Share

TIGA PULUH

Penulis: _arsanna_
last update Terakhir Diperbarui: 2022-04-29 10:35:57
Siang itu seperti biasanya Amanda melakukan beberapa pekerjaan di toko. Dia sudah sangat terbiasa dengan rutinitas yang dijalaninya setiap hari. Terkadang dia bingung bagaimana bisa dia begitu betah melakukan pekerjaan yang sama berhari-hari di setiap waktu shiftnya. Apakah mencari uang untuk kebutuhan hidup memang monoton seperti ini? Terkadang dia memikirkan untuk melakukan hal lain tapi dia tidak memiliki waktu yang cukup untuk mulai melakukan kegiatan baru. Selain itu gaji yang diperolehnya selama bekerja di toko cukup memenuhi kebutuhannya dan biaya lainnya termasuk pengobatan mamanya. Di tambah sulitnya mencari pekerjaan baru saat ini. Dia tidak memiliki alasan untuk tidak bersyukur akan pekerjaannya sekarang.

Amanda sedang berkonsentrasi memisahkan antara barang expired dan yang masih layak diletakkan di rak ketika ponselnya tiba-tiba bergetar. Amanda segera merogoh kantong dan memeriksa siapa penelpon itu. Nomor yang tidak dikenalnya. Diapun mengabaikannya dan melanjutkan peker
_arsanna_

mohon maaf semuanya. untuk besok hingga tanggal 3 mei 2022, cerita ini tidak bisa di update. selamat idul fitri. mohon maaf lahir dan batin..

| Sukai
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Cinta Setengah Hati   TIGA PULUH SATU

    Arvan dan Amanda tiba di sebuah restoran yang mengusung konsep Jepang. Dinding restoran dihiasi ornamen kayu dan ada tulisan kanji di beberapa bagian. Restoran ini memiliki dua bentuk ruangan. Ada ruangan makan umum yang menampilkan pembeli yang ingin beramai- ramai ada juga konsep privat, dimana ada ruangan Tatami yang disekat yang bisa menampung 4-10 orang. Arvan berjalan memasuki sebuah ruangan yang disekat pintu bambu. Dia memilih ruangan Tatami karena tidak ingin ada yang mengganggunya.Amanda tampak berpikir akan mengikuti Arvan untuk masuk keruangan yang terlihat privat ini atau tidak. Dirinya sedikit ragu karena hanya ada mereka berdua. Tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi kepadanya saat ini. Arvan yang menyadari keraguan Amanda segera menarik tangan Amanda dan memaksanya masuk. Amanda cukup terkejut tetapi telat baginya untuk menghindar. Arvan segera menutup pintu bambu dan mengambil posisi duduk menghadap pintu.“Duduklah,, aku tidak akan memakanmu,” Ucap Arvan santai m

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-04
  • Cinta Setengah Hati   TIGA PULUH DUA

    “Aku benar-benar merasa bapak hanya memanfaatkanku," ucap Siska merajuk di atas dada bidang Arvan yang kini bahkan tidak tertutup sehelai kainpun. Begitupun dengan siska yang hanya menutup badannya dengan selimut yang melingkari mereka berdua saat ini.Mereka baru saja menghabiskan malam dengan aktivitas fisik yang luar biasa melelahkan. menyatukan tubuh mereka satu dengan yang lainnya. Bahkan tubuh Arvan masih terlihat mengkilap karena sisa keringat saat mereka bersenggama.“Bagaimana bisa kamu berkata seperti itu, hanya kamu yang benar-benar mengerti aku selama ini," ucap Arvan sambil meraih dagu Siska untuk menatapnya kemudian dia mendaratkan sebuah ciuman yang mesra di bibir Siska.Ciuman yang cukup lama dan memburu. Siska sama sekali tidak menolak ciuman yang diberikan bossnya itu. Dia bahkan melingkarkan tangannya di leher arvan.“bagaimanapun juga ketika di kantor aku ini masih bossmu, tentu profesionalitas kita akan dipertanyakan pegawai yang lain. tentunya kamu harus mengerti

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-05
  • Cinta Setengah Hati   TIGA PULUH TIGA

    Amanda sedang termenung di ruang depan rumah kontrakannya. Dia sedang libur hari ini dan tidak tahu harus melakukan apa selain berdiam di kontrakan. Bila masih berada di Pati, dia akan memanfaatkan waktu liburnya untuk mengunjungi mamanya di RSJ. Mengajaknya berjalan ditaman rumah sakit atau sekedar menggantikan pakaian mamanya. Melihat perkembangan mamanya dan berkonsultasi dengan dokter kejiwaan di sana. Walaupun mamanya mungkin hanya akan terdiam dan tidak mengenalnya dia tetap senang karena bertemu mamanya memberikan semangat dan alasan baginya untuk berjuang dan bertahan hidup. Dia sangat merindukan mamanya.Ponsel Amanda bergetar dan dia segera meraihnya. Ada sebuah pesan masuk. Diapun segera membukanya.'Hai sayang, sudah kau pikirkan jawaban dari tawaranku," Isi pesan itu. Amanda langsung menghela nafas menyadari pesan itu dari Arvan.Amanda berpikir apa Arvan sungguh tidak punya hati menawarinya perjanjian seperti itu. Amanda tiba-tiba teringat makan siang bersama Arvan beber

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-06
  • Cinta Setengah Hati   TIGA PULUH EMPAT

    Amanda memandang ponselnya.'Apa aku serendah itu dimatamu? Berhenti mengusikku,' Isi pesan Amanda membalas pesan Arvan.Sejak Arvan menelponnya beberapa waktu lalu. Terlebih setelah makan siang hari itu, Arvan rutin menghubunginya. Lebih tepatnya mengganggu bahkan menerornya. Amanda memikirkan untuk mengganti nomor ponselnya tapi percuma, begitu dia mengganti nomornya Arvan juga akan segera tahu, bagaimanapun Arvan bossnya sekarang. Akan sangat mudah baginya mendapatkan nomor baru Amanda. Amanda hanya bisa berharap Arvan berhenti mengganggunya. Walaupun harapan itu sepertinya hanya sia- sia.Tidak berapa lama ponselnya berdering kembali. Sebuah pesan masuk dari Arvan.'Semua hal di dunia ini memiliki nilai. Sebutkan saja berapa yang kau inginkan. 100? 200? 500? Aku akan memberikannya,' Amanda terdiam membaca pesan Arvan yang benar- benar merendahkannya. Menurutnya, Arvan berubah menjadi jauh tidak sopan sekarang.'Kau pikir semua bisa dibeli dengan uang? Dekati saja wanita yang mengi

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-07
  • Cinta Setengah Hati   TIGA PULUH LIMA

    Arvan memutuskan untuk mengunjungi kedua orang tuanya sore itu. Sudah lebih dari sebulan sejak Arvan mengunjungi mereka sebelumnya. Dia sudah berada disana sejak pagi hari. Mendengar mamanya curhat mengenai kebiasaan papanya juga mendengar pembelaan papanya terhadap hobi barunya. Arvan duduk disebuah bangku dengan meja bundar yang terbuat dari besi di tengahnya. Di atas meja sudah tersaji beberapa jenis makanan ringan hingga jajanan ringan sebagai selingan sore sebelum makan yang lebih berat. Tidak jauh dari tempat duduknya, Ayahnya sedang asik mengisi wadah untuk minum burung peliharaannya sebelum diletakkan kembali ditempat yang lebih tinggi."Kenapa bukan mang Dadang saja yang mengerjakan semua itu, Yah," ucap Arvan mengomentari apa yang baru saja dilakukan ayahnya.Cahyadi yang sedang mencuci tangannya hanya menggeleng kepalanya."kamu ini tidak mengerti. Ketika kita memelihara sesuatu, itu berarti kita harus menjaganya dengan sepenuh hati. Memperhatikan apakah mereka sehat, ruma

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-08
  • Cinta Setengah Hati   TIGA PULUH ENAM

    Amanda nampak menahan air matanya sambil memegang ponselnya. Dia sedang menelpon seseorang. Beberapa kali dia mencoba menarik nafas panjang agar airmata yang sudah membendung tidak jatuh di pipinya.“tante aku mohon pada tante, janganlah bersikap terlalu keras kepadaku dan mama," ucap Amanda dengan mata berkaca-kaca.“Kamu sih engga ada disini untuk ikut merasakan penderitaan tante. Tante dan keluarga tante harus menerima cibiran warga karena mama gila kamu," ucap Tante Ana dengan suara emosi.“Aku sedang berusaha untuk mencari biaya pengobatan untuk mama, tante, aku juga berusaha rutin memberikan uang bulanan," ucap Amanda dengan suara serak.“Uang?! Uang bulanan yang tidak seberapa itu? jumlah itu bahkan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga tante, dan karena orang- orang menganggap tante punya keluarga gila,, tante jadi dikucilkan," ucap Tante Ana dengan nada tinggi.“aku mohon tante mengertilah keadaanku," mohon Amanda."Kurang apalagi pengertian tante Amanda, seandainya t

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-09
  • Cinta Setengah Hati   TIGA PULUH TUJUH

    Siska sedang melakukan perawatan untuk kukunya di meja kerjanya. Tidak banyak pekerjaan yang harus dia lakukan. Arvan hanya meminta agar dia tidak diganggu. Saat ini, Arvan sedang melakukan pertemuan via online dengan kolega perusahaan dan memintanya untuk tidak membiarkan siapapun mengganggunya sampai pertemuan itu selesai. Pertemuan penting mengenai pendistribusian barang di beberapa cabang khususnya di luar kota yang sempat mengalami penundaan jadwal kirim dan permasalahan produk expired.Karena Arvan sedang sibuk, Siska merasa bisa mempercantik penampilannya sebentar sambil menunggu rapat Arvan selesai Rapat. Mungkin setelah itu dia bisa mengajak bossnya untuk makan siang bersama. Sudah lama mereka tidak keluar berdua tanpa harus memikirkan urusan pekerjaan."Arvan ada di dalam?" Tanya Amanda tanpa basa-basi saat Siska sedang asyik meniup kuku-kukunya yang sudah dipoles ketika Amanda muncul di depannya dengan penampilan yang sangat sederhana. Siska hampir tidak mengenali Amanda de

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-10
  • Cinta Setengah Hati   TIGA PULUH DELAPAN

    "Jadi semuanya masih karena uang," ucap Arvan setelah cukup lama terdiam. “Tiga tahun lalu, aku juga mengkhianatimu karena uang, semestinya kamu tidak harus terkejut ketika aku kembali juga karena uang,” ucap Amanda lantang walaupun sedetik kemudian dia kembali membenamkan wajahnya menatap lantai ruang kerja Arvan. sejak Amanda mengutarakan maksud kedatangannya, wajah Arvan seketika berubah dingin. beberapa kali Arvan mengeratkan rahangnya karena marah. “baiklah,, 500 juta," ucap Arvan enteng tanpa ekspresi. Amanda memandangnya tidak percaya. Apa itu artinya Arvan akan memberikan uang itu padanya. ‘Semudah itu?’ batin Amanda. "500 juta bukan masalah, tapi aku ingin memastikan apakah kamu masih gadis polos yang menjaga kesuciannya hanya untuk takdir hidupnya?” Tanya Arvan memastikan sambil menatap Amanda dari ujung rambut sampai ujung kaki. Mendengar ucapan Arvan ingin rasanya Amanda mencolok mata Arvan dan segera kabur dari sana. Tapi dia sudah terlanjur mengungkapkan tujuannya da

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-11

Bab terbaru

  • Cinta Setengah Hati   SERATUS TUJUH PULUH DUA (EPILOG PART II)

    Keesokkan harinya,"Baiklah, ada dua tim yang akan mempresentasikan konsep 'taman impian" untuk kami, kami persilahkan kepada Bapak Arvan dan tim untuk melakukan presentasi," ucap Moderator mempersilahkan Arvan dan timnya maju.Arvan yang mengenakan jas berwarna biru gelap maju dengan penuh percaya diri. Dia sangat yakin akan memenangkan projek ini."Baiklah konsep taman impian kami adalah taman yang ramah bagi semua kalangan. Dengan harapan, taman ini akan menjadi tempat berkumpul keluarga baik anak, ibu, ayah bahkan kakek dan nenek mereka," arvan menjelaskan presentasinya dan audiensi mendengarkan."Karena itu kami berencana menciptakan sebuah lahan hijau yang cukup luas dan disekitarnya terdapat rute untuk pejalan kaki dan pesepeda. Setiap jarak tiga sampai empat meter akan disediakan kursi untuk beristirahat. Selain itu juga akan ada batu refleksi bagi pejalan kaki," arvan masih menjelaskan dan audiens masih memperhatikan."Lalu di sisi selatan akan dibangun sarana gym sederhana, b

  • Cinta Setengah Hati   SERATUS TUJUH PULUH SATU (EPILOG PART I)

    Lima Tahun yang lalu“sabar,, sebentar lagi juga aku sampai, sayang,” ucap Amanda pada seseorang di seberang. dia sedang telponan dengan Arvan. Amanda sedikit berlari hingga tanpa sengaja dia menabrak seseorang yang baru keluar dari dalam taksi sambil membawa sebuah maket yang terbuat dari kertas. Mereka bertabrakan dan maket yang sudah disusun di atas sebuah benda bidang menyerupai miniatur sebuah tempat menjadi hancur berantakan."Yah.. Tuhan.. maafkan aku," ucap Amanda kaget.Amanda secara refleks memutus panggilannya dengan Arvan dan di layar handphonenya menampilkan gambar dirinya dan Arvan dalam pose konyol. Dengan segera Amanda membantu mengumpulkan maket yang berserakan di trotoar.Sedangkan pria yang membawa miniatur untuk bahan presentasinya itu hanya bisa menjambak rambutnya. Hancur sudah hasil lemburnya selama dua hari. Ternyata pria itu adalah Harris namun dengan tampilan yang sedikit berantakan."Aku sungguh minta maaf," ucap Amanda penuh penyesalan. "Yah.. tidak masal

  • Cinta Setengah Hati   SERATUS TUJUH PULUH

    Beberapa bulan kemudian,Arvan melajukan mobilnya melintasi padatnya jalanan ibu kota. Disebelahnya Amanda duduk dengan penuh senyuman sambil mengelus perutnya yang sudah mulai membesar. Perut dan tubuh Amanda terlihat semakin berisi semenjak hamil. Kandungan Amanda sudah menginjak usia delapan bulan dan sedang senang dengan pergerakan bayi di dalam perutnya. Amanda sempat mengeluh akan beratnya tapi Arvan malah memarahinya. Baginya Amanda semakin cantik dan seksi dengan tubuhnya sekarang.Arvan tersenyum sambil mengingat saat pertama kali Amanda merasakan gerakan di perutnya. Saat itu Arvan sedang tidur pulas. Amanda yang terbangun karena kaget langsung membangunkan Arvan dan mengatakan apa yang dirasakannya. Karena terlalu bahagia dan penasaran selama hampir dua jam Arvan menunggu pergerakan bayinya lagi dan menghalangi Amanda untuk tidur namun bayi didalam perut Amanda tidak mau bergerak. Amanda bahkan sedikit kesal karena tidak bisa tidur dengan nyenyak.Keesokkan harinya karena r

  • Cinta Setengah Hati   SERATUS ENAM PULUH SEMBILAN

    "Arvan Sialan,, pria brengsek,," teriakan Siska membuat langkah Arvan terhenti. Arvan membalikkan badannya mendapati Siska yang sedang dikawal beberapa orang pria dengan tangannya mengarah ke depan dan ditutupi sebuah jaket. Arvan menduga tangan Siska tengah di borgol. Entah apa yang dia lakukan sehingga polisi memasangkan borgol padanya. Arvan tidak menyangka akan melihat Siska setelah dengan sengaja Arvan menjauhi Siska. Beberapa kali Siska sempat menghubunginya setelah kejadian itu, tapi Arvan yang saat itu sedang fokus pada kesembuhan Amanda tidak menggubrisnya sedikitpun. Lagipula keputusan Arvan sudah final untuk membuat Siska jera dengan melaporkannya ke polisi. "Arvan,, bajingan,, dia yang seharusnya ditangkap pak polisi.. bukan aku. aku ini korbannya," teriak Siska meminta agar polisi menahan Arvan bukan dirinya. Arvan berusaha tidak mengubris perkataan Siska. "Pak polisi, pria itu penjahat kelamin. Dia menjerat wanita untuk menjadi budak seksnya. Dia meniduri wanita yang

  • Cinta Setengah Hati   SERATUS ENAM PULUH DELAPAN

    Arvan menepati perkataannya. Setelah Amanda dinyatakan sehat dan boleh pulang, Arvan segera menghubungi pengacaranya. Menjelaskan secara detail kronologi kejadian di rumah Siska. Dia juga membeberkan alasannya hingga dia pergi ke rumah Siska dengan penuh amarah. Arvan membeberkannya dengan sangat detail. Tidak lupa juga dia menanyakan pada pengacaranya mengenai kemungkinan pengajuan perkara ke pengadilan dan seberapa besar kemungkinan dirinya akan menang dalam sidang. Pengacaranya mengatakan bahwa perkara tersebut dapat terkategori penguntitan hingga pembunuhan berencana dengan masa hukuman yang tidak sebentar. Mendengar hal itu Arvan merasa sedikit lega. Arvan sebenarnya enggan berurusan dengan polisi dan persidangan. Karena dia menyadari, akan butuh waktu beberapa bulan menjalani berbagai sidang sebelum akhirnya status tersangka bisa diberikan kepada Siska. Bila bukan karena masalah yang terjadi sudah mengancam keselamatan keluarga kecilnya, Arvan mungkin akan melupakannya. Namun k

  • Cinta Setengah Hati   SERATUS ENAM PULUH TUJUH

    "Permisi.. ibu Amanda?" Seorang perawat masuk membuat Amanda menghapus air matanya."Iya benar," ucap Arvan"Dokter akan melakukan pemeriksaan Bu," ucap perawat itu diikuti seorang dokter wanita yang menggunakan snelli dan stetoskop di lehernya ikut masuk bersamanya.Arvan melepas pelukannya dan duduk disamping istrinya.Pemeriksaan segera dilakukan. Perawat membantu memeriksa tekanan darah sedangkan dokter memberikan beberapa pertanyaan sambil memperhatikan lembaran berisi anamnesa. Tidak beberapa lama, perawat mengeluarkan sebuah alat dengan layar kecil dan benda pipih yang terhubung dengan kabel.Arvan memperhatikan dengan seksama saat perawat meletakkan gel pada benda pipih tersebut dan memberikannya kepada dokter wanita itu.“Bisa diangkat sedikit pakaiannya bu, kita akan melakukan pemeriksaan sebentar,” ucap dokter itu ramah.Dengan patuh Amanda mengangkat pakaiannya dan menampilkan kulit putih dari perut Amanda yang sedikit membuncit. Dokter meletakkan benda pipih itu dan mulai

  • Cinta Setengah Hati   SERATUS ENAM PULUH ENAM

    Arvan sedang duduk termenung dengan kondisi yang sangat kacau. Rambutnya terlihat berantakan. Lengan bajunya dilumuri darah. Dia berada di sebuah tempat yang ramai dengan orang berlalu lalang. beberapa mengenakan baju putih khas rumah sakit. Dia memang sedang berada di unit Gawat Darurat sebuah rumah sakit. Arvan hanya bisa menerawang seakan pikirannya tersedot mundur beberapa jam yang lalu. Pikirannya seolah memutar dengan cepat kejadian yang terjadi di apartemen Siska beberapa jam yang lalu. Arvan dihinggapi perasaan bersalah. Dia tidak akan bisa memaafkan dirinya bila sesuatu hal buruk terjadi. Arvan hanya menatap kosong pada sebuah pintu. Teriakan dan isak tangis dari beberapa orang yang melewatinya sama sekali tidak menyadarkannya. Arvan seolah terhisap dalam pikirannya sendiri."Kerabat ibu Amanda," ucap seseorang menyebut nama Amanda.Saat itu juga Arvan seolah tersadar dan segera menghampiri sumber suara.“Bagaimana kondisi istri saya?” Tanya Arvan cepat."Bapak bisa ke loket

  • Cinta Setengah Hati   SERATUS ENAM PULUH LIMA

    Siska sedang melakukan perawatan pada kuku kukunya. Hanya perawatan sederhana sebelum dia mengatur jadwal untuk melakukan treatment di salon kecantikan favoritnya. Dia hanya diam di apartemennya dengan menggunakan hot pants dan baju kaos longgar yang membuat salah satu pundaknya terlihat. Setelah hubungannya dengan Arvan berakhir, weekendnya menjadi membosankan. Dia benar-benar memanfaatkan weekend untuk beristirahat dan memanjakan tubuhnya karena selama weekday dia sungguh sangat sibuk.Bos barunya adalah seorang pria tua yang menyebalkan. Semua pekerjaan dilimpahkan pada dirinya. Dia hanya duduk santai. Sesekali memberikan tanda tangan bila diperlukan tapi pengecekan dan evaluasi laporan semua diserahkan pada Siska. Dia sampai seringkali telat makan siang karena pekerjaan yang menumpuk. Sangat bertolak belakang dengan Arvan yang tampan dan berotot juga berotak. Siska merindukan tangan kekar Arvan ketika memeluknya.Siska merasa hidupnya sungguh menyebalkan karena bila bersama Arvan

  • Cinta Setengah Hati   SERATUS ENAM PULUH EMPAT

    “Hari ini kita akan pulang, Berjanjilah untuk lebih berhati-hati mulai sekarang,” ucap Arvan saat mengemasi barang-barang Amanda di rumah sakit. Amanda memonyongkan bibirnya tidak terima disalahkan Arvan. Kemarin dia berkali-kali mengatakan tidak ingin dirawat, tapi Arvan bersikeras. Ternyata dia benar, Dokter mengatakan tidak ada masalah. Dirinya dan kandungannya baik-baik saja.“Aku sudah bilang baik-baik saja, Mas Arvan saja yang tidak percaya,” bela Amanda. Karena sejujurnya berada dirumah sakit juga membuatnya merasa sangat suntuk.“Kamu kemarin jatuh, dan itu berbahaya. tentu aku harus memastikannya dengan pemeriksaan dokter,” ucap Arvan tidak mau kalah.“Iya baiklah.. Aku akan berhati-hati mulai sekarang,” jawab Amanda akhirnya. tidak ingin memulai perkelahian di antara mereka hanya karena masalah kecil.Mereka lalu keluar dari kamar rawat inap setelah memastikan tidak ada barang yang tertinggal. Dua kali berada dalam klinik perawatan dalam satu minggu membuat Amanda berdoa da

DMCA.com Protection Status