Share

20. Tertangkap Basah

"Zia, lihat saya!" Tentu saja aku menggeleng. Aku tidak berani mengangkat wajah karena tompel waterproof yang pasti terlihat oleh Mas Gusti nantinya.

"Ayo!" Mas Gusti menarikku jauh dari makam Mbak Hanin. Kaki ini terserat-seret, hingga tersandung.

"Aduh!" Aku memekik karena batu besar beradu dengan mata kakiku. Mas Gusti berhenti menarik tanganku, lalu menatapku dengan sorot tajam.

Aku meringis sambil menutupi tompel dengan buku yasin.

"Pelan-pelan, Mas, kaki saya sakit," kataku. Mas Gusti semakin terbelalak.

"Suara kamu mirip pembantu Desta." Sekarang ganti aku yang melotot. Baru satu minggu bersuara sebagai Rani, aku sampai lupa suara Zia seperti apa. Benar-benar bodoh! Belum lagi baju yang aku pakai adalah baju yang pastinya dikenali oleh Mas Gusti. Pasti hal ini yang membuatnya terkejut dengan memanggilku Zia.

"Siapa? Pak Desta? Memangnya Pak Desta punya pembantu? Saya gak tahu. Udah, Mas, lepasin tangan saya. Saya mau pulang. Saya ke sini cuma ziarah aja. Bukan mau mengga
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status