Nyonya subroto mengatakan beliau telah siap untuk bertemu dengan keluarga Alexander, dan telah bersiap dengan apa yang akan terjadi, ia berdoa supaya kedepannya kelaarga subroto akan di berikan keberkahan dalam mengumpulkan rejeki, setelah mendapatkan masalah yang di lakukan sendiri semoga Han semakin dewasa dan bijak dalam memilih tidakan yang akan dia lakukan.
“Aku telah siap suamiku, bahkan dengan apa yang akan terjadi, jika seandainya keluarga Alexander akan menuntut lebih atas apa yang di perbuat oleh putra kita,” ucap nyonya subroto.
Nyonya subroto mengatakan beliau telah siap untuk bertemu dengan keluarga Alexander, dan telah bersiap dengan apa yang akan terjadi, ia berdoa supaya kedepannya kelaarga subroto akan di berikan keberkahan dalam mengumpulkan rejeki, setelah mendapatkan masalah yang di lakukan sendiri semoga Han semakin dewasa dan bijak dalam memilih tidakan yang akan dia lakukan.
“Aku telah siap sua
Tuan subroto menandatangi surat perjanjian yang audah di sepakati antara Alex Farm Corp dan subroto grup, sempga kedepannya kerjasama perusahan mereka akan mencapai keuntungan yang besar."Saya mengucapkan terima kasih kepada tuan Alexander pada khusunya karena tidak menuntut banyak atas perilaku tak menyenangkan putra saya," ucap tuan Subroto."Tuan Subroto, semua orang perbah melakukan kesalahan, tergantung bagaimana kita menyikapinya, saya pribadi mengucapkan banyak terima kasih karena anda tidak meminta kebebasan untuk putta anda yang jelas-jelas bersalah," ucap tuan Alexander.Tuan subroto mengungkapkan jika itu benar permintaan yang di ajukan oleh pihaknya pastilah tidak akan di setujui oleh pihak keluarga Alexander, Han terbukti bersalah dari rekam cctv dan juga saksi mata yang ada di lokasi kejadian.Biarlah Han untuk sementara berada di tahanan bertanggung jawab atas kejahatan yang ia lakukan.&nbs
Pilihan yang tepat jika Tuan dan Nyonya Subroto mengiklaskan putranya di hukum, selama ini dia selalu bertindak seenaknya karena mempunyai orang tua yang bisa menjamin agar tidak di hukum, nyonya subroto pulang dengan keadaan tidak tega melihat anaknya di balik jeruji besi."Sudahlah semua sudah terjadi, jangan menangis lagi, ayo kita pulang yang penting kita masih bisa mengoperasikan perusahaan yang kita bangun dengan susah payah itu," ucap tuan subroto."Kamu benar suamiku, kita masih dapat bersyukur bisa mempertahankan perusahaan yang kita bangun mulai dari nol, ak harus iklas lahir batin memang harus ada pilihan, menyelamatkan banyak pencari nafkah, atau orang yang ita sayangi," ucap nyonya subroto..Nyonya subroto memilih untuk menyelamatkan perusahaannya, yang artinya menyelamatkan juga nasib banyak pemangku nafkah dalam perusahannya yang hanay bekerja mengandalkan penghasilan gaji dari perusahan subroto, jika dia
Melihat ponakan kecipnya datang, sandra menghentikan pekerjaannya dan memangku ponakan tampan itu, betapa semangatnya Sandra melihat ponakan kecil yang terlihat seperti adik semata wayangnya yaitu Sabian."Ada sabian kecil di sini, em aku jadi teringat masa kecilku bersamanya, kemarilah fotocopy sabian, Sandra memangju Bima yang menjadi kesayangannya."Paman jangan panggil aku sabian kecil karena aku adalah Bima lebih tampan dari Sabian kecil yang kamu sayangi itu," Bima menggerutu kecil.Sandra mempersilahlan keluarganya duduk di kursi tamu ruang presdurnya yang nyaman itu, ia meminta office boy utuk menyediakan teh dan camilan untuk menemani mengobrol keluarganya."Loh mba kirana yang dulu bekerja disini, aku dengar mba keluar karena menikah?" Ucap office boy yang menyediakan teh di meja."Terima kasih telah ingat aku, suamiku ada di sebelahku," kirana menunjuk Sabian yang dudu
Sabian mengingat kembali apa yang ada di dalam kamarnya, kenapa ada buku yang bertajuk tentang memanjakan wanuta di dalam kamarnya dan itu di temukan oleh sang anak, betapa malunya sabian di ruang kerja sandra hari ini."Sepertinya aku kelupaan sesuatu, untuk apa buku tak berguna itu berada di kamarku?" Sabian mengernyitkan dahinya."Lebih baik kami jujur buat apa buku itu kamu simpan?" Kirana melihat ke arah Sabian yang masih bingung.Sabian teringat sesuatu hari itu, saat Kirana sedang melakukam tes DNA di rumah sakit milik keluarga manopo, dia mengobrol dengan Dokter Jay, bahkan dia yang memberikan bacaan novel online tentang seorang ceo kaya yang memanjakan wanitanya."Itu aku lupa kenapa ada buku macam itu di kamarku, yang jelas bukan milikku," jawab sabian yang tak mau mengaku.“Jadi kamu mau mengaku atau aku yang akan cari tahu sendiri?” ucap Kirana sambil melirik kekasih hatinya itu.Sabian masih terdiam mengumpat dal
Tuan Alexander mengatakan itu adalah hal yang sangat berbeda bagaimana tidak, dua orang saling mencintai menyatukan raga dan perasaan untuk menghasilan pengikat hidup yaitu buah hati."Itu sangat berbeda Sabian, karena aku dan ibumu saling mencintai dan juga penyatuan tubuh kami menghasilan buah hati dari cinta yang bersemi di hati," tuan Alexander mengenang istrinya."Ayah maafkan pertanyaanku yang lancang ini, apakah pernah terlintas untuk menikah lagi saat ibu tidak ada?" Sandra bertanya pada ayahnya.Tuan alexander mengeglengkan kepalanya, beliau sama sekali tidak ingin menikah lagi karena yakin suatu saat nanti akan bertemu kembalj di kehidupan yang akan datang."Tidak, sama sskali aku tidak terpikir untuk menikah lagi karena hati ku sudah terkunci, aku mencintai ibumu dan kami akan bertemu kembali di kehidupan tang akan datang," tuan Alexander berkata dengan mantap dari dalam hati."Ayah
Kirana tersenyum sambil memeluk putra kesayangannya, tentu saja sebentar lagi saat ayah dan mama mereka sudah sah menjadi suami istri maka mereka akan satu atap bersama selamanya."Tentu saja sayang doakan urusan Surat atau dokumen pernikahan mama Dan ayah segera selesai, agar Kita bersama selamanya," Kirana membelai lembut rambut kirana."Asyik Bima sudah tak sabar tinggal bersama ayah dan mama selamanya," Bima tampak girang sekali.Sabian memeluk buah hati serta wanita Yang di cintainya, membayangkan hidup bersama mereka berdua selamanya dalam bahtera rumah tangga Yang asli membuat sabian bahagia di hatinya."Sayangnya ayah doakan urusan mama Dan ayah segera selesai, maka Kita akan hidup bersama selamanya," Sabian menyayangi anaknya."Ayah Aku menanti Hari itu, dimana Kita hidup bersama dan tidak terpisahkan," Bima sangat riang membayangkan mempunyai orang tua utuh.&nbs
Tidak ada maksud untuk mengacuhkan anak manis seperti Bima ini, mana mungkin Kirana dan Sabian mampu berpaling sedikit saja dari anak kesayangan mereka."Putraku tercinta tidak ada yang mengacuhkanmu, ayah dan mama mana mungkin tega mengacuhkan anak manis sepertimu," Sabian mengelus kepala Bima."Ayah bergandengan dengan mama tapi aku tidak di gandeng," Bima melipat kedua tangannya di posisi depan tubuunya.Sabian tertawa melihat tingkah anaknya, anak kecil itu sungguh sekali mirip dirinya, dari mulai wajah saat ngambek maupun tutur katanya semuanya sangat mirip."Bima melihatmu ayah seperti melihat diri ayah dalam bentuk kecil," Sabian menatap wajah putranya."Tapi aku merasa Aku jauh Lebih tampan daripada ayah," ucap Bima sambil menjulurkan lidahnya.Sabian memeluk putra kecilnya yang bertingkah lucu itu, tidak ada hal yang bahagia kecuali bersama dengan putranya.Kring..Kring... ponsel tuan Alexander berdering
Kirana menatap Sabian dari sorot matanya mengatakan bahwa Kirana meminta persetujuan Sabian agar mengijinkan dia dan Bima menginap di rumah kakaknya."Kirana todak perlu menatapku seperti itu, menginaplah di runah kakekmu aku yakin pasti ada yang ingin kamu bicarakan secara pribadi dengan kakek atau bibi luna," Sabian menatap Kirana dengan tatapan kelembutan."Baiklah mungkin aku akan menginap beberapa hari, sampai ketemu saat acara lamaran nanti," Kirana melempar senyuman kepada Sabian.Bima juga mengucapkan salam perpisahan sesaat kepada ayahnya, Bima memeluk ayahnya dengan pelukan yang sangat erat berasa dia akan berpisah jarak dengan ayahnya sangat lama padahal hanya sebentatr saja sampai minggu depan dimana hari lamaran mama dan ayahnya terlaksana."Ayah, Bima pasti akan kangen sama ayah, jangan godain tante-tante genit ya yah," Bima merengek ke ayahnya."Bersikaplah patuh s
Bima menginginkan Terus bisa bersama Clarisa selamanya, ia tak mempedulikan apa yang dikatakan Clarisa dan terus malanjutkan napsunya melucuti semua pakaian Clarisa dan bercinta dengannya sampai puas.Bima sangat menyukai apa yang ia lakukan terlebih di dalam hatinya tak ingin kehilangan Clarisa."Bima kau membuatku sakit," ucap Clarisa lirih."Maafkan aku Clarisa, aku melakukan ini karena aku cemburu dengan siapa saja yang pernah bersamamu, saat ini dan selamanya kau adalah milikku," balas Bima.Mereka melakukan lagi kegiatan yang menyenangkan dimalam itu. Hingga menjelang pagi dan juga di hari-hari berikutnya mereka sering bertemu dan melakukan itu sepanjang hari. ENtah apa yang ada di pikiran keduanya hingga kejadian yang tak terduga pun terjadi."Clarisa kau sudah beberapa hari tidak masuk kerja kenapa?" tanya Kirana lewat sambungan telepon."Saya sedang sakit nyonya, tidak tahu ini kenapa badanku rasanya lemas sekali," jawab Clarisa.
Bima memasang raut wajah yang berbeda dari tadi. Sebenarnya ada apa ya kenapa sampai seperti itu. "Kau tanya padaku, seharusnya kau tidak usah tahu apa yang aku rasakan," jawab Bima. "Kau kenapa sayang, padahal tadi kau sangat tampan," ucap Clarisa. Bima semakin jengkel mendengar ucapan Clarisa berati tadi dia sangat jelek dimatanya. Mungkin pria yang permah ia ajak kesini lebih tampan darinya. Bima sangat kesal sekali. Perasaannya campur aduk. "Apakah aku lebih jelek dari para pria yang pernah kau ajak kesini, aku tidak mau makan di sini," ucap Bima merajuk. "Kau lapar dari tadi, kalau kamu sakit aku akan sedih, kau marah karena mendengar pemilik warung tenda ini ya?" tanya Clarisa. Clarisa mengatakan pria yang pernah datang ke sini bersamanya lebih sering adalah ayahnya saat belum terpengaruh oleh ibu tirinya. Selebihnya hanya Antoni yang sekarang berkhianat. Tiba-tiba ia teringat lelaki yang pernah ia ajak ke sini semuanya berkhiana
Bima melirik Stevan yang ada di sofa ujung sebelum menjawab pertanyaan kakeknya. Ia mengedipkan mata memberikan sebuah kode."Ah itu aku serahkan kepada Stevan saja. Biar dia mengajari adiknya bagaimana rasanya belajar ilmu bela diri, juga menjadi lelaki yang kuat," jawab Bima."Maksudmu apa Bima?!" gertak tuan Alexander marah.Bima menjabarkan maksudnya. Sean ini belum mengerti mana musuh mana kawan. Stevan sudah terlatih dan bisa di andalkan untuk mengajari adiknya sendiri."Kakek tenanglah, kita serahkan pada Stevan bagaimana dia akan mengajari adiknya," jawab Bima."Aku tak yakin kalau ia tega menghukum adiknya sendiri!" seru tuan Alexander.Bima menegaskan kalau Bima akan menemani Stevan untuk melatih Sean yang masih polos dan selalu bertindak gegabah."Tuan Alexander tenang saja orang yang salah memang harus di hukum bukan. Aku harus bertanggung jawab atas masalah ini!" tegas Stevan."Aku pegang janjimu anak muda," ucap t
Belinda mencibit punggung kakaknya yang ternyata meremehkannya. Belinda menagtakan akan mengikat tangan dan kaki Sean di bangku mungkin ia akan mengguyurnya menggunakan air hingga basah sebelum mengelurkan kata-kata kasar karena berani menyakiti kakaknya."Aku bisa saja mengguyurnya dengan air atau menimpuknya dengan beberapa penghapus papan tulis ke kepalanya agar dia tidak seenaknya bertindak," balas Belinda."Kau benar-benar adikku kalau begitu," sahut Bima.Bima memarkir motornya di garasi rumah mereka. Belinda memberi salam pada kakeknya yang berada di ruang keluarga dan menceritakan bahwa kakaknya habis di keroyok oleh geng motor saat pulang mengantarnya sekolah."Apa katamu, lalu kakakmu sekarang dimana?" tanya tuan Alexander panik dan kaget."Aku ada disini kakek, jangan dengarkan Belinda berbicara karena aku tidak apa-apa," jawab Bima.Tuan Alexander beridiri dari kursinya dan memutari tubuh Bima mengecek apakah ada yang lecet di tu
Bima melahap makananya lebih dulu sebelum menjawab pertanyaan dari Clarisa. Sepertinya gadis itu penasaran dengan apa yang terjadi."Aku tadi di hadang geng bermotor," jawab Bima singkat."Apa yang terjadi, apa kau bertemu musuh?" tanya Clarisa panik.Bima menarik Clarisa sampai ke pangkuannya ia mencecap bibirnya agar tidak terlalu banyak bicara. Saat sudah tenang ia baru menceritakan apa yang terjadi."Jadi seperti itu, lucu sekali anak SMA itu, bukannya sungkem dengan kakak calon pacar malah menghadangnya," ucap Clarisa terkekeh."Untung aku tidak menghajarnya tadi marena dia adiknya Stevan," balas Bima.Stevan adalah sahabat Bima tapi Clarisa belum begitu dekat dengan orang itu. Biarlah yang penting Clarisa akan mempertahankan Bima apapun yang terjadi."Masakan hari ini enak sekali," ucap Bima."Apa kau menyukainya. Kalau begitu aku akan lebih sering memasak untukmu," balas Clarisa.Bima menatap raut bahagia gadis it
Bima menghentikan motor dan belum membuka helmnya. Ia terkekeh melihat tingkah geng motor anak SMA didepannya."Yang mana bosmu, suruh maju ke depan!" seru Bima."Bedebah, sudah memakai motor butut kau berani membonceng gadis pujaan bos kami, kau pikir kamu pantas berhadapan dengan bos kami?" hardik salah satu anggota geng motor lainnya.Bima semakin terkekeh dengan anak muda yang mengedepankan emosi dari pada pikiran mereka. Motor butut ini jika dipakai untuk membeli keangkuhan mereka juga bisa."Anak muda jaman sekarang tidak mengerti motor antik ya?!" ledek Bima."Lepas helm kamu jika punya nyali!" hardik salah satu anggota geng motor itu.Bima menggelengkan kepalanya. Ia tak punya masalah dengan mereka untuk apa melepas Helm. Meladeni bocah sungguh membuat Bima merasa rendah ia menyalakan motornya dan menggeber gas dengan kencang membuat mereka tersulut emosi dan salah satu menyerangnya."Kurang ajar sekali apa kau tak mengerti si
Bima hanya berjanji untuk mengajaknya jalan-jalan. Mungkin hari minggu nanti Bima akan meminjam mobil untuk mengajak jalan-jalan adiknya."Dia ingin mempunyai kakak perempuan. Sepertinya dia sudah jatuh hati pada seseorang dan ingin jalan-jalan dengannya!" seru Bima."Jadi dia meminta ijinmu untuk mengajak Clarisa jalan-jalan?" tanya Kirana.Bima mengangguk tapi dia juga mengutarakan kekhawatirannya jika mereka hanya pergi berdua saja. Jadi hari minggu nanti dia akan mengawasi dua wanita itu jalan-jalan."Bagus kalau begitu ayah juga akan meminta orang untuk mengawasi mereka berdua," balas Sabian."Sekarang tidurlah, besik masih hari sabtu Belinda juga masih harus sekolah," pinta Kirana.Belinda senang mendengar jawaban kedua orang tuanya serta kakaknya. Ia segera lari ke kamarnya setelah mebgucapkan terima kasih ke ayah dan mamanya."Ayah terima kasih sudah percaya padaku!" seru Bima."Sudah seharusnya ayah percaya padamu Bima
Bima menatap ayahnya yang sedang fokus menyetir itu. Kemudian ia tertawa kecil sambil menepuk pundak Sabian ia berkata, "Seharusnya ayah tidak bilang cari istri yang bisa masak,"Sabian menggelengkan kepalanya kenapa bisa salah bicara apa maksud Bima yang sebenarnya. Perasaannya sudah benar karena memakan masakan yang di buat istri itu menyenangkan."Lalu apa yang kau ingin ayah katakan tentang memilih istri?" tanya Sabian."Cukup katakan cariah istri yang sefrekuesi, meneremi segala keadaan susah, senang, sedih, kaya atau miskin," jawab Bima.Bima menuturkan mungkin dahulunya sang mama juga tidak bisa memasak. Karena keadaan menuntutnya untuk bisa mengenyangkan perutnya sendiri maka ia harus bisa mengolah bahan makanan menjadi makanan yang lezat. perjalanan untuk bisa memasak juga tak muda karena jaman sekarang tidak seperti jaman dahulu kala."Ayah jangan telalu kolot wanita sekarang tidak seperti wanita jaman dulu, banyak media untuk berlatih me
Bima mengambil ponselnya dan melihat telepon masuk dari mana. Ternyata dari sang kekasih hati Clarisa Manggala. Bima yang awalnya kesal menjadi lunak hatinya karena mendapatkan telepon dari sang kekasih hati."Haloo kesayangan, apa kau merindukanku?" tanya Bima sambil tertawa."Jangan kegeeran siapa juga yang merindukanmu, tadi adikmu menelponku!" jawab Clarisa.Bima menanyakan ada apa gerangan sehingga Belinda menelpon kekasih hatinya. Baru saja Bima merencanakan jalan-jalan dengan mereka bertiga kenapa bisa Belinda membuat ulah seperti ini. Pikiran Bima sudah menari kemana-mana."Apa adikku membuat ulah padamu?" tanya Bima yang panik."Tidak ada, dia hanya mengabari kalau hari minggu ingin mengajakku jalan-jalan," balas Clarisa.Bima tersenyum kecut, ternyata anak kecil itu sudah tak sabaran mengajak calon kakak iparnya untuk jalan-jalan sendirian. Bima merasa cemburu karena adik kesayangannya ingin memiliki kakak perempuan daripada mempun