Share

Bab 52. Panorama Senja Pantai Padang

Kintani mengajak Ridwan duduk di salah satu deretan kursi-kursi yang berhadapan langsung dengan pantai Padang, di depan mereka juga tersedia berbagai macam minum botol di atas meja, akan tetapi karena Ridwan meminta pada pelayan cafe es kelapa muda, Kintani juga ikut memesan hal yang sama.

“Di sinilah aku sering duduk bareng teman-teman jika pergi ke pantai ini,” Kintani mengawali percakapan mereka di tepi pantai itu.

“Kalau aku lebih seringnya duduk di tumpukan batu-batu itu, akan tetapi sore menjelang tibanya waktu magrib. Kalau sekarang terik matahari masih panas,” tutur Ridwan sambil menunjuk ke arah tumpukan batu-batu besar yang sengaja dibuat menjorok ke pantai.

“Emangnya seru ya duduk di tumpukan batu-batu itu?”

“Seru Kintani, apalagi melihat panorama saat matahari akan tenggelam.”

“Wah, aku juga mau melihat momen saat terbenamnya matahari itu Uda.”

“Tapi bisa-bisa nanti kamu kembali ke kosnya udah malam selepas magrib,” ujar Ridwan.

“Nggak apa-apa, Uda. Kita kan bisa sh
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status