Share

Kita Beda Kasta

“Hai, Mantan.” Padma tersenyum santai sembari mengamati penampilan Galih dari atas hingga bawah dengan terang-terangan.

Siapa pun yang dipandangi seperti itu pasti akan risih—termasuk Galih. Lelaki itu berdeham, berusaha menyadarkan Padma kalau apa yang ia lakukan adalah sesuatu yang tidak sopan.

Padma hanya menaikkan satu alisnya dan kembali mengambil sepiring puding custard kesukaan Yuanita yang sedari tadi menarik perhatiannya.

"Mana istrimu?” tanya Badai dengan malas pada Galih. Kalau bukan karena hubungan pekerjaan, ia malas sekali melihat batang hidung Galih saat ini.

“Di rumah, lagi sakit.”

“Oh, langgeng juga kamu sama Mbak Irina,” komentar Padma dengan enteng. &ldqu

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status