Share

43. Lebih Gila

Penulis: Rea Sheren
last update Terakhir Diperbarui: 2022-05-16 14:31:38

Aldebaran memasukkan lagi ponselnya ke dalam saku. Ia baru saja mendapat kabar bahwa orang-orang kepercayaannya kehilangan jejak Raden Mangkubumi. Padahal, mereka sudah menempatkan beberapa mata-mata di pelabuhan untuk mengawasi pergerakan bajingan tua itu.

Aldebaran ingin menangkap basah upaya penyelundupan gadis-gadis lugu tak berdosa yang akan ia kirim ke luar negeri untuk dijadikan pekerja seks di sana. Tentu saja semua gadis itu telah dicicipi oleh Raden sebelum akhirnya dia memutuskan sudah bosan dan membuang para gadis itu. Bedebah! batin Alde marah setiap kali mengingat kejadian yang sudah menimpa Kania. Jadi atau tidaknya Kania menikah dengan Sulthan, dia tidak akan selamat dari kejahatan keluarga Mangkubumi.

Alde membuka laptopnya, melihat beberapa gambar dan video yang sudah dikirimkan oleh Meri terkait pengamatan mereka terhadap Raden. Ternyata, Raden tidak bekerja sendiri. Ada bantuan dari pejabat berwenang hingga semua aksinya itu selalu berjalan mulus tanpa ada yang me
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Cinta Terpendam Sang CEO   44. Janji

    Pagi itu Alde bangun dengan semangat menggebu. Meski tidurnya hanya dua jam lama itu, tetapi ia merasa cukup bersemangat karena apa yang ia harapkan sudah terlaksana dengan baik. Pagi ini, para pengusaha kayu ulin dari Kalimantan akan menyiapkan pesanannya. Kapal barang akan segera berangkat begitu semua dokumen perizinan siap. Ia meminta kepada para pengusaha itu agar mengirimkan barangnya bergantian dengan jadwal yang tidak bisa dipastikan atau random. Hal itu sengaja ia lakukan dengan harapan Raden Mangkubumi tidak bisa menebak kegiatannya di pelabuhan. Ia pun akan memanfaatkan hal itu untuk menjebak balik Raden. Siang nanti, Helly Stone akan datang. Ia akan mengantar Kania ke pulau, lalu terbang ke perusahaan untuk rapat secara tatap muka dengan semua yang terlibat. Ia cukup merasa tenang karena ayahnya bersedia untuk membantu Kania. Sementara itu, sambil menunggu kedatangan Helly Stone, Alde mencari hewan peliharaan untuk Kania melalui toko binatang online. Mungkin, hewan itu

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-16
  • Cinta Terpendam Sang CEO   45. Sebuah Pengorbanan

    Ada satu kelegaan di hati Kania ketika mengetahui bahwa ayahnya telah dimakamkan di samping makam mamanya. Mungkin, terlihat biasa saja, tetapi itu sangat berarti baginya. Tak ada sesuatu paling membahagiakan bagi seorang anak selain minat kedua orang tuanya bisa bersama dalam sebuah kebahagiaan. Meski orang tuanya telah tiada, tetapi melihat makam mereka berdampingan rasanya membuat Kania puas. Karena dulu, saat ayahnya memutuskan untuk menikah lagi, hatinya sempat merasa hancur. Ia marah dan tidak bisa menerima pernikahan itu hingga akhirnya ia paham bahwa ada kebutuhan dari ayahnya yang tak bisa ia berikan. Satu hal yang masih menjadi kekuatannya saat itu adalah fakta bahwa ayahnya masih sering menyaksikan foto mamanya sambil menitikkan air mata. Itu berarti masih ada cinta tersisa untuk mamanya. Akhirnya, ia pun mulai berdamai dengan keadaan itu meski berat. Dan sekarang, luka hati akibat pernikahan ayahnya dengan ibu tirinya dulu—ia menyebutnya sebagai pengkhianatan terhadap ci

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-17
  • Cinta Terpendam Sang CEO   46. Terus Terpendam

    Kania bingung. Empat orang yang asing baginya itu tiba-tiba saja menggiringnya pergi. Meski salah satu di antaranya mirip dengan pria menyebalkan yang selalu membuat hatinya kesal luar biasa, tetapi ia tahu dia bukanlah orang yang sama. Tatapan lelaki itu terlalu dingin padanya. Jadi, itu sudah pasti bukan lelakinya yang menyebalkan.Lengannya dituntun oleh seorang gadis muda dan seorang lelaki muda dengan erat hingga ia tak bisa melepaskan diri. Akan tetapi, ia tak mau pergi tanpa sosok yang biasanya selalu ada untuknya. Ahh, di mana si pria menyebalkan itu. Lalu, dengan gerakan memberontak yang cukup kuat, ia memaksa tubuhnya untuk berbalik, mencari sosok menyebalkan itu. Dia ada di sana! Benaknya berteriak, ketika melihat orang yang ia cari berjalan ke arah yang berlawanan dengan dirinya. Ia pun mencoba melepaskan diri dari cekalan dua orang di kiri dan kanannya agar bisa mengejar si pria menyebalkan. Dirinya tak bisa pergi begitu saja bersama dengan orang asing. Hati dan pikira

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-17
  • Cinta Terpendam Sang CEO   47. Secercah Sinar

    Kania bingung dengan apa yang terjadi. Ia terjatuh ke tanah bersama Aldebaran, sementara di atasnya terlihat banyak sekali pergerakan yang ia tak tahu apa itu. Akan tetapi, apa pun itu selama Aldebaran masih memeluknya, ia tak akan mempermasalahkan itu. Karena Alde pasti akan selalu menjaganya. Kania tersenyum sambil memejamkan mata, lalu merapatkan kepalanya ke dalam dada Alde yang masih memeluknya dengan erat. Namun, ada yang berbeda. Lelaki menyebalkan itu tidak bergerak sama sekali. Dan ia merasakan dada tempatnya bersandar pun menjadi basah. Apakah hujan?Kania membuka matanya sedikit. Dahinya mengerut melihat noda gelap pada baju Aldebaran yang berwarna biru gelap. Ia menamatkan penglihatannya dan seketika terkejut ketika menyadari bahwa basah itu adalah darah. "Kak Al." Kania memanggil, tapi tidak ada jawaban. Ia pun memanggil lagi. Kali ini sambil mengguncang pelan tubuh Aldebaran. Akan tetapi, sosok yang selalu membuatnya kesal itu tetap tidak bergerak atau menjawab panggil

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-17
  • Cinta Terpendam Sang CEO   48. Jadilah Berani

    "Aku suamimu." Suami? batin Kania bertanya-tanya. Ia pun meneliti sosok di hadapannya itu dari ujung kepala hingga pinggang karena saat itu dirinya masih dalam posisi berbaring, otomatis pandangannya pun menjadi terbatas. Ia pun mencoba untuk bangun, tetapi upayanya itu ternyata membuat kepalanya terasa berputar hebat hingga ia pun harus kembali berbaring. Beruntung sosok yang duduk di samping ranjangnya itu menangkap tubuhnya dengan sigap hingga ia tak perlu terbanting kembali ke tempat tidur. Kemudian, tatapannya pun jatuh pada lengan yang tadi menahan tubuhnya itu. Sebuah perban putih bersih melingkari lengan kekar itu. "Itu." Kania menunjuk lengan orang yang mengaku suaminya itu dengan raut kasihan dan tak enak hati. Lengan itu terluka, tapi masih saja berusaha menangkar tubuhnya yang oleng."Tidak apa-apa." Wajah itu kembali melemparkan senyum hangat yang menenangkan. "Sebaiknya jangan bangun dulu sampai dokter datang memeriksa kondisimu.""Aku kenapa?" Kania bertanya karena

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-18
  • Cinta Terpendam Sang CEO   49. Manja

    Aldebaran benar-benar tak bisa leluasa bergerak karena Kania terus saja menggantung di lengannya. Ke mana pun dirinya pergi atau apa pun yang ia lakukan, Kania selalu ingin diajak serta. Ia sungguh maklum dengan sikap posesif dan protektif Kania yang bisa dikatakan overdosis. Semua itu terjadi karena istrinya itu begitu takut kehilangan dirinya. Sangat takut hingga Kania bisa langsung pingsan ketika tidak menemukan dirinya di mana pun. Dan Alde tidak mau itu terjadi. Akhirnya, ia pun harus mulai mengatur lagi setiap kegiatan dan rutinitas barunya dengan Kania yang terus menempel padanya. Entah itu rapat di kantor bersama para direksi, klien, atau saat meninjau langsung proyek pembangunan yang sedang berlangsung. Awalnya, itu semua terasa sedikit menyulitkan, tetapi setelah dijalani dan mulai memahami beberapa trik supaya Kania bisa tenang, Alde pun mulai terbiasa. Seperti siang itu, saat dirinya sedang kedatangan klien dari luar yang ingin memercayakan pembangunan resort di Batam

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-18
  • Cinta Terpendam Sang CEO   50. Terus Menempel

    Sebelum memulai meeting bersama klien-nya, terlebih dahulu Aldebaran menanyakan kesediaan mereka akan keberadaan Kania. Ia pun menjelaskan kondisi istrinya tanpa merasa malu sedikit pun. Bahkan, ia memberi kesempatan kepada kliennya itu untuk mengurungkan kerja sama yang ada apabila mereka merasa terganggu atau keberatan dengan keberadaan istrinya di sana. "Tidak sama sekali." Klien itu menjawab sambil tersenyum. "Jadi atau tidaknya kerja sama ini, bukan bergantung pada keberadaan istri Anda, tetapi dari apa yang akan Anda tawarkan kepada kami nantinya."Aldebaran mengucapkan terima kasih dengan tulus, tapi tetap menjaga wibawanya sebagai seorang pemimpin perusahaan. Setelah Meri membagikan copy file dari apa yang akan ia jelaskan di layar, Alde meminta dengan lembut agar Kania berpindah ke lengannya yang sebelah kiri agar ia bisa leluasa mempresentasikan disain, anggaran biaya, juga kelebihan dan keuntungan proyek yang akan dipercayakan kepada perusahaannya. Termasuk estimasi waktu

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-19
  • Cinta Terpendam Sang CEO   51. Pertimbangan Matang

    Aldebaran langsung masuk ke dalam kediaman orang tuanya, menaiki tangga menuju kamar adik perempuannya. Kania masih setia mengekor di belakangnya sambil berpegangan tangan dengannya. Di depan kamar Alea, ia berpapasan dengan kakak iparnya yang perutnya sudah terlihat besar. Ia jadi berpikir, dengan perut sebesar itu, bukankah kakak iparnya itu harusnya sudah melahirkan?Alde tidak mengatakan apa pun karena kakak iparnya itu langsung berlari kembali ke kamar kakak sulungnya, begitu keluar dari kamar Alea. Ia pun mengetuk pintunya pelan, hanya sekedar memberi tanda bahwa dirinya akan masuk, lalu langsung membawa Kania masuk ke dalam. "Kau sudah berkemas?" Aldebaran mengedarkan pandangan ke sekitar kamar, menari koper atau tas Alea."Tidak, Kak. Aku tidak akan ke mana-mana." Alea menjawab lelah. Setelah semua kakaknya, termasuk Aaro marah-marah karena keputusannya, sekarang malah kakak favoritnya ingin membawanya pergi tanpa persetujuan darinya. "Lee," Alde berjongkok di depan sang a

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-19

Bab terbaru

  • Cinta Terpendam Sang CEO   65. Tetap Terpendam Selamanya

    Aldebaran harus menghadiri rapat direksi yang diadakan rutin setiap bulan di perusahaan. Ia hadir bersama Kania tentu saja. Tak peduli berapa banyak yang menggunjing atau menilai dirinya terlalu memanjakan Kania, ia tetap akan membawa istrinya itu ke mana pun ia pergi. Apalagi dalam kondisi istrinya yang sedang hamil saat ini. Setidaknya apa pun pendapat buruk mengenai dirinya dan Kania tidak sampai ke telinganya langsung.Meri sudah menyiapkan sebuah meja dan kursi tambahan untuk Kania. Letaknya persis di tempat Aldebaran duduk nanti. Pekerjaan Meri juga sudah jauh lebih bagus dibanding sebelumnya. Dia bahkan sudah menguasai beberapa ilmu dasar untuk pertahanan diri seperti: menembak, bermain pisau, menyamar, dan karate.Sepertinya para asisten Aldebaran yang lain benar-benar mendidik Meri dengan keras hingga saat ini postur dan cara jalan Meri lun sudah berubah, jauh lebih tegak dan gagah dibanding sebelumnya. Selain itu, Meri pun sudah lebih memahami ritme bekerja dengan keluarga B

  • Cinta Terpendam Sang CEO   64. Pemenang Sejati

    Setelah kurang lebih satu bulan lamanya Alde melakukan pembicaraan dari hati ke hati bersama Kania mengenai bayi, akhirnya ia berhasil membujuk istrinya itu untuk melakukan USG. Ia sengaja tidak melakukan tes urine karena sudah merasa yakin bahwa istrinya itu hamil. Selain fakta bahwa Kania tidak pernah lagi mendapatkan menstruasi, juga beberapa tanda lain yang Kania alami seperti morning sick dan ngidam. Pemeriksaan itu tidak dilakukan di rumah sakit, tetapi, ayah Alde yang datang ke pulau membawa USG portabel untuk memeriksa Kania. Ternyata usia kehamilan Kania sudah 13 Minggu. "Sudah bisa dilakukan tes NIPT ini," ujar ayah Alde sambil memeriksa layar yang menampilkan calon cucunya itu. "Tes apa itu, Ayah?""Itu pemeriksaan materi genetik untuk melihat kalau-kalau ada kelainan bawaan janin yang bersifat genetik. Dari sana juga sudah bisa diketahui jenis kelamin calon cucu Ayah ini.""Benarkah? Canggih sekali." Aldebaran berkata takjub sambil menatap layar hitam putih di samping

  • Cinta Terpendam Sang CEO   63. Bayi

    Aldebaran kembali ke kamar setelah menyiapkan air hangat untuk berendam dirinya dan Kania. Ia menghampiri buntalan selimut di atas tempat tidur, lalu menyingkap selimut itu dan melemparnya ke lantai. Kedua sudut mulutnya terangkat, membentuk seringai geli."Kenapa sembunyi di dalam selimut begini?" Ia naik ke atas tempat tidur, lalu membungkuk di atas Kania yang menutup wajah dengan kedua telapak tangannya. "Jangan ditutup, dong, cantiknya jadi nggak kelihatan."Kania menolak ketika Aldebaran berusaha membuka telapak tangan yang menutupi wajahnya. Ia sangat malu hingga rasanya tak sanggup untuk sekedar bertatapan dengan Aldebaran. Apalagi dengan kondisi tak berbusana seperti saat itu. "Kenapa harus malu? Aku sudah terbiasa melihatmu begini, kan? Hampir setiap hari pun aku yang memandikan kamu."Kania terhenyak. Hampir setiap hari? Benarkah? Ia pun mencoba mengingat lagi memorinya bersama Aldebaran selama beberapa waktu belakangan ini. Dan ada sekilas bayangan saat dirinya dimandika

  • Cinta Terpendam Sang CEO   62. Menghapus Jejak

    Rasa tidak nyaman yang seolah mengaduk isi perutnya membuat Kania terbangun. Ia langsung duduk di tepi tempat tidur dengan tangan menutup mulut. Saat, hendak berlari ke kamar mandi barulah ia sadar bahwa dirinya berada di tempat yang asing.Seketika ia terdiam. Ia meneliti lagi setiap sudut kamar itu dan ia memang tidak mengenali ruangan bernuansa coklat dengan semua furniture yang terbuat dari kayu yang di-coating dengan waena bening hingga tekstur asli kayu masih tetap terlihat jelas. Lalu, tatapannya Kania jatuh ke atas tempat tidur. Ia merasa lega karena debaran ada di sana. Setidaknya, meski dirinya berada di tempat asing, tetap ada Aldebaran di sana. Semua rasa tidak nyaman pada perutnya perlahan menghilang berganti dengan rasa was-was. Ia tak tahu mengapa dirinya dan Aldebaran sampai bisa berada di sana. Apakah mereka diculik atau .... Ahh, entah, kepala Kania terlalu berkunang-kunang hingga ia tak mampu berpikir. Ia pun langsung kembali naik tempat tidur dan meringkuk di sam

  • Cinta Terpendam Sang CEO   61. Ngidam

    Aldebaran membongkar kulkas di rumah kakak sulungnya, mencari bahan-bahan untuk membuat rujak manis. Ia hanya menemukan anggur, jeruk, dan pisang. Lalu, sambil membuang napas dengan keras ia membawa semua buah itu ke kamar."Hanya ada ini. Kau mau yang mana?"Kania melipat lengan di depan dada dengan raut dongkol. Ia sendiri tak tahu mengapa minat Alde tidak serius mencarikan rujak buah untuknya bisa membuat hatinya luar biasa sakit. Air matanya yang sudah mengering pun kembali menetes ke pipi. Kali ini diikuti oleh isak pilu, membuat siapa saja yang mendengar pasti merasa iba.Aldebaran meletakkan keranjang buah di tangannya ke atas meja, lalu berjongkok di hadapan Kania. "Aku harus cari ke mana rujak itu malam-malam begini?""Tidak tahu!""Aku janji besok pasti aku belikan itu untukmu."Kania melengos, tak mau menatap wajah Aldebaran yang terlihat makin menyebalkan saat itu. Pura-pura memelas untuk menarik simpatinya. Jangan harap! batinnya keji. "Sayang—""Pelit." Kania memotong u

  • Cinta Terpendam Sang CEO   60. Kembali Normal

    "Berapa orang yang mati?"Aldebaran menjawab pertanyaan kakak sulungnya hanya dengan mengangkat kedua bahunya. Ia datang untuk menjemput istrinya. "Apa kau tidak berhasil membunuh satu pun?""Ohh, diamlah, Kak." Aldebaran langsung menghempaskan tubuhnya di sofa panjang sambil merentangkan tangan. "Aku lelah sekali." Namun, sebelum ia bisa mengatur napas agar lebih rileks, kakak sulungnya itu sudah berdiri di hadapannya sambil mencekik lehernya. "Aku bertanya baik-baik! Jadi, jawablah dengan baik juga!"Aldebaran menarik lepas tangan kakaknya itu dari lehernya. "Apaan, sih, main cekik aja.!?" "Jawab dulu atau kupatahkan lehermu!" Aldebaran mendesah. Kakak sulungnya yang super dingin itu masih belum berubah juga meski sudah mempunyai istri. Meski tubuhnya ramping dan tidak lebih tinggi dari dirinya, tapi soal kekuatan, ia masih kalah jauh bila dibanding Aleron Blackstone. "Oke, aku jelasin detail, tapi nggak ada segelas air minum dulu, nih?" Aldebaran mengusap lehernya yang baru sa

  • Cinta Terpendam Sang CEO   59. Kemenangan Yang Elegan

    Mobil sewaan Raden telah tiba di pelabuhan. Ia tersenyum puas melihat Katerine sudah siap berangkat. Rencananya berjalan dengan mulus. Ia akan segera pergi meninggalkan negara dengan segala permasalahan yang ada. Setelah Aldebaran menyabotase semua peluang bisnisnya, ia mengalami kebangkrutan dengan banyak utang yang melilit. Belum lagi kematian putranya dengan cara mengenaskan, tapi tidak ada satu pun pihak berwajib yang mampu mengusut tuntas masalah itu. Padahal, ia pun langsung tahu siapa pelakunya. Akan tetapi, tanpa bayaran yang cukup besar dan koneksi kuat, ia tak bisa melanjutkan penyelidikan terhadap kasus itu. Berbagai upaya balas dendam yang ia lakukan untuk menghancurkan Aldebaran pun tidak membuahkan hasil yang memuaskan. Pembunuh bayaran yang ia sewa untuk menembak dengan racun Aldebaran berhasil ditangkap dengan mudah oleh para pengawal pribadi Blackstone. Dan berbagai upaya lain yang juga tak membuahkan hasil.Setelah semua kegagalan itu, Raden pun terus mencari tahu d

  • Cinta Terpendam Sang CEO   58. Ardian

    "Siapa namamu?" Aldebaran bertanya sebelum pergi."Ardian.""Oke. Laksanakan tugasmu sekarang!"Setelah mengatakan itu, Aldebaran mencari tempat yang tepat untuk bersembunyi sambil mengamati situasi. Ia tidak mau terlalu jauh dari Ardian, paling tidak sampai dirinya bisa mendengar semua percakapan Ardian dengan temannya. "Dari mana saja kau?" Teman Ardian bertanya."Ke kamar kecil sambil menyeret wanita itu ke tempat yang lebih aman."Teman Ardian menoleh ke tempat Aldebaran tadi digeletakkan, lalu menatap Ardian heran. "Untuk apa repot-repot begitu?""Angin berembus kencang, kalau dia mati kedinginan, gajiku tidak akan cair.""Ahh, kau benar juga." Teman Ardian menyetujui. "Aku bahkan tidak berpikir sampai sana. Tuan Raden pasti marah kalau tahu targetnya mati sebelum laku mahal.""Itulah, kita harus menjaganya dengan baik sampai semua beres." Ardian mengedarkan pandangan ke segala arah berpura-pura sedang meneliti kondisi di sana, padahal ia sedang mencari tahu di mana kapal yang d

  • Cinta Terpendam Sang CEO   57. Dalam Penyamaran

    Suasana pelabuhan malam itu terasa mencekam. Semua berada di posisi masing-masing menunggu aba-aba dan perintah untuk bergerak. Aldebaran pun menunggu sampai instruksi dari ayahnya untuk bergerak. Dan selama itu, dirinya hanya bisa diam tak bergerak terbungkus selimut dengan wajah menekuk ke bawah. Ia sengaja melakukan itu agar tidak ada yang curiga bahwa dirinya bukanlah Kania.Setelah memperkirakan rencana Raden, ia langsung menghubungi saudara kembarnya dan memintanya datang ke pulau. Karena korban yang sedang Raden incar bukanlah dirinya, melainkan Kania. Raden tahu titik kelemahan Aldebaran ada pada Kania. Jadi, untuk menghancurkan dirinya, Raden tidak perlu langsung berurusan dengannya, cukup ambil Kania darinya dan ia akan hancur. Raden membuat jadwal keberangkatan palsu malam kemarin untuk menarik perhatian Aldebaran dan semua pengawalnya. Dan ketika semua perhatian pengawal Blackstone tertuju ke pelabuhan untuk misi penangkapan, Raden justru melakukan hal yang berbeda. Dia m

DMCA.com Protection Status