Share

Selalu Kamu yang Paling Indah di Mataku

“Hon.”

“Ya?”

“Nge-date yuk.”

“Ke mana?”

“Makan gultik di Blok M.”

Keduanya bertatapan selama satu menit untuk Padma meyakinkan dirinya mengenai apa yang baru saja diucapkan Badai.

“Beneran makan gultik Blok M?” tanya Padma lagi untuk memastikan.

“Beneran. Aku udah lama nggak makan itu.”

Padma menatap jam dinding di kamar mereka dan mendapati waktu sudah menunjukkan pukul setengah sebelas malam. “Sekarang? Nanti kamu masuk angin nggak pergi jam segini?”

“Hon, kita naik mobil, nggak naik sepeda.” Gemas, Badai menjawil hidung istrinya hingga perempuan itu mengaduh. “Nanti AC-nya dikecilin aja, pakai jaket.”

“Oke….” Akhirnya Padma benar-benar mengiakan ajakan Badai. “Aku takut kamu sakit lagi kalau keluar malam-malam.”

“Nggak kok. Nanti pulangnya kita anget-angetan aja biar aku nggak masuk angin, gimana?”

Ganti Padma yang mencubit kedua pipi suaminya agak lama, lalu beranjak dari ranjang untuk berganti pakaian. Badai mengikuti istrinya dan tersenyum lebar. Kencan malam-malam sambil mengit
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status