Share

28. Saya Tukang Pijat, bukan Tukang Donat

"Tolong dinaikkan ya, Pak!" Zia berbalik badan. Gusti langsung menaikkan celana dalam yang sudah merosot sampai mata kaki. Wajah Gusti menghangat karena malu. Ia baru sadar, saat ini ia bukan bersama Rani, tapi Zia, walaupun keduanya nampak mirip, tapi Rani dan Zia dua orang yang sangat berbeda.

"Sudah, Pak?" tanya Zia.

"Sudah." Zia berbalik sambil bernapas lega melihat kain segita itu sudah terpasang dengan baik, walau bentuknya sedikit berbeda. Zia mencoba untuk profesional. Ia mengulurkan handuk besar pada Gusti. Tentu saja bagi pelanggan ruma terapi seperti Gusti, sudah tahu apa saja yang harus ia lakukan sebelum dipijat. Hanya saja otaknya tiba-tiba melemah saat menyadari terapisnya hari ini adalah istri mudanya yang belum pernah ia sentuh sama sekali.

"Bapak Gusti, apakah Bapak mau dipijat sambil berdiri?" tegur Zia lagi sambil menggelengkan kepala. Sekian menit berlalu, Gusti masih berdiri mematung sambil terus memperhatikan Zia.

"Tidak, saya berbaring," jawab Gusti canggun
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Sarigus yuliani
thor up thorrr
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status