Sabian berpikir sejenak kemana mereka akan pergi untuk berkencan, karena selama ini Sabian tidak pernah berkencan dengan seorang wanita manapun.
"Aku tidak pernah berkencan selama ini, ini baru pertama kalinya dalam hidupku, apa kamu punya rekomendasi tempat kencan yang bagus," ucap Sabian yang merasa malu.
"Kamu lucu sekali, cukup bersamamu aku sudah bahagia," ucap Kirana menggoda Sabian.
Sabian semakin malu mendengar godaan dari mulut manis Kirana, bagaimana bisa Sabian tergoda oleh Kirana selama ini tidak ada satupun perempuan yang mampu menggetarkan hatinya. Kirana wanita yang mampu membuatnya jatuh hati.
"Kirana jangan begitu itu membuatku merasa ingin memakanmu malam ini hingga tak tersisa," ucap Sabian sambil fokus menyetir.
"Kalau begitu bagaimana kalau kita menikmati secangkir kopi dan juga roti panggang yangezat saja," ucap Kirana memberikan sebuah ide.
Sabian me
Kirana menatap Sabian, sepertinya pertanyaan seperti sudah berkali-kali dia tanyakan, entah sudah yang keberapa."Tentu saja aku mencintaimu, untuk apa aku berjalan sampai sejauh ini kalau tidak punya rasa untukmu," ucap Kirana dengan tatapan wajah yang serius."Aku hanya merasa kamu masih memikirkan pria brengsek itu saat mengajakku ke kedai tempat biasa kamu nongkrong," ucap Sabian.Sabian memang terlalu peka, memang Kirana selalu menghabiskan waktunya bersama Han kala itu di kedai yang akan mereka kunjungi selain dengan Lusi tapi, itu masa lalu Kirana sudah pendam semua yang berhubungan dengan masa lalunya, ia tak akan pernah mengingat lagi orang-orang yang menyakiti hatinya, menimbulkan trauma yang mendalam bagi Kirana."Sabian kenapa kamu berpikir seperti itu, hari ini ceritanya sudah beda, aku memilikimu untuk apa memikirkan seorang pria brengsek yang hampir saja mencecikku demi wanita murahan,
Sabian menoleh ke seseorang yang menghampiri ke meja kencannya, Sabian sungguh tidak senang dengan kedatangan pengacau seperti ini."Apakah tuan muda Han ini seorang yang tidak bisa move on?" sabian senagja mengucapkan kalimat pedas untuk Han."Aku tidak ada urusan denganmu, untuk apa berbicara denganku?" Han membuat Sabian cemburu.Kirana memegang kepalanya, untuk apa suami kakaknya ini sengaja memprovokasi calon suaminya sungguh tidak ada kerjaan,"Sabian apakah kamu sudah kenyang, anak kita sudah menunggu di rumah jangan hiraukan orang yang tak penting, putra kita pasti sangat khawatir karena kita tidak kunjung pulang," Kirana mengedipkan mata kepada Sabian."Kau benar kesayanganku, kita sudah mempunyai keturunan yang selalu menunggu kita pulang kerja, pasti seseorang yang sudah menikah lama tapi tak kunjung punya momongan tidak akan pernah bisa merasakan bagaimana
Kirana menangis karena Sabian terluka karena melindunginya, darahnya mengalir deras sampai dia pingsan, Kirana meminta Sandra agar Han di hukum dengan berat, selain merencanakan pembunuhan dia juga pernah mencelakai Kirana berkali-kali."Kakak ipar, Sabian terluka karena aku," Kirana terus menangis."Tenanglah aku akan mengutus asistenku untuk mengurus hukuman untuk Han," ucap Sandra menenangkan Kirana."Kakak ipar tolong hukum dia dengan berat karena dia melakukan pembunuhan berencana, dia sudah membawa pisau sebelumnya," ucap Kirana yang sedih karena harus melihat Sabian tertusuk pisau.Krieeet, seorang Dokter keluar dari ruang UGD bersama seorang suster, dia memanggil keluarga korban yang sudah selesai di tangani."Dimana kelaurga korban," ucap Dokter yang kelaur dari ruang UGD."Saya kakak kandungnya Dok, bagaimana luka adik saya?" ucap Sandra.&nb
Nyonya Subroto menghampiri suaminya yang terlihat lemas di atas sofa dengan rambut acak-acakan dan juga raut wajah yang tidak biasa."Papa ada apa yang terjadi padamu, kenapa wajahmu menjadi kusut seperti itu?" Ucap nyonya Subroto mengambilkan air putih untuk di minum."Ini semua karena kamu selalu memanjakan anakmu, aku akan meenceraikanmu jika sampai perusahaan ku hancur," ucap tuan Sunrorto marah-marah.Tuan Subroto marah besar kepada istrinya, dia berpikir bahwa suaminya tidak tahu istrinya mendukung Han untuk merebut Kirana dari tangan Sabian dan juga masuk ke keluarga Handoko untuk menarik hati tuan Handoko tanpa berunding dulu dengan kepala keluarga.Sekarang nasi sudah menjadi bubur Han berani karena di dukung oleh mamanya, sehingga Ham nekat mencelakai Sabian semua bukti dan saksi mata sudah jelas mengarah pada Han.Plakk! Tuan Subroto menampar istrinya selama ini beliau sudah cukup d
Sabian belum bisa memberi jawaban pasti pada Kirana, ia masih sibuk bermain dengan putra kesayangannya lagipula kondisi tubuhnya sedang tidak dalam kondisi prima, tidak seperti masa lampau jika ada masalah dia tak segan untuk mengambil tindakan.Saat ini Sabian memilih untuk berpikir secara matang karena sudah ada putra yang harus dia lindungi dan wanita pujaan hatinya."Aku akan berunding dulu pada Sandra dan ayah, tenang saja Kirana semuanya pasti beres," ucap Sabian sambil mengelus rambut Kirana."Baiklah kalau begitu, istirahatlah karena kondisi tubuhmu masih belum stabil, Bima bisa menemanimu tidur di ranjang ini, sementara aku tidur di sofa," ucap Kirana sambil menyiapkan selimut untuk tidur.Kirana membiarkan Sabian untuk istirahat bersama sang buah hati, sementara Kirana menyiapkan makanan untuk makan siang Bima, ia memesan makanan online sebelum ikut istirahat.Tak lama kemudian suster datang untuk
Tuan Alexander menitikkan air mata mengingat mendiang sang istri yang telah menghadap Tuhan lebih dulu daripada dia, beliau memilih setia dan tidak menikah lagi karena masih ada dua orang putra yang harus di besarkannya buah cintanya bersama sang istri yang dicintainya."Ayah maafkan aku, aku lihat ketika kami ada masalah ayah selalu teringat mendiang mama, maafkan anak yang belum bisa membahagiakan ayah sampai saat ini," Sabian berlutut kepada ayahnya meminta ampunan."Berdirilah anakku, kamu sudah banyak membanggakan ayah, mungkin mamamu di surga juga tersenyum melihta kamu berhasil menciptakan bisnismu sendiri," tuan Alexander memeluk putranya.Sabian mengucapkan terima kasih kepada sang ayah karena selama ini selalu menyemangati Sabian, selalu ada di saat Sabian rapuh lemah tak berdaya, di balik semangatnya mendirikan perusahaan adalah sang ayah yang tak kenal lelah membiayai semua kebutuhan dan studinya sampai luar negeri."Terima kas
Nyonya subroto mengatakan beliau telah siap untuk bertemu dengan keluarga Alexander, dan telah bersiap dengan apa yang akan terjadi, ia berdoa supaya kedepannya kelaarga subroto akan di berikan keberkahan dalam mengumpulkan rejeki, setelah mendapatkan masalah yang di lakukan sendiri semoga Han semakin dewasa dan bijak dalam memilih tidakan yang akan dia lakukan.“Aku telah siap suamiku, bahkan dengan apa yang akan terjadi, jika seandainya keluarga Alexander akan menuntut lebih atas apa yang di perbuat oleh putra kita,” ucap nyonya subroto.Nyonya subroto mengatakan beliau telah siap untuk bertemu dengan keluarga Alexander, dan telah bersiap dengan apa yang akan terjadi, ia berdoa supaya kedepannya kelaarga subroto akan di berikan keberkahan dalam mengumpulkan rejeki, setelah mendapatkan masalah yang di lakukan sendiri semoga Han semakin dewasa dan bijak dalam memilih tidakan yang akan dia lakukan.“Aku telah siap sua
Tuan subroto menandatangi surat perjanjian yang audah di sepakati antara Alex Farm Corp dan subroto grup, sempga kedepannya kerjasama perusahan mereka akan mencapai keuntungan yang besar."Saya mengucapkan terima kasih kepada tuan Alexander pada khusunya karena tidak menuntut banyak atas perilaku tak menyenangkan putra saya," ucap tuan Subroto."Tuan Subroto, semua orang perbah melakukan kesalahan, tergantung bagaimana kita menyikapinya, saya pribadi mengucapkan banyak terima kasih karena anda tidak meminta kebebasan untuk putta anda yang jelas-jelas bersalah," ucap tuan Alexander.Tuan subroto mengungkapkan jika itu benar permintaan yang di ajukan oleh pihaknya pastilah tidak akan di setujui oleh pihak keluarga Alexander, Han terbukti bersalah dari rekam cctv dan juga saksi mata yang ada di lokasi kejadian.Biarlah Han untuk sementara berada di tahanan bertanggung jawab atas kejahatan yang ia lakukan.&nbs