Hana pernah pacaran, mereka semuanya menyukai Hana. Alex bahkan memanggil Hana dengan sebutan "Kakak Ipar".Selama tiga tahun ini, Wenny sama sekali tidak bisa berbaur dengan lingkungannya, orang-orang ini tidak menyukainya.Label yang mereka berikan pada Wenny adalah "pengantin pengganti", "wanita jelek", "gadis desa"...Kalau seorang pria tidak mencintaimu, teman-temannya tidak akan menghormatimu.Fany sangat geram. Dia menyingsingkan lengan bajunya dan siap menyerang. "Aku bakal merobek mulut orang-orang ini!"Wenny meraih Fany dan berkata, "Fany, lupakan saja! Kami sudah be

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 5

    Wenny mengerutkan kening, "Apa yang aku lakukan?"Hendro menggertakkan gigi dan berkata, "Siapa suruh kamu berpakaian begitu genit?"‘Apa?’‘Genit?’"Hendro, tolong jelaskan kata-katamu!"Hendro menunduk dan melirik rok mininya, "Pahamu hampir terekspos. Apa kamu berharap orang lain memperhatikan kakimu?"Rok yang dikenakan Wenny agak pendek. Fany yang pilihkan untuknya."Wenny hanya tidak memperlihatkan kakinya, sehingga Hana merasa dirinya hebat. Mari kita lihat malam ini siapa yang memiliki kaki paling indah di Kota Livia," kata FanyWenny mengangkat alisnya, "Tampaknya Pak Hendro telah memperhatikan kakiku."Hendro tertegun.Wenny bersandar di dinding, tampak anggun dan malas. Dia perlahan mengangkat kaki kanannya, telapak kaki kanannya yang bertumit tinggi bergesekan dengan pergelangan kaki Hendro.Hendro mengenakan celana panjang hitam, dia tampak sangat tenang dan mulia.Jari-jari kaki Wenny yang putih dan lembut bergerak ke sepanjang pergelangan kakinya, membelai betisnya denga

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 6

    Alex terkejut, 16 tahun?Alasan kenapa orang-orang di lingkungan Alex begitu mengakui Hana bukan hanya karena kecantikannya, tetapi juga karena Hana memiliki nilai yang sangat baik dan gelar yang tinggi sejak kecil. Dia adalah mahasiswi terbaik di universitas terkenal. Melihat seluruh lingkungan sosialita Kota Livia, tidak ada yang lebih baik darinya.Dia pantas menjadi pasangan Hendro.Gadis mana pun yang hanya memiliki kecantikan pasti akan gagal. Kecantikan yang dipadukan dengan kualifikasi akademis adalah hal yang sangat berharga. Semakin tinggi status sosial, semakin tinggi pula kualifikasi akademis seorang gadis.Sedikit rasa senang yang Alex rasakan terhadap Wenny tadi telah sirna, nada bicaranya penuh dengan penghinaan, "Wenny, kamu benaran berhenti sekolah saat berusia 16 tahun?"Wenny menatap Hana yang tampak bangga dan tersenyum, "Ya, aku memang berhenti sekolah saat aku berusia 16 tahun."Alex, "Kebetulan sekali! Kak Hendro juga berhenti sekolah di usia 16 tahun. Tapi, Kak

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 7

    Hana mengangkat sudut bibirnya, hatinya terasa hangat. Dia bersandar pada lengan Hendro, lalu mengangkat kepala dan menatapnya, "Aku tahu kamu tidak tega meninggalkanku. Kamu tidak akan meninggalkanku."Sebagai orang terkaya di Kota Livia, Hendro tampan dan berwibawa, cukup kuat untuk melakukan apa pun hanya dengan lambaian tangannya. Dia memenuhi semua imajinasi Hana tentang seorang pria.Namun, Hendro menjadi vegetatif dalam kecelakaan mobil tiga tahun lalu, dokter menyatakan bahwa dia tidak akan bisa bangun lagi dalam kehidupan ini. Bagaimana mungkin Hana menyia-nyiakan masa mudanya untuk Hendro?Jadi, Hana melarikan diri.Siapa sangka, baru tiga tahun Wenny menikah dengan Hendro, Hendro benar-benar sadar kembali.Hana tidak tahu bagaimana Hendro sadar kembali. Mungkinkah ramalan bintang Wenny cocok untuk menikah?Bahkan dokter pun menyatakan bahwa ini sebuah keajaiban medis.Jadi, Hana pulang.Hana tahu Hendro mencintainya dan tidak akan meninggalkannya.Hendro menatap wajah Hana y

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 8

    Adik kelasnya yang langsung menolak permintaan pertemanannya!Sutinah masuk sambil membawa secangkir kopi. Dia melihat ponsel Hendro. ‘Apa? Ternyata ada yang menolak permintaan pertemanan Pak Hendro???’Ini serial macam apa?Sutinah, "Pak, adik kelasmu ini... sangat unik."Hendro mencibir, memang unik.Dia orang pertama yang menolaknya.Lupakan saja.Hendro menyesap kopinya dan mengerutkan kening.Sutinah, "Pak, apakah kopinya tidak sesuai selera? Aku ulang buat."Hendro tiba-tiba merindukan kopi buatan Wenny, itu rasa yang paling disukainya.Hendro berkata tanpa ekspresi, "Tulis cek dengan nilai ratusan miliaran untuk ganti rugi perceraianku kepada Wenny."Wenny bilang ingin pergi tanpa membawa apa pun, tetapi Hendro tidak percaya dengan kata-katanya.Bagaimana seorang gadis dari desa yang berhenti sekolah pada usia 16 tahun bisa menghasilkan uang?Wenny hanya mau tarik ulur dan menginginkan lebih banyak uang.Cek dengan nilai ratusan miliaran ini setara dengan membeli waktunya selama

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 9

    Tak seorang pun menyambut kedatangannya, semua orang ingin mengusirnya.Wenny merasa konyol. Tatapannya yang dingin menatap wajah Landy, Hana dan Andy satu per satu. Kemudian, dia menarik lengannya dari telapak tangan Hendro dengan sekuat tenaga. Wenny mengangkat sudut bibirnya dan tersenyum, "Baiklah, aku akan pergi."‘Ingat, kalianlah yang mengusirku!’Wenny berbalik dan pergi.Namun, tak lama kemudian Wenny kembali dan menyelipkan sehelai rambutnya ke belakang telinganya. "Pak Hendro, tahukah kamu kenapa aku datang ke Rumah Sakit Pengobatan Tradisional hari ini?"Hendro menatap wajahnya yang putih dan lembut, terlihat makin cantik.Hendro tampak acuh tak acuh, jelas dia tidak tertarik untuk mengetahuinya. Suaranya terdengar dingin, "Wenny, kalau kamu terus menggangguku seperti ini, bakal membuatku kesal."Wenny tiba-tiba melangkah maju dan tersenyum padanya, "Aku datang carikan dokter tradisional untukmu."Wenny berkata sambil mengeluarkan sebuah kartu nama dan menyerahkannya kepada

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 10

    Vila Keluarga Cladia.Pada malam hari, Landy sedang duduk menunggu Andy di sofa ruang tamu mengenakan gaun tidur sutra.Dia adalah wanita cantik jelita sejak muda. Nando sangat mencintainya dan memanjakannya. Kemudian, dia menikah lagi dengan Andy, yang mewarisi bisnis dan perusahaan Nando, membuat kariernya semakin besar. Landy menjadi seorang nyonya anggun. Dia sangat memperhatikan perawatan selama ini, sehingga masih tetap tampak pesona.Saat ini, pintu villa dibuka oleh pembantu dan Andy pulang.Landy langsung tersenyum senang, melangkah maju untuk menyambutnya dan melepaskan jasnya, "Sayang, kenapa kamu pulang begitu telat?"Berbeda dengan Nando yang jujur ​​dan membosankan, Andy tampan dan menawan sejak muda. Setelah menjadi bos perusahaan, dia menjadi lebih bergaya dan membuat Landy terpesona.Andy, "Aku ada dinas malam ini."Landy tiba-tiba mencium aroma parfum di jas Andy. Dia mengenal aroma parfum itu, parfum itu berasal dari sekretaris wanita yang baru saja direkrutnya.Land

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 11

    Hendro mengulurkan tangan dan menangkap tubuh itu.Dia menatap dan berkata dengan kesal, "Wenny, kenapa kamu kembali?"Wenny tidak sangka Hendro akan pulang. Hari ini dia mengenakan setelan jas hitam. Dia baru saja kembali dari luar, kain mahal dan bertekstur itu terkena udara dingin dari luar.Tubuh Wenny terasa panas sekali, tanpa disadarinya Wenny pun jatuh ke dalam pelukannya, berharap dapat memanfaatkan wangi tubuh pria dewasa untuk memuaskan nafsu birahinya.Wenny menatapnya dengan mata berbinar, "Hendro, tolong..."Sebelum Wenny sempat menyelesaikan kata-katanya, Hendro mendorongnya. Pria itu menatapnya dengan dingin, "Ada apa denganmu?"Wenny tertegun saat didorong menjauh. Padahal tadi dia ingin meminta bantuan Hendro.Mana mungkin Hendro mau membantunya?"Aku diberi obat bius."‘Diberi obat?’Alis Hendro berkerut. Wanita yang selalu menyinggungnya ternyata pandai membuat masalah!"Kamu tunggu dulu."Hendro yang bertubuh tinggi berjalan menuju kaca jendela. Dia mengeluarkan po

Latest chapter

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 206

    Meskipun sudah berbaring, Wenny tetap tidak bisa tertidur. Tidak lama kemudian, suara ketukan kembali terdengar. Seseorang datang lagi.Siapa lagi kali ini?Wenny membuka pintu bangsal. Di luar pintu, berdiri Sutinah yang terlihat tergesa-gesa. "Nyonya Wenny."Wenny keluar dari bangsal sambil bertanya, "Sutinah, kenapa kamu ke sini?"Wajah Sutinah dipenuhi kekhawatiran. "Nyonya Wenny, Pak Hendro kena efek dupa perangsang di rumah Keluarga Cladia. Tolong Nyonya ke Taman Baloi untuk lihat keadaan Pak Hendro.""Bukankah tadi dia sendiri yang suruh kamu cari gadis muda yang masih perawan dan antar ke sana? Aku nggak akan ke sana." Wenny berniat kembali ke dalam."Nyonya Wenny!" Sutinah buru-buru memanggilnya. Dia melanjutkan, "Pak Hendro bilang semua itu cuma karena emosi. Dia sengaja bilang seperti itu biar kamu dengar. Masa kamu nggak sadar?"Tangan Wenny yang sedang memegang gagang pintu refleks terhenti sesaat."Nyonya Wenny, hari itu waktu di resor, Pak Steve memang jadi tameng dan me

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 205

    Wenny menolak, "Nggak boleh!"Sambil berkata begitu, Wenny berusaha sekuat tenaga untuk mendorongnya.Saat itu, tanpa sengaja Wenny justru mendorong bagian tangan kirinya. Hendro tiba-tiba mengerang pelan karena rasa sakit.Wenny pun terdiam dan berhenti bergerak. "Kamu kenapa?"Hendro menatapnya, lalu berkata, "Wenny, tanganku sakit."Hendro mengangkat tangan kirinya dan memperlihatkannya di depan Wenny.Wenny tahu tangan kirinya memang terluka cukup parah, tetapi dia tidak tahu waktu itu tangan Hendro sampai harus dijahit sebanyak 23 jahitan. Meski benangnya kini sudah dilepas, bekas luka yang dalam masih tertinggal di telapak tangannya. Bentuknya seperti ulat bulu yang menempel.Lorong rumah sakit itu hanya ada mereka berdua. Lampu di atas kepala menyala temaram dan memancarkan cahaya hangat. Jarak di antara mereka terasa makin dekat, bahkan detak jantung masing-masing bisa terdengar jelas di telinga. Hendro menatapnya, lalu sekali lagi berucap, "Wenny, kamu lihat sendiri, 'kan? Tan

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 204

    Wenny tadinya ingin membalas pesan Whatsapp, tetapi ponselnya bergetar pada saat ini. Tiba-tiba ada telepon masuk.Melihat nama yang terpampang di layar, bulu mata Wenny bergetar halus.Orang yang meneleponnya bukan orang lain, melainkan Hendro!Hendro bisa-bisanya meneleponnya.Kenapa pria itu tiba-tiba menelepon?Bukankah dia sedang bersama Hana?Wenny tidak tahu apa tujuan Hendro meneleponnya, jadi dia tidak mengangkatnya.Suara getaran itu terus berbunyi lama sekali. Hendro meneleponnya berkali-kali sampai akhirnya ponselnya kembali sunyi.Wenny berbaring di ranjang. Kini, malam sudah larut. Dia memejamkan mata, tetapi tetap tidak bisa tidur.Saat masih berguling-guling di ranjang, tiba-tiba terdengar suara ketukan dari arah pintu.Seseorang sedang mengetuk pintu.Siapa itu?Ketukan itu terdengar lagi. Jari-jari yang ramping tetapi kuat itu mengetuk pintu dengan irama yang jelas dan penuh kekuatan.Wenny turun dari ranjang dan pergi membuka pintu. Begitu pintu terbuka, di hadapanny

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 203

    Langkah kaki Hendro terhenti. Dia berbalik menatap Hana.Hana juga menghirup Dupa Asmara. Tubuhnya juga mulai terasa panas. Wajah cantiknya sudah dipenuhi rona kemerahan. Dia menggigit bibir merahnya sambil menatap Hendro dengan pandangan yang penuh rasa manja dan gairah.Landy melanjutkan, "Pak Hendro, di saat seperti ini Hana sangat membutuhkanmu. Kamu nggak mungkin tega meninggalkannya, 'kan?"Hendro memandang Hana tanpa mengucapkan sepatah kata pun.Saat itu, Hana mengangkat selimut, turun dari ranjang, lalu langsung berlari dan memeluk Hendro.Andy dan Landy saling bertukar pandang dengan puas. Setelah itu, mereka pun menutup kembali pintu kamar dengan tenang.Tali gaun tipis di pundak Hana sudah melorot dari bahu kanannya dan memperlihatkan kulitnya yang halus dan lembut. Itu membuat dirinya terlihat cantik sekaligus memikat. Tatapannya penuh cinta saat memandang Hendro. "Hendro, aku tahu kok orang yang paling kamu suka tetap diriku, 'kan?"Sambil berbicara, Hana merentangkan ked

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 202

    "Dupa ini akan diantar ke kamar Pak Hendro dan Nona Hana ya?""Ya, ini perintah Nyonya Jena dan Nyonya Landy. Ini Dupa Asmara lho.""Kelihatannya malam ini Nona Hana dan Pak Hendro bakal ada hasil nih.""Tunggu saja. Sebentar lagi, Nona Hana kita bakal resmi jadi istri Pak Hendro.""Bukan cuma itu. Malam ini, Dewa C juga tinggal di sini. Sepertinya, dia juga bakal ada hasil sama Nona Susan. Malam ini, Nyonya Jena senyum-senyum terus. Mulutnya seperti nggak bisa ditutup. Dua calon cucu menantu ini benar-benar kesayangannya.""Lihat saja nanti. Keluarga Cladia bakal makin berjaya ke depannya."Obrolan kedua pembantu itu makin lama makin menjauh.Wenny mendengar jelas semua yang mereka katakan. Ternyata Bu Jena dan Landy berencana bakar Dupa Asmara untuk jebak Hendro?Dulu Hendro juga pernah dipaksa menghirup dupa perangsang di rumah Keluarga Cladia, tetapi waktu itu efeknya tidak terlalu kuat. Hendro berhasil menahan diri sampai efeknya hilang.Namun kali ini, Dupa Asmara yang digunakan

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 201

    Anggota Keluarga Cladia meneguk minuman mereka dengan gembira.Saat itu, Hana memperhatikan Hendro yang duduk di sampingnya. Sejak tadi, Hendro tidak berkata apa-apa. Dia juga tidak ikut dalam obrolan apa pun yang melibatkan Keluarga Cladia. Sikapnya sangat rendah hati dan tidak mencolok.Sejak Wenny pergi tadi, Hendro terus saja menatap ke arah tempat Wenny menghilang. Pikirannya melayang entah ke mana.Hana pun bertanya, "Hendro, kamu kenapa? Apa kamu nggak setuju dengan keputusan kami untuk berinvestasi dalam tim medis Dewa C?"Hendro mengangkat kelopak matanya yang tampan dan melirik sekilas ke arah Dewa C yang duduk di seberangnya.Dewa C merasa sedikit gugup. Tatapan Pak Hendro ini terlihat tenang, tetapi di balik ketenangan itu ada ketajaman yang seakan bisa menembus dan membaca isi hatinya.Bukan hanya Pak Hendro, bahkan Wenny yang barusan pun membuatnya merasa takut.Akan tetapi, Hendro hanya menatapnya sebentar lalu segera mengalihkan pandangannya. "Nggak apa-apa. Ini urusan

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 200

    Martin tertawa, "Wenny itu pasti iri dengan Susan, makanya dia sengaja buat onar. Dia cuma mau merusak makan malam ini.” Nia menimpali dengan cibiran, “Cewek kampung kayak dia, berani-beraninya menyebut Dewa C seorang penipu, nggak tahu diri.”Susan menggenggam tangan Dewa C, meminta maaf sambil tersenyum manis “Dewa C, tolong jangan tersinggung atas kata-kata Wenny. Dia itu iri sama kita, otaknya sudah nggak normal.”Dewa ⁠C menatap ke arah pintu, tempat Wenny menghilang beberapa saat lalu. Napasnya sedikit lega. Dia sendiri tidak yakin seberapa banyak Wenny tahu, tapi kehadiran gadis itu cukup membuatnya merasa gelisah dan tidak tenang. Untungnya, orang-orang di Keluarga Cladia segera menyingkirkannya. Kini dia memandang seluruh Keluarga Cladia seperti menatap harta karun di dalam sakunya. Dengan senyum tenang yang memancarkan kehangatan palsu, dia berkata, “Nggak apa, aku nggak masalah kok.”Bu Jena tertawa gembira, “Sudah, ayo kita lupakan Wenny, kita makan-makan saja.”“Ngomong

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 199

    Bagi Bu Jena malam ini adalah momen paling gemilang dalam hidupnya. Kedua cucu kesayangannya telah mengangkat namanya begitu tinggi, membuatnya merasa seperti melayang di langit ketujuh. Hana dan Susan sama-sama tersenyum bahagia. Kedua keluarga itu tampak penuh dengan tawa dan kebahagiaan. Wenny hanya bisa berdiri diam di sudut ruangan, menyaksikan keramaian dan kemewahan Keluarga Cladia yang seakan tak pernah menyisakan tempat untuknya. Satu-satunya orang yang benar-benar ada untuknya cuma ayahnya yang telah lama bersemayam di bawah tanah, terlupakan oleh seluruh keluarga. Tiba-tiba, Wenny merasakan tatapan yang tertuju padanya. Saat dia mengangkat kepalanya, tatapan itu datang dari Hendro. Di bawah cahaya lampu yang terang, Hendro berdiri tegak dan memandang lurus ke arahnya. 'Dia sedang lihat apa?' Malam ini, dia datang ke Keluarga Cladia cuma untuk memberi dukungan pada Hana.Semua orang rasanya lupa, kalau Nyonya Hendro yang sah itu dia.Lucu Sekali.Wenny memalingkan waja

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 198

    Para pelayan terlihat antusias, mata mereka berbinar kagum saat membicarakan Susan. Pada saat ini, Bu Jena sudah turun bersama Martin dan Nia ke lantai bawah. Mereka bertiga tampil anggun dan resmi, wajah dipenuhi kebahagiaan. Tatapan Bu Jena berubah dingin saat melihat Wenny. “Wenny, malam ini Susan bawa Dewa C pulang. Kamu jangan ngomong sembarangan, jangan sampai buat masalah. Kalau nggak, kamu akan nyesal!”Martin dan Nia hanya menatapnya sekilas sebelum berkata, “Bu Jena, Susan dan Dewa C sudah hampir sampai. Ayo kita keluar sambut mereka.”Begitu kalimat itu selesai diucapkan, sebuah mobil mewah parkir di halaman vila Keluarga Cladia. Susan masuk sambil menggandeng lengan Dewa C. Malam itu, Susan tampil memukau dalam balutan gaun panjang, pesonanya terang bak bintang malam. Dengan bangga dia umumkan, “Nenek, Ayah, Ibu, kenalin… ini Dewa C, pacarku.”Ketiga orang tua itu, Bu Jena, Martin, Nia serentak menoleh menatap Dewa C, penuh kepuasan. “Dewa C, sudah lama kami dengar na

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status