Nyonya Subroto menghampiri suaminya yang terlihat lemas di atas sofa dengan rambut acak-acakan dan juga raut wajah yang tidak biasa.
"Papa ada apa yang terjadi padamu, kenapa wajahmu menjadi kusut seperti itu?" Ucap nyonya Subroto mengambilkan air putih untuk di minum.
"Ini semua karena kamu selalu memanjakan anakmu, aku akan meenceraikanmu jika sampai perusahaan ku hancur," ucap tuan Sunrorto marah-marah.
Tuan Subroto marah besar kepada istrinya, dia berpikir bahwa suaminya tidak tahu istrinya mendukung Han untuk merebut Kirana dari tangan Sabian dan juga masuk ke keluarga Handoko untuk menarik hati tuan Handoko tanpa berunding dulu dengan kepala keluarga.
Sekarang nasi sudah menjadi bubur Han berani karena di dukung oleh mamanya, sehingga Ham nekat mencelakai Sabian semua bukti dan saksi mata sudah jelas mengarah pada Han.
Plakk! Tuan Subroto menampar istrinya selama ini beliau sudah cukup d
Sabian belum bisa memberi jawaban pasti pada Kirana, ia masih sibuk bermain dengan putra kesayangannya lagipula kondisi tubuhnya sedang tidak dalam kondisi prima, tidak seperti masa lampau jika ada masalah dia tak segan untuk mengambil tindakan.Saat ini Sabian memilih untuk berpikir secara matang karena sudah ada putra yang harus dia lindungi dan wanita pujaan hatinya."Aku akan berunding dulu pada Sandra dan ayah, tenang saja Kirana semuanya pasti beres," ucap Sabian sambil mengelus rambut Kirana."Baiklah kalau begitu, istirahatlah karena kondisi tubuhmu masih belum stabil, Bima bisa menemanimu tidur di ranjang ini, sementara aku tidur di sofa," ucap Kirana sambil menyiapkan selimut untuk tidur.Kirana membiarkan Sabian untuk istirahat bersama sang buah hati, sementara Kirana menyiapkan makanan untuk makan siang Bima, ia memesan makanan online sebelum ikut istirahat.Tak lama kemudian suster datang untuk
Tuan Alexander menitikkan air mata mengingat mendiang sang istri yang telah menghadap Tuhan lebih dulu daripada dia, beliau memilih setia dan tidak menikah lagi karena masih ada dua orang putra yang harus di besarkannya buah cintanya bersama sang istri yang dicintainya."Ayah maafkan aku, aku lihat ketika kami ada masalah ayah selalu teringat mendiang mama, maafkan anak yang belum bisa membahagiakan ayah sampai saat ini," Sabian berlutut kepada ayahnya meminta ampunan."Berdirilah anakku, kamu sudah banyak membanggakan ayah, mungkin mamamu di surga juga tersenyum melihta kamu berhasil menciptakan bisnismu sendiri," tuan Alexander memeluk putranya.Sabian mengucapkan terima kasih kepada sang ayah karena selama ini selalu menyemangati Sabian, selalu ada di saat Sabian rapuh lemah tak berdaya, di balik semangatnya mendirikan perusahaan adalah sang ayah yang tak kenal lelah membiayai semua kebutuhan dan studinya sampai luar negeri."Terima kas
Nyonya subroto mengatakan beliau telah siap untuk bertemu dengan keluarga Alexander, dan telah bersiap dengan apa yang akan terjadi, ia berdoa supaya kedepannya kelaarga subroto akan di berikan keberkahan dalam mengumpulkan rejeki, setelah mendapatkan masalah yang di lakukan sendiri semoga Han semakin dewasa dan bijak dalam memilih tidakan yang akan dia lakukan.“Aku telah siap suamiku, bahkan dengan apa yang akan terjadi, jika seandainya keluarga Alexander akan menuntut lebih atas apa yang di perbuat oleh putra kita,” ucap nyonya subroto.Nyonya subroto mengatakan beliau telah siap untuk bertemu dengan keluarga Alexander, dan telah bersiap dengan apa yang akan terjadi, ia berdoa supaya kedepannya kelaarga subroto akan di berikan keberkahan dalam mengumpulkan rejeki, setelah mendapatkan masalah yang di lakukan sendiri semoga Han semakin dewasa dan bijak dalam memilih tidakan yang akan dia lakukan.“Aku telah siap sua
Tuan subroto menandatangi surat perjanjian yang audah di sepakati antara Alex Farm Corp dan subroto grup, sempga kedepannya kerjasama perusahan mereka akan mencapai keuntungan yang besar."Saya mengucapkan terima kasih kepada tuan Alexander pada khusunya karena tidak menuntut banyak atas perilaku tak menyenangkan putra saya," ucap tuan Subroto."Tuan Subroto, semua orang perbah melakukan kesalahan, tergantung bagaimana kita menyikapinya, saya pribadi mengucapkan banyak terima kasih karena anda tidak meminta kebebasan untuk putta anda yang jelas-jelas bersalah," ucap tuan Alexander.Tuan subroto mengungkapkan jika itu benar permintaan yang di ajukan oleh pihaknya pastilah tidak akan di setujui oleh pihak keluarga Alexander, Han terbukti bersalah dari rekam cctv dan juga saksi mata yang ada di lokasi kejadian.Biarlah Han untuk sementara berada di tahanan bertanggung jawab atas kejahatan yang ia lakukan.&nbs
Pilihan yang tepat jika Tuan dan Nyonya Subroto mengiklaskan putranya di hukum, selama ini dia selalu bertindak seenaknya karena mempunyai orang tua yang bisa menjamin agar tidak di hukum, nyonya subroto pulang dengan keadaan tidak tega melihat anaknya di balik jeruji besi."Sudahlah semua sudah terjadi, jangan menangis lagi, ayo kita pulang yang penting kita masih bisa mengoperasikan perusahaan yang kita bangun dengan susah payah itu," ucap tuan subroto."Kamu benar suamiku, kita masih dapat bersyukur bisa mempertahankan perusahaan yang kita bangun mulai dari nol, ak harus iklas lahir batin memang harus ada pilihan, menyelamatkan banyak pencari nafkah, atau orang yang ita sayangi," ucap nyonya subroto..Nyonya subroto memilih untuk menyelamatkan perusahaannya, yang artinya menyelamatkan juga nasib banyak pemangku nafkah dalam perusahannya yang hanay bekerja mengandalkan penghasilan gaji dari perusahan subroto, jika dia
Melihat ponakan kecipnya datang, sandra menghentikan pekerjaannya dan memangku ponakan tampan itu, betapa semangatnya Sandra melihat ponakan kecil yang terlihat seperti adik semata wayangnya yaitu Sabian."Ada sabian kecil di sini, em aku jadi teringat masa kecilku bersamanya, kemarilah fotocopy sabian, Sandra memangju Bima yang menjadi kesayangannya."Paman jangan panggil aku sabian kecil karena aku adalah Bima lebih tampan dari Sabian kecil yang kamu sayangi itu," Bima menggerutu kecil.Sandra mempersilahlan keluarganya duduk di kursi tamu ruang presdurnya yang nyaman itu, ia meminta office boy utuk menyediakan teh dan camilan untuk menemani mengobrol keluarganya."Loh mba kirana yang dulu bekerja disini, aku dengar mba keluar karena menikah?" Ucap office boy yang menyediakan teh di meja."Terima kasih telah ingat aku, suamiku ada di sebelahku," kirana menunjuk Sabian yang dudu
Sabian mengingat kembali apa yang ada di dalam kamarnya, kenapa ada buku yang bertajuk tentang memanjakan wanuta di dalam kamarnya dan itu di temukan oleh sang anak, betapa malunya sabian di ruang kerja sandra hari ini."Sepertinya aku kelupaan sesuatu, untuk apa buku tak berguna itu berada di kamarku?" Sabian mengernyitkan dahinya."Lebih baik kami jujur buat apa buku itu kamu simpan?" Kirana melihat ke arah Sabian yang masih bingung.Sabian teringat sesuatu hari itu, saat Kirana sedang melakukam tes DNA di rumah sakit milik keluarga manopo, dia mengobrol dengan Dokter Jay, bahkan dia yang memberikan bacaan novel online tentang seorang ceo kaya yang memanjakan wanitanya."Itu aku lupa kenapa ada buku macam itu di kamarku, yang jelas bukan milikku," jawab sabian yang tak mau mengaku.“Jadi kamu mau mengaku atau aku yang akan cari tahu sendiri?” ucap Kirana sambil melirik kekasih hatinya itu.Sabian masih terdiam mengumpat dal
Tuan Alexander mengatakan itu adalah hal yang sangat berbeda bagaimana tidak, dua orang saling mencintai menyatukan raga dan perasaan untuk menghasilan pengikat hidup yaitu buah hati."Itu sangat berbeda Sabian, karena aku dan ibumu saling mencintai dan juga penyatuan tubuh kami menghasilan buah hati dari cinta yang bersemi di hati," tuan Alexander mengenang istrinya."Ayah maafkan pertanyaanku yang lancang ini, apakah pernah terlintas untuk menikah lagi saat ibu tidak ada?" Sandra bertanya pada ayahnya.Tuan alexander mengeglengkan kepalanya, beliau sama sekali tidak ingin menikah lagi karena yakin suatu saat nanti akan bertemu kembalj di kehidupan yang akan datang."Tidak, sama sskali aku tidak terpikir untuk menikah lagi karena hati ku sudah terkunci, aku mencintai ibumu dan kami akan bertemu kembali di kehidupan tang akan datang," tuan Alexander berkata dengan mantap dari dalam hati."Ayah